Anda di halaman 1dari 2

KECAKAPAN SOSIAL (social skill)

A. Pengertian Kecakapan social (Social Skill)

Kecakapan social merupakan kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang
lain, baik secara verbal maupun non-verbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu,
dimana kecakapan ini merupakan prilaku yang dipelajari. Remaja dengan kecakapan social (social
skills) akan mampu mengungkapkan perasaan baik positif maupun negative dalam hubungan
interpersonal, tanpa harus melukai orang lain

Ada beberapa pengertian dari kecakapan social (social skills) menurut para ahli adalah sebagai
berikut :

1. Menurut Hargie, Saunders, dan Dickson (1998:54) kecakapan social (social skills) membawa
remaja untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setia perasaan atau permasalahan yang
dihadapi dan sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, sehingga mereka tidak mencari
pelarian ke hal – hal yang justru ddapat merugikan diri sendri maupun orang lain. Penddapat ini
sangat sesuai untuk dikembangkan pada sekolah jenjang SMA/SMK. Siswa SMA/SMK berada
pada masa remaja yang kebanyakan telah mengalami masa-masa transisi dan mencari jati diri.
Mereka memerlukan tempat yang cocok sekaligus cara yang tepat untuk mengungkapkan
perasaan dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.
2. Sementara itu Mu’tadin (2006:24) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan yang
harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja
akhir adalah memiliki kecakapan social (social skills) untuk dapat menyesuaikan dengan
kehidupan sehari-hari. Kecakapan social (social skills) baik secara langsung maupun tidak akan
membantu remaja untuk dapat menyesuaikan diri dengan standar harapan masyarakat dalam
norma-norma yang berlaku diskililingnya. Kecakapan social (social skills) tersebut memliputi
kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mengahargai diri sendri dan
orang lain , mendengarkan pendapat atau keluhan orang lain, memberi atau menerima feedback,
memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecakapan social (social skills) merupakan
kemampuan seseorang untuk berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang
dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, memiliki tanggung yang cukup tinggi dalam
segala hal, penuh ertimbangan sebelum melakukan sesuatu , mampu menolak dan menyatakan ketidak
setujuannya terhadap pengaruh-pengaruh negative dari lingkungan.

Kecakapan social (social skills) disebut juga kecakapan antar personal (inter-personal skill) yang
terdiri atas :

a. Kecakapan berkomunikasi
Yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menhampaikan pesan , tetapi berkomunikasi
dengan empati. Menurut depdikdas (2002) empati, sikap penuh pengertian, dan seni komunikasi dua
arah perlu dikembangkan dalam keterampilan berkomunikasi agar isi pesannya sampai dan disertai
kesan baik yang dapat menumbuhkan hubungan harmonis. Berkomunikasi dapat melalui lisan atau
tulisan. Untuk komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara lisan
perlu dikembangkan. Berkomunikasi lisan dengan empati berarti kecakapan memilih kata dan kalimat
yang mudah dimengerti oleh lawan bicara. Kecakapan ini sangat penting dan perlu ditumbuhkan
dalam pendidikan. Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yang sangat penting dan sudah
menjadi kebutuhan hidup. Kevakapan menuangkan gagasan melaui tulisan yang mudah dipahami
orang lain merupakan salah satu contoh dari kecakapan berkomunikasi tulisan.

b. Kecakapan Berkerjasama

Sebagai makhluk social, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu memerlukan dan
berkerja sma dengan manusia lain. Kecakapan berkerjasama bukan sekedar “bekerja sama” tetapi
kerja sama yang di sertai dengan saling pengertian, saling menghargai, dan saling membantu.
Kecakapan ini dapat dikembangkan dalam semua mata pelajaran, misalnya mengerjakan tugas
kelompok , karyawisata , maupun bentuk kegiatan lainnya.

DAFTAR PUSATAKA

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan hidup (life skill education). Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. (2002). Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning). Jakarta: Depdiknas.
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual teaching and learning. California: Corwin press, Inc.
Gillespie, H, Gillespie, R. (2007). Science for primary school teachers. New York: Open university press.
Guniati, Ni Nyoman. (2013). Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar PKn siswa. Artikel: Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Margaret Fracis. (2007). Life skill education. Diakses tanggal 28 Desember 2011 dari
http://changingminnds.org/articles/lifeskilleducation.htm.
Nurhadi. (2004). Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang, Universitas Negeri
Malang.
Marheni, AAIN. (2008). Pembelajaran berbasis asesmen otentik dalam rangka implementasi sekolah
kategori mandiri (SKM). Makalah. Disampaikan pada workshop guru di SMANegeri 1 Kediri tanggal 29
desember 2008, di Tabanan.
Ridwan. (2007). Skala pengukuran variabel-variabelpenelitiian. Bandung: Alfabeta .
Sabar Nurohman. (2007). “Peningkatan thingking skills melalui pembelajaran IPA berbasis
Kontruktivisme di sekolah dasar alam”. Tesis, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai