Anda di halaman 1dari 44

KECAKAPAN BERKERJASAMA

A. Pengertian Keterampilan Bekerjasama


 

 Keterampilan bekerjasama (cooperative skills) merupakan


salah satu keterampilan yang penting dimiliki oleh peserta
didik. Seperti yang dikemukakan oleh Anita Lie (2005: 28)
bahwa “Kerjasama merupakan hal yang sangat penting dan
diperlukan dalam kelangsungan hidup manusia”. Jika
dikaitkan dengan bimbingan di sekolah, maka pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa tanpa adanya kerjasama
siswa, maka proses pembentukan keterampilan
berhubungan sosial dengan teman sebaya dan lingkungan
sekolah lainnya tidak akan terbentuk.
Ada beberapa pengertian dari
kecakapan berkerjasama menurut para
ahli adalah sebagai berikut
Soerdjono Soekamto (2006:66)

 Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara


orang perorangan atau kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu”. Dari pendapat tersebut, maka dapat
dimaknai bahwa kerjasama merupakan suatu usaha
untuk mencapai tujuan tetentu dengan usaha
bersama.
Miftahul Huda (2011: 24-25)

 “Ketika siswa bekerjasama untuk menyelesaikan


suatu tugas kelompok, mereka memberikan
dorongan, anjuran, dan informasi pada teman
sekelompoknya yang membutuhkan bantuan”
Zainudin 

 kerjasama merupakan Kepedulian satu orang atau


satu pihak dengan orang atau pihak lain yang
tercermin dalam suatu kegiatan yang menguntungkan
semua pihak dengan prinsip saling percaya,
menghargai dan adanya norma yang mengatur,
makna kerjasama dalam hal ini adalah kerjasama
dalam konteks organisasi, yaitu kerja antar anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (seluruh
anggota).
Pamudji (1985:12-13)

 Kerjasama pada hakekatnya mengindikasikan adanya


dua pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis
untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Thomson dan Perry (2007:28)

 Kerjasama memiliki derajat yang berbeda, mulai dari


koordinasi dan kooperasi (cooperation) sampai pada
derajat yang lebih tinggi yaitu collaboration. “Para ahli
pada dasarnya menyetujui bahwa perbedaan terletak
pada kedalaman interaksi, integrasi, komitmen dan
kompleksitas dimana cooperation terletak pada
tingkatan yang paling rendah. Sedangkan
collaboration pada tingkatan yang paling tinggi”.
Rosen  (2007:32)

 “Secara teoritis, istilah kerjasama (cooperation) telah


lama dikenal dan dikonsepsikan sebagai suatu sumber
efisiensi dan kualitas pelayanan. Kerjasama telah
dikenal sebagai cara yang jitu untuk mengambil
manfaat dari ekonomi skala (economies of scales).
 
Tangkilisan (2005:86)

 dalam bukunya yang berjudul Manajemen Publik


Lingkungan ekstern maupun intern, yaitu semua
kekuatan yang timbul diluar batas-batas organisasi
dapat mempengaruhi keputusan serta tindakan di
dalam organisasi.
Dwight Waldo  (2007:41)

 menyatakan bahwa “In general, the more knowledge that is


necessary to run a contemporary society, and the more
specializationnthat is a consequence, then the more need of
and potential for horizontal rather than vertical cooperative
arrangements” yang intinya menjelaskan bahwa pada umumnya
suatu keadaan berimplikasi pada semakin banyaknya
kebutuhan, dan juga semakin berkembangnya potensi, untuk
tatanan kerjasama yang bersifat horizontal ketimbang
kerjasama yang bersifat vertikal. Kerjasama dapat dilakukan
dengan beberapa bentuk perjanjian dan pengaturan.
Bowo dan Andy (2007:50-51)

 “Pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai apabila


diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang
terlibat didalamnya (win-win). Apabila satu pihak
dirugikan dalam proses kerjasama, maka kerjasama
tidak lagi terpenuhi. Dalam upaya mencapai
keuntungan atau manfaat bersama dari kerjasama,
perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan
pemahaman sama terhadap tujuan bersama”.
Sargent  (1992:29)

 menyatakan bahwa kerjasama merupakan usaha


terkoordinasi di antara anggota kelompok atau
masyarakat yang diarahkan untuk mencapai tujuan
bersama. Lebih lanjut Santosa (1992: 29-30)
menyatakan bahwa kerjasama adalah suatu bentuk
interaksi sosial di mana tujuan anggota kelompok
yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota.
B. Tahapan-tahapan Keterampilan Bekerjasama

 Keterampilan bekerjasama memiliki beberapa tingkatan.


Keterampilan bekerjasama ini berfungsi untuk melancarkan
hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat
dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok
selama kegiatan.Keterampilan-keterampilan selama
bekerjasama menurut Lungdren (dalam Isjoni, 2014: 46-48)
dibagi menjadi tiga tingkat yaitu keterampilan kooperatif
tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir, seperti
dijelaskan berikut:
1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

 Menggunakan kesepakatan
Menggunakan kesepakatan dapat diartikan menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja
dalam kelompok.
 Menghargai kontribusi
Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain.
 Mengambil giliran dan berbagi tugas
Hal ini dapat diartikan bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau
tanggungjawab tertentu dalam kelompok.
 Berada dalam kelompok
Maksudnya adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
 Berada dalam tugas
Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat
diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.
 Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi dapat diartikan mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas
kelompok.
 Mengundang orang lain
Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.
 Menyelesaikan tugas dalam waktunya
Hal ini berarti setiap anggota wajib menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan.
 Menghormati perbedaan individu
Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras atau pengalaman dari semua
peserta didik.
2. Keterampilan tingkat menengah

 Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukan


penghargaan dan simpati, mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima,
mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat
ringkasan, menafsirkan, mengorganisir, dan
mengurangi ketegangan.
3. Keterampilan tingkat mahir

 Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi,


memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran,
menetapkan tujuan, dan berkompromi.
C. Manfaat Keterampilan Bekerjasama

 Kerjasama memiliki berbagai manfaat. Dengan


bekerjasama, siswa dapat mengembangkan berbagai
kemampuan yang mungkin belum diasah, juga untuk
memudahkan siswa dalam mencapai tujuan. Seperti
yang disebutkan Harmin (dalam Isjoni, 2014: 24)
adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan kesempatan berbicara di dalam kerja
kelompok

 Setiap siswa akan mendapatkan kesempatan


berbicara untuk mengeluarkan pendapatnya. Hal ini
akan melatih siswa untuk berani berbicara,
mengembangkan rasa percaya diri dan
mengembangkan kecerdasan verbalnya.
2. Inisiatif

 Keterampilan inisiatif juga perlu untuk dikembangkan


dalam diri siswa. Di dalam kelompok, siswa
diharapkan mampu mengembangkan sikap inisiatif
atau sikap tanggap dengan kegiatan di dalam
kelompok. Sikap inisiatif yang perlu dikembangkan
adalah siswa tanggap mencari jawaban dari
pertanyaan guru, siswa tanggap melengkapi
kekurangan dari kelompok, siswa tanggap jika
kelompoknya dipanggil oleh guru.
3. Menentukan pilihan

 Menentukan pilihan di dalam kerjasama, contohnya


menentukan pilihan ketua kelompok, menentukan
jawaban yang akan diberikan terhadap pertanyaan
guru dan menentukan untuk berpartisipasi aktif
terhadap kelompok.
4. Mengembangkan kebiasaan baik

 Kebiasaan baik yang dimaksudkan dalam kerjasama


seperti mengembangkan rasa tanggung jawab
terhadap kewajiban, melatih kemampuan akademik,
melatih kemampuan interaksi dengan teman,
mengembangkan rasa percaya diri serta
meningkatkan motivasi siswa.
D. Cara Meningkatkan Keterampilan Bekerjasama

 Keterampilan bekerjasama merupakan hal penting


yang harus dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik
yang mampu bekerjasama dengan baik akan lebih
mudah mendapatkan teman dengan demikian akan
lebih mudah untuk mencapai tujuan karena
mendapatkan banyak bantuan dari orang lain.
Ada 14 cara membangun kerjasama di lingkungan
sekolah menurut Michael Maginn, yaitu: (ditulis
oleh Akhmad Sudrajat, 24 Februari 2010)
14 cara membangun kerjasama tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan bersama dengan jelas

 Sebuah tim seperti kapal yang sedang berlayar di lautan.


Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak
akan menghasilkan apa-apa.
 Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh
tim, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk
bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi
dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain
mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian
seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk
mencapai tujuan bersama tersebut.
2. Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota

 Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam


tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap
suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di
lingkungan sekolah, tugas dari peserta didik, guru dan
warga sekolah lainnya berbeda-beda. Agar terbentuk
kerjasama yang baik, semua anggota sekolah
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah
ditentukan.
3. Sediakan waktu untuk menentukan cara kerjasama

 Meskipun setiap orang telah menyadari bahwa tujuan


hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun
bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu
adanya pedoman.
 Pedoman tersebut sebaiknya merupakan
kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman
dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai
konvensi.
4. Hindari masalah yang bisa diprediksi

 Hal ini dapat diartikan mengantisipasi masalah yang


bisa terjadi. Seorang pemimpin yang baik harus dapat
mengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi
masalah yang akan muncul, bukan sekedar
menyelesaikan masalah.
 Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat
mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi
tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih
berganti harus ditangani.
5. Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama

 Peraturan tim akan banyak membantu


mengendalikan tim dalam menyelesaikan
pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada
hal yang salah. Selain itu perlu juga ada konsensus tim
dalam mengerjakan satu pekerjaan.
6. Ajarkan rekan baru satu tim

 Jika ada anggota baru dalam satu tim, ada baiknya


agar anggota baru mengetahui bagaimana tim
beroperasi dan bagaimana perilaku antar anggota tim
berinteraksi. Hal yang dibutuhkan anggota tim adalah
gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-
nilai tim.
7. Selalu bekerjasama

 Caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain.


Tim seharusnya menciptakan lingkungan yang
terbuka dengan gagasan setiap anggota.
8. Wujudkan gagasan menjadi kenyataan

 Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas


tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di
sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu
usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat
untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu
mencari kesamaan pandangan.
9. Aturlah perbedaan secara aktif

 Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal


yang biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi.
 Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan
dan mengarahkannya sebagai kekuatan untuk
memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah
mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus
yang produktif.
10. Perangi virus konflik

 Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik


misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada
yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan.
Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak
meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jika
tidak segera ditangani.
11. Saling percaya

 Jika kepercayaan antar anggota hilang, sulit bagi tim


untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim
cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi
informasi, tidak terbuka dan saling curiga. Situasi ini
tidak baik bagi tim. Membiarkan situasi yang saling
tidak percaya antar-anggota tim dapat memicu
konflik.
12. Saling memberikan penghargaan

 Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika


pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan
anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat
dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan
besar seperti akhir semester, akhir ujian nasional, dan
lain-lain.
13. Evaluasilah tim secara teratur

 Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk


melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota
diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim,
evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
14. Jangan menyerah

 Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan


kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa
menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan
kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk
meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan
cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi
penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan
sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim
yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan
pendekatan baru terhadap masalah.
D. GOTONG ROYONG
a. Pengertian Gotong Royong

 Gotong royong merupakan salah satu aktivitas sosial


yang menjadi karakteristik masyarakat Indonesia.
Kegiatan gotong royong secara sederhana
mempunyai arti kerja sama secara suka rela antar
individu dan antar kelompok yang membentuk suatu
norma saling percaya untuk melakukan kerjasama
dalam menangani permasalahan yang menjadi
kepentingan bersama. Aktivitas kerjasama demikian
merupakan salah satu bentuk dari solidaritas sosial.
b. Karakteristik Gotong Royong

 Beberapa karakteristik yang dimungkinkan cukup merepresentasikan perilaku gotong-royong


dapat dinyatakan sebagai berikut.
 Sebagai sifat dasar bangsa Indonesia yang menjadi unggulan bangsa dan tidak dimiliki bangsa lain.
 Terdapat rasa kebersamaan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Sebagai bahan pertimbangan
bahwa nilai-nilai kebersamaan yang selama ini ada perlu senantiasa dijunjung tinggi dan
dilestarikan agar semakin lama tidak semakin memudar.
 Memiliki nilai yang luhur dalam kehidupan.
 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, karena di dalam kegiatan gotong-royong, setiap pekerjaan
dilakukan secara bersama-sama tanpa memandang kedudukan seseorang tetapi memandang
keterlibatan dalam suatu proses pekerjaan sampai sesuai dengan yang diharapkan.
 Mengandung arti saling membantu yang dilakukan demi kebahagiaan dan kerukunan hidup
bermasyarakat.
 Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan sifatnya sukarela tanpa mengharap
imbalan apapun dengan tujuan suatu pekerjaan atau kegiatan akan berjalan dengan mudah, lancar
dan ringan.
c. Manfaat Gotong Royong

 Pekerjaan selesai dengan cepat tanpa harus mengeluarkan biaya, dan jika berupa
pembangunan fisik gedung akan sangat menghemat anggaran, karena biaya untuk
tenaga kerja berkurang dengan adanya Gotong Royong.
 Tanpa terasa persaudaraan dan kebersamaan sesama warga semakin erat, yang
pejabat kenal dengan tetangga yang pekerja/buruh, yang pedagang kenal dengan
yang bekerja sebagai sopir, yang kaya kenal dengan yang miskin, begitu juga
sebaliknya.
 Keamanan lingkungan semakin terjamin, dengan rasa persaudaraan dan
kebersamaan serta saling kenal diantara warga tentunya jika ada pendatang baru
ataupun ada tamu asing yang mencurigakan tentu warga akan cepat mengetahuinya.
 Ketentraman dan kedamaian, akan diperoleh jika antar sesama warga saling peduli
dan saling membantu dengan sesama warga lainya.
 Gotong royong tidak mengenal perbedaan, sehingga ketika di laksanakan semua akan
terasa sama.
d. Azas Kegotong Royongan

 Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan


baik jasmani maupun rohani.
 Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam
kehidupan sesamanya.
 Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai,
mengasihidan tenggang rasa terhadap sesamanya.
 Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong
dalam mencapai kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
 Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu
kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan lancar.
e. Upaya Melestarikan Gotong Royong

 Saling ada rasa toleransi pada diri sendiri


 Membantu dengan ikhlas
 Saling menghargai
 Tidak sombong dan merasa dirinya hebat
 Ramah dan mau berbaur dengan lingkungan sekitar
 Bertanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai