Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.

1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)


ISSN: 2598-6317 (Cetak)

PENTINGNYA KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN

Elvri Teresia Simbolon


STAKPN Tarutung
Email: elvrisimbolon@yahoo.co.id

Abstrak. Manusia selain sebagai mahluk individu yang bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri tetapi juga sekaligus sebagai makluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri dan tidak bisa terlepas dari makluk sosial lainnya. Dan sebagai makluk
sosial . sebagai makluk individu setiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri
dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitas. Manusia sebagai makluk individu
memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai
dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Berbeda dengan manusia sebagai
makluk individu, manusia sebagai makluk sosial artinya manusia membutuhkan
orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi dan
berinteraksi.Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya keterampilan
sosial dimiliki oleh orang- orang yang proses pendidikan dan pembelajaran yaitu
guru dan siswa.Dalam pembelajaran di kelas seorang guru maupun perserta didik
membutuhkan keterampilan sosial. Disekolah sendiri dalam pembelajaran seorang
peserta didik diharapkan mempunyai keterampilan yang baik khususnya dalam hal
keterampilan bertanya, keterampilan dalam memperoleh informasi, keterampilan
menganalisis informasi,keterampilan menyajikan informasi. Keterampilan-
keterampilan seperti ini akan dimiliki seorang peserta didik jika mereka memiliki
keterampilan sosial yang baik. Dalam proses penulisan menggunakan metode study
literature. Yaitu dengan melakukan proses pencarian daftar bacaan , dengan
menggunakan media baca sebagai sumber data dan informasi.
Kata Kunci: Keterampilan Sosial, Pembelajaran

PENDAHULUAN memuat aspek-aspek keterampilan


Keterampilan sosial merupakan untuk hidup dan bekerjasama;
kemampuan untuk berinteraksi dengan keterampilan untuk mengontrol diri
orang lain dalam satu konteks sosial dan orang lain; keterampilanu ntuk
dengan suatu cara yang spesifik yang saling berinteraksi antara satu dengan
secara sosial dapat diterima atau dinilai yang lainnya; saling bertukar pikiran
dan menguntungkan orang lain. dan pengalaman sehingga tercipta
keterampilan sosial sebagai suasana yangmenyenangkan bagi
kemampuan yang kompleks untuk setiap anggota dari kelompok tersebut.
menunjukkan perilaku yang baik Keterampilan sosial itu memuat aspek-
dinilai secara positif atau negatif oleh aspek keterampilan untuk hidup dan
lingkungan, dan jika perilaku itu tidak bekerjasama; keterampilan untuk
baik akan diberikan punishment oleh mengontrol diri dan orang lain;
lingkungan. keterampilan sosial itu keterampilan untuk saling berinteraksi

40
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

antara satu dengan yang lainnya; saling pembelajaran kooperatif, kolaboratif


bertukar pikiran dan pengalaman maupun model simulasi dan bermain
sehingga tercipta suasana peran.Tujuan penelitian ini adalah:
yangmenyenangkan bagi setiap untuk mengetahui pentingnya
anggota dari kelompok tersebut. keterampilan sosial dalam
Keterampilan sosial adalah pembelajaran di sekolah.
sebuah alat yang terdiri dari
kemampuan berinteraksi, PEMBAHASAN
berkomunikasi secara verbal maupun Combs & Slaby (Gimpel dan
nonverbal. Kemampuan untuk dapat Merrel,1998), keterampilan sosial
menunjukkan perilaku yang baik, serta adalah kemampuan berinteraksi
kemampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain dalam konteks
dengan orang lain digunakan sosial dengan cara-cara yang khusus
seseorang untuk dapat berperilaku yang dapat diterima secara sosial
sesuai dengan apa yang diharapkan maupun nilai-nilai dan di saat yang
sosial. sama berguna bagi dirinya dan orang
Keterampilan sosial dalam lain.Menurut (Sjamsuddin dan
masyarakat dewasa ini dirasakan oleh Maryani, 2008:6), keterampilan sosial
pendidik (guru dan dosen) semakin adalah suatu kemampuan secara cakap
menipis. Rasa empati dan simpati yang tampak dalam tindakan, mampu
terhadap sesama sangat berkurang. Hal mencari, memilih dan mengelola
ini dapat dilihat dari cara informasi, mampu mempelajari hal-hal
berkomunikasi yang tidak baik yang baru yang dapat memecahkan masalah
dapat kita lihat dari cara berbicara sehari-hari, mampu memiliki
maupun cara bertanya/ cara keterampilan berkomunikasi baik lisan
memperoleh informasi yang tidak baik. maupun tulisan, memahami,
Banyak cara dan kesempatan menghargai, dan mampu bekerjasama
sebenarnya yang dapat dilakukan dengan orang lain yang majemuk,
pendidik untuk menanamkan kepada mampu mentransformasikan
siswa sehingga mereka mempunyai kemampuan akademik dan beradaptasi
keterampilan sosial yang baik. dengan perkembangan masyarakat
Keterampilan sosial banyak didapatkan global.
siswa melalui pembelajaran ilmu-ilmu Keterampilan sosial merupakan
sosial yang ada di sekolah dan melalui kemampuan untuk menciptakan
mata kuliah-mata kuliah keahlian hubungan sosial yang serasi dan
bermasyarakat di perguruan tinggi. memuaskan, penyesuaian terhadap
Peningkatan keterampilah sosial bagi lingkungan sosial dan memecahkan
peserta didik juga dapat dikembangan masalah sosial yang dihadapi serta
melalui model pembelajaran yang mampu mengembangkan aspirasi dan
memupuk kerja sama seperti model menampilkan diri, dengan ciri saling

41
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

menghargai, mandiri, mengetahui being sociallysensitive ; Learning self-


tujuan hidup, disiplin dan mampu control and self-direction; Sharing
membuat keputusan. Keterampilan ideas and experience with others. Jadi,
sosial dapat berupa keterampilan keterampilan sosial itumemuat aspek-
komunikasi, manajemen marah, solusi aspek keterampilan untuk hidupdan
konflik, situasi berteman dan menjadi bekerjasama; keterampilan
bersama dengan teman kerja (co- untukmengontrol diri dan orang lain;
worker) dan teman sekamar (Anwar, keterampilanuntuk saling berinteraksi
2006:30). Menurut Prabowo dan antara satu denganyang lainnya; saling
Faridah Nurmaliah (2013:202) bertukar pikiran danpengalaman
keterampilan sosial meliputi; sehingga tercipta suasana
keterampilan berkomunikasi dan yangmenyenangkan bagi setiap
bekerjasama. Kecakapan anggota darikelompok tersebut.
berkomunikasi meliputi kecakapan Keterampilan sosial
berkomunikasi secara lisan maupun dirumuskan atas dasar interdisipliner,
tulisan. Kecakapan berkomunikasi multidisipliner dari ilmu-ilmu sosial
memiliki indikator antara lain: 1) dan humaniora (sosiologi,ekonomi,
kemampuan mendengar dengan geografi, sejarah, politik, hukum,
empati; 2) kemampuan menyampaikan budaya, psikologi sosial, ekologi).
gagasan dengan empati; 3) kecakapan Menurut Jarolimek dalam (Supardan,
berkomunikasi dengan teknologi; 4) 2015:13), tujuan social studies
kemampuan meyakinkan orang lain; dikategorikan ke dalam tiga kelompok
dan 5) keberanian mengemukakan tujuan, yakni (1) understanding, yang
pendapat. Kecakapan bekerjasama berhubungan dengan pengetahuan dan
memiliki indikator antara lain: 1) kecerdasan (knowledge and knowing),
ringan tangan dalam membantu orang (2) attitudes, yang berhubungan
lain; 2) menghargai pekerjaan orang dengan nilai-nilai, apresiasi, cita-cita,
lain; 3) mengambil tanggungjawab dan perasaan, (3) skills, yang
dari tugasnya. Kemampuan berhubungan dengan penggunaan dan
berkomunikasi dan bekerjasama akan pemakaian pembelajaran studi sosial
menjadikan seseorang mampu bekerja dan kemampuan untuk memperoleh
dalam kelompok dan akan menjadi ilmu pengetahuan baru. Pengertian
teman kerja yang menyenangkan, social studies dikemukakan oleh ahli
karena akan mampu membangun ilmu sosial bernama Banks yang
semangat komunalitas yang harmonis. dikutip oleh Sapriya dalam bukunya
Keterampilan sosial yang perlu Pendidikan IPS, menurut Banks social
dimiliki siswa,menurut John Jarolimek studies adalah: “The social stuudies is
(1993 : 9), mencakup : Living and that part of the elementary and high
working together; taking school curriculum which has the
turns;respecting the rights of others; primary responsibility for helping

42
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

student to develop the knowledge, kelompok maupun diluar kelompok,


skills, attitudes and vallues needed to (2) melatih kemampuan siswa dalam
participate in the civic life of their menghargai/menghormati sesama
local communities, the nation and the teman, (3) melatih keterampilan siswa
word.” (Ilmu pengetahuan sosial dalam membantu/menolong
adalah bagian dari kurikulum SD dan memecahkan masalah, (4) melatih
sekolah menengah yang mempunyai kemampuan siswa mengikuti petunjuk
tanggungjawab utama untuk yang diarahkan, (5) melatih siswa
membantu para peserta didik untuk mengontrol emosi, (6) melatih siswa
mengembangkan pengetahuan, untuk dapat menyampaian pendapat
ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap sendiri, dan (7) melatih siswa
dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menerima pendapat dari orang lain.
mengambil bagian didalam Menurut teori kognitivisme,
kehidupannya sebagai warganegara, belajar merupakan perubahan persepsi
warga masyarakat ditingkat lokal, dan pemahaman, perubahan tersebut
nasional dan dunia) (Sapriya, 2009: tidak selalu berbentuk perubahan
10).Imu ilmu sosial sebagai ilmu tingkah laku yang diamati. Asumsi
pengetahuan lebih berorientasi pada dasar teori ini adalah bahwa setiap
manusia. Dalam konteks sosial sebagai orang telah mempunyai pengalaman
sebuah ilmu, Ilmu sosial (social dan pengetahuan didalam dirinya,
sciences) tidak dapat berdiri sendiri pengetahuan dan pengalaman ini
tetapi didukung oleh beberapa disiplin tertata dalam kognitif. Teori ini
ilmu yaitu ilmu-lmu alam (natural mengungkapkan bahwa proses belajar
sciences), humanitis (humaniora), simulasi akan lebih baik untuk
filsafat dan kemudian berhulu pada mendapatkan hasil peningkatan
ajaran agama. indikator-indikator keterampilan sosial
Dalam pembelajaran yang bila materi pelajaran yang baru dapat
menggunakan model pembelajaran beradaptasi secara tepat dengan
kooperatif, kolaboratif dan simulasi, struktur kognitif yang sudah dimiliki
dapat memupuk dan menanamkan siswa. Menurut teori konstruktivisme,
keterampilan sosial bagi peserta didik. satu prinsip yang paling penting dalam
Peserta didik dibina kemampuannya pendidikan adalah bahwa guru tidak
berkaitan dengan keterampilan hanya sekedar memberikan
berinteraksi dan berkomunikasi dalam pengetahuan kepada siswa. Siswa
kelompok. Model pembelajaran harus membangun sendiri pengetahuan
kooperatif, kolaboratif dan simulasi didalam benaknya. Guru dapat
bertujuan untuk meningkatkan memberikan kemudahan untuk proses
keterampilan sosial siswa: (1) melatih ini, dengan memberi kesempatan siswa
kerjasama siswa dalam untuk menemukan atau menerapkan
bergiliran/berbagi baik dalam ide-ide mereka sendiri, dan mengajar

43
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

siswa menjadi sadar dan secara sadar sosial kepada parasiswa melalui
menggunakan strategi mereka sendiri pembelajaran. .Di antara beberapa
untuk belajar. (Trianto, 2012:80). strategi tersebut, strategi pembelajaran
Teori belajar konstruktivis langsung, cooperative learning
menekankan pembelajaran bersama (pembelajaran kooperatif),
dengan temannya seperti model pembelajaran berdasarkan masalah,
simulasi dengan fasilitasi guru dalam pembelajaran berdasarkan kontekstual
menemukan pengetahuan dan dan inquiry dapat dipilih dan
pemahamannya tentang materi yang dikembangkan sebagai alternatif.
dipelajari untuk meningkatkan a. Strategi Pembelajaran Langsung
indikator – indikator keterampilan (strategi pembelajaran expository
sosial siswa. Menurut Arends (dalam Trianto,
Terdapat tiga langkah yang 2007b: 29), pembelajaran langsung
harus dilakukan oleh pendidik dalam adalah salah satu model yang disusun
mengajarkan keterampilan khusus untuk menunjang proses
sosial,kepada peserta didik yaitu : belajar siswa yangberkaitan dengan
Pemahaman, Pengorganisasian dan pengetahuan deklaratif dan
Pelatihan atau penyempurnaan pengetahuan prosedural yang
keterampilan. terstruktur dengan baik yang dapat
Mengajarkan keterampilan diajarkan dengan pola kegiatan
sosial dalam hal antre di tempat bertahap, selangkah demi selangkah.
pelayanan umum misalnya, diperlukan Pengetahuan deklaratif adalah
pengetahuan umum atau pemahaman mengetahui tentang (knowing know)
terlebih dahulu mengenai mengapa suatu kasus atau masalah, biasanya
kita harus antre. Seorang pendidik berupa fakta- fakta, opini,
perlu mengajarkan pengetahuan kepercayaan, aturan-aturan,puisi,
mengenai pentingnya antre, nilai-nilai lirik lagu, teori-teori dan lain-lain.
antre seperti menghargai hak orang Sedangkan pengetahuan prosedural
lain, equality atau persamaan, nilai adalah mengetahui bagaimana
demokratis, tertib sosial, hak dan (knowing how) untuk melakukan
kewajiban. Materi bahan ajar tersebut sesuatu atau memecahkansuatu kasus
dapat diambil dari pelajaran (Baharudin, 2008: 97-98).Strategi ini
kewarganegaraan,sejarah, ekonomi, dinamakan strategi pembelajaran
bahasa Indonesia dan lain-lain. langsung karena materi pelajaran
Dengan demikian ranah kognitif disajikan begitu saja kepada siswa
tentang antre disajikan terlebih dahulu tanpa dituntut untuk mengolahnya
sebelum peserta didik dilatih mengenai (Sanjaya, 2008: 128). Strategi
bagaimana caranya antre. pembelajaran langsung disebut juga
Terdapat beberapa strategi strategi pembelajaran expository.
dalam mengajarkan keterampilan Strategi ini termasuk strategi yang

44
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

mengacu pada pendekatan yang penelitian terbukti bahwa


berorientasi pada guru (teacher penggunaan pembelajaran
centered approach). Sanjaya kooperatif dapat meningkatkan
(2008:179) menunjukkan tiga prestasi belajar siswa sekaligus
karakteristik strategi pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
expository.Dalam hal ini fungsi guru hubungan sosial, menumbuhkan
adalah mentransfer sikap menerima kekurangan diri dan
pengetahuan.Strategi seperti ini orang lain, serta dapat
termasuk dalam model behaviorisme. meningkatkan harga diri; kedua,
b. Strategi Pembelajaran Kooperatif pembelajaran kooperatif dapat
Sesuai dengan namanya, merealisasikan kebutuhan siswa
model pembelajaran ini dalam belajar berpikir, memecahkan
mengedepankan pencapaiantujuan masalah, dan mengintegrasikan
pembelajaran melalui mekanisme pengetahuan dengan keterampilan.
kerja sama antarsiswa. Pembelajaran Manfaat utama dari
sepertiini didasari konsep bahwa pembelajaran kooperatif adalah
siswa akan lebih mudah memahami bahwa siswa meningkatkan harga
dan menemukan konsepjika mereka diri yang pada gilirannya
saling berdiskusi dengan teman- memotivasi siswa untuk
temannya.Menurut Stahl (dalam berpartisipasi dalam proses
Solihatin, 2008: 7 – 10), pembelajaran (Johnson & Johnson
pembelajaran kooperatifmemiliki 1989). Upaya kerja sama antara
beberapa prinsip, yaitu: perumusan siswa dapat meningkatkan prestasi
tujuan belajar harus jelas, yang lebih tinggi oleh semua peserta
penerimaan yang menyeluruh oleh (Slavin 1987). Siswa saling
siswa tentang tujuan belajar, membantu, dengan demikian
ketergantunganyang bersifat membangun sebuah komunitas yang
positif, interaksi yang bersifat mendukung, yang kemudia dapat
terbuka, tanggung jawab individu, meningkatkan kinerja masing-
kelompok bersifat heterogen, masing anggota (Kagan 1986). Hal
interaksi sikap dan perilaku ini pada gilirannya meningkatkan
sosial yang positif, tindak lanjut harga diri yang lebih tinggi di
(follow up), dan kepuasan dalam semua siswa (Webb 1982).
belajar. Kerjasama dapat
Slavin (dalam Sanjaya, meningkatkan kepuasan siswa
2008: 242) menunjukkan dua alasan melalui pengalaman belajar yang
pentingnya penerapan strategi secara aktif melibatkan siswa dalam
pembelajaran kooperatif ini, yaitu merancang dan menyelesaikan
pertama, berdasarkan hasil prosedur kelas dan isi pelajaran

45
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

(Johnson & Jonhson 1990). Sering didengar. Klarifikasi dan penjelasan


didefinisikan oleh kelompok bahwa dari satu ide dan ide lainnya adalah
tim atau kelompok yang efektif itu bagian yang sangat penting dari
terlibat dalam suatu proses dan proses kooperatif dan membutuhkan
hasilnya itu ketika individu keterampilan berpikir yang lebih
didorong untuk bekerja bersama tinggi (Jhonson, Jhonson, Roy,
mencapai tujuan bersama,. Aspek zaidam 1985). Siswa yang menjadi
ini sangat membantu bagi individu tutor harus mengembangkan ide
yang memiliki sejarah atau yang jelas dari konsep yang mereka
kegagalan (Turnure & Zigler 1958) sajikan dan berkomunikasi secaran
Menurut Kessler dan lisan kepada pasangan mereka
McLeod (1985 halaman 219) (Neer 1987)
“Pembelajaran kooperatif c. Strategi Pembelajaran Berdasarkan
meningkatkan respon sosial yang Masalah
positif … mengurangi kekerasan Pembelajaran berdasarkan
dalam pengaturan apapun .. masalah merupakan pembelajaran
menghilangkan rasa takut dan dimana siswamengerjakan
menyalahkan, dan meningkatkan permasalahan yang autentik dengan
kepercayaan diri, keramahan, dan maksud untuk menyusun
dari konsensus (kesepakatan). pengetahuanmereka sendiri,
Proses sama pentingnya dengan isi mengembangkan inquiry, dan
dan tujuan. Pembelajaran kooperatif keterampilan berpikir tingkat
membutuhkan waktu untuk tinggi,mengembangkan
menguasai, dan fasilitator yang kemandirian dan percaya diri.
telah melakukan pekerjaan pribadi Model pembelajaran ini juga
yang memungkinkan pembagian mengacupada model pembelajaran
kekuasaan, pelayanan kepada lain, seperti project-based
peserta didik, dan pembelajaran instruction, experience-
secara natural, menemukan sukacita basedinstruction, authentic
pembelajaran kooperatif. learning, dananchored instruction
Pembelajaran kooperatif (Trianto, 2007b: 68).
mengembangkan keterampilan Untuk menerapkan
siswa komunikasi secara lisan pembelajaran berbasis masalah,
(Yanger, Jhonson dan Jhonson seorang guru perlumemilih bahan
1985). Ketika siswa bekerja pelajaran yang mengandung
berpasangan salah satu pasangan permasalahan yang
menyampaikan idenya sementara dapatdipecahkan. Sumber
yang lain mendengarkan, permasalahan tersebut dapat berasal
mengajukan pertanyaan atau dari berbagai sumber,misalnya dari
komentar atas apa yang telah buku teks, dari koran, peristiwa-

46
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

peristiwa yang terjadi di interpersonal dalam belajar


masyarakatsekitar, dan sebagainya. kelompok.
manfaat dari Pembelajaran
Berbasis-Masalah diantaranya d. Strategi Pembelajaran Kontekstual
sebagai berikut: Pembelajaran konteks tual
1. Dengan Pembelajaran Berbasis adalah konsep belajar yang
Masalah (Problem Based- membantu gurumengaitkan antara
Learning) akan terjadi materi pembelajaran dengan situasi
pembelajaran bermakna. Siswa dunia nyata siswa, danmendorong
yang belajar memecahkan suatu siswa membuat hubungan antara
masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya
pengetahuan yang dimilikinya. denganpenerapannya dalam
Artinya belajar tersebut ada pada kehidupan mereka sehari-hari.
konteks aplikasi konsep. Belajar Landasan filosofis
dapat semakin bermakna dan pembelajarankonteks tual adalah
dapat diperluas ketika siswa modelconstructivism, yaitu filosofi
berhadapan dengan situasi belajar yang menekankanbahwa
dimana konsep diterapkan. belajar tidak hanya sekadar
2. Dalam situasi Pembelajaran menghafal, tetapi merekonstruksi
Berbasis Masalah (Problem atau membangun pengetahuan dan
Based-Learning), siswa keterampilan baru melalui fakta-
mengintegrasikan pengetahuan fakta atau proposisi yang
dan keterampilan secara simultan merekaalami dalam kehidupannya
dan mengaplikasikannya dalam (Muslich, 2008b: 41). Model
konteks yang relevan. Artinya, pembelajaran kontekstual dirasakan
apa yang mereka lakukan sesuai penting karena :
dengan keadaan nyata bukan lagi 1. Proses pembelajaran menjadi
teoritis, sehingga masalah- lebih bermakna dan riil. Siswa
masalah dalam aplikasi suatu dituntut agar dapat menangkap
konsep atau teori akan mereka hubungan antara pengalaman
temukan sekaligus selama dalam belajar disekolah dengan
pembelajaran berlangsung. kehidupan nyata. Dengan
3. Pembelajaran Berbasis Masalah mengorelasikan materi yang
(Problem Based-Learning) dapat ditemukan dengan kehidupan
meningkatkan kemampuan nyata, bagi siswa materi itu akan
berfikir kritis, menumbuhkan berfungsi secara fungsional.
inisiatif siswa, motivasi internal Namun materi yang dipelajari
untuk belajar dan dapat menjadi lebih lama diingat dan
mengembangkan hubungan tertanam erat di dalam memori

47
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

peserta didik. Strategi pembelajaran


2. Metode pembelajaran inquirymenekankan pada proses
kontekstual menganut aliran berpikir secara kritis dan analitis
konstruktivisme, yaitu seorang untuk mencari danmenemukan
siswa dituntut untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
pengetahuannya sendiri. Siswa (Sanjaya, 2008: 196).
diharapkan belajar dengan Adapun beberapa
melalui “mengalami” bukan kelebihan-kelebihan model
“menghafal”. pembelajaran inkuri adalah:
3. Kontekstual merupakan 1. Terjadi peningkatan
pembelajaran yang aktifitas kemampuan ingatan dan
peserta didik secara fisik maupun pemahaman terhadap materi
mental. pembelajaran oleh siswa,
4. Dalam pembelajaran kontekstual, karena pengetahuan atau
ruang kelas bukan sebagai informasi yang mereka
tempat memperoleh informasi, peroleh berdasarkan
namun sebagai tempat untuk pengalaman belajar mereka
menguji data hasil temuan yang otentik ketika mereka
peserta didik dilapangan. (siswa) menemukan sendiri
5. Materi pembelajaran dapat jawaban akan pertanyaan-
ditemukan sendiri oleh peserta pertanyaan yang juga
didik melalui proses penemuan mereka ajukan sendiri saat
bukan hasil pemberian dari proses pembelajaran.
pendidik. Pemahaman yang mendalam
6. Pembelajaran yang menggunakan oleh siswa terhadap materi
metode pembelajaran kontekstual pembelajaran juga membuat
menjadi lebih bermakna mereka lebih mudah
dibandingkan dengan metode mengaplikasikan
yang lainnya. pengetahuan itu pada situasi
e. Strategi Pembelajaran Inquiry yang baru.
Pembelajaran inquiry 2. Model pembelajaran inkuiri
merupakan suatu rangkaian kegiatan meningkatkan keterampilan
belajar yangmelibatkan secara siswa dalam pemecahan
maksimal seluruh kemampuan masalah pada situasi-situasi
siswa untuk mencari dan baru dan berbeda yang
menyelidikisecara sistematis, kritis, mungkin mereka dapati pada
logis, analitis, sehingga mereka saat- saat lain (mendatang).
dapat merumuskan Sebagai hasil dari
sendiripenemuannya dengan penuh pembelajaran inkuiri, siswa-
percaya diri (Gulo, 2008: 84 - 85).

48
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

siswa menjadi terlatih dan belajar secara efektif dalam


terbiasa menghadapi menjawab pertanyaan-
permasalahan-permasalahan pertanyaan dan memecahkan
baru yang ditemui. Mereka masalah. Proses ilmiah
juga mempunyai (metode ilmiah) yang
keterampilan-keterampilan menjadi dasar langkah-
khusus untuk memecahkan langkah (sintaks)
masalah tersebut. pembelajaran akan
3. Model pembelajaran inkuiri terotomatisasi dalam diri
membantu guru secara siswa sehingga ketika
simultan meningkatkan mereka berhadapan dengan
motivasi belajar siswa. masalah (juga di dunia
Dalam model pembelajaran nyata/kehidupan sehari-
ini, siswa selalu diberikan hari), maka mereka akan
kesempatan untuk menerapkan keterampilan
mempelajari informasi- ini.
informasi yang mereka 5. Konsep-konsep dasar suatu
minati atau memecahkan materi pembelajaran akan
masalah-masalah yang dapat diingat dan
mereka formulasikan sendiri mengendap dengan baik
lewat pertanyaan- dalam memori siswa.
pertanyaan yang diajukan di Konsep-konsep dasar suatu
awal pembelajaran. Secara pengetahuan sangat penting
alamiah motivasi siswa akan bagi perkembangan kognitif
terbangun karena apa yang siswa sehingga akan
informasi yang dipelajari memudahkan mereka
atau masalah yang sedang menyerap informasi lainnya
dipecahkan merupakan hal- yang berhubungan.
hal yang menarik perhatian 6. Langkah-langkah model
dan pemikiran mereka. pembelajaran inkuiri
4. Siswa dalam model memungkinkan siswa
pembelajaran inkuiri akan mempunyai waktu yang
belajar bagaimana mengatur cukup untuk mengasimilasi
diri mereka sendiri untuk dan mengakomodasi setiap
belajar. Hal ini akan terjadi informasi yang relevan yang
karena belajar menjadi mereka peroleh, sehingga
kebutuhan bagi mereka. pengetahuan yang mereka
Secara bertahap mereka miliki akan semakin mantap,
akan belajar bagaimana luas dan mendalam.
mengatur diri mereka untuk 7. Model pembelajaran inkuiri

49
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

memberikan dorongan berangsur-angsur guru akan


secara tidak langsung kepada bisa menahan diri sehingga
siswa untuk bekerja sama, siswa tidak melulu
bersikap objektif, jujur, memperoleh informasi dari
percaya diri, penuh guru saja, tetapi
tanggung jawab, berbagi memungkinkan kelas
tugas dan sebagainya. Pada menjadi lebih hidup dan
intinya, beragam dinamis dengan munculnya
keterampilan akan dikuasai diskusi-diskusi di dalam
oleh siswa dan secara terus- kelompok dan arus
menerus terasah dalam pertukaran informasi yang
penerapan model lebih banyak dan bermakna.
pembelajaran inkuiri ini. 10. Saat diskusi-diskusi atau
8. Bagi siswa, ketika mereka pertanyaan-pertanyaan
belajar dengan model dilontarkan oleh siswa
pembelajaran inkuiri, kepada guru atau kepada
mereka akan tahu bahwa siswa lain di kelas tersebut,
sumber informasi itu bisa maka dengan mudah guru
datang dari mana saja, tidak dapat mengambil
melulu dari guru. Dan ini keuntungan lain, yaitu ia
sangat penting untuk dapat sekaligus mengetahui
menjadikan mereka sebagai dan mengecek pemahaman
orang-orang yang rajin dan penguasaan siswa
mencari dan menggunakan terhadap suatu materi
informasi dari beragam pembelajaran atau suatu
sumber, memilah-milahnya permasalahan.
untuk mengambil yang
relevan dengan kebutuhan Selain strategi di atas
mereka dan kemudian banyak juga metode yang dapat
mengolahnya untuk digunakan guru dalam bebera
menjadikannya sebagai kegiatan sebagai berikut:
pengetahuan bagi diri a. Diskusi kelompok : diskusi
mereka sendiri. kelompok besar/kecil; diskusi
9. Bagi guru yang selalu tanpa panel;
sadar terjebak dalam pola b. Simposium; ceramah forum;
tradisional (pembelajaran percakapanforum; seminar;
berpusat pada guru, dan c. Role playing (permainan
pembelajaran dikuasai oleh peranan) atau sosiodrama;
guru), akan dapat mereduksi d. Fish bowl.
kemungkinan ini dan secara e. Brainstorming

50
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

f. Problem solving dan inquiry yang seimbang antar individu-individu


g. Metode proyek dalam suatu kelompok demokratis
h. Buzz Group tidak ada dengan sendirinya
i. Tutorial saja,melainkan harus dipelajari.
j. Dll.
PENUTUP
Sementara itu, cara-cara
berketerampilan sosial yang dapat Keterampilan sosial merupakan
dikembangkan kepada siswa adalah sebuah alat yang terdiri dari
sebagai berikut : kemampuan berinteraksi,
a. Membuat rencana dengan orang berkomunikasi secara verbal maupun
lain; nonverbal. Keterampilan sosial
merupakan dasar seseorang untuk
b. Partisipasi dalam usaha meneliti
dapat berhubungan dengan orang lain.
sesuatu;
Keterampilan sosial membawa orang
c. Partisipasi produktif dalam
untuk lebih berani berbicara,
diskusikelompok;
mengungkapkan setiap perasaan atau
d. Menjawab secara sopan permasalah yang dihadapi.
pertanyaan oranglain;
Agar keterampilan sosial siswa
e. Memimpin diskusi kelompok;
dapat berkembang dengan baik, maka
f. Bertindak secara bertanggung hal itu tergantung pada interaksi atau
jawab; dan individu dalam suatu kelompok, yaitu
g. Menolong orang lain. bisa terlaksana apabila individu dalam
Seorang siswa dikatakan kelompok telah dibekali dengan
mampu berketerampilan sosial tatkala berbagai keterampilan sosial di
ia dapat berkomunikasi dengan baik antaranyaadalah : cara berbicara, cara
sesuai aturan (tatacara) dengan mendengar, cara memberi pertolongan,
sesamanya di dalam sebuah kelompok. dan lain sebagainya; serta suasana
Jadi, sarana kelompok (wadah) untuk dalam suatu kelompok, yaitu suasana
berkomunikasi merupakan syarat yang kerja dalam kelompok itu hendaknya
harus ada di dalam memroses memberi kesan semua anggota, bahwa
keterampilansosial siswa.Kelompok mereka dianggap setaraf (equal),
yang produktif adalah kelompokyang khususnya dalam pengembangan
kaya dengan pencapaian tujuan keterampilan sosial.
kelompokdan kaya dengan pemberian
Dalam proses pembelajaran
sumbangan terhadap kebutuhan
ada beberapa model yang dapat
anggota-anggotanya. Produktivitas
meningkatkan keterampilan sosial
kelompok sangat dipengaruhioleh
siswa yaitu model pembelajaran
semangat kerja kelompok,
kooperatif, model pembelajaran
kebersamaan serta kepemimpinan
ekspositori, model pembelajaran
dalam kelompok.Kerjasama yang baik,

51
Jurnal Christian Humaniora, Vol.2, No.1, Mei 2018 ISSN: 2599-1965 (online)
ISSN: 2598-6317 (Cetak)

kontekstual, model pembelajaran Pembelajaran. Malang: UIN-


berbasis masalah dan model Maliki Press.
pembelajaran inquiri.
Prayitno.(1980). Dinamika Kelompok
& KerjaKelompok.Jakarta : P3G
DAFTAR PUSTAKA Depdikbud.
Agung Eko Purwana, dkk, 2009.
Pembelajaran IPS MI Surabaya. Sapriya, 2009. Pendidikan IPS Konsep
dan Pembelajaran. Bandung:
Aprinta,2009 Anwar. 2006. Pendidikan Remaja Rosdakarya.
Kecakapan Hidup. Bandung:
Alfabeta. Sjamsuddin dan Maryani E. 2008.
“Pengembangan Program
Arends, dalam Trianto. 2009: Pembelajaran IPS untuk
Mendesain Model Pembelajaran Meningkatkan Kompetensi
Invatif-Progresif. Jakarta : Keterampilan Sosial.” Makasar:
Kencana Prenada Group. Makalah pada Seminar
Nasional.
Baharudin, 2008: 97-98) Strategi
Pembelajaran Berorientasi. Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran
Standar Proses Pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial
Jogjakarta: Ar Ruzz Media. Perspektif Filosofis dan
Kurikulum. Jakarta: Bumi
Djahiri, Kosasih.. 2009.Petunjuk Guru Aksara.
IPS 3 untuk Sekolah Dasar
Kelas V. Jakarta: Depdikbud Sapriya, Sadjarudin & Susilawati
Gwendolyn Cartledge, JoAnne (2007). Konsep Dasar IPS.
Fellows Milburn, 1995. Bandung:CV Yasindo Multi
Teaching social skills to Aspek.
children and youth: innovative
approaches. University of Trianto. 2012. Model Pembelajaran
Virginia. Terpadu. Bandung: Bumi
Aksara.
Jarolimek, J. (1993). Social Studies
inElementary Education. New
York: Mc.MillanPublishing.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994),


Prabowo dan Faridah
Nurmaliah. 2013. Perencanaan

52

Anda mungkin juga menyukai