Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

Kompetensi sosial

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Drs. Ekawarna, M.Psi

Zubaidah, M.Pd., Kons.

Muhammad Zulfikar, M.Pd.

Nur Hasanah Harahap, M.Pd., Kons.

Disusun Oleh :

Dalillah Fitri NoviaRizky

A1E120068

(R-001)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
RESUME

Materi :

1. Kompetensi Sosial
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dan bahasa Inggris, yaitu
competence yang berarti kecakupan atau kemampuan. Sedangkan Menurut Martinis Yamin,
kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan siswa yang mencakup tiga aspek, yaitu
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pembelajaran yang berbasis kompetensi adalah
pembelajaran yang memiliki standar. Standar yang dimaksud adalah acuan bagi guru tentang
kemampuan yang menjadi fokus pembelajaran dan penilaian.
Kompetensi sosial terdiri dari kata kompetensi dan sosial. Umumnya kompetensi
dalam kamus besar bahasa Indonesia sering artinya disamakan dengan kemampuan,
kecakapan, dan keahlian. Sedangkan dalam kamus lengkap bahasa Indonesia sosial adalah
segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan. Setiap orang cenderung
menyukai orang -orang yang memiliki kemampuan yang lebih dari yang lainnya dan setiap
orang tentu berbeda kecenderungannya untuk menyukai kemampuan orang lain. Kondisi ini
disesuaikan dengan tingkat kedekatan dan jenis hubungan antar individu.
Kehidupan sosial begitu penting untuk pengembangan diri, sehingga peningkatan
sosialisasi kearah hubungan yang lebih dekat seperti persahabatan membutuhkan
keterampilan sosial yang kuat pula (Adam dalam Dalimunthe, 2000). Demikian pula
dikatakan oleh Hurlock (1973) bahwa kompetensi sosial adalah suatu kemampuan atau
kecakapan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain dan untuk terlibat dengan situasi
sosial yang memuaskan.
Kompetensi sosial sosial diharapkan dapat mempertahankan hubungan posistif antara
kedua belah pihak. Suatu kemampuan individu dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan dan memberi pengaruh kepada orang lain demi mencapai tujuan dalam konteks
sosial tertentu yang disesuaikan dengan budaya, lingkungan dan situasi yang dihadapi serta
nilai yang dianut oleh individu disebut sebagai kompetensi sosial (Hughes dalam
Chasbiansari, 2007).
Menurut Hurlock (1980) menyatakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain dan situasi-situasi sosial. Untuk bisa dikategorikan
sebagai orang yang memiliki kompetensi sosial, individu harus mengetahui pola-pola perilaku
yang bisa diterima dalam berbagai situasi sosial serta mampu menerapkannya sesuai dengan
tuntutan sosial yang dihadapi. Dalam hal ini kompetensi sosial tidak hanya kemampuan
berhubungan dengan orang lain tetapi juga mampu menyesuaikan perilakunya sesuai dengan
tuntutan sosial.
 Aspek-aspek kompetensi sosial
a) Aspek-aspek kompetensi sosial secara spesifik dikemukakan oleh Gullota (1990),
terdiri dari: Kapasitas kognitif, merupakan hal yang mendasari keterampilan sosial
dalam menjalin dan menjaga hubungan interpersonal yang positif. Kapasitas kognitif
meliputi:
1. Harga diri yang positif; adalah penghormatan atau penghargaan dari diri
sendiri, dan penghargaan dari orang lain. Individu yakin bahwa dirinya
berharga, mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya, serta
memperoleh penghargaan atas apa yang dilakukannya. Harga diri yang
positif memberikan kepercayaan diri untuk menjalin hubungan yang lebih
baik dengan lingkungan sosialnya.
2. Kemampuan memandang sesuatu dari sudut pandang sosial; merupakan
kemampuan untuk memahami lingkungan dan menjadi lebih peka terhadap
orang lain.
3. Keterampilan memecahkan masalah interpersonal; adalah sebuah proses
perilaku yang menyediakan sejumlah respon alternatif yang potensial bagi
pemecahan masalah yang dihadapi, serta meningkatkan kemungkinan
pemilihan respon yang paling efektif dari bermacam-macam kemungkinan
pemecahan masalah yang dihadapi.
b) Keseimbangan antara kebutuhan bersosialisasi dan kebutuhan akan privacy, meliputi:
1. Kebutuhan bersosialisasi, merupakan kebutuhan individu untuk terlibat
dalam sebuah kelompok dan menjalin hubungan dengan orang lain.
2. Kebutuhan akan privacy, adalah keinginan untuk menjadi individu yang
unik, berbeda, dan bebas melakukan tindakan tanpa pengaruh orang lain.
c) Keterampilan sosial dengan teman sebaya adalah kecakapan individu dalam menjalin
hubungan dengan teman sebaya sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan kelompok dan dapat terlibat dalam kegiatan kelompok.

Menurut Smart dan Sanson (2003), kompetensi sosial terdiri dari beberapa aspek, yaitu
sebagai berikut:

1. Assertif yaitu perilaku yang berinisiatif seperti menanyakan mengenai informasi


kepada orang lain, menanggapi tindakan yang dilakukan oleh orang lain, dan
memperkenalkan diri sendiri kepada orang lain.
2. Kooperatif yaitu perilaku seperti patuh terhadap perintah dan permintaan,
membantu orang lain, dan berbagai tentang suatu hal.
3. Empati yaitu perilaku yang menunjukkan perhatian dan menghormati orang lain.
Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain, suatu aktivitas
untuk memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain terhadap
kondisi yang dialami orang lain tanpa kehilangan kontrol dirinya.
4. Tanggung jawab yaitu perilaku yang menunjukkan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang dewasa dan menghormati benda atau pekerjaan.
5. Pengendalian diri yaitu perilaku yang muncul pada saat konflik seperti
menanggapi hal-hal yang mengganggu dengan tepat. Kemampuan untuk
menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan perilaku ke arah
konsekuensi yang positif termasuk dalam menghadapi konflik yang ada di dalam
lingkungan.
 Unsur- unsur kompetensi sosial
Individu yang memiliki berkompetensi sosial yang baik, akan mampu berkomunikasi
secara efektif, dapat memahami diri sendiri dan orang lain, mampu mengatur emosinya,
mematuhi aturan-aturan moral pada lingkungan mereka, menyesuaikan tingkah laku mereka
dalam merespon norma yang terkait. Individu dengan kompetensi sosial yang baik juga
cenderung memiliki inisiatif, mampu mengontrol situasi dan berusaha mengatasi masalah
yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Semrud dan Clikeman (2007), terdapat empat unsur utama yang harus
dimiliki seseorang agar memiliki kompetensi sosial yang baik, yaitu:
1. Psychological Pragmatic, yaitu dinamika pengetahuan yang meliputi
persepsi diri, emosi dan pikiran-pikiran yang berperan mengubah sepanjang
kontak sosial berlangsung. Kemampuan untuk memahami keadaan emosional
orang lain dihubungkan dengan kompetensi sosial dan diistilahkan dengan
psychological pragmatic.
2. Self Evaluation, yaitu sebuah proses penting bagi seseorang yang meliputi
self esteem, penerimaan diri sewajarnya dan kesadaran terhadap situasi
sosial. Individu yang mampu menerima dirinya sebagaimana mestinya dapat
menciptakan dan menjaga pertemanan serta kurang rentan mengalami stres.
3. Empathy, yaitu kemampuan untuk mengenali pikiran, sikap, dan perasaan
orang lain, kepekaan sosial terhadap orang lain, berbagi pengalaman dan
emosi dengan orang lain yang berhubungan dengan mereka.
4. Prosocial behavior, yaitu perilaku yang memiliki intensi untuk mengubah
keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik menjadi
lebih baik, dalam artian secara material maupun psikologis. Dalam hal ini
dapat dikatakan perilaku prososial bertujuan untuk membantu meningkatkan
well being orang lain.
 Faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial

Menurut Rahman (2010), beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi kompetensi
sosial pada diri seseorang antara lain yaitu:

1. Temperamen
Istilah temperamen secara umum digunakan untuk merujuk pada pola perilaku secara
mendasar dan menjelaskan perbedaan individu dalam bertingkah laku sejak dari
tahun pertama masa kanak-kanak awal. Perilaku yang dimaksud mencerminkan
kondisi khas emosi, motorik, dan perhatian terhadap stimulus bagi setiap individu,
dan perilaku tersebut secara potensial mempengaruhi kemampuannya dalam
membentuk hubungan sosial yang positif.
2. Faktor keterampilan sosial kognitif
Sosial kognitif berfungsi agar seseorang dapat belajar untuk mengenal dan
menginterpretasikan informasi mengenai orang lain, teman sebaya, situasi-situasi
sosial, serta belajar tentang perilaku dan respon sosial secara efektif. Fungsi tersebut
memberikan dukungan terhadap perkembangan keterampilan kognisi sosial yang
memungkinkan individu membentuk pemahaman yang lebih baik mengenai pikiran,
perasaan serta kecenderungan perilaku orang lain.
3. Keterampilan komunikasi
Bahasa merupakan cara utama bagi seseorang untuk membangun interaksi, mengelola
hubungan dengan orang lain, dan membangun kontak interpersonal. Dapat dipahami
bahwa individu dengan keterampilan bahasa yang rendah tidak dapat menjalin
hubungan sosial yang baik. Kapasitas untuk memahami orang lain, serta
menunjukkan kebutuhan, pikiran, dan tujuan-tujuan individu sering kali tergantung
pada kemampuan berbahasanya. Jika seseorang mampu mengkomunikasikan
keinginan dan kebutuhannya dengan baik dalam interaksi sosialnya, maka dapat
dikatakan bahwa ia adalah orang yang kompeten secara sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Smart, D., dan Sanson, A. 2003. Social Competence in Young Adulthood Its Nature and
Antecedents. Family Matters Journal, No.64. Australian Institute of Family Studies.
Hurlock, E.B. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlanga.
Gullotta,T.P., Adams,G.R., dan Montemayor,R. 1990. Developing Social, Competency in
Adolescence. USA: Sage Publication.
Semrud dan Clikeman, M. 2007. Social Competence in Children. Journal for Educational
Research Online.
Rahman, F. 2010. Hubungan Antara Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial Remaja
Siswa SMP Muhammadiyah 22 Setia Budi Pamulang. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Rubin dan Krasnor, R. 1992. The Nature of Social Competence: A Theoritical Review.
Social Development Journal.
http://etheses.uin-malang.ac.id/1824/5/08410117_Bab_2.pdf
Riadi, Muchlisin. (2016). Kompetensi Sosial.
https://www.kajianpustaka.com/2016/03/kompetensi-sosial.html
Skripsi Rian Kurniawan T.A 2009-2010. Kompetensi Sosial Guru Aqidah Akhlak di MTs
Negeri Seyegan Sleman H
http://repository.uin-suska.ac.id/6367/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai