Anda di halaman 1dari 11

Konsep Motorik, Motorik Halus, Menyebutkan Perbedaan Jenis Motori

A. Konsep Motorik
Motorik berasal dari kata “motor” yang merupakan suatu dasar biologis atau mekanika yang
menyebabkan terjadinya suatu gerak (Gallahue). Dengan kata lain, gerak (movement) adalah
kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses gerak motorik.
Menurut Hurlock dalam Wuryani (2008: 2.14) perkembangan motorik adalah perkembangan
pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang
terkoordinasi.
OTAK ===> SARAF ===> OTOT
Ketiga unsur di atas melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya
unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsurnya untuk
mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Anak yang otaknya mengalami
gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya. Berdasarkan tiga unsur di atas
bentuk perilaku gerak yang dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk yaitu: motorik kasar
(melibatkan otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus (melibatkan otot-otot kecil, saraf
dan otak).
Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat
mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin
memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak
untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang ditujunya
yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap
konsitensi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) dalam Wuryani (2008: 2.17)
sebagai berikut:
1) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka,
melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
2) Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada
bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya.
Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
3) Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat
dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris-berbaris.
4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak
untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi
anak yang fringer (terpinggirkan) Perkembangan keterampilan motorik sangat penting
bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mengendalikan
setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang
mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak.
Perkembangan motorik anak dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus.
Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan
psikomotorik khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup
gerak manusia. Motorik ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Meskipun secara
umum motorik sinonim digunakan dengan istilah gerak, sebenarnya psikomotorik mengacu pada
gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektorik dari pusat otot besar.
Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan
psikomotorik khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup
gerak manusia.
Motorik ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Meskipun secara umum
motorik sinonim digunakan dengan istilah gerak, sebenarnya psikomotorik mengacu pada
gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektorik dari pusat otot besar.
1. Pengertian Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang
memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Pada manusia
perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang
melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan
motorik saling mempengeruhi satu sama lainnya. Perkembangan motorik adalah suatu perubahan
dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan
lingkungannya. Pada manusia perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak
dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek
perilaku dan perkembangan motorik saling mempengeruhi satu sama lainnya. Sekelompok pakar
perkembangan motorik memunculkan sebuah definisi mengenai perkembangan motorik, yaitu:
sebagai perubahan dalam perilaku gerak yang merefleksikan interaksi dari kematangan
organisme dan lingkungannya. Definisi ini diyakini masih melahirkan dua pandangan yang
berbeda: (1) perkembanganmotorik lebih memperhatikan pada gerak yang dihasilkan (movement
product), (2) kelompok lainnya memandang bahwa perkembangan motorik lebih menekankan
pada proses gerak (movement process).
Sekelompok pakar perkembangan motorik memunculkan sebuah definisi mengenai
perkembangan motorik, yaitu: sebagai perubahan dalam perilaku gerak yang merefleksikan
interaksi dari kematangan organisme dan lingkungannya. Definisi ini diyakini masih melahirkan
dua pandangan yang berbeda: (1) perkembangan motorik lebih memperhatikan pada gerak yang
dihasilkan (movement product), (2) kelompok lainnya memandang bahwa perkembangan
motorik lebih menekankan pada proses gerak
(movement process). Keogh dalam Payne (1996) menjelaskan bahwa perkembangan motorik
dapat didefinisikan sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi
(infancy) sampai masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia,
kemampuan motorik dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi
perkembangan motorik dan perkembangan motorik itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan
perilaku manusia. Keogh dalam Payne (1996) menjelaskan bahwa perkembangan motorik dapat
didefinisikan sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi
(infancy) sampai masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia,
kemampuan motorik dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi
perkembangan motorik dan perkembangan motorik itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan
perilaku manusia.
Pada tahun 1988 Roberton selanjutnya mengklarifikasi peranan dari para ahli
perkembangan motorik melalui penjelasannya bahwa kita berupaya untuk meningkatkan
pemahaman dalam tiga hal sebagai berikut: 1. Kita mencoba untuk memahami perilaku gerak
(motor behavior), apa yang terjadi dan mengapa hal itu terjadi. 2. Kita berusaha untuk mengerti
apa perilaku sekarang sama dengan perilaku sebelumnya dan mengapa. 3. Kita mencari tahu apa
perilaku sekarang akan serupa dengan perilaku yang akan datang dan mengapa.
B. Motorik Halus

Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan seni.
Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tibuh tertentu yang
dilakukan oleh otot-otot kecil. Oleh karena itu gerakan motorik halus tidak terlalu membutuhkan
tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian. Depdiknas (2007 : 7)

Kata motor digunakan sebagai istilah merujuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan
otot- otot dan gerakan- gerakannya, juga kelenjar- kelenjar dan sekresinya (pengeluaran cairan
atau getah). Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang
meningkatkan atau menghasilkan rangsang terhadap kegiatan organ fisik (Syah, 2003: 13).
Kemampuan motorik halus sangat diperlukan anak- anak dalam aktivitas keseharian dan
proses belajar disekolah, misalnya menulis, menggambar, menggunting dll. Kemampuan motorik
halus ini, sangat dipengaruhi oleh pengalaman- pengalaman anak dalam meningkatkan
kemampuan motorik halusnya.
Sari (1996: 121) menyebutkan bahwa yang disebut motorik halus adalah aktivitas
motorik yang melibatkan aktivitas otot–otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut koordinasi
mata dan tangan dan kemampuan pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya untuk
melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya. Kartono (1988: 97) memberikan
pengertian motorik halus adalah ketangkasan atau ketrampilan tangan, jari–jari serta pergelangan
tangan serta penguasaan terhadap otot–otot dan urat wajah. Sedangkan Papalia (2008, 316)
mengartikan motorik halus sebagai keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi
mata dengan tangan.
Kemampuan ketrampilan motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas yang
memerlukan pemakaian otot–otot tangan. Sedangkan yang termasuk dalam aktivitas ini antara
lain memegang benda kecil seperti manik – manik, biji–bijian, memegang pensil dengan benar.
Menggunting, menempel, meremas kertas, mengikat tali sepatu, mengkancingkan baju, menarik
resliting (Sulistyaningsih, 2010).
Keterampilan motorik halus lebih lama pencapaiannya dari pada keterampilan motorik
kasar karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya
konsentrasi, kontrol, kehati-hatian dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring
dengan pertambahan usia anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halus semakin
berkembang dan maju pesat Hurlock (1995: 171) menjelaskan bahwa kemampuan motorik halus
anak dapat dilihat dari aspek- aspek, antara lain: (a) kecepatan, yakni apabila anak dapat
melakukan gerakan atau tugas yang melibatkan motorik halus secara cepat (b) keakuratan,
apabila menyeleasikan tudas secara tepat dan teliti, serta (c) stabil dalam melakukan gerakan itu
(d) dan hasil tugas tersebut kokoh ( kuat ).
Menurut Sujiono dkk (2009: 1.14) motorik halus adalah “gerakan yang hanya melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.”
Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus
anak membuat anak dapat berkreasi seperti: melipat kertas, menganyam kertas.
Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini. Dalam
melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta
kematangan mental. Menurut Hildayani dkk (2008: 8.5) Perkembangan motorik halus yaitu
gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan di bagian jari-jari
tangan. Contohnya menulis, menggambar, memegang sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.
Sedangkan menurut Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang
sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang
mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan
terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain.
Hal yang sama dikemukakan oleh Mahendra (dalam Sumantri 2005: 143) “keterampilan
motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk
mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil”.
Menurut Mangli (dalam Sumantri 2005: 143), keterampilan ini melibatkan koordinasi syaraf otot
yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan
jenis ini sering disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan. Menulis,
menggambar, bermain piano adalah contoh-contoh keterampilan tersebut.
Saputra dan Rudyanto (2005: 118) juga mengatakan bahwa “motorik halus adalah
kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis,
meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng”.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat
menyikat giginya, menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai sepatu sendiri,
mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu. Semakin
baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas
dengan hasil guntingan yang lurus dan lain sebagainya.
Selain gerakan motorik halus seperti: menyikat gigi, menyisir, membuka dan menutup
resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan
menggunakan sendok dan garpu, ada aktivitas lainnya yang dapat membantu meningkatkan
kemampuan motorik halus anak diantaranya adalah mencocok, menjepit, mengambil benda
dengan capit, dan menjahit gambar.
Pada usia 3 (tiga) tahun gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat. Di
usia itu, anak dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Namun, posisi jari-jarinya masih
belum cukup jauh dari mata pensil. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat memegang
pensil warna atau krayon untuk menggambar. Gerakan motorik halus, seperti menulis dan
menggambar akan diperlukan saat ia bersekolah nanti.
Kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak motorik tertentu tak sama dengan
anak lain walaupun usia mereka sama. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian motorik halus adalah kemampuan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti menggunakan jari jemari tangan dan
gerakan pergelangan tangan yang sering membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang tepat
seperti menulis, menggambar, memegang sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat- pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa motorik halus
adalah ketangkasan atau keterampilan tangan yang melibatkan otot- otot halus pada bagian
tangan yang memerlukan kooardinasi mata dengan tangan misalnya menggunting,
meronce,melipat kertas, membawa bola dengan piring dan menyusun balok.
Keterampilan motorik halus mulai berkembang, setelah diawali dengan kegiatan yang
amat sederhana seperti memegang pensil, memegang sendok, dan mengaduk. Keterampilan
motorik halus lebih lama pencapainnya dari pada keterampilan motorik kasar karena
keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi,
kontrol, kehati-hatian dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring dengan
pertambahan usia anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halus semakin berkembang
dan maju pesat.
Perkembangan motorik halus juga memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu menurut
Hurlock (Depdiknas, 2007 : 10) dalam buku pedoman pembelajaran seni yang mencatat
beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu,
yaitu :
Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.
Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar bola
atau memainkan mainan yang lainnya.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan
pertama kehidupannya, ke kondisi yang bebas dan tidak bergantung. Anak dapat bergerak dari
satu tempat ke tempat yang lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi seperti ini
akan menunjang perkembangan percaya diri anak.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Pada usia pra sekolah atau usiadinianak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, berbaris, dan
persiapan menulis.
Adapun penegrtian motorik halus menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1) Bambang Sujiono (2012: 1.14) juga mengungkapkan bahwa gerakan motorik halus
adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, seperti jari jemari tangan dan
2) gerakan pergelangan tangan yang tepat.
3) Baca Juga Game Edukatif: 10 Permainan Smartphone Ini Ramah Untuk Anak Anda
4) Dini P dan Daeng Sari (1996:72) motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan
aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta
pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan
kecermatan dalam gerak.
5) Elizabeth B. Hurlock (1998:39) mengemukakan bahwa perkembangan motorik anak
adalah suatu proses kematangan yang berhubungan dengan aspek deferensial bentuk atau
fungsi termasuk perubahan sosial emosional. Proses motorik adalah gerakan yang
langsung melibatkan otot untuk bergerak dan proses persyaratan yang menjadikan
seseorang mampu menggerakkan anggota tubuhnya ( tangan, kaki, dan anggota
tubuhnya).
6) Kartini Kartono (1995: 83) motorik halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan
dan pergelangan tangan serta penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah.
7) Magill Richard (1989: 103) mengatakan bahwa keterampilan motorik halus (fine motor
skill) merupakan keterampilan yang memerlukan kontrol dari otot-otot kecil dari tubuh
untuk mencapai tujuan dari keterampilan.
8) Sumantri (2005:143) menyatakan bahwa keterampilan motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan
yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan
9) Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005: 118) menjelaskan bahwa motorik halus adalah
kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti
menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan
kelereng

C. Jenis Motorik
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang,
berlari, naik turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan menurut Sumantri (2005: 11) motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-
otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar
dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencorat-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar
anak bisa berkembang dengan optimal.
a. Motorik Kasar
1) Pengembangan Motorik Kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan
motorik kasar meliputi penggunaan otot-otot kasar seperti tangan, kaki dan badan.
Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda, ada yang cepat dan ada yang
lambat, tergantung faktor bakat (genetik), lingkungan (gizi dan cara perawatan kesehatan), dan
konvergensi (perpaduan antara bakat dan lingkungan). Oleh karena itu perlakukan terhadap anak
tidak dapat disamaratakan, sebaiknya dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak (Diteknis Diklusepa, 2003: 8)
Pada prinsipnya, motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan yang
dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Misalnya gerakan menendang,
menjejak, meraih dan melempar.
Tujuan pendidikan fisik motorik atau disebut motorik kasar ini agar anak-anak yang masih kecil
adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang.
Seperti halnya teori Karl Groos dalam Izzaty (2005: 27), yang teorinya bermana teori biologis
mengatakan: Anak-anak bermain oleh karena anak-anak harus mempersiapkan diri dengan anak-
anak binatang, yang bermain sebagai latihan mencari nafkah, maka anak manusiapun bermain
untuk melatih organ-organ jasmani dan rohaninya untuk menghadapi masa depannya.
Hakekatnya, perkembangan motorik anak berkaitan erat dengan faktor lainnya. Selain berkaitan
erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorikpun berhubungan dengan aspek
psikologis anak.
Damon & Hart menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan dengan self imager anak. Anak
yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia
dihargai teman-temannya. Hal ini juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman
bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem. (Sumantri, 2005:
25).
Anak-anak menyenangi latihan keterampilan. Anak akan berdiri pada papan keseimbangan atau
menendang bola, mencoba beberapa teknik berbeda sampai menentukan suatu pekerjaan yang
benar. Hal ini memberikan rasa percaya diri untuk mengembangkan keterampilan selanjutnya
seperti aktif berinisiatif ketika anak bermain sendiri. Banyak aktivitas permainan yang
melibatkan motorik kasar anak pada usia 4 – 6 tahun yang dilakukan di lembaga Pendidikan Usia
Dini antara lain bermain ayunan, memanjat, menggali terowongan di pasir, melempar dan
menangkap bola, melompat tali, berjalan lambat pada papan keseimbangan, mengendarai sepeda
roda tiga, meluncur diperosotan, menarik gerobak mainan, mendorong kereta dorong, melukis
dengan cat air, berlari di atas rumput, mengetuk palu, menggergaji, menanam, bermain pasir dan
lain sebagainya.
Sebagai gerakan dasar motorik kasar adalah sebagai berikut:
a. Berjalan, meliputi jalan cepat, jalan lambat, jalan mundur, jalan dengan ujung jari, jalan
dengan tangan di pinggang dan lain-lain.Berdiri, meliputi berdiri dengan ujung kaki dan dihitung
sampai 5, berdiri dengan satu kaki dan menghitung sampai 5, berdiri dengan cara sebelumnya
dengan mata tertutup.
b. Keseimbangan. Aktivitas ini dapat dilakukan pada papan titian. Pertama berdiri di atas papan
titian, berjalan dengan satu kaki pada papan titian dan satu kaki lainnya di lantai, berjalan pada
papan titian dengan dua kaki, berjalan perlahan (ke depan), berjalan menyamping (dimulai
dengan kaki yang dominan), berjalan dengan tas (benda lain) di atas kepala, berjalan perlahan
(mundur) dan berjalan mundur dengan tas (sesuatu) di atas kepala.
Berlari, meliputi berlari cepat, berlari perlahan, berlari dengan ujung jari, berlari dengan tangan
ke belakang, berlari dengan langkah pendek dan langkah panjang, berlari ke arah tertentu yang
disebutkan guru dan seterusnya.
c. Melompat, meliputi, melompat di tempat ke atas dan ke bawah, melompat dengan satu kaki
(engklek), melompat ke depan, melompat ke belakang, melompat ke udara dan melompat dengan
membuat putaran (memutar), melompat dengan mata tertutup dan seterusnya. Melompat dengan
ketinggian tertentu (mulai dari melompat rendah), melompat seperti binatang (katak, belalang
atau kanguru).
d. Mencongklang, yaitu gerakan dengan langkah maju pada satu kaki dan satu kaki lainnya
mengikuti namun dengan posisi tetap di belakang. Gerakan ini dilakukan seperti gerakan kuda
atau rusa berlari. Sebaiknya anak-anak dibantu melakukan gerakan dengan prosedur/cara yang
benar.
e. Meloncat. Meloncat mungkin merupakan gerakan tubuh yang cukup sulit bagi anak usia dini.
Sebelum melakukan, pendidik harus menjelaskan cara melakukan gerakan meloncat. Gerakan ini
dilakukan dengan cara melangkahkan satu kaki, ketika kaki tersebut berada di udara, kaki
lainnya melangkah maju.
Bermain bola, seperti melempar, menangkap, menendang, menyepak, menggiring,
menggelinding, melambungkan, memukul bola yang dilambungkan dan menyebak bola
2) Jenis-Jenis Motorik Kasar
Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Adapun jenis
perkembangan motorik kasarmenurut Sumantri (2005: 26) pada anak adalah:
a. Menangkap sesuatu
b. Meraih sebuah benda
c. Berjalan
d. Melompat
e. Memainkan jari-jari
f. Melempar benda
g. Meremas-remas kertas
h. Menirukan sesuatu berjalan
i. Duduk
j. Berdiri
k. Menendang sesuatu
l. Naik dan turun tangga
m. Merangkak
n. Memukul
o. Mengayunkan tangan
p. Berguling ke kanan dan ke kiri
2. Motorik halus
1) Pengembangan motorik halus
Perkembangan motorik halus anak usia dini ditekankan pada koordinasi gerak motorik halus
dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan
menggunakan jari tangan. Pada anak usia 4 tahun koordinasi gerak motorik halus anak sangat
berkembang bahkan hampir sempurna (Sumantri, 2005: 28) Walaupun demikian anak usia ini
masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini
disebabkan oleh keinginan anak meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang
meruntuhkan bangunan itu sendiri.
Pada usia 5-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus sangat berkembang pesat. Pada masa ini
anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan
gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan antara lain dapat dilihat pada
anak waktu menulis atau menggambar.
Anak-anak usia prasekolah harus dikenalkan dengan kegiatan motorik halus di samping kegiatan
motorik kasarnya. Hal ini dikarenakan kegiatan motorik halus adalah sebuah awalan pematangan
dalam hal menulis dan menggambar.
Anak-anak butuh sebuah persiapan yang matang sebelum bersekolah sehingga dia akan mampu
menguasai gerakan-gerakan yang akan dilakukan nantinya pada saat dia bersekolah.
2) Jenis-Jenis Motori Halus
Persiapan dan alat-alatnyapun sangat mudah didapatkan di sekitar kita bahkan itu adalah sesuatu
yang tanpa kita sadari bisa dijadikan sebagai sebuah pembelajaran buat si anak. Adapun
aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan adalah:
a. Senam Tangan
Kegiatan membuka dan menutup tangan secara berulang-ulang disertai dengan nyanyian adalah
sesuatu yang sangat disenangi oleh si anak dan ini adalah sebuah pemanasan awal buat anak
sebelum dia melakukan aktivitas menulisnya. Cara ini digunakan untuk melenturkan otot-otot
tangan agar si anak mudah melakukan gerakan-gerakan yang lebih rumit.
b. Menggunting Kertas
Kegiatan ini sangat baik sekali karena melatih otot-otot tangan, usahakan posisi dalam
memegang gunting tepat karena kegiatan memegang dan menggerakkan gunting sama halnya
dengan menulis, maka jikalau salah maka akan berpengaruh dengan cara anak menulis.
c. Menempel
Menempel adalah kegiatan yang melibatkan visual, imajinasi dan motorik halus anak. Cobalah
dengan gambar yang lebih sederhana seperti gambar sebuah mobil kemudian anak disuruh
menempel pada bidang kertas yang kosong.
Setelah anak mulai terbiasa dengan hal ini maka naiklah tingkat kesulitan tempelan dengan cara
membuat gambar kemudian si anak menempel pada kertas yang sebelumnya sudah diberikan
pola yang sama dengan gambar yang akan ditempel.
d. Meronce
Untuk kegiatan meronce bahan yang digunakan pun lebih murah dan bervariasi. Contohnya saja
sedotan yang banyak sekali kita temui di toko-toko atapun warung-warung. Sedotan dipotong
kecil-kecil kemudian potongan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah benang maka terbentuklah
sebuah kalung bertahtah plastik atapun gelang dan cincin. Bahan tidak mesti dengan sedotan,
kertas origami pun bisa yaitu dengan cara kertas origami digunting bulat-bulat kemudian
tengahnya diberi bolongan (memakai pembolong kertas) lalu dimasukkan ke dalam benang atau
lidi. Kegiatan meronce sangat berpengaruh terhadap konsentrasi anak dan juga anak memegang
benang/lidi untuk dimasukkan ke dalam sedotan atau kertas sama dengan ketika anak memegang
pensil untuk menulis.
e. Menyambung titik-titik
Kegiatan menyambung titik-titik ini mengajarkan kepada anak untuk melatih kekuatan tangan,
ketelitian, konsentrasi dan kesabaran, untuk anak yang masih belajar maka jangan terlalu
memaksakan untuk mendapatkan hasil yang baik tapi teruslah berikan dia latihan dan semangat
agar dia bisa menyelesaikan dengan baik.
f. Melipat kertas
Melipat kertas dengan menggunakan kertas origami adalah sesuatu yang sangat menyenangkan
bagi anak karena bisa dibuat apa saja, mulailah dengan kegiatan melipat yang sederhana seperti
melipat bentuk segitiga, segiempat kemudian ke bentuk yang agak sulit. Yang dilatih dari
kegiatan melipat ini adalah bagaimana anak menekan lipatan-lipatan itu karena kegiatan ini akan
memperkuat otot-otot telapak dan jari tangan anak.
g. Plastisin
Plastisin sering dipakai dalam kegiatan mengasah keterampilan motorik dan kreatifitas karena
bahannya yang lunak dan liat serta berwarna warni sangatlah cocok untuk anak. Selain mudah
dibentuk, tekstur plastisin yang khas memberi stimulasi tersendiri terhadap saraf-saraf di ujung
jemari si kecil. Buatlah yang sederhana contohnya bola, mie dan lain-lain. Plastisin juga sangat
bagus untuk terapi bagi anak yang mengalami permasalahan temperamen keras karena leturnya
bahan ini sehingga anak harus ekstra hati-hati agar bentuk yang diinginkan sesuai dengan
keinginan.

Anda mungkin juga menyukai