Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu-ilmu sosial dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan
mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota
masyarakat. Dengan demikian setiap ilmu pengetahuan yang mempelajari
dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat. Termasuk
ilmu-ilmu social.
Manusia adalah suatu dinamika. Dinamika manusia merupakan
ungkapan hakikat jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal-budi. Dan
sebagai makhluk social hakikat inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya dipermukaan bumi. Pengembangan akal-budi manusia
dengan relasi social ini lah yang menyebabkan keadaan kehidupan
dipermukaan bumi seperti kenyataan ini. Manusia sebagai makhluk social
juga memiliki sikap, kemampuan, emosi dan potensi-potensi kejiwaan
lainnya. Yang dapat berkembang dalam kehidupan bermasyarakat.
Manusia merupakan makhluk berkembang dalam bermasyarakat.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan keterampilan membaca ilmu pengetahuan
sosial?
b. Bagaimana keterampilan pengetahuan sosial?
C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui perkembangan keterampilan membaca ilmu
pengetahuan sosial
b. Untuk mengetahui keterampilan pengetahuan sosial?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengembangan Keterampilan


Pengembangan keterampilan merupakan bagian yang cukup esensial
dalam peroses belajar mengajar IPS. Keterampilan-keterampilan yang
dimaksud merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan anak didik pada
masa sekarang dan masa yang akan datang.
Suatu keterampilan tidak akan bisa dipelajari secara cepat. Sebagian besar
keterampilan dapat dikaji secara baik dengan jalan induktif. Setelah melalui
beberapa penjelasan, anak ddik dapat memahami tentang apa yang harus
mereka kerjakan dan bagaimana cara kerja mereka. Cara ini hanya akan
terwujud apabila mereka mampu meningkatkan tingkat kesadarannya
terhadap permasalahanyang diberikan oleh gurunya.1

A. Pengembangan Keterampilan Membaca Ilmu Pengetahuan Sosial


Membaca adalah salah satu keterampilan dalam belajar untuk
memproleh sejumlah pengalaman dan atau pengetahuan. Salah satu bagian
penting dari aktivitas belajar adalah mengembangkan suatu kesadaran
bagaimana belajar itu terjadi. Adapun pengembangan keterampilan
membaca dalam ilmu pengetahuan sosial (IPS) antara lain:
1. Pengembangan keterampilan pemahaman.
Memahami suatu istilah dan atau kosep maka diperlukan
keterampilan memahami bacaan-bacaan yang ada. kemampuan yang
dimaksud dengan istilah kesadaran kognitif yaitu sering diartikan
“Mengetahui tentang mengetahui” (knowing about knowing) atau
mengetahui bagaimana untuk mengetahui “(know how to know)”.
Membaca ini sangat penting karena kesadaran metakognitif perlu
adanya monitoring oleh diri sendiri(self-monitoring) dan evaluasi diri
(self-evaluation). Kemampuan membaca dalam ips perlu keterampilan
1
Toni Nasution,M.Pd dan Maulana Arafat Lubis,MPd. Konsep dasar IPS/ -(Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018).hlm 115

2
khusus karena bahan bacaannya yang beragam. Jarolimerk & Parker
(1993)mengemukakan sejumlah keterampilan membaca dalam ips
sebagai berikut;
a. Membaca secara fleksibel
b. Menggunakan judul bab dan subbab sebagai alat baca
c. Menggunakan kata kunci kontekstual
2. Pengembangan keterampilan vokabuler sosial
Vokabuler atau vokabolarium sosial yang. bahan rujukan yang
biasa digunakan dalam belajar ips dapat dikelompokkan atas beberapa
jenis:
1. Buku teks
2. Buku bacaan tambahan
3. Buku bergambar
4. Biografi
5. Fiksi sejarah

B. Pengembangan Keterampilan Partisipasi Sosial


Berdasakanr pengajaran IPS ini cepat berubahnya lingkungan
sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu sendiri. Perubahan-perubahan
yang terjadi dalam lingkungan sosial budaya bersifat multidimensional dan
berskala internasional, baik yang berhubungan masuknya arus globalisasi
maupun masuknya era abad ke-21. Masalah ini semakin serius manakala
dihadapkan kenyataan bahwa selama ini mata pelajaran IPS kurang
mendapat perhatian semestinya. Padahal dengan memahami IPS akan
membimbing siswa menghadapi kenyataan dalam lingkungan sosialnya
dan dapat menghadapi masalah-masalah sosial yang terjadi dengan lebih
arif dan bijaksana. Oleh karena itu sangat perlu diupayakan pemecahan
permasalahan yang dihadapi para guru SD tersebut melalui pelatihan dan
lokalkarya pengembangan ketrampilan partisipasi sosial melalui
pembelajaran IPS terpadu. Sehingga permasalahan utamanya adalah :

3
1. Bagaimana meningkatkan kemampuan guru-guru dalam merancang
RPP Mata Pelajaran IPS dengan mempertimbangkan ketrampilan
partisipasi sosial.
2. Bagaimana meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam
proses pembelajaran.
3. bagaimana caranya merangsang dan meningkatkan apresiasi minat
belajar siswa akan mata pelajaran IPS.
4. bagaimana guru dapat memberdayakan potensi siswa sesuai minat dan
bakatnya melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan bertujuan untuk
memenuhi ingatan para siswa dengan berbagai fakta dan materi yang harus
dihafalkan, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggung
jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat,
bangsa dan negara. Pengembangan ketrampilan partisipasi sosial sebagai
salah satu dimensi untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS.

1. Pengertian kepekaan sosial


Secara harfiah, istilah” kepekaan”. (sensitivity) berasal dari kata
peka atau (sensitive) yang berarti mudah merasa atau mudah terangsang,
atau suatu kondisi seseorang yang mudah bereaksi terhadap suatu
keadaan.2 Apabila dikaitkan dengan kondisi sosial (kemasyarakatan) maka
istilahnya menjadi kepekaan sosial (sosial sensitivity), ialah kondisi
seseorang yang mudah bereaksi terhadap masalah-masalah sosial
kemasyarakatan.
Kepekaan sosial merupakan kemampuan untuk merasakan dan
mengamati reaksi atau perubahan orang lain. Seseorang yang memiliki
kepekaan yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya
reaksi-reaksi tertentu dari orang lain baik yang positif maupun yang

2
Toni Nasution,M.Pd dan Maulana Arafat Lubis,MPd. Konsep dasar IPS/ -(Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018).hlm. 120

4
negatif. Adanya kepekaan sosial akan membuat seseorang bersikap dan
bertindak terhadap orang yang ada di sekitarnya. Jadi, orang yang
memiliki kepekaan sosial akan menjadi pribadi yang asik untuk diajak
bergaul.
Beberapa cara pengembangan kepekaan sosial diantaranya:
1. Menyadari bahwa kita tidak bisa hidup sendiri
2. Bergaul dengan sebaik-baiknya dengan orang lain
3. Memperhatikan dan memperbaiki cara berbicara
4. Terlibat dalam kegiatan sosial
5. Mengembangkan empati
6. Berprilaku profesional
7. Melihat dan bertindak.
Secara teoritis, Kepekaan sosial maupun kesadaran sosial akan
terjadi apabila adanya pengalaman individu pada masa lampau. Dengan
berdasarkan pada teori belajar sosial ini. Maka dapat disimpulkan bahwa
kesadaran sosial maupun kepekaan sosial dapat dikembangkan, dipelajari,
atau dibelajarkan kepada para siswa, kepekaan sosial ialah sondisi
seseorang yang mudah merasa terangsang dan breaksi terhadap hal-hal
kemasyarakatan. Kepekaan sosial muncul karena ada pengalaman individu
dari waktu sebelumnya, mengklarifikasi pengalaman tersebut dan
mengembangkannya dikelas melalui rekonstruksi dengan melibatkan
siswa dalam aktivitas sosial dan peroses pembelajaran.

2. Pengembangan partisipasi sosial


Model pembelajaran partisipasi sosial sangat dianjurkan untuk
diterapkan oleh guru ips, khususnya dalam mengajarkan konsep yang
memerlukan keterampilan. Selain itu, konsep yang diajarkan dikelas
memiliki banyak kegunaan praktis bagi siswa.
Pembelajaran partisipasi ini hendaknya didukung oleh guru yang
memiliki mobilitas yang cukup tinggi dalam kanca realitas kehidupan atau
memiliki relasi dengan masyarakat atau orang tua siswa, dengan kata lain,

5
sekolah akan menjadi media dalam membantu komunikasi antara siswa
dengan pihak masyarakat.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran partisipasi sosial:
1. Penetapan tujuan pembelajaran
2. Pembelajaran konsep
3. Penentuan pemilihan topik / masalah untuk proyek partisipasi
4. Pembuatan skenario pilihan partisipasi
5. Diskusi kelas
6. Latihan dan persiapan proyek partisipasi
7. Pelaksanaan proyek partisipasi
8. Membuat laporan kerja
9. Penyimpulan proyek
Bentuk-bentuk kegiatan partisipasi sosialyang dapat diajarkan
dalam ips:
1. Kegiatan sosial politik
2. Proyek kemasyarakatan
3. Proyek sosial
4. Studi kemasyarakatan
5. Permagangan
6. Program model

C. Keterampilan penggunaan globe dan peta


Globe adalah tiruan bumi yang diperkecil, yang dipermukaannya
digambarkan benua-benua dan samudera-samudera. Sedangkan peta
adalah gambaran konvensional permukaan bumi atau benda angkasa, yang
meliputi perwujudan, letak, maupun data yang berkaitan, seperti
tampaknya apabila dilihat dari atas.3
Fungsi globe dan peta Globe dan peta berfungsi untuk
menyajikan data-data lokasi, sebagain alat peraba, sebagai catatan visual

3
Uno Hamzah, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (PT. Bumi Aksara: Jakarta,
2006), hal 17

6
permanent, memberikan pengetahuan relatif dan tetap tentang suatu
wilayah, sebagai alat komunikasi dan alat analisi serta sebagai media
pembelajaran, tetapi secara khusus globe dan peta tersebut memberikan
informasi tentang keadaan permukaan bumi.
Adapun keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam
mempelajari globe dan peta, antaralain:
a. Mampu mengidentifikasi tanah dan air yang ada di dalam globe dan
peta.
b. Petunjuk arah pada mulanya hanya di perkenalkan pada arah yang
sudah dikenal, kemudian dikembangkan engan petunjuk arah yang lebih
khusus seperti tenggara, barat daya dan sebagainya.
c. Mengidentifikasi berbagai bentuk kesatuan air seperti laut, danau,
sungai dan sebagainya.
d. Menentukan lokasi kota-kota, dimulai dari kota tempat tinggal anak
didik sendiri atau kota-kota besar terdekat.
e. Mengenal tempat-tempat penting atau bersejarah.
f. Menentukan perbedaan yang digunakan dalam skala.
g. Mengetahui sumber-sumber alam seperti batubara, besi, kapas dan
sebagainya.
h. Mengenal iklim dimulai dari pengertian iklim secara umum untuk
kemudian secara bertahap dikembangkan ke arah penafsiran iklim
sebagaimana digambarkan dalam peta, menunjukkan curah hujan, arah
angin dan sebagainya.
i. Transportasi sungai, teerusan, rel kereta api, jalur penerbangan dan
sebagainya.
j. Perwujudan politik negera, regional, ibu kota dan sebagainya.
Sebaliknya dimulai dari daerahnya sendiri.
k. Membandingkan peta dari berbagai ukuran terhadap daerah yang sama.
l. Mulai menggunakan sistem grid untuk menentukan sesuatu tempat.
m. Menentukan tinggi rendah.

7
n. Mengenal faktor-faktor yang ada hubungan dengan manusia seperti
intensitas, migrasi, dan sebagainya.
o. Faktor-faktor budaya seperti daerah kebudayaan, tempat-tempat
berkembangnya kepercayaan tertentu, kelompok-kelompok etnis dan
sebagainya.4

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan pengetahuan sosial merupakan ilmu pengetahuan
yang disederhanakan untuk pendidikan, dimana mencakup tiga
keterampilan, diantaranya keterampilan mebaca ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan partisipasi sosial, serta keterampilan menggunakan globe
dan peta. Dan adapun keterampilan pengetahuan pengetahuan merupakan
suatu bentuk kemampuan membentuk pikiran.
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat
dijadikan suatu pedoman atau acuan dalam peroses meningkatkan
keterampilan-keterampilan ilmu sosial

4
Toni Nasution,M.Pd dan Maulana Arafat Lubis,MPd. Konsep dasar IPS/ -(Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018).hlm. 130

8
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Deny. (2017). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu.


Medan: Akasha Sakti
Hidayah, L. F. (2015). Media Pembelajaran IPS Interaktif. Jurnal
Penelitian dan Pendidikan IPS , Vol. 9 (2).
https://pgsdday.blogspot.com/2017/12/keterampilan-dasar-dalam-ilmu-
ilmu.
https://siti halimatussakdiyah. blogspot. com/2014/07/pengembangan
keterampilan-partisipasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai