Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN BAHASA

MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PENYUSUN
KELOMPOK 1
KELAS PTP B

AKBAR
MUH. IHSAN TAQWIM
IMRAN BASRI
RIFQAH NUR ASNADHIFAH
INDAH CAHYANI
RIDAWATI
M.ARIF DESRIAWAN

PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur ke Hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Shalawat berangkaikan salam teruntuk Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umat dari zaman kebodohan hingga berilmu
pengetahuan seperti saat ini. Dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai perkembangan sosial dan perkembangan bahasa.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian dalam memahami teori belajar kognitif dan penerapannya dalam
pembelajaran.

Makassar, 27 Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Intelegensi atau sering banyak digunakan dengan sebutan


kecerdasan, suatu karunia yang dimiliki individu untuk mengembangkan
dan mempertahankan hidupnya, serta bagaimana individu itu berusaha
menghambakan dirinya kepada PenciptaNya.

Ketika baru lahir seorang anak sudah mempunyai kecerdasan,


hanya sangat bergantung pada orang lain untuk memenuhi perkembangan
hidupnya. Dalam perkembangannya anak makin meningkatkan berbagai
kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya pada orang lain dan
berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Manusia tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa
melalui beberapa langkah dan jenjang . Kehidupan anak dalam menelusuri
perkembangan itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka
berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi sosial merupakan proses
sosialisasi yang mendudukan anak sebagai insan yang secara aktif
melakukan proses sosialisasi. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan
proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial .

B. Identifikasi Masalah

Dalam pembahasan dan pembelajaran mengenai perkembangan


peserta didik kali ini, kami dituntut untuk membuat makalah dengan
tujuan memperdalam pengetahuan mengenai peserta didik itu sendiri.
C. Tujuan

1. Memahami makna dan karakteristik perkembangan sosial remaja.


2. Memahami makna dan karakteristik perkembangan bahasa remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN SOSIAL

1. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan hubungan antar manusia yang saling


membutuhkan. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang
didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan
manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial
juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan
remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi
kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan
bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat
hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan
hidup manusia.

2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai


jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup
kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup
luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai
memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda
dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja
menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai
kelompok umur.
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Remaja
Perkembangan sosial anak/remaja dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

1. Keluarga

2. Kematangan

3. Status Sosial Ekonomi

4. Pendidikan

5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi

4. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku


Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapatn memikirkan dirinya dan
orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah
kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil
pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada
yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang
menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada
orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan
mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan
bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran
sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan
kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya
menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat
orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam
menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan
diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka
dapat bergaul dengan baik.

5. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial


Bergaul dengan sesama manusia (sosialisasi) dilakukan oleh setiap
orang, baik secara individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai
aspek, terdapat perbedaan individual manusia, yang hal itu tampak juga
dalam perkembangan sosialnya.

Sesuai dengan Teori komprehensif yang dikemukakan oleh


Erickson yang menyatakan bahwa manusia hidup dalam kesatuan budaya
yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat menyediakan segala Hal yang
dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat, kemampuan, dan latar
belakang kehidupan budayanya maka berkembang kelompok-kelompok
sosial yang beranekaragam. Remaja yang telah mulai mengembangkan
kehidupan bermasyarakat, maka telah mempelajari pola-pola yang sesuai
dengan kepribadiannya.

6. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya


dalam Penyelenggaraan Pendidikan
1. Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk
memberikan rangsang kepada mereka kearah perilaku yang
bermanfaat.
2. Perlu sering diadakan kegiatan kerja bakti , bakti karya dan kelompok-
kelompok belajar untuk dapat mempelajari remaja bersosialisasi
sesamanya dan masyarakat .
B. PERKEMBANGAN BAHASA

1. Pengertian Perkembangan Bahasa

Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang


digunakan oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan
orang lain dan bahasa merupakan alat bergaul.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang
berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan berbahasa. Contohnya bayi yang tingkat intelektualnya belum
berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga
sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai
mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari
tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada
dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Bayi belajar menambah
kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa
(terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas.

Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia


enam sampai tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi
perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun
menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat
komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat
memahami dan dipahami orang lain

2. Karakteristik Perkembangan Bahasa

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah


banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja
terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya,
dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang
berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh
lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti
pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat
sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Pengaruh
pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol,
sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok
itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat
khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan
adalah bocoran soal ulangan atau tes.

Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat,


dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan
antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan
dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya.
Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan
banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-
istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki
status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan
umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa


Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena
ituperkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya,
bertambahnya pengalaman, dan meningkatkan kebutuhan. Faktor fisik
dan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya
pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-
gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang
menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat
kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat
intelektual, anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi
dengan baik.

2. Kondisi lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil


untuk cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa
dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan.
Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan
daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.

3. Kecerdasan anak

Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang


diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami
atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi
oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

4. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu


menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa

anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru


oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi
berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah.

5. Kondisi fisik

Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang


terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli,
gagap, dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu
perkembangan alam berbahasa.
4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa terhadap Kemampuan Berfikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling
mempengaruhi satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh
terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan berbahasa
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang rendah kemampuan
berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang
baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.

Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain.


seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan
menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan
dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir
yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat
ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya

5. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa


Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke
dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam
bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup
menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka
belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar,
lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa
anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.

Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi, anak dengan


IQ tinggi akan berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ
menggambarkan adanya perbedaan individual anak, dan dengan demikian
kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi sesuai dengan varasi
kemampuan mereka berpikir.

6. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa Remaja dan Implikasinya


dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi
bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini
guru harus mengembangkan strategi belajar-mengajar bidang bahasa
dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.

1. Anak perlu melakukan pergaulan

2. Guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan


perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah di pilih secara tepat dan
benar oleh guru.
BAB III

PENUTUPAN

A. Simpulan

Perkembangan sosial adalah perkembangannya tingkat hubungan


antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Hubungan sosial remaja terutama yang berkaitan dengan proses penyesuaian dari
berpengaruh terhadap tingkah laku.
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain adalah usia
anak, kondisi keluarga dan kondisi fisik anak terutama dari segi kesehatannya.
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama
lain. bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa
dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.

B. Saran

Sebaiknya, untuk mengetahui tingkat perkembangan intelek seseorang


harus dilakukan berdasarkan tahap-tahapnya, sesuai dengan perkembangan umur
mereka. Walaupun intelegensi tersebut merupakan bawaan sejak lahir atau yang
dikenal dengan faktor hereditas, namun faktor lingkungan juga sangat
berpengaruh dalam perkembangan intelek seseorang. Untuk itu, agar
perkembangan intelek berkembang dengan baik maka harus diperhatikan faktor-
faktor tersebut.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti


faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
berbahasa.Oleh karena itu, kita harus menggunakan dan mengembangkan bahasa
dengan berkembangnya bahasa secara tidak sadar kita telah melangkah kedewasaan
yang sudah merupakan kodrat kita sebagai manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur.2010.Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan

inovatif. Jogjakarta : DIVA Press


Asrori, Muhammad. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Wineka Media

Sunarto dan B. Agung Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta

Anda mungkin juga menyukai