Anda di halaman 1dari 7

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

Tugas 2

MKDK4002 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


ANA TRIYUNITA
858071754
S1-PGSD
PONTIANAK

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.1
1 Sebutkan dan kelaskan komponen penyusunan Bahasa?
Jawaban :
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sangat memerlukan bahasa sebagai suatu
alat komunikasi dengan manusia lainnya. Bahasa merupakan suatu simbol dan
kata-kata untuk menyampaikan suatu ide atau konsep yang ada di pikiran
seseorang. Bahasa sebagai alat komunukasi tidak hanya di ungkapkan melalui kata-
kata melainkan dapat di ingkapkan juga melaui bahasa isyarat atau suatu gerak
anggota tubuh yang dapat lebih memperkuat suatu komunikasi. Setiap masyarakat
mempunyai bahas ayang berbeda-beda karena bahasa yang ada sangat lah
bervariasi tergantung dengan lingkungan sekitarnya. Setiap bahasa mempunyai
karateristik yang bervariasi. Ada beberapa karateristik tentang bahasa :
Setiap bahasa mempunyai kata-kataArtinya bahwa kata-kata ini dapat merujuk
objek-objek orang, aktivitas, kejadian bahkan ide-ide yang abstrak . Jadi bahasa
yang berbeda mempunyai nama yang berbeda pula. Misalnya kata buku dalam
baahasa inggris sedangkan dalam bahasa indonesia yaitu buku.
Urutan kata-kata merupakan karateristikyang di kehendaki dalam suatu bahasa.
Kata-kata ini memerlukan suatu urutan agar dapat menjadi kalimat yang utuh
sehingga akan mempermudahkan suatu komunikasiSutau kemampuan individu
dalam menghasilkan sejumlah kalimat bermakna yang terbatas yang menggunakan
suatu himpunan kata sehingga menjadikan bahasa sebagai suatu yang adapat
memunculkan suatu kekreatifan.
Penggunaaan bahasa dapat mengkomunikasikan suatu informasi tentang suatu
hal. Tata penggunaan bahasa merupaka aspek yang sangat penting sebagai
karateristik suatu bahasa. Bahasa sangat di perlikan oleh seseorang dalam
kehidupannya karena bahasa mempunyai peranan yang sangat penting sebagai
satu alat komunikasi.
Seperti yang kita pahami umumnya bahasa terdiri dari 5 komponen diantaranya
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik

2 Jelaskan Teori perspektif empiris, Teori perspektif nativisme dan Teori perspektif
interaksi!
Jawaban :
Pendidikan adalah seutu proses yang memiliki tujuan yang sangat jelas biasanya
diupayakan untuk menciptakan pola-pola tertentu pada anak atau peserta didik
pada setiap suasana pendidikan yang mengandung tujuan-tujuan, malumat-
maklumat yang berkenaan dengan pengalaman-pengalaman yang dapat
dinyatakan sebagai kandungan. Dan untuk mewujudkan hal tersebut tentunya
diperlukan aspek-aspek yang lain seperti metode, media dan aspek lain dari pada
pendidikan itu. Olehnya itu dalam merumuskan suatu kurikulum
pendidikan tentunya melibatkan aspek komponen utama yaitu: tujuan-tujuan,
kandungan dan metode yang disesuaikan dengan kpendidikan Islam yang belaku.
Dalam merumuskan sebuah tujuan pendidikan tentunya membutukan suatu usaha
pemikiran yang jelas dan komprehensip. Karena tujuan pendidikan merupakan
perkara yang sanngat penting. Sebab ia menentukan kandungan dan metode yang
akan dipergunakan dalam merealisasikan pendidikan tersebut.

Dalam proses pendidikan, metode mempunyai peranan dan kedudukan yang


sangat penting dalam kaitannya dengan usaha mencapai tujuan, karena ia menjadi
sarana yang bermakna-kan materi pejalajar yang tersusun dalam kurikulum
pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap materi
pelajaran tersebut melalui hal itu. Tanpa metode, maka tentunya suatu materi
pelajaran pendidikan Islam tersebut, tidak dapat berproses, tidak dapat berproses
secara efesien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan
pendidikan.

1. Aliran Empirisme

Aliran ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan
sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi (a sheet white paper avoid of all
characters). Jadi sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-
apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidikannya. Aliran ini berlawanan
dengan kaum nativisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak
menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh
pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia dapat dididik
menjadi apa saja (ke arah yang yang baik atau ke arah yang buruk) menurut
kehendak lingkungan atau pendidikannya.

Analisis Teori ini dipandang berat sebelah/ekstrim karena hanya mementingkan


peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan dan teori ini tidak memperhatikan
kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir ( kecerdasan, kemauan ) karena
keberhasilan anak juga ditentukan oleh kemampuan dasar dan kemauan keras untuk
mengenbangkan bakat yang dimiliki.
Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan
nama optimisme pedagogis.

2. Aliran Nativisme

Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat
pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasiI perkembangannya. Menurut
kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Jadi.
kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita mendidik, atau dengan kata lain
pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebut pesimisme
pedagugis. Bayi lahir dengan pembawaan baik/buruk,tidak dapat diubah kekuatan
luar. Hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang dibawa sejak lahir
Lingkungan /pendidikan tidak berdaya mempengaruhi perkembangan anak
?Mendidik = membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya.

3. Teori Interaksionisme

Merupakan cabang dari sosiologi yang secara khusus membahas mengenai cara
seorang individu berperilaku dan membuat keputusan berdasarkan lingkungan
yang ditempati individu tersebut

3 Sebutkan karakteristik perkembangan Jelaskan bagaimana cara memecahkan


masalah secara matematis?
Paul Baltes Santrock, 2007: 11-12 seorang peneliti di bidang psikologi
perkembangan dan seperti yang dikutip oleh menjelaskan bahwa perkembangan
manusia memiliki tujuh karakteristik dasar yaitu : a. Perkembangan berlangsung
sepanjang hidup yang adalah perkembangan manusia terjadi sangat pesat pada
usia dini. Pada usia selanjutnya, perkembangan tersebut tetap berlangsung dengan
pesat sampai anak mencapai usia dewasa. Setelah mencapai pada usia dewasa,
perkembangan menjadi lebih stabil. Saat mencapai usia tua maka perkembangan
manusia menjadi menurun. b. Perkembangan manusia bersifat multidimensional
yaitu perkembangan dalam diri manusia memiliki berbagai dimensi seperti dimensi
kognitif, dimensi kecerdasan, dimensi sosioemosional. c. Perkembangan manusia
bersifat multidireksional adalah perkembangan manusia pada dimensi tertentu
dapat berkembang dengan pesat sementara pada dimensi lainnya menurun.
Misalnya seorang yang dewasa mampu bertindak bijaksana dengan menggunakan
kematangan intelektual dan pengalaman yang dimilikinya dapat mengambil
keputusan tepat, namun pada waktu melakukan kegiatan yang membutuhkan
ingatan dalam memproses informasi, ia tidak melakukan dengan baik. d.
Perkembangan manusia bersifat fleksibel yang artinya dalam perkembangan ini
ditentukan oleh berbagai kondisi yang dialaminya 20 sepanjang hidupnya. Oleh
sebab itu, perkembangan manusia mengikuti berbagai alur perkembangan.
Misalnya, ingatan orang dewasa yang telah memasuki masa usia tua dapat
ditingkatkan melalui training atau melalui berbagai kebiasaan yang membantu
mempertahankan daya ingat, seperti menstimulasi otak dengan membaca serta
menulis. e. Perkembangan manusia mengandung sejarah perkembangan yaitu
seorang individu sangat dipengaruhi oleh sejarah perkembangan hidupnya.
Misalnya, seperti orientasi wanita yang hidup di tahun 1950 akan berbeda dengan
wanita yang hidup di era globalisasi. Dimana tahun 1950 diorientasikan pada
fungsinya sebagai wanita pengurus rumah tangga yang lemah, lembut, dan patuh
pada suami. f. Studi tentang perkembangan manusia bersifat mutlidisiplin yaitu
dalam studi perkembangan manusia ini melibatkan berbagai ahli dari disiplin ilmu,
sosiologis, antropologis, sosiologis, dan pendidikan. Semuanya memberikan
masukan dalam membuka rahasia perkembangan manusia. g. Perkembangan
manusia bersifat kontekstual yaitu manusia memberikan respon dan bertindak
berdasarkan konteks yang mencakup biologis, lingkungan fisik, dan lingkungan
sosial. Dapat disederhanakan sejalan dengan berubahnya waktu dan zaman maka
perkembangan akan mengikutinya Dari berbagai karakteristik di atas dapat ditarik
kesimpulan dimana perkembangan anak dari kecil menuju dewasa membutuhkan
berbagai 21 faktor seperti daya ingat, dimensi kecerdasan serta berbagai hal yang
melekat pada seorang anak demi menunjang keberhasilan dalam proses
perkembangan. Semua hal tersebut saling berhubungan satu sama lain seperti
contoh perkembangan berlangsung seumur hidup tapi dalam perjalanan tersebut
seseorang memiliki tingkat kecerdasan untuk memberikan informasi yang ia dapat.
Berikut ini adalah berbagai problematika yang sering terjadi di lapangan pada
pembelajaran pemecahan masalah yang secara umum disarikan sebagai berikut.
1. Persepsi Guru
Persepsi guru terhadap pemecahan masalah memang sangat beragam, hal ini
dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan guru tentang konsep pemecahan
masalah dan pembelajarannya. Guru kadang memandang bahwa kemampuan
memecahkan masalah dapat diberikan jika siswa sudah mengasai seluruh konsep
matematika, sehingga kadang-kadang diberikan di akhir pembahasan suatu topik
sebagai pelengkap topik tersebut. Pembelajaran pemecahan masalah kadang-
kadang tidak diberikan jika waktu tidak memungkinkan. Guru merasa cukup
dengan pembelajaran perhitungan. Guru juga beranggapan bahwa masalah yang
disajikan oleh guru hanya dalam bentuk soal cerita, padahal masalah dapat
disajikan dalam berbagai bentuk model soal. Guru menganggap bahwa
pembelajaran pemecahan masalah menyita waktu yang sangat banyak sehingga
sering mengganggu program pembelajaran.

2. Perencanaan Pembelajaran
Guru membuat perencanaan berdasarkan kurikulum sekolah (KTSP) secara
konvensional. Guru kurang memersiapkan pembelajaran untuk pemecahan
masalah sehingga pada pelaksanaannya penyelesaian soal-soal pemecahan
masalah hanya sekedar latihan soal-soal cerita.

3. Pelaksanaan Pembelajaran
Guru melaksanakan pembelajaran pemecahan masalah di akhir proses
pembelajaran sebagai latihan soal cerita, belum dianggap sebagai suatu tujuan
pembelajaran secara khusus berupa pendekatan pembelajaran. Guru biasanya
mengajarkan tiga tahap penyelesaian soal cerita, yaitu : menentukan apa yang
diketahui, ditanyakan dan jawaban. Hal ini tampak dari hasil pekerjaan siswa,
walapun dari hasil uji coba soal cerita, siswa-siswa langsung menjawab soal tanpa
mengikuti langkah-langkah yang ditentukan. Hal ini memang bergantung kepada
cara guru mengajarkan strategi-strategi pemecahan soal cerita. Keadaan ini
menyebabkan siswa tidak kretaif dalam menyelesaikan soal cerita. Siswa sering
mengajukan pertanyaan berkaitan dengan suatu soal cerita, seperti ”Pak, soal ini
dikerjakan pake rumus apa?”. Semenetara itu, dalam kondisi kelas dengan jumlah
siswa yang banyak, guru sulit untuk merancang pembelajaran secara berkelompok,
padahal salah satu aspek kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan
bertukar pikiran dan informasi selama proses pemecahan masalah.

4. Penilaian Pembelajaran
Menilai kemampuan pemecahan masalah tidak hanya dari hasilnya saja tetapi yang
lebih penting adalah kemampuan proses siswa dalam memecahkan masalah. Oleh
karena itu, metode atau teknik penilain harus mampu menilai kemampuan proses
siswa seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Akan tetapi, guru
jarang menggunakan teknikteknik penilaian yang seperti itu. Penilaian hanya
dilakukan seperti pada tes uraian biasa sehingga kurang mendeskripsikan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

5. Media atau Alat Peraga


Walaupun pemecahan masalah adalah aktivitas kognitif, tetapi siswa sekolah dasar
masih membutuhkan media atau alat peraga selama aktivitas pemecahan masalah.
Media yang sangat menentukan adalah LKS yang dibuat oleh guru untuk memandu
atau melatih siswa dalam menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Sementara alat peraga yang dapat digunakan adalah alat-alat manipulatif untuk di
eksplorasi siswa dalam kegiatan pemecahan masalah. Akan tetapi, kenyataannya,
guru hanya menggunakan sajian soal dari buku yang kurang memberikan ruang
kreativitas siswa dalam memecahkan masalah. Sehingga LKS yang tersedia hanya
berupa langkah-langkah, seperti : ”Diketahui”; ”Ditanyakan”; dan ”Dijawab”.
Sementara alat peraga manipulatif jarang digunakan.

4 Penalaran adaptif adalah penalaran yang biasa digunakan untuk


memecahkan masalah dalam operasi penjumlahan dan pengurangan
pada matematika. Kata “penalaran adaptif “ lebih dipilih daripada
“penyelesaian penjumlahan dan pengurangan” karena banyaknya
kemungkinan untuk menyelesaikan permasalahan yang sama dengan
menjumlahkan atau mengurangi. Coba Anda berikan contoh berbeda dari
yang ada di modul!
Jawaban :
kemampuan penalaran adaptif siswa yang memiliki gaya kognitif reflektif memiliki
kemampuan yang berbeda satu sama lain. Satu siswa mampu memenuhi 5
indikator kemampuan penalaran adaptif, yaitu mampu mengajukan dugaan,
memberikan alasan terhadap kebenaran suatu pernyataan, menarik kesimpulan
dari suatu pernyataan, memeriksa kesahihan suatu argumen, dan menemukan
pola terhadap suatu gejala matematis. Sedangkan satu siswa lainnya mampu
memenuhi 4 dari 5 indikator kemampuan penalaran adaptif yaitu mampu
mengajukan dugaan, memberikan alasan terhadap kebenaran suatu pernyataan,
menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, dan menemukan pola terhadap suatu
gejala matematis;

Anda mungkin juga menyukai