Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu
sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia,
jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi
ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Di
Indonesia IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD, SMP,
SMA sejak 1975 dan masih berlangsung hingga sekarang. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini
sangat penting diajarkan kepada peserta didik, sebab setiap individu ialah makhluk sosial
yang hidup bermasyarakat. Agar setiap individu menjadi warga negara yang baik maka ia
perlu mendapatkan pengetahuan yang benar tentang konsep dan kaidah kaidah sosial,
menentukan sikap sesuai dengan pengetahuan tersebut dan memiliki keterampilan untuk
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.1
Tujuan belajar IPS adalah mendukung kompetensi warga negara dalam hal
pengetahuan, proses intelektual dan karakter yang demokratis yang diperlukan siswa untuk
terlibat aktif dalam kehidupan publik. Membentuk kompetensi warga negara sebagai suatu
1
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara, h.
23
2
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara, h. 78
tujuan utama, NCSS menekankan pentingnya mendidik siswa yang berkomitmen pada ide-
ide dan nilai-nilai demokrasi.3
Berdasarkan hierarki tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran IPS tidak terlepas dari
tujuan kurikuler (tujuan mata pelajaran), di atasnya terdapat tujuan institusional (lembaga),
dan di atasnya ada tujuaN pendidikan nasional.
3
Ida Bagus Made Astawa. 2017. Pengantar Ilmu Sosial. Depok: Rajawali Pers, h. 131
4
Eva Banowati. 2013. Geografi Sosial. Yogyakarta: Ombak, h. 15
5
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depag, h. 15.
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6
Berdasarkan ranah tujuan pembelajaran, mata pelajaran IPS sama halnya dengan mata
pelajaran lainnya memiliki tiga kelompok ranah tujuan pembelajaran yaitu ranah kognitif,
afektif dan konotatif. Ranah kognitif yang paling esensial adalah pengetahuan dan
pemahaman. Ranah afektif yang paling esensial adalah pengembangan nilai, sikap dan moral.
Ranah konotatif adalah keinginan untuk melaksanakan dan membuktikan dalam kehidupan
sehari-hari
1. Pendidikan IPS penuh dengan tujuan yang termasuk pengetahuan dan pemahaman.
Dalam belajar IPS seorang siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang berbagai konsep pokok dalam suatu disiplin ilmu. Dalam proses memahami IPS
terdapat proses berpikir. Keterampilan berpikir sangat penting dalam IPS karena dengan
berpikir siswa menguasai keterampilan mengolah apa yang dibaca, dilihat, dan
didengarnya sehingga menemukan sesuatu yang memiliki makna bagi dirinya
2. Aspek afektif dalam ranah tujuan pendidikan IPS ialah sikap nilai dan moral.
Pembelajaran IPS yang diberi amanah untuk menyampaikan nilai-nilai masyarakat yang
menjunjung tinggi kemuliaan harkat dan derajat manusia, harus mampu memberi
penjelasan. Suatu masyarakat yang melanggar aturan agama dan hak-hak asasi manusia
akan menanggung akibatnya yaitu kehancuran. Demikianlah tugas seorang guru IPS di
tengah masyarakat
6
Ida Bagus Made Astawa. 2017. Pengantar Ilmu Sosial. Depok: Rajawali Pers, h. 111
7
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depag, h. 29
3. Tujuan konotatif untuk pendidikan IPS ialah sikap dan kehidupan yang religius,
melaksanakan tugastugas sosial, melaksanakan tanggung jawab pribadi.8
C. URGENSI ILMU-ILMU SOSIAL
1. IPS Sebagai transmisi Kewarganegaraan (Social
Program pendidikan yang seperti ini banyak dilakukan dalam pembelajaran IPS yang
membahas kompetensi sejarah, dan pendidikan kewarganegaraan. Misalnya ceritera tentang
perjuangan pahlawan (heroisme) dan contoh-contoh moral untuk membangkitkan inspirasi
pemuda untuk menilai dan mencapai cita-cita tinggi yang diwariskan.Agar program
pendidikan transmisi dari yang tua ke yang muda berhasil (tidak menyimpang dari aslinya),
maka pemindahan kebudayaan dilembagakan, misalnya melalui program pendidikan formal.
Inilah yang akhir-akhir ini di Indonesia menjadi dasar perlunya PKn dan sejarah sebagai
mata pelajaran terpisah dari IPS, karena untuk memudahkan dalam program citizenship
transmission. Program pendidikan citizenship transmission sering juga di asosiasikan sebagai
pendidikan nilai-nilai idealistik dan manusia, sehingga cara ini sering dianggap sebagai
indoktrinasi dan propaganda. Misalnya, George washington tidak pernah berdusta, Lincoln
sifatnya sangat jujur, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta Proklamator Indonesia, Soeharto
bapak pembangunan masa orde baru dan sebagainya.10
8
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.hal
43
9
Abdul Karim.2013.Pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial IPS : CV.Surya Grafika Pati.hal 24_32
10
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.hal
22
c. memberi inspirasi pada integrasi pribadi dan tanggungjawab warga Negara
d. membentuk pengertian dan apresiasi terhadap nenek moyang bangsa.
e. mendorong partisipasi demokrasi aktif
f. membantu murid-murid mendapatkan kesadaran akan problema-problema sosial.
g. pengembangan dan mempertontonkan cita-cita yang diinginkan, sikap-sikap, dan
keterampilan bertingkah laku yang sangat diperlukan dalam hubungan baik pribadi-
pribadi dengan yang lain. Tekanan diletakkan pada tingkah laku kebiasaan yang
diinginkan, tidak hanya apresiasi pekerjaan tentang apa yang benar
h. untuk mengerti dan memahami sistem ekonomi yang bebas.11
Tema-tema yang dapat digunakan sebagai tujuan instruksional atau kompetensi yang
dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPS sebagai citizenship transmission adalah sbb:
Tujuan instrucstonal citizenship transmission tentang warga negara yang baik telah
diasumsikan bahwa bahan penting dalam menyiapkan warga negara yang baik adalah
11
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depag, h. 55
12
Ida Bagus Made Astawa. 2017. Pengantar Ilmu Sosial. Depok: Rajawali Pers, h. 111
pengetahuan dan apresiasi terhadap nenek moyangnya. Seperti tentang sejarah yang paling
penting, disusun secarakronologis dan yang sudah disyahkan oleh pemerintah. Inilah yang
kadang menjadi perlunya pemikiran baru, kenapa justru cerita sejarah masa lalu dianggap
lebih penting, padahal mereka hidup di masa sekarang dan yang akan datang.Ada beberapa
metode pembelajaran IPS sebagai program citizenship transmission yaitu:
a. Direct transmission, yaitu melalui transmisi langsung atau pembelajaran langsung kontak
antara sumber informasi dengan penerima informasi, atau melalui kuliah langsung.
b. Indirect transmission, yaitu transmisi tidak langsung, misalnya dengan menggunakan alat
bantu atau media.
c. Inquiry oriented transmission, yaitu kecakapan untuk menyelidiki dan mengadakan riset.
2. IPS Sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (social studies as social sciences)
Salah satu alasan yang sangat kuat terhadap perlunya pembelajaran IPS sebagai program
pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah karena mengajarkan ilmu-ilmu sosial secara terpisah-
pisah memberatkan siswa sekolah secara kurikuler. Program pembelajaran secara disipliner
(terpisah) hanya akan menambah beban siswa sekolah (SD-SMA) dalambelajar.Karena
tingkat perkembangan psikologi anak usia sekolah belum sepenuhnya spesifik atau menjurus,
tetapi masih holistik, sehingga pendekatan belajar pengetahuan sosial sebaiknya terpadu,
makin dewasa makin spesifik. Oleh karenanya hingga kini masih sering terjadi konflik dan
pertentangan antara kelompok ahli ilmu sosial dalam menyusun materi ilmu sosial sebagai
program pembelajaran IPS. Akan tetapi dalam IPS sebagai program pendidikan ilmu-ilmu
sosial telah terjadi kesepakatan secara aklamasi, yaitu bahwa murid-murid sekolah umum
harus mempelajari struktur dan proses-proses inquiry dari disiplin ilmiah itu (Barr and Barth,
2003).
Para ahli ilmu sosial juga menghendaki agar para pemuda melihat dunia ini melalui
kacamata seorang ahli ilmu sosial, agar mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang biasa
diajukan oleh para ahli ilmu sosial. Para ahli ilmu sosial percaya bahwa kalau seorang murid
memperoleh kebiasaan berfikir dan pola pikir yang berkaitan dengan disiplin ilmu sosial
tertentu, dia akan menjadi peka, membuat keputusan yang lebih baik dan akhirnya
memahami susunan dan proses-proses yang terjadi di masyarakat. Profesor Laurent Senesh,
mengemukakan bahwa fungsi utama dari perkembangan cara berfikir analitis ialah dengan
membantu pemuda memahami struktur dari akhir tujuan ilmu sosial education adalah
mengembangkan kemampuan untuk bisa memecahkan problema secara sendiri.Namun lagi-
lagi, bahwa pendidikan suatu ilmu pengetahuan bukanlah hanya bagaimana mengajarkan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga harus mengajarkan tentang makna dan
nilai-nilai atas ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan kehidupannya ke arah lebih baik.
Inilah di antaranya yang membedakan antara pendidikan disiplin ilmu sosial tertentu dengan
pembelajaran.
IPS (social studies). Pembelajaran IPS merupakan kemasan pengetahuan sosial yang
telah dipertimbangkan secara psikologis untuk kepentingan pendidikan. Jadi tidak seperti
pendidikan disiplin ilmu sosial, yang lebih mengutamakan pada bagaimana mengajarkan
ilmu pengetahuan agar menjadi milik peserta didik, hampir dikatakan tidak ada pesan
edukatip (pedagogiknya)
Kewarganegaraan efektif tidak di batasi sebagai kepatuhan atau teguh pada norma-norma
tertentu saja, tetapi dilihat sebagai perkembangan dari judgement kecakapan untuk membuat
keputusan rasional. Pendidikan tidak hanya mempersiapkankehidupan dewasa, pengalaman-
pengalaman edukatif sekarang ini sangatlah penting. Cara terbaik untuk melatih dan
mempersiapkan sikap kewarganegaraan untuk masa mendatang adalah dengan membekali
kesempatan-kesempatan untuk mempraktekkan citizenship pada waktu kini. Oleh karena itu,
pembelajaran IPS harus mengajarkan kejadian-kejadian mutakhir dan decission making serta
pengalaman masa lalu. Dengan demikian pembelajaran IPS diharapkan dapat
mengembangkan konsep revolusioner tentang studi-studi sosial, Sebagai contoh:
a. Pembelajaran IPS harus secara fungsional berhubungan dengan kebutuhan dan minat dari
yang ada sekarang, seperti masalah demokrasi, HAM, keadilan, krisis, konflik,
kesejahteraan, kelangkaan, pengelolaan, wabah, bencana, globalisasi dsb.
b. Isi studi sosial (IPS) harus diatur mengenai topik dan permasalahan yang disajikan,
sebaiknya juga subjek yang disajikan ling berhubungan dan dikombinasikan (terpadu)
untuk penyelidikan kontemporer, sehingga dapat tercapai citizenship yang efektif.
c. Metode pembelajaran IPS jangan hanya menggunakan drill, expositry, ekspository,
penyingkatan, pengulasan tetapi problem solving yang terkait dengan kehidupannya.
d. Masalah yang dipelajari harus merupakan seleksi dari beberapa sumber dan pengetahuan,
serta sesuai kebutuhan murid dan masyarakat umunya.
4. IPS Sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as social criticism)
Pembelajaran IPS sebagai media pengembangan kritisisme murid agak jarang dilakukan
oleh guru, di samping karena takut salah dan kena sanksi, juga relatif sulit. Pendidikan model
ini lebih pada pendidikan kontroversial issue dan pendidikan yang mengutamakan
pengembangan kemampuan pengetahuan dan memupuk keberanian mengemukakan
pendapat atau argumen. Untuk ini pembelajaran IPS harus dapat mengembangkan
kemampun berfirir kritis (Critical thinking) dengan berbagai metode pemecahan masalah
(problem solving).
Karakteristik Pendidikan IPS Secara akademik, karakteristik mata pelajaran IPS dapat
diformulasikan sebagai berikut: . Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-
unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan
juga humaniora, pendidikan dan agama. 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS
berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau tema.
E. RANGKUMAN
Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu sosial
secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang
pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi ilmu-
ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS.
Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD,
SMP, SMA sejak 1975 dan masih berlangsung hingga sekarang. Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) ini sangat penting diajarkan kepada peserta didik, sebab setiap individu ialah makhluk
sosial yang hidup bermasyarakat
Agar setiap individu menjadi warga negara yang baik maka ia perlu mendapatkan
pengetahuan yang benar tentang konsep dan kaidahkaidah sosial, menentukan sikap sesuai
dengan pengetahuan tersebut dan memiliki keterampilan untuk berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
13
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depag, hal 60-77
masyarakat.6 Menurut NCSS, tujuan utama dari mempelajari IPS adalah membantu peserta
didik sebagai warga negara dalam membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi
untuk kepentingan publik atau umum dari masyarakat demokratis dan budaya yang beragam
di dunia yang saling tergantung.
Tujuan belajar IPS adalah mendukung kompetensi warga negara dalam hal
pengetahuan, proses intelektual dan karakter yang demokratis yang diperlukan siswa untuk
terlibat aktif dalam kehidupan publik. Membentuk kompetensi warga negara sebagai suatu
tujuan utama, NCSS menekankan pentingnya mendidik siswa yang berkomitmen pada ide-
ide dan nilai-nilai demokrasi.
Karakteristik Pendidikan IPS Secara akademik, karakteristik mata pelajaran IPS dapat
diformulasikan sebagai berikut: . Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-
unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan
juga humaniora, pendidikan dan agama. 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS
berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau tema.
F. LATIHAN SOAL
Jawaban: Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu
sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia,
jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi
ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS.
Jawaban: Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep
dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi.
Jawaban: karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai
dengan tingkat perkembangan masyarakat”. Perubahan dapat dalam aspek materi,
pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Interaksi, saling
ketergantungan, kesinambungan dan perubahan, keragaman/kesamaan, konflik atau
konsesus, pola kondisi ekonomi, tempat, kekuasaan.
Jawaban:Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya .