Anda di halaman 1dari 14

BAB II

IPS DAN ILMU-ILMU SOSIAL

A. PENGERTIAN ILMU-ILMU SOSIAL DAN IPS

Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu
sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia,
jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi
ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Di
Indonesia IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD, SMP,
SMA sejak 1975 dan masih berlangsung hingga sekarang. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini
sangat penting diajarkan kepada peserta didik, sebab setiap individu ialah makhluk sosial
yang hidup bermasyarakat. Agar setiap individu menjadi warga negara yang baik maka ia
perlu mendapatkan pengetahuan yang benar tentang konsep dan kaidah kaidah sosial,
menentukan sikap sesuai dengan pengetahuan tersebut dan memiliki keterampilan untuk
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.1

B. TUJUAN MEMPELAJARI ILMU-ILMU SOSIAL DAN IPS

Tujuan Pendidikan IPS Tujuan pembelajaran IPS adalah mengembangkan potensi


peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatih keterampilan
untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau
masyarakat.6 Menurut NCSS, tujuan utama dari mempelajari IPS adalah membantu peserta
didik sebagai warga negara dalam membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi
untuk kepentingan publik atau umum dari masyarakat demokratis dan budaya yang beragam
di dunia yang saling tergantung. 2

Tujuan belajar IPS adalah mendukung kompetensi warga negara dalam hal
pengetahuan, proses intelektual dan karakter yang demokratis yang diperlukan siswa untuk
terlibat aktif dalam kehidupan publik. Membentuk kompetensi warga negara sebagai suatu

1
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara, h.
23
2
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara, h. 78
tujuan utama, NCSS menekankan pentingnya mendidik siswa yang berkomitmen pada ide-
ide dan nilai-nilai demokrasi.3

Kompetensi kewarganegaraan terletak pada komitmen untuk nilai-nilai demokrasi dan


mengharuskan warga negara memiliki kemampuan untuk menggunakan pengetahuan mereka
mengenai komunitas mereka, bangsa dan dunia. Menerapkan proses penyelidikan dan
menggunakan keterampilan pengumpulan data dan analisis, kolaborasi, pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah. Orang-orang muda yang memiliki pengetahuan, terampil
dan berkomitmen untuk demokrasi diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
cara hidup demokratis dan berpartisipasi sebagai anggota dari komunitas global.4

Tujuan pendidikan IPS dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu:

1. Pengembangan kemampuan intelektual siswa. Tujuan pertama berorientasi pada


pengembangan kemampuan-kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa
dan kepentingan ilmu.
2. Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan
bangsa. Tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan
masyarakat.
3. Pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan ketiga lebih berorientasi pada
pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat maupun ilmu.
Untuk mencapai ketiga tujuan di atas, seorang guru harus mampu menguraikan indikator-
indikator ketercapaiannya dari indikator yang sederhana sampai indikator lebih
kompleks. Caranya dapat mengamati dua indikator ketercapaiannya yaitu penguasaan
siswa terhadap materi kajian dan melihat dampak dari hasil pembelajarannya.5

Berdasarkan hierarki tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran IPS tidak terlepas dari
tujuan kurikuler (tujuan mata pelajaran), di atasnya terdapat tujuan institusional (lembaga),
dan di atasnya ada tujuaN pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003


tentang sistem pendidikan nasional bab 2 pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan

3
Ida Bagus Made Astawa. 2017. Pengantar Ilmu Sosial. Depok: Rajawali Pers, h. 131
4
Eva Banowati. 2013. Geografi Sosial. Yogyakarta: Ombak, h. 15
5
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depag, h. 15.
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6

Tujuan pendidikan nasional tersebut diterjemahkan dalam tujuan sekolah yang


dituangkan dalam kurikulum KTSP. Semua KTSP di semua jenjang pendidikan menurunkan
tujuan pendidikan nasional menjadi tujuan pendidikan institusional. Dari setiap tujuan
institusional diselaraskan dengan tujuan kurikuler setiap mata pelajaran.7

Berdasarkan ranah tujuan pembelajaran, mata pelajaran IPS sama halnya dengan mata
pelajaran lainnya memiliki tiga kelompok ranah tujuan pembelajaran yaitu ranah kognitif,
afektif dan konotatif. Ranah kognitif yang paling esensial adalah pengetahuan dan
pemahaman. Ranah afektif yang paling esensial adalah pengembangan nilai, sikap dan moral.
Ranah konotatif adalah keinginan untuk melaksanakan dan membuktikan dalam kehidupan
sehari-hari

1. Pendidikan IPS penuh dengan tujuan yang termasuk pengetahuan dan pemahaman.
Dalam belajar IPS seorang siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang berbagai konsep pokok dalam suatu disiplin ilmu. Dalam proses memahami IPS
terdapat proses berpikir. Keterampilan berpikir sangat penting dalam IPS karena dengan
berpikir siswa menguasai keterampilan mengolah apa yang dibaca, dilihat, dan
didengarnya sehingga menemukan sesuatu yang memiliki makna bagi dirinya
2. Aspek afektif dalam ranah tujuan pendidikan IPS ialah sikap nilai dan moral.
Pembelajaran IPS yang diberi amanah untuk menyampaikan nilai-nilai masyarakat yang
menjunjung tinggi kemuliaan harkat dan derajat manusia, harus mampu memberi
penjelasan. Suatu masyarakat yang melanggar aturan agama dan hak-hak asasi manusia
akan menanggung akibatnya yaitu kehancuran. Demikianlah tugas seorang guru IPS di
tengah masyarakat

6
Ida Bagus Made Astawa. 2017. Pengantar Ilmu Sosial. Depok: Rajawali Pers, h. 111
7
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depag, h. 29
3. Tujuan konotatif untuk pendidikan IPS ialah sikap dan kehidupan yang religius,
melaksanakan tugastugas sosial, melaksanakan tanggung jawab pribadi.8
C. URGENSI ILMU-ILMU SOSIAL
1. IPS Sebagai transmisi Kewarganegaraan (Social

Studies as citizenship transmission) IPS sebagai program pendidikan pelestarian


kebudayaan suatu bangsa sudah ada sejak adanya manusia itu sendiri, model ini berkembang
hing tahun 1960 an. Dalam berbagai literatur program pendidikan citizenship transmission
dilakukan dengan memberikan contoh-contoh dan pemakaian cerita yang disusun untuk
mengajarkan kebijakan, cita-cita luhur suatu bangsa, dan nilai-nilai kebudayaan.9

Program pendidikan yang seperti ini banyak dilakukan dalam pembelajaran IPS yang
membahas kompetensi sejarah, dan pendidikan kewarganegaraan. Misalnya ceritera tentang
perjuangan pahlawan (heroisme) dan contoh-contoh moral untuk membangkitkan inspirasi
pemuda untuk menilai dan mencapai cita-cita tinggi yang diwariskan.Agar program
pendidikan transmisi dari yang tua ke yang muda berhasil (tidak menyimpang dari aslinya),
maka pemindahan kebudayaan dilembagakan, misalnya melalui program pendidikan formal.
Inilah yang akhir-akhir ini di Indonesia menjadi dasar perlunya PKn dan sejarah sebagai
mata pelajaran terpisah dari IPS, karena untuk memudahkan dalam program citizenship
transmission. Program pendidikan citizenship transmission sering juga di asosiasikan sebagai
pendidikan nilai-nilai idealistik dan manusia, sehingga cara ini sering dianggap sebagai
indoktrinasi dan propaganda. Misalnya, George washington tidak pernah berdusta, Lincoln
sifatnya sangat jujur, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta Proklamator Indonesia, Soeharto
bapak pembangunan masa orde baru dan sebagainya.10

Tujuan yang hendak dicapai dari citizenship transmission adalah sbb:

a. pengembangan pengertian patriotism


b. pengembangan pengertian dasar dan apresiasi terhadap nilai-nilai bangsa, lembaga dan
praktek-praktek.

8
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.hal
43
9
Abdul Karim.2013.Pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial IPS : CV.Surya Grafika Pati.hal 24_32
10
Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.hal
22
c. memberi inspirasi pada integrasi pribadi dan tanggungjawab warga Negara
d. membentuk pengertian dan apresiasi terhadap nenek moyang bangsa.
e. mendorong partisipasi demokrasi aktif
f. membantu murid-murid mendapatkan kesadaran akan problema-problema sosial.
g. pengembangan dan mempertontonkan cita-cita yang diinginkan, sikap-sikap, dan
keterampilan bertingkah laku yang sangat diperlukan dalam hubungan baik pribadi-
pribadi dengan yang lain. Tekanan diletakkan pada tingkah laku kebiasaan yang
diinginkan, tidak hanya apresiasi pekerjaan tentang apa yang benar
h. untuk mengerti dan memahami sistem ekonomi yang bebas.11

Tema-tema yang dapat digunakan sebagai tujuan instruksional atau kompetensi yang
dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPS sebagai citizenship transmission adalah sbb:

a. Penggunaan secara pandai terhadap sumber-sumber alam


b. Pengakuan dan pengertian tentang ketergantungan dunia
c. Pengakuan terhadap kehormatan dan hak-hak perorangan/ pribadi
d. Menggunakan penelitian untuk memperbaiki kehidupan manusia
e. Memberikan arti penting terhadap paham demokrasi melalui pemakaian yang tepat
terhadap fasilitas pendidikan umum.
f. Menambah keefektifan keluarga sebagai lembaga sosial yang pokok.
g. Pengembangan yang efektif pada nilai-nilai moral dan spiritual.
h. Pembagian kekuasaan yang tepat dan bertanggungjawab agar supaya dapat mencapai
keadilan
i. Pemanfaatan yang tepat pada sumber-sumber yang langka untuk mencapai hasil yang
sangat banyak (the widest general of well being)
j. Pencapaian garis batas kesetiaan yang memadai
k. Kerjasama dalam kepentingan perdamaian dan kesejahteraan
l. Tercapainya keseimbangan antara stabilitas sosial dan perubahan social
m. Penyebaran dan pendalaman kemungkinan untuk hidup lebih kaya.12

Tujuan instrucstonal citizenship transmission tentang warga negara yang baik telah
diasumsikan bahwa bahan penting dalam menyiapkan warga negara yang baik adalah
11
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depag, h. 55
12
Ida Bagus Made Astawa. 2017. Pengantar Ilmu Sosial. Depok: Rajawali Pers, h. 111
pengetahuan dan apresiasi terhadap nenek moyangnya. Seperti tentang sejarah yang paling
penting, disusun secarakronologis dan yang sudah disyahkan oleh pemerintah. Inilah yang
kadang menjadi perlunya pemikiran baru, kenapa justru cerita sejarah masa lalu dianggap
lebih penting, padahal mereka hidup di masa sekarang dan yang akan datang.Ada beberapa
metode pembelajaran IPS sebagai program citizenship transmission yaitu:

a. Direct transmission, yaitu melalui transmisi langsung atau pembelajaran langsung kontak
antara sumber informasi dengan penerima informasi, atau melalui kuliah langsung.
b. Indirect transmission, yaitu transmisi tidak langsung, misalnya dengan menggunakan alat
bantu atau media.
c. Inquiry oriented transmission, yaitu kecakapan untuk menyelidiki dan mengadakan riset.
2. IPS Sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (social studies as social sciences)

Salah satu alasan yang sangat kuat terhadap perlunya pembelajaran IPS sebagai program
pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah karena mengajarkan ilmu-ilmu sosial secara terpisah-
pisah memberatkan siswa sekolah secara kurikuler. Program pembelajaran secara disipliner
(terpisah) hanya akan menambah beban siswa sekolah (SD-SMA) dalambelajar.Karena
tingkat perkembangan psikologi anak usia sekolah belum sepenuhnya spesifik atau menjurus,
tetapi masih holistik, sehingga pendekatan belajar pengetahuan sosial sebaiknya terpadu,
makin dewasa makin spesifik. Oleh karenanya hingga kini masih sering terjadi konflik dan
pertentangan antara kelompok ahli ilmu sosial dalam menyusun materi ilmu sosial sebagai
program pembelajaran IPS. Akan tetapi dalam IPS sebagai program pendidikan ilmu-ilmu
sosial telah terjadi kesepakatan secara aklamasi, yaitu bahwa murid-murid sekolah umum
harus mempelajari struktur dan proses-proses inquiry dari disiplin ilmiah itu (Barr and Barth,
2003).

Para ahli ilmu sosial juga menghendaki agar para pemuda melihat dunia ini melalui
kacamata seorang ahli ilmu sosial, agar mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang biasa
diajukan oleh para ahli ilmu sosial. Para ahli ilmu sosial percaya bahwa kalau seorang murid
memperoleh kebiasaan berfikir dan pola pikir yang berkaitan dengan disiplin ilmu sosial
tertentu, dia akan menjadi peka, membuat keputusan yang lebih baik dan akhirnya
memahami susunan dan proses-proses yang terjadi di masyarakat. Profesor Laurent Senesh,
mengemukakan bahwa fungsi utama dari perkembangan cara berfikir analitis ialah dengan
membantu pemuda memahami struktur dari akhir tujuan ilmu sosial education adalah
mengembangkan kemampuan untuk bisa memecahkan problema secara sendiri.Namun lagi-
lagi, bahwa pendidikan suatu ilmu pengetahuan bukanlah hanya bagaimana mengajarkan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga harus mengajarkan tentang makna dan
nilai-nilai atas ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan kehidupannya ke arah lebih baik.
Inilah di antaranya yang membedakan antara pendidikan disiplin ilmu sosial tertentu dengan
pembelajaran.

IPS (social studies). Pembelajaran IPS merupakan kemasan pengetahuan sosial yang
telah dipertimbangkan secara psikologis untuk kepentingan pendidikan. Jadi tidak seperti
pendidikan disiplin ilmu sosial, yang lebih mengutamakan pada bagaimana mengajarkan
ilmu pengetahuan agar menjadi milik peserta didik, hampir dikatakan tidak ada pesan
edukatip (pedagogiknya)

3. IPS Sebagai Pendidikan Reflektif (social studies as reflective inquiry)

Pendidikan reflektif bukan sekedar mengajarkan disiplin ilmu pengetahuan dan


pemindahan nilai secara akumulatif, tetapi seperti di kemukakan oleh John Dewey bahwa,
kurikulum sekolah harus berpegang kepada kebutuhan kebutuhan dan minat murid sekolah,
tidak perlu berusaha untuk memindahkan segudang pengetahuan yang tidak perlu dan tidak
relevan, mereka harus menjadi penolong murid untuk hidup lebih efektif dalam kemelut
jamannya. Oleh karenanya sebagaimana rekomendasi dewan nasional (NCSS) bahwa, murid-
murid diarahkan agar menjadi warga negara yang efektif, tidak hanya dengan menghafalkan
isi materi pelajaran saja, tetapi dengan mempraktekan decission making (pengambilan
keputusan) dalam kehidupannya se hari-hari. Dewan melihat bahan pengajaran bukan
sebagai tujuan akhir semata, melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan sebagai warga
negara.

Kewarganegaraan efektif tidak di batasi sebagai kepatuhan atau teguh pada norma-norma
tertentu saja, tetapi dilihat sebagai perkembangan dari judgement kecakapan untuk membuat
keputusan rasional. Pendidikan tidak hanya mempersiapkankehidupan dewasa, pengalaman-
pengalaman edukatif sekarang ini sangatlah penting. Cara terbaik untuk melatih dan
mempersiapkan sikap kewarganegaraan untuk masa mendatang adalah dengan membekali
kesempatan-kesempatan untuk mempraktekkan citizenship pada waktu kini. Oleh karena itu,
pembelajaran IPS harus mengajarkan kejadian-kejadian mutakhir dan decission making serta
pengalaman masa lalu. Dengan demikian pembelajaran IPS diharapkan dapat
mengembangkan konsep revolusioner tentang studi-studi sosial, Sebagai contoh:

a. Pembelajaran IPS harus secara fungsional berhubungan dengan kebutuhan dan minat dari
yang ada sekarang, seperti masalah demokrasi, HAM, keadilan, krisis, konflik,
kesejahteraan, kelangkaan, pengelolaan, wabah, bencana, globalisasi dsb.
b. Isi studi sosial (IPS) harus diatur mengenai topik dan permasalahan yang disajikan,
sebaiknya juga subjek yang disajikan ling berhubungan dan dikombinasikan (terpadu)
untuk penyelidikan kontemporer, sehingga dapat tercapai citizenship yang efektif.
c. Metode pembelajaran IPS jangan hanya menggunakan drill, expositry, ekspository,
penyingkatan, pengulasan tetapi problem solving yang terkait dengan kehidupannya.
d. Masalah yang dipelajari harus merupakan seleksi dari beberapa sumber dan pengetahuan,
serta sesuai kebutuhan murid dan masyarakat umunya.
4. IPS Sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as social criticism)

Pembelajaran IPS sebagai media pengembangan kritisisme murid agak jarang dilakukan
oleh guru, di samping karena takut salah dan kena sanksi, juga relatif sulit. Pendidikan model
ini lebih pada pendidikan kontroversial issue dan pendidikan yang mengutamakan
pengembangan kemampuan pengetahuan dan memupuk keberanian mengemukakan
pendapat atau argumen. Untuk ini pembelajaran IPS harus dapat mengembangkan
kemampun berfirir kritis (Critical thinking) dengan berbagai metode pemecahan masalah
(problem solving).

5. IPS Sebagai pengembangan pribadi seseorang (social studies as personal


development of the individual)

Pengembangan pribadi seseorang melalui pembelajaran IPS tidak langsung tampak


hasilnya, tetapi setidaknya melalui pembelajaran IPS akan membekali kemampuan seseorang
dalam pengembangan diri melalui berbagai ketrampilan sosial dalam kehidupannya (social
life skill). Pembelajaran IPS di sini harus membekali siswa beberapa metode pembelajaran
IPS sebagai program citizenship transmission yaitun sebagai pendidikan nilai-nilai idealistik
dan manusia, sehingga cara ini sering dianggap sebagai indoktrinasi dan propaganda. tentang
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai, sehingga semua itu dapat membentuk citra disi
siswa menjadi manusia manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup di tengah
masyarakat dengan damai, dan dapat menjadikan contoh teladan serta memberikan
kelebihannnya pada orang lain13

D. KARAKTERISTIK ILMU-ILMU SOSIAL DAN IPS

Karakteristik Pendidikan IPS Secara akademik, karakteristik mata pelajaran IPS dapat
diformulasikan sebagai berikut: . Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-
unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan
juga humaniora, pendidikan dan agama. 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS
berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau tema.

E. RANGKUMAN

Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu sosial
secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang
pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi ilmu-
ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS.

Di Indonesia IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD,
SMP, SMA sejak 1975 dan masih berlangsung hingga sekarang. Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) ini sangat penting diajarkan kepada peserta didik, sebab setiap individu ialah makhluk
sosial yang hidup bermasyarakat

Agar setiap individu menjadi warga negara yang baik maka ia perlu mendapatkan
pengetahuan yang benar tentang konsep dan kaidahkaidah sosial, menentukan sikap sesuai
dengan pengetahuan tersebut dan memiliki keterampilan untuk berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Tujuan Pendidikan IPS Tujuan pembelajaran IPS adalah mengembangkan potensi


peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatih keterampilan
untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau

13
Ahmad Yani. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depag, hal 60-77
masyarakat.6 Menurut NCSS, tujuan utama dari mempelajari IPS adalah membantu peserta
didik sebagai warga negara dalam membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi
untuk kepentingan publik atau umum dari masyarakat demokratis dan budaya yang beragam
di dunia yang saling tergantung.

Tujuan belajar IPS adalah mendukung kompetensi warga negara dalam hal
pengetahuan, proses intelektual dan karakter yang demokratis yang diperlukan siswa untuk
terlibat aktif dalam kehidupan publik. Membentuk kompetensi warga negara sebagai suatu
tujuan utama, NCSS menekankan pentingnya mendidik siswa yang berkomitmen pada ide-
ide dan nilai-nilai demokrasi.

Karakteristik Pendidikan IPS Secara akademik, karakteristik mata pelajaran IPS dapat
diformulasikan sebagai berikut: . Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-
unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan
juga humaniora, pendidikan dan agama. 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS
berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau tema.

F. LATIHAN SOAL

1. apa yang di maksud dengan IPS

Jawaban: Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu
sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia,
jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi
ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS.

2. apa yang di maksud denag ilmu-ilmu social dan IPS

Jawaban: Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep
dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi.

3. sebutkan macam-macam ilmu sosial


Jawaban:Disiplin ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan dalam social studies di Indonesia
meliputi ilmu ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, politik, hukum dan pendidikan
kewarganegaraan.

4. bagaimana karakteristik ilmu-ilmu social dan IPS

Jawaban: karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai
dengan tingkat perkembangan masyarakat”. Perubahan dapat dalam aspek materi,
pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Interaksi, saling
ketergantungan, kesinambungan dan perubahan, keragaman/kesamaan, konflik atau
konsesus, pola kondisi ekonomi, tempat, kekuasaan.

5. sebutkan tujuan ilmu-ilmu social dan IPS

Jawaban:Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya .

6. jelaskan latar belakang munculnya ilmu-ilmu social dan IPS


Jawaban: Ilmu-ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, geografi
sosial,politik bahkan sejarah. Istilah ilmu sosial tidak begitu saja dapat diterima di tengah-
tengah kalangan akedemisi, terutama di Inggris. Sciences Sosiale dan Sozialwissenschaften
adalah istilah-istilah yang lebih mengena, meski keduannya juga membuat “menderita”
karena diinterpretasikan terlalu luas maupun terlalu sempit.

7. apa saja pentingnya mempelajari ilmu-ilmu social dan IPS


Jawaban: . Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini sangat penting diajarkan kepada peserta didik,
sebab setiap individu ialah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Agar setiap individu
menjadi warga negara yang baik maka ia perlu mendapatkan pengetahuan yang benar tentang
konsep dan kaidahkaidah sosial, menentukan sikap sesuai dengan pengetahuan tersebut dan
memiliki keterampilan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara..
8. apa yang di maksud dengan ilmu sejarah
Jawaban: Secara etimologis sejarah berasal dari kata bahasa Arab yaitu syajara atau
syajaratun yang berarti pohon, atau syajarah and nasab yang artinya pohon silsilah. Dalam
bahasa Inggris ada kata yang berpadanan dengan sejarah yakni history kini yang berarti masa
lampau umat manusia atau kejadian-kejadian yang dibuat oleh alam.
9. apa yang di maksud dengan ilmu geografi
Jawaban: Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo artinya bumi dan graphein
artinya menulis atau menjelaskan. Pada asalnya geografi berarti uraian atau gambaran
mengenai bumi.
10. apa yang di maksud dengan ilmu antropologi
Jawaban: Antropologi berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia, sebagai makhluk
biologis sekaligus makhluk social Antropologi mempelajari manusia dari segi keragaman
fisik dan keragaman kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi dan nilai-nilai yang
dihasilkan manusia), sehingga antara yang dihasil oleh manusia yang satu dengan manusia
lainnya akan berbeda.

Anda mungkin juga menyukai