0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran praktik mengajar kelas rangkap yang ideal, yang mencakup peran guru sebagai perancang kurikulum, administrator, dan agen perubahan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dengan melibatkan sumber daya lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran praktik mengajar kelas rangkap yang ideal, yang mencakup peran guru sebagai perancang kurikulum, administrator, dan agen perubahan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dengan melibatkan sumber daya lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran praktik mengajar kelas rangkap yang ideal, yang mencakup peran guru sebagai perancang kurikulum, administrator, dan agen perubahan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dengan melibatkan sumber daya lingkungan.
A. BAGAIMANAKAH PRAKTIK MENGAJAR KELAS RANGKAP SAAT INI?
B. GAMBARAN PKR YANG IDEAL (YANG DIINGINKAN)
1. Suasana kelas hidup, murid tampak ceria. Pada awal pembelajaran seorang guru yang menerapkan PKR yang ideal akan mampu menerapkan suasana kelas yang hidup yaitu dengan menyapa siswa tanpa menyinggung masalah pembelajaran hari itu. Sehingga anak yang kurang pintar atau bahkan pemalu akan mampu menjawabnya. Pertanyaan pembuka seperti ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental anak untuk pelajaran hari itu. Tak ubahnya lari-lari kecil, sebagai upaya pemanasan, sebelum melakukan olahraga inti. 2. Proses pembelajaran betul-betul berlangsung serempak, lebih-lebih karena murid-murid dari tingkat kelas yang berbeda duduk bersama dalam satu kelas. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berlangsung secara serempak. PKR dengan kegiatan belajar serempak berhasil memanfaatkan waktu secara efisien. Pembubaziran waktu karena guru mondar mandir, seperti yang sering terjadi tidak tampak. 3. Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut sumber belajar. Sudut sumber belajar sebenarnya memberi peluang bagi murid, tanpa pengawasan langsung dari guru, untuk memperaktikan konsep belajar menemukan sendiri dan konsep pemecahan masalah. 4. Murid aktif, murid tidak hanya aktif secara undividual, tetapi juga aktif secara berpasangan. Bahkan mereka yang dianggap mampu (selesai tugasnya lebih dulu) diminta membantu murid lainnya sebagai tutor, baik yang sama tingkat kelasnya (tutor sebaya) maupun yang lebih rendah (tutor kakak). 5. Adanya asas kooperatif dan kompetitif (persaingan) yang sehat. Di dalam PKR yang ideal asas kooperatif dan kompetitif diterapkan sehingga mampu membangkitkan semangat para siswa. Suasana kooperatif kompetitf hampir tidak pernah dijumpai di dalam praktik PKR di lapangan. 6. Belajar dengan pendekatan PKR yang benar itu menyenangkan. Belajar sambil bermain, main sambil belajar, dapat di peragakan khususnya bagi murid- murid kelas rendah sehingga murid-murid tidak merasa bosan dalam belajar 7. Adanya perhatian khusus bagi anak yang lambat dan cepat. Seorang guru mengunjungi satu persatu muridnya, pada anak yang lambat guru berhenti cukup lama ketika menjumpai ada anak yang menghadapi kesuliatan dalam mengerjakan tugasnya , kemudian seorang guru mmberikan anak tersebut bantuan sampai anak itu mengerti. Kepada anak yang cepat, guru memberikan muridnya tugas ekstra sehingga kemampuan mereka semakin terasah.sebaliknya guru sangat berkewajiban untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan murid-muridnya. Yang kuat membantu yang lemah, tetapi yang lemah juga tidak boleh menghambat perkembangan yang kuat. Tiap orang diperbolehkan berkembang sesuai dengan kondisi dan kemampuannya masing-masing. 8. Guru PKR percaya bahwa sumber belajar tidak hanya diperoleh dari sumber resmi, seperti dari kantor Depdiknas atau Pemerintah Daerah. Misalnya, guru menaruh kepercayaan pada anak untuk melengkapi sumber belajar dari lingkungan sekolah dan rumah mereka. Jika upaya ini dilakukan secara teratur maka manfaat ganda pun akan diperoleh. Tidak hanya hasanah sudut belajar yang bertambah lengkap, tetapi juga dapat memupuk tanggung jawab anak dan rasa memiliki terhadap kelas dan sekolah mereka. Lebih jauh, semangat untuk memperkuat keterkaitan antara sekolah dan lingkungan kehidupan anak, lambat laun akan menjadi kenyataan. Dalam praktik dilapangan, prinsip seperti diatas, sulit muncul. Hal ini sekali lagi ada karena lingkungan mitos, bahwa melengkapi kelas dan sekolah dengan bahan dan alat pelajaran itu sudah merupakan kewajiban Depdiknas atau Dinas Pendidikan. Singkatnya, semangat kemandirian sangat dituntut bagi guru PKR. 9. Prinsip perangkapan tidak hanya diterjemahkan dalam bentuk mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruang kelas atau lebih dan dalam waktu yang bersamaan. Prinsip perangkapan terutama diterjemahkan dalam bentuk mengajarkan dua bidang studi atau lebih dalam satu wacana atau topic. Inilah yang disebut pengajaran terpadu. 10. Melepaskan diri dari mitos bahwa yang mampu mengajar adalah guru. Guru bukanlah manusia yang harus serba tahu. Guru yang baik tidak hanya tahu persis bagaimana mengajarkan yang ia ketahui. Guru yang baik adalah juga yang tahu persis apa yang ia tidak ketahui. Jadi pemanfaatan sumber daya yang ada di desa, termasuk penduduk setempat untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, di dalam praktik di lapangan hal ini sulit terjadi karena adanya mitos bahwa yang layak mengajar di kelas adalah yang berstatus dan berijazah guru. Peran Guru PKR yang ideal yaitu : 1. Sebagai perancang kurikulum. Umumnya kurikulum itu sudah baku dan menjadi urusan pemerintah pusat. Mengapa seorang guru PKR harus menjadi perancang kurikulum? Perlu diketahui menjadi perancang kurikulum tidak berarti menyimpang dari kurikulum yang berlaku, apalagi untuk membuat yang baru.mengajar di daerah terpencil yang serba sulit dan serba kurang. Bahwa tidak semua butir yang dicantumkan dalam kurikulum itu mungkin dilaksankan dengan memadai di kelas. Sering kali juga untuk mengajarkannya secara berurutan pun mengalami kesulitan. Nah, oleh karena itu guru PKR harus memilih butir atau bagian kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar ini ia memutuskan konsep dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan intruksional yang akan dipercayai,berdasarkan tingkat kelas yang akan diajarkannya. 2. Sebagai administrator, inipun kedengerannya tidak hanya keren, tetapi seolah-olah memberikan beban ekstra pada seorang guru PKR. Seorang guru harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajarannya dengan satu maksud utama. yaitu, agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Tugas ini hanya dapat dicapai jika guru PKR mampu melibatkan murid secara aktif, tidak hanya aktif belajar, tetapi juga aktif membantu guru mengajar teman-temannya yang tertinggal. Tidak hanya sampai disitu. Guru PKR juga harus mampu memanfaatkan segenap sumber daya yang ada di desa, termasuk penduduk setempat untuk membantu berlangsungnya proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Nah, untuk memanfaatkan sumber daya seperti itu maka guru PKR juga harus mampu berlaku sebagai juru runding atau negosiator. 3. Sebagai sumber informasi yang kreatif. Dengan fasilitas yang minimal guru PKR harus kreatif, ia juga harus menempatkan dirinya sebagai manusia sumber, tidak hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga berperan untuk memecahkan keadaan serba kurang dan seadanya. Ia harus memeberikan arahan agar murid-muridnya memberikan perhatian yang maksimum, agar mereka tidak membuang-buang waktu dan tenaga, agar setiap anak terlibat dalam segala macam kegiatan belajar. Guru PKR senantiasa berusaha untuk mengaitkan mata pelajaran yang diajarkannya dengan kegiatan yang lazim dilakukan anak dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kaitan itu pun harus disesuaikan dengan lingkungan kehidupan mereka. 4. Sebagai seorang profesional. Sebagaimana guru pada umumnya, seorang guru PKR harus senantiasa berusaha untuk meningkatkann kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya. Walaupun kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan lanjutan, bagi sejumlah guru di daerah terpencil,sangatlah sulit. Namun jika niat profesional seperti itu senantiasa dipelihara maka apabila ada kemauan pasti ada jalan yang terpenting adalah semanagat. Kalau semangat kita ada maka kita akan berusaha agar betul-betul bisa. Salah satu ciri seorang guru profesional adalah tidak mudah putus asa. 5. Sebagai agen pembawa perubahan. Guru berperan sebagai pengayom, tak ubahnya sebagai seorang ustadz bagi muridnya. Guru juga mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat ia bertugas, ia bertugas menyampaikan misi ini kepada muridnya. Ia harus berusaha keras untuk mendatangkan perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di sekolah dan melalui intraksi dengan anggota masyarakat setempat. Jadi, seorang guru tidak boleh hidup menyendiri. Ia adalah wakil rakyat bukan dalam arti politis, tetapi dalam arti yang sesungguhnya, yaitu mencari, mendatangkan, dan mengajarkan perubahan yang berguna bagi anak didik, orang tua, dan masyarakat.