Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KOMPREHENSIF

“GURU INSPIRATIF”

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Komprehensif

Oleh:
Shofiana Hikmah
NIM. 11233$1$25

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
2015

GURU INSPIRATIF

A. Pendahuluan

0
Masa depan Indonesia ada di tangan para guru& bukan politisi& menteri
dan

presiden. Hal ini bukan tanpa alasan karena guru bersentuhan langsung
dengan generasi bangsa (anak didik) dalam hal pembentukan karakter dan
keterampilan
yangseperti
lain setiap memba*a&
saat u*apan& pikiran&
menulis dandan tindakannya
berpikir. ditiru.
Guru juga +ahkan
menjadi peran
model
modeldidik
anak ini
tidak hanya berlaku saat di sekolah tapi juga berlaku saat mereka ada di
dan bersosial dengan masyarakat. Tidak jarang guru selalu menjadi
rumah
rujukan bagi
masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang tengah
terjadi.

Setiap orang yang pernah belajar& pasti pernah memiliki guru. Jumlah guru
yang mengajar kita jumlahnya sangat banyak sesuai dengan seberapa lama kita
belajar& semakin tinggi jenjang pendidikan yang kita tempuh maka semakin
banyak pula jumlah guru kita. Akan tetapi& dari sekian banyak guru yang
pernah mengajar kita& tidak semuanya kita kenang& atau kita ingat. Mengapa
hanya sedikit guru yang meninggalkan kenangan dan mempengaruhi terhadap
jalan hidup kita0 Kenapa sebagian besar guru justru tidak meningglakan kesan
mendalam di mata para si1anya& bahkan ada sis1a yang memben*i terhadap
gurunya karena faktor tertentu.
2enomena tersebut merupakan suatu hal yang *ukup mengusik& jika
sebagian guru meninggalkan kesan mendalam di mata para sis1anya& berarti tidak
banyak hal penting yang mereka 1ariskan kepada para sis1anya. Apa yang
mereka berikan tidak lebih dari sekedar pengetahuan yang memang harus
mereka berikan sesuai dengan tugasnya. Guru hanya mengajar& tetapi tiak
dapat berperan sekaligus sebagai pendidik. 3adahal& untuk men*apai kemajuan
dan kesuksesan

1
sis1a& jelas dibutuhkan guru yang dapat menginspirasi dan memengaruhi
sekaligus mengubah jalan hidup anak kearah yang lebih baik. 3embahasan
dalam makalah ini dititik beratkan pada persoalan bagaimana guru bersikap agar
menjadi guru yang inspiratif.

B. PEMBAHASAN
1. Makna Guru Inspiratif

2
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), guru adalah seorang
yang pekerjaannya mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan
dalam bahasa Inggris disebut teacher. Itu semua memiliki arti yang
sederhana yaitu “a person occupation is teaching other”, yang artinya adalah
seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.1
Kata “guru” berasal dari bahasa India yang artinya orang yang
mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam bahasa jawa merujuk
pada seseorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid, digugu
artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan
diyakini sebagai kebenaran dan ditiru artinya seorang yang harus menjadi suri
teladan bagi semua muridnya.2 Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, guru
merupakan orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian
kepada seseorang atau sekelompok orang.3
Inspiratif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal
dari kata inspire yang berarti ilham atau mengilhami, membangkitkan rasa
hormat
/ kepercayaan pada seseorang atau memberi semangat.4 Istilah guru
inspiratif di populerkan oleh pakar manajemen Rhenald Khasali. Di dalam
artikelnya di

1 Nurfuadi, Profesionalisme Guru, (Purwokerto: STAIN Press. 2012)., hal. 54-56.

2 Muhammad Murdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2008), hal.
17.

3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Praktis dan Teoritis, (Bandung: Rosda


Karya. 2002)., hal. 126.

4 http://kbbi.web.id/inspirasi

3
harian Kompas edisi 29 Agustus 2007, Rhenal Khasali menulis tentang
fenomena guru dalam dunia pendidikan. Ia membagi guru kedalam dua
kategori, yaitu guru kurikulum dan guru inspiratif.5
a. Guru Kurikulum: adalah sosok guru yang sangat patuh kepada kurikulum
dan akan merasa berdosa bila tidak mentransfer semua buku yang
ditugaskan sesuai dengan acuan kurikulum.6 Guru kurikulum mengajar
mengajarkan sesuatu yang standar, tugas mengajar akan dianggap
selesai dan sukses apabila materi yang tercantum dalam kurikulum
sudah disampaikan secara tuntas dan para siswanya mampu
menguasainya secara baik. Tolak ukur bagi guru tipe ini adalah angka-
angka kuantitatif
yang diperoleh dalam evaluasi, tidak ada orientasi lainya yang lebih luas.
b. Guru Inspiratif: adalah guru yang memiliki orientasi jauh lebih luas lagi.
Guru Inspiratif tidak hanya terpaku pada kurikulum, tetapi juga
memilik orientasi yang lebih luas dalam mengembangkan potensi dan
kemampuan para siswanya. Guru Inspiratif bukan hanya guru yang
mengejar kurikulum, tetapi lebih dari itu, mengajak siswanya berpikir
kreatif, ia mengajak siswanya melihat sesuatu dari sudut pandang yang
berbeda.7

5 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif “memberdayakan dan Mengubah Jalan


Hidup Siswa”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013)., hal. 71.

6 Ibid.

7 Ibid., hal. 72.

4
2. Membangun Spirit Inspiratif

Setiap orang bisa menjadi guru, tetapi tak bisa disangkal bahwa
tidak semua orang mampu menjadi guru yang baik, mengobarkan
semangat, menginspirasi, memancarkan energi, mencerahkan, sekaligus
menanamkan pengaruh yang luar biasa sehingga bisa membekas sepanjang
hidup di benak anak didik. Padahal, guru yang mampu menginspirasi dan
mencerahkan itulah yang saat ini dibutuhkan di negeri ini. Sebab, guru
semacam itu akan mengantarkan kesuksesan siswa di kelak kemudian hari
dan membawa kemajuan bangsa.
Kita tidak bisa menyangkal bahwa guru inspiratif sudah menjadi
guru yang langka sekarang ini, dan sudah tidak banyak. Sebagian besar
guru sekarang ini hanyalah guru kurikulum, mereka tidak meninggalkan
kesan mendalam di benak siswa karena tidak banyak hal penting yang
diwariskan. Guru yang hanya sekadar mengajar, tentu tidak lagi cocok
dengan keadaan zaman sekarang ini, kemajuan zaman menuntut guru yang
mampu dan dapat berperan sebagai pendidik. Padahal, untuk mencapai
kemajuan dan kesuksesan siswa, jelas dibutuhkan guru yang tidak hanya
sekadar mengajar sesuai dengan kurikulum melainkan, dapat menginspirasi
dan mempengaruhi sekaligus mengubah jalan hidup anak didik jadi lebih
baik.
Guru yang inspiratif memang berbeda dengan guru kurikulum, ia
selalu ingin perubahan, peka terhadap situasi dan konteks hidup dan
mental

5
siswanya. Menjadi guru inspiratif tentu saja tidak dapat diraih dengan
hanya sekadar “berbeda”, ia membutuhkan komitmen tinggi terhadap
perubahan, memahami, serta mampu membawa siswanya memahami dunia
melalui dirinya sendiri.
Aalu bagaimana menjadi guru yang inspiratif0 hal ini tentu saja
butuh perjalanan yang tidak singkat, melihat kondisi pendidikan di sekolah
umum yang ada di Indonesia, guru-guru sangat terbelenggu oleh ketentuan
administratif yang harus diikuti seperti target pencapaian kurikulum,
ketuntasan belajar, silabus, RPP dan sebagainya. Menjadi guru inspiratif
memang tak mudah. Diperlukan kerja keras supaya spirit inspiratif itu tetap
ada. Namun, setidaknya spirit inspiratif bisa dibangun dengan tiga hal,
yaitu:8
a. Kebulatan tekad untuk selalu menginspirasi siswa
b. Memiliki tujuan ke depan, dan yang paling penting
c. Kesungguhan cinta terhadap dunia pendidikan itu sendiri.
Dengan peran guru inspiratif yang memiliki tekad, cinta dan tujuan
itu, potensi dan minat peserta didik untuk menguasai pelajaran akan
muncul. Selain itu, akan melahirkan peserta didik yang memiliki sikap dan
semangat tinggi untuk sukses dalam hidup. Seorang guru inspiratif
mempunyai karakter, semangat terus belajar, kompeten, ikhlas dalam
mengajar, mendasarkan niat mengajar pada landasan spiritualitas, total,
kreatif dan selalu berusaha mendorong siswa untuk maju. Akhirnya berapa
pun dia dibayar dia akan tetap profesional dalam mengajar karena seorang
guru yang

8 http://www.dakwatuna.com/2013/09/24/39741/bukan-guru-biasa/

6
inspiratif tahu dan mengerti peran dan fungsinya sebagai seorang guru, untuk
apa? Yaitu untuk investasi Indonesia.
3. Kiriteria Standar Guru Inspiratif
Dalam bukunya Paul D. Travers: teacher, despite differing personality

types, must haνe some common traits, superior intelligence, compassion,

humor, respect for children and patience necessary ingredients for good

9
teacher.
Dari pendapat Paul diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru
harus mempunyai kepribadian cerdas, mempunyai rasa kasih sayang,

humoris, menghargai peserta didik, sabar dan dapat memenuhi kebutuhan

siswa.
Abu Hanifah dalam kitab Ta%limul Muta%allim bab Memilih Ilmu, guru,
teman, dan ketabahan beliau mengatakan:
u34a ¹a89: u3; < ¹=8u ‫@د‬٩< : 9@ ằ ٩a:u 8: 3J   ¹;<
10

Guru pilihan menurut Abu Hanifah adalah guru yang luhur, santun, dan
penyabar di segala urusan, dan Abu Hanifah menjatuhkan pilihannya
kepada Hammad bin Sulaiman. Dimana Hammad adalah seorang ulama
ahli fiqh yang luas ilmunya, masuk periode Tabi’in, dan Imam Abu
Hanifah berguru kepada beliau selama 18 tahun.11

9 Paul D. Travers, Fondation of Education Becoming A Teacher, (New Jersey:


Prentice Hall. 1990)., hal. 1.

10 RT~J VFWXYJ ZJ[ : y\]WYJ y\]^ _Q .y 200 6 /1427 .tE F~~JJ L y LJ PQ

11 Aliy As’ad, Terjemah Ta%limul Muta%allim “Bimbingan bagi penuntut Ilmu


Pengetahuan” (Kudus: Menara Kudus. 2007)., hal. 27.

7
Di dalam kitab *shuluttaribiyah wa ta%lim juz 3 pun, menyebutkan bahwa
seorang guru haruslah mempunyai kepribadian sebagai berikut:12
89= ¹a ¹J Qa  ٩ V89 X٩u¹< Za Z[ \ 8‫^]د‬ _<‫ ;د‬3` a=u b9a c

:¹d]X]V
bdJ a:u< 8‫@^]د‬ 9]¹] ¹:< ٩3 ٩u ¹fJ .
h_3i jJ3< ku lc  m] nop qr ^ r4a .g
bd] s¹o¹a8ctu< Xvì8]^@ xyf m`au ^` zu‫د‬a¹XZa  {¹f< ‫د‬cy
.
 ì8]^@ }¹y~< ٩d]  ٩:¹y 98t< ٩9a•  zu‫د‬a €^:¹X€^: .|
8a=f_3; .‚

Dari beberapa pendapat diatas, bisa ditemukan kriteria yang menjadi


karakteristik guru inspiratif adalah:
a. Terus belajar.13 Belajar menambah pengetahuan secara terus-
menerus merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru
inspiratif. Akses menambah ilmu sekarang ini semakin terbuka.
Seorang guru inspiratif akan senantiasa tertangntang untuk mengikuti
perkembangan ilmu demi meningkatkan kapasistas dan
kapabilitasnya sebagai
seorang guru
b. Kompeten.14 Bagi seorang guru, memiliki kompetensi berarti memiliki
kecakapan atau kemampuan untuk mengajar. Bagi seorang guru
inspiratif setidaknya ada tiga jenis kompetensi yang harus dimiliki15:

12 l! "# $%& ' %( ' ) *+ 2011

13 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif “memberdayakan dan Mengubah


Jalan Hidup Siswa”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013)., hal. 97.

14 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif “memberdayakan dan Mengubah


Jalan Hidup Siswa”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013)., hal109.

15 Ibid., hal. 110.

8
1) Kompetensi profesional, merupakan keahlian khusus yang
hanya dimiliki oleh guru profesional yang telah menempuh
pendidikan khusus keguruan. kompetensi yang berkaitan
langsung dengan ketrampilan mengajar, penguasaan materi
pelajaran, dan penguasaan penggunaan metodologi pengajaran,
serta kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah.16
2) Kompetensi personal atau kepribadian. Guru sebagai teladan
bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian
utuh yang dapat dijadikan panutan idola dalam seluruh segi
kehidupannya.17Kepribadian guru mempunyai pengaruh
langsung dan kualitatif terhadap hidup dan kebiasaan-
kebiasaan siswa, terutama kebiasaan dalam belajar. Pada
guru yang termasuk guru inspiratif, maka segala sesuatu
yang dia ajarkan maupun yang dia lakukan sebagai cermin
kepribadiannya akan menjadi panutan bagi siswanya. Para
siswa akan menyerap keyakinan-keyakinannya, meniru
tingkah lakunya, mengutip pernyataan-pernytaannya, dan
bahkan menjadikan apa yang ada pada diri guru patut untuk
diteladani. Pengalaman menunjukan bahwa masalah-masalah
seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, hasrat
belajar yang terus menerus itu semuanya bersumber dari
kepribadian guru.
16 Ibid., hal. 111.

17 Nurfuadi, Profesionalisme Guru, (Purwokerto: STAIN Press. 2012)., hal. 79.

9
3) Kompetensi sosial, artinya guru harus memiliki kemampuan

komunikasi sosial, baik dengan peserta didiknya maupun

sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan dengan

masyarakat di lingkungannya. Dimanapun guru harus menjaga

senantiasa menjaga harga dirinya sebagai seorang guru. Citra

guru yang baik dihadapan orang lain tergantung pada

bagaimana dia berusaha menjadi guru yang baik, yang

kehadirannya mempunyai manfaat bagi lingkungannya.18


c. Ikhlas. Bagi guru yang mengajar dengan landasan ikhlas, mengajar

merupakan sebuah tugas yang akan dijalankan dengan tanpa

pamrih, dari tugasnya sebagai pendidik.19 Ikhlas memang memang

merupakan hal yang mudah dikatakan, tetapi sulit untuk

dilaksanakan, sebab ia lebih terkait dengan urusan hati. Oleh karena

itu, spirit ikhlas harus senantias ditiupkan kedalam jiwa para guru.

Jiwa yang ikhlas sakan memancarkan energi besar untuk mendidik

dengan landasan semata- mata mencari ridhla Allah. Hal inilah yang

akan menjadikan kegiatan mendidik akan penuh dengan semangat

dan menggairahkan, tanpa dibebani oleh hal-hal yang secara

mendasar sebenarnya justru mengganggu makna mendasar

pendidikan itu.

18 Nurfuadi, Profesionalisme Guru, (Purwokerto: STAIN Press. 2012)., hal. 91.

19 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif “memberdayakan dan Mengubah Jalan


Hidup Siswa”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013)., hal. 120.

10

Anda mungkin juga menyukai