Anda di halaman 1dari 26

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol. 6 No.

2 2022, 280-305
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/jka

APAKAH GOOD CORPORATE GOVERNANCE MEMODERASI HUBUNGAN


KECENDERUNGAN KECURANGAN MANAJEMEN TERHADAP FRAUDULENT
FINANCIAL STATEMENT?

Reskino1, Mulia Saba Bilkis2


1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
reskino@uinjkt.ac.id

Abstract
This study aims to examine the effect of management fraud tendencies as proxied by the fraud triangle
dimensions (pressure, opportunity, rationalization) on fraudulent financial statements as proxied by
earnings management, with good corporate governance as a moderating variable. BUMN listed on the
Indonesia Stock Exchange for the period 2017-2021 is the population in the study. Purposive sampling
became the sampling technique used in the study and obtained as many as 95 units of sample data.
Based on the tests conducted using SmartPLS, it can be concluded that of the three elements of the fraud
triangle, only pressure and opportunity have a significant influence on fraudulent financial statements.
Meanwhile, the rationalization has not been able to contribute significantly to fraudulent financial
statements. It seems that rationalization is the tendency of management to commit fraud. Furthermore,
good corporate governance has not been able to strengthen or weaken the relationship between the
tendency of management fraud and fraudulent financial statements. The results of this study can be
used as valuable feedback to reduce the tendency of management fraud in BUMN.
Keywords: Good corporate governance; Earning management; Fraudulent financial statement;
Pressure; Opportunity; Rationalization

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor kecenderungan kecurangan manajemen yang
diproksikan dengan dimensi triangle fraud (pressure, opportunity, rationalization) terhadap fraudulent
financial statement yang diproksikan dengan earnings management, dengan good corporate
governance sebagai variable moderasi. BUMN yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-
2021 adalah populasi dalam penelitian. Purposive sampling menjadi teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian dan memperoleh sebanyak 95 unit data sampel. Berdasarkan pengujian
yang dilakukan dengan menggunakan SmartPLS maka dapat disimpulkan bahwa dari tiga elemen fraud
triangle hanya pressure dan opportunity yang memiliki pengaruh signifikan terhadap fraudulent
financial statement. Sementara rationalization belum mampu berkontribusi secara significant terhadap
fraudulent financial statement. Selanjutnya Good corporate governance belum mampu memperkuat
maupun memperlemah hubungan antara kecendrungan kecurangan manajemen dengan fraudulent
financial statement. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai umpan balik yang berharga untuk
menurunkan kecendrungan kecurangan manajemen di BUMN.
Kata kunci: Kecurangan laporan keuangan; Manajemen laba; Peluang; Rasionalisasi; Tata kelola
perusahaan; Tekanan

Cronicle of Article: Received (August); Revised (November); and Published (December).


©2022 Jurnal Kajian Akuntansi Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.

Profile and corresponding author: Reskino is from Accounting Study Program, Faculty of Economics and
Business, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Corresponding Author: reskino@uinjkt.ac.id

How to cite this article: Reskino, & Bilkis, M. S. (2022). Apakah Good Corporate Governance Memoderasi
Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap Fraudulent Financial Statement?. Jurnal Kajian
Akuntansi,6(2), 281-306.

Page 280
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

keluar dari peringkat lima besar dalam


kategori Negara penyumbang kasus
PENDAHULUAN kecurangan terbanyak di Asia Pasifik.
Pada orientasi persaingan ekonomi global, Tercatat pada tahun 2018, Indonesia
munculnya perusahaan besar menduduki peringkat ke-3 dengan
mengindikasikan dorongan perekonomian sumbangan kasus fraud sebanyak 29 kasus.
yang semakin kompetitif, hal ini membuat Pada tahun 2020, Indonesia menduduki
setiap perusahaan berlomba memberikan peringkat ke-1 dengan sumbangan kasus
informasi laporan keuangan sebaik fraud sebanyak 36 kasus, Terakhir pada
mungkin (Primastiwi, Ayem, & Saeful, tahufn 2022, Indonesia menduduki urutan
2021). The Statement of Financial ke-4 dengan sumbangan kasus fraud
Accounting Concept (SFAC) Nomor 2 sebanyak 23 kasus.
menjelaskan bahwa laporan keuangan yang Secara umum, Report to The Nation yang
berkualitas adalah laporan keuangan yang diterbitkan ACFE setiap dua tahun sekali
dapat memberi manfaat dan mampu menjelaskan bahwa aksi fraud dapat
memenuhi dua karakteristik kualitatif yaitu dilakukan dalam tiga kategori diantaranya;
primer (relevan dan andal) dan sekunder (1) korupsi, (2) penyalahgunaan
(dapat diperbandingkan dan konsisten pada aset/kekayaan, dan (3) kecurangan laporan
pengaplikasian). Namun pada kondisi keuangan.
tertentu, laporan keuangan yang tampak Kecurangan
1500000
baik belum tentu memenuhi informasi Laporan
laporan keuangan yang berkualitas. 1000000 Keuangan
Rekayasa laporan keuangan menjadi salah Korupsi
500000 Penyalahgu
satu jenis kecurangan yang mampu
naan
mengancam pertumbuhan ekonomi dan 0
Aset/Kekay
merugikan keuangan Negara (Achmad et 2018 2020 2022
aan

Fraud Indonesia Gambar 2. Jenis Fraud Merugikan


Sumber: ACFE (2018), ACFE (2019), dan
40 ACFE (2022)

20 Berdasarkan grafik 2 dari banyaknya jenis


fraud yang ditentukan ACFE, menunjukan
0 bahwa kecurangan laporan keuangan
Fraud menjadi jenis fraud yang paling tinggi
2018 2020
2022 menimbulkan kerugian pada tingkat fraud
global. Menanggapi tingginya kerugian
al., 2022; Al-Mamun et al., 2022; yang ditimbulkan dari jenis kecurangan
Amughoro & Ijeoma, 2022; Karoma, 2020). laporan keuangan tentunya menjadi
Seperti hal nya yang terjadi di Indonesia. evaluasi bagi tiap negara, termasuknya
Gambar 1. Peringkat Kecurangan negara Indonesia untuk melakukan tindakan
Indonesia di Asia Pasifik pencegahan kecurangan.
BUMN sebagai salah satu pelaku utama
Sumber: ACFE (2018), ACFE (2019), dan
yang memiliki peran penting dalam
ACFE (2022).
pembangunan ekonomi nasional saat ini
Berdasarkan grafik 1, selama tiga laporan
masih menjadi sorotan publik dalam kasus
terakhir yang diterbitkan ACFE dapat
kecurangan. Hal ini dikarenakan beberapa
diketahui bahwa Indonesia masih menjadi
kasus kecurangan laporan keuangan yang
salah satu negara yang belum berhasil

Page 281
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

belakangan ini terjadi di Indonesia ada di penelitiannya juga menunjukkan bahwa


perusahaan BUMN. Beberapa perusahaan perusahaan yang mengambil tindakan untuk
BUMN yang terseret kasus kecurangan meningkatkan governance memiliki kinerja
diantaranya PT Garuda Indonesia, PT KAI harga saham yang unggul, bahkan setelah
(Persero), PT Kimia Farma Tbk, PT mengendalikan kinerja laba. Hal ini
Asuransi Jiwasraya, dan PT Indofarma Tbk. menunjukkan bahwa investor tampaknya
Apabila merujuk pada hasil Survei Fraud menghargai perbaikan governance.
Indonesia yang diterbitkan ACFE Indonesia Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh
(2019) BUMN masuk dalam urutan ke-2 Kassem, (2022) yang menyatakan bahwa
dengan besaran 31,8% sebagai lembaga corporate governance yang efektif dapat
atau organisasi yang paling dirugikan dari membantu mengurangi risiko fraud,
adanya tindakan fraud. Hal ini diduga mencegah fraud dan mendeteksi fraud,
karena sebagian besar kasus fraud yang khususnya fraud yang terjadi diperusahaan
beredar di berita Indonesia adalah kasus yang dilakukan oleh orang dalam, dan
kecurangan di BUMN. pengalihan aset. Beberapa perusahaan
Menanggapi maraknya kasus kecurangan menggunakan mekanisme good corporate
yang terjadi, SAS No. 99 akhirnya governance untuk meningkatkan reputasi
membantu meningkatkan efektivitas mereka setelah deteksi fraud. GCG yang
auditor dalam mendeteksi kecurangan tidak efektif meningkatkan risiko fraud,
dengan menilai faktor risiko kecurangan memberikan peluang untuk melakukan
yang ada pada teori fraud triangle. Menurut fraud, dan mengurangi kemungkinan
Sánchez-Aguayo et al. (2022) dan deteksi fraud.
Ratmono, Diany, & Purwanto (2017) Menariknya, hasil penelitian yang
penggunaan teori fraud triangle dalam dilakukan oleh Nasrallah & El Khoury
pendeteksian fraud dianggap mampu (2022) di UMKM Libanon menemukan
menjelaskan fenomena kecurangan didalam hasil bahwa corporate governance yang
laporan keuangan. Bahkan teori ini telah efektif menghasilkan peningkatan
resmi diadopsi oleh auditing standar dan pencegahan kecurangan dan perusahaan
telah menjadi literatur utama dalam yang berkinerja lebih baik cenderung
menangani kecurangan laporan keuangan. meningkatkan corporate governance
Selain dari pendeteksian, dalam rangka mereka. Salah satu bentuk pencegahan
menangani kasus fraud maka diperlukan kecurangan dimulai dari prosedur yang ada
juga upaya pencegahan. Pencegahan kasus di perusahaan. Selain itu Mulyadianto,
fraud dapat dilakukan dengan penerapan Kirana, & Wijayanti (2020) juga
good corporate governance. Hamidah & menjelaskan good corporate governanve
Reskino (2021) mengungkapkan penerapan sebagai bentuk prosedur perusahaan dapat
good corporate governance memiliki mengurangi tindakan fraudulent financial
keterkaitan dengan kecenderungan statement, karena good corporate
kecurangan. Penerapan praktik GCG yang governance dapat mendukung pelaksanaan
baik akan meningkatkan rasa tanggung prosedur dalam sistem manajemen menjadi
jawab, profesionalisme, dan persepsi lebih efektivitas dan efisiensi dari
keadilan karyawan, sehingga perilaku tidak pengelolaan bisnis perusahaan.
etis (unethical behavior) dapat dihindari. Apabila merujuk pada penelitian terdahulu,
Pernyataan tersebut diperkuat oleh tampak beberapa diantaranya belum
penelitian yang dilakukan oleh Farber menunjukkan hasil yang konsisten. Pada
(2004) yang menemukan bahwa perusahaan dimensi triangle fraud yang dimoderasi
yang terindikasi melakukan fraud memiliki good corporate governance seperti
governance yang buruk. Namun, hasil penelitian Larasati, Wijayanti, & Maulana

Page 282
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

(2020) menjelaskan hanya elemen pressure memicu terjadinya fraudulent financial


dan rationalization yang dapat berpengaruh statement. Sebagaimana penelitian
pada kecurangan laporan keuangan, dan terdahulu Kamal et al. (2019) dan Selano et
komite audit sebagai proksi good corporate al. (2017) telah menggunakan
governance dapat memberikan efek kecenderungan kecurangan manajemen
moderasi pada hubungan pressure, dengan bantuan teori fraud dalam upaya
opportunity dan rationalization terhadap memprediksi fraudulent financial
fraudulent financial statement. Begitupun statement. Di mana salah satu teori fraud
hasil penelitian Nurhasanah et al. (2022) terdapat fraud triangle yang menjadi
menjelaskan hanya elemen pressure dan pondasi awal perkembangan dari teori fraud
rationalization yang dapat berpengaruh dan penggunaannya telah diadopsi oleh
pada kecurangan laporan keuangan. Namun auditing standar.
komite audit sebagai proksi good corporate Penelitian ini berupaya menyempurnakan
governance tidak mampu memberikan efek penelitian sebelumnya seperti Handoko
moderasi pada hubungan pressure, (2021) yang membahas fraud dalam
opportunity dan rationalization terhadap laporan keuangan. Meski penelitian kali ini
fraudulent financial statement. Serta menggunakan teori fraud yang berbeda
berbeda dengan Mardiana & Jantong (2020) namun dalam konteks kecurangan laporan
dimana hasil penelitian menjelaskan bahwa keuangan penelitian ini mencoba
pressure dan opportunity sebagai bagian keterbaharuan dengan penambahan variabel
dari dimensi triangle fraud mampu moderasi good corporate governance. Hal
memberikan pengaruh terhadap fraudulent tersebut sebagaimana yang telah dilakukan
financial statement, dan komite audit hanya Larasati, Wijayanti, & Maulana (2020),
dapat memberikan efek moderasi pada Nurhasanah et al. (2022) dan Mardiana &
pressure terhadap fraudulent financial Jantong (2020) yang juga mengikutsertakan
statement. Adapun jika merujuk pada good corporate governance sebagai
dimensi teori fraud lainnya yang tidak variabel moderasi dalam menganalisis
menjadi fokus penelitian kali namun hubungannya dengan fraud. Meski begitu,
memiliki pemoderasi good corporate penelitian ini tetap pada keterbaharuan
governance yang sama pada penelitian ini dengan melakukan perluasan periode
seperti Dewi & Anisykurlillah (2021), pengamatan menjadi 2017-2021 dan
Rohmatin, Apriyanto, & Zuhroh (2021), pengunaan metode penelitian SmartPLS
Pamungkas et al. (2018), dan Kamal et al. 3.0.
(2019) juga tampak belum dapat Adapun penelitian ini diharapkan mampu
menunjukkan hasil yang konsisten satu berkontribusi secara teoritis dalam
sama lain pada hubungan elemen fraud dan pengembangan literatur good corporate
hubungan moderasi good corporate governance dan fraud. Selain itu,
governance. Adanya perbedaan hasil diharapkan penelitian ini juga mampu
tersebut tentunya memberikan kesenjangan berkontribusi bagi para praktisi seperti
penelitian dalam menjelaskan peran manajemen dalam mengelola perusahaan
mekanisme good corporate governance dengan dasar teori fraud.
sebagai upaya pencegahan terjadinya
fraudulent financial statement yang
disebabkan oleh adanya kecenderungan
kecurangan manajemen. KAJIAN PUSTAKA
Kecenderungan kecurangan manajemen Agency Theory
pada penelitian ini dimaksudkan sebagai Agency theory dikemukakan Jensen &
bagian dari faktor-faktor yang dapat Meckling (1976) menjelaskan keterkaitan

Page 283
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

antara agent dengan principal, dimana atau ambisi principal dan agent
dalam lingkup bisnis teori keagenan berbenturan, serta ketika principal merasa
didefinisikan sebagai sebuah kesepakatan sulit untuk melacak tindakan agen yang
yang terjalin antara pihak pemilik sebenarnya. Agent (manajemen) mungkin
(principal) dengan pihak manajer (agent). tidak selalu berperilaku dalam kepentingan
Dalam rangka menjalankan operasional terbaik principal. Masing-masing agent dan
perusahaan, pemilik (principal) akan principal akan memaksimalkan keuntungan
memberikan kekuasaan kepada manajer mereka sendiri dan memiliki keinginan dan
(agent) dan akan memberikan imbalan atas motivasi yang berbeda sehingga ada
segala pencapaian agent selama kemungkinan manajemen akan bertindak
kesepakatan tersebut berlangsung. bertentangan dengan kepentingan
Namun, pada beberapa kondisi adanya pemegang saham. Oleh karena itu agency
pelimpahan wewenangan yang dimiliki theory diperlukan untuk menjelaskan
manajemen justru dapat menimbulkan hubungan antara kecendrungan kecurangan
dugaan atas tindakan kecurangan. Hal dasar dengan fraudulent financial statement
yang mampu memicu timbulnya Landasan untuk memahami good corporate
kecurangan dalam teori keagenan adalah governance adalah agency theory. Aktor
conflict interest. Kewenangan yang utama dalam agency theory adalah
diberikan principal kepada agent apabila principal dan agent, yang membuat kontrak
tidak dilakukan dengan tepat guna maka satu sama lain sebagai anggota perusahaan
akan menimbulkan masalah agensi seperti (Jensen & Meckling, 1976). Konsep tata
adanya asimetri informasi. Asimetri kelola perusahaan yang sehat diperlukan
informasi menjadi bentuk akibat dari agar perusahaan tetap sehat.
tindakan agent yang hendak memenuhi
kepentingan pribadinya dan Fraud Theory
menyampingkan kepentingan principal, Fraud theory digagas pertama kali oleh
sehingga informasi yang dimilikinya tidak Cressey (1953) dengan istilah fraud
memberikan informasi secara menyeluruh triangle theory. Teori tersebut
kepada pincipal. memperkenalkan dimensi teori dengan
Tujuan dari teori keagenan adalah untuk penggunaan tiga elemen yang menjadi
menyelesaikan dua masalah yang muncul dugaan dasar atas tindakan kecurangan.
dalam hubungan keagenan. Salah satunya Adapun ketiga elemen tersebut terdiri dari
adalah masalah yang muncul ketika tujuan pressure, opportunity, dan rationalization.

Page 284
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

yang dilakukan dalam rangka mengelola


sekaligus mengarahkan perusahaan untuk
Pressure Opportunity tujuan peningkatkan nilai perusahaan serta
peningkatan keberlangsungan usaha
Fraud (Muhyi & Suratno, 2021). Good corporate
governance perlu diterapkan pada tiap
perusahaan, selain dari tujuannya untuk
mengembangkan nilai perusahaan,
Rationalization mengelola sumber daya resiko perusahaan,
dan membantu ekonomi nasional serta
Gambar 3. Fraud Triangle
investasi nasional. Penerapan good
Sumber: Cressey (1953)
corporate governance dalam perusahaan
juga diperlukan guna meningkatkan
Menurut Priantara (2013) pressure atau kedisiplinan organisasi. Hal ini dikarenakan
tekanan merupakan elemen pertama yang perusahaan memiliki tanggung jawab
dapat memotivasi seseorang melakukan terhadap kepentingan pihak shareholder dan
kecurangan, dimana tekanan muncul akibat stakeholder sebagai sumber modal
adanya dorongan akan kebutuhan atau perusahaan (Fatimah et al., 2019).
bahkan keserakahan dari seseorang dalam Pentingnya peran good corporate
memenuhi kepentingannya. Adapun governance tentu akan membawa dampak
opportunity atau peluang menjadi elemen yang baik pada keberlangsungan usaha
kedua yang diduga sebagai motivasi karena perusahaan telah memiliki
seseorang melakukan kecurangan, hal ini serangkaian aturan, sekaligus hubungan
dapat dikarenakan lemahnya sistem yang jelas antar berbagai pihak, baik pihak
pengendalian internal dan buruknya tata yang mengambil keputusan maupun pihak
kelola organisasi sehingga memberikan pengawas terhadap keputusan. Sehingga hal
kesempatan bagi siapapun yang hendak tersebut juga akan membawa perusahaan
melakukan kecurangan. dapat terhindar dari hal yang memicu
Terakhir, rationalization atau rasionalisasi munculnya tindakan kecurangan.
menjadi elemen ketiga dalam fraud triangle
yang diduga sebagai motivasi seseorang Pengembangan Hipotesis
melakukan kecurangan, dalam hal ini Statement of Auditing Standards No. 99
seseorang digambarkan pada sikap yang menjelaskan external pressure merupakan
cenderung mencari pembenaran, seolah salah satu bentuk pressure dari teori fraud
kecurangan yang diperbuatnya merupakan triangle yang mampu mendorong seseorang
tindakan yang umum dilakukan karena melakukan kecurangan. Rahmawati, Nazar,
orang selain dirinya juga telah melakukan & Triyanto (2017) menjelaskan tingkat
aktivitas yang mengandung kecurangan utang yang tinggi akan mengurangi
tersebut. Selain itu, sikap rasionalisasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh
membawa para pelaku kecurangan merasa pinjaman atau modal dari pihak luar
perbuatannya bukan suatu tindakan (kreditor), karena perusahaan dianggap
kecurangan melainkan sesuatu yang sudah memiliki risiko atas utang yang dijamin dari
menjadi haknya. aset yang dimilikinya.
Secara tidak langsung adanya pressure
Good Corporate Governance manajemen dalam memperoleh modal dari
Corporate governance didefinisikan pihak luar membuat manajemen cenderung
sebagai suatu rangkaian terstruktur dan berupaya menjaga tingkat utang perusahaan
sistematis pada tiap kegiatan perusahaan dan terus menampilkan informasi kinerja

Page 285
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

yang baik. Sehingga tekanan dari luar yang menganggap pengawasan yang tidak ketat
semakin meningkat akan meningkatkan membuat aksi kecurangan yang dilakukan
pula fraudulent financial statement. Jika tidak disadari. Sehingga semakin tinggi
dilihat dari sudut pandang teori agensi, hal tingkat keefektifan pengawasan dalam
ini dapat saja terjadi mengingat manajemen perusahaan maka akan semakin tinggi pula
sebagai agent memiliki wewenang hasil fraudulent financial statament terjadi.
pelimpahan dari principle dalam mengelola Jika dilihat dari sudut pandang teori agensi,
perusahaan, sehingga manajemen memiliki hal ini dapat terjadi mengingat manajemen
keleluasaan dalam mendahului kepentingan memiliki wewenang dalam mengelola
atas pressure tersebut. perusahaan, informasi yang dimiliki
Kecenderungan kecurangan manajemen manajemen tentunya lebih banyak
yang disebabkan dari adanya pressure ini dibandingkan principal, termasuknya
diproksikan dengan external pressure. informasi mengenai kondisi perusahaan.
Proksi ini telah digunakan pada beberapa manajemen akan dengan mudah
penelitian sebelumnya seperti Amalia & mengetahui kondisi dimana pengawasan
Triyanto (2022), Yuwono & Marlina yang ada diperusahaan sedang tidak efektif
(2021), dan Sangkala & Safitri (2021). sehingga manajemen berpotensi melakukan
Pemilihan proksi ini karena external kecurangan.
pressure yang dihitung dengan rasio Kecenderungan kecurangan manajemen
leverage mampu menunjukkan kemampuan yang disebabkan dari adanya opportunity
perusahaan dalam melakukan pembayaran ini diproksikan dengan ineffective
atas utangnya. mointoring. Proksi ini telah digunakan pada
Adapun Yuwono & Marlina (2021) dan beberapa penelitian sebelumnya seperti
Herdjiono & Kabalmay (2021) memperoleh Carla & Pangestu (2021), Agusputri &
hasil yang berpengaruh antara hubungan Sofie (2019), dan Yuwono & Marlina
pressure dengan fraudulent financial (2021). Pemilihan proksi ini karena
statement. sedangkan Sangkala & Safitri ineffective mointoring yang diukur dengan
(2021), Tjen et al. (2020) dan Amalia & banyaknya dewan komisaris independen
Triyanto (2022) memperoleh hasil yang terhadap total dewan komisaris mampu
tidak berpengaruh dari hubungan pressure menunjukkan tingkat pengawasan yang
dengan fraudulent financial statement. efektif didalam perusahaan. Adapun
H1: Pressure berpengaruh signifikan Agusputri & Sofie (2019) dan Rukmana
terhadap fraudulent financial (2018) memperoleh hasil yang berpengaruh
statement. antara hubungan opportunity dengan
fraudulent financial statement. sedangkan
Selanjutnya, Statement of Auditing Carla & Pangestu (2021), Noble (2019) dan
Standards No. 99 juga menjelaskan Yuwono & Marlina (2021) memperoleh
ineffective monitoring menjadi salah satu hasil yang tidak berpengaruh dari hubungan
bentuk opportunity dari teori fraud triangle pressure dengan fraudulent financial
yang mampu mendorong seseorang statement.
melakukan kecurangan, Agusputri & Sofie H2: Opportunity berpengaruh signifikan
(2019) mengungkapkan perusahaan dengan terhadap fraudulent financial
pengawasan yang tidak efektif akan statement.
membuka peluang bagi manajemen dalam
memaksimalkan perolehan keuntungan Statement of Auditing Standards No. 99
secara pribadi. Manajemen dengan niat menjelaskan rationalization dengan salah
kecurangan akan cenderung memanfaatkan satu pengukurannya yaitu total accrual
ketidakefetifan pengawasan, karena menjadi elemen terakhir dari teori fraud

Page 286
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

triangle dalam membantu pendeteksian mampu menunjukkan penggunaan akrual.


kecenderungan kecurangan. Hery (2017) Adapun Sihombing & Cahyadi (2021),
menjelaskan rasionalisasi merupakan sikap Kamal et al. (2019) dan Amalia & Triyanto
pembenaran atas tindakan kecurangan yang (2022) memperoleh hasil yang berpengaruh
diperbuat, dalam hal ini lingkungan juga antara hubungan rationalization dengan
menjadi faktor yang ikut membantu fraudulent financial statement. sedangkan
rasional itu muncul. Adapun penggunaan Ratnasari & Rofi (2020) memperoleh hasil
akrual dalam perusahaan menjadi cara yang tidak berpengaruh dari hubungan
manajemen dalam bersikap rasionalis. rationalization dengan fraudulent financial
Ratnasari & Rofi (2020) menjelaskan statement. Begitupun Herdjiono &
bahwa rationalization dengan penggunaan Kabalmay (2021) meski menggunakan
akrual merupakan prinsip manajemen proksi auditor change namun memberi
dimana pendapatan dapat diakui pada saat bukti bahwa elemen rationalization pada
transaksi terjadi dan tanpa melihat fraud triangle tidak memberi pengaruh
penerimaan kas. Pengakuan pendapatan terhadap fraudulent financial statement.
yang demikian tentunya dapat H3: Rationalization berpengaruh signifikan
menimbulkan overstatement. Apabila hasil terhadap fraudulent financial
dari penerapan akrual pada pengakuan statement.
pendapatan menjadi berlebih maka
berpotensi pada kecurangan laporan Corporate governance didefinisikan
keuangan karena manajemen secara tidak sebagai suatu rangkaian terstruktur dan
langsung merekayasa laba. Sehingga sistematis pada tiap kegiatan perusahaan
semakin tinggi total akrual maka akan yang dilakukan untuk peningkatkan nilai
semakin tinggi pula fraudulent financial perusahaan yang lebih baik (Muhyi &
statement dapat terjadi. Suratno, 2021). Corporate governance
Jika dilihat dari sudut pandang teori agensi, yang baik tentunya harus terhindar dari
hal ini dapat terjadi karena manajemen kecurangan. Dalam hal ini, maka perlu
memiliki pelimpahan wewenang dari peran serta dari good corporate governance
principal dalam mengelola perusahaan, seperti komite audit untuk mengawasi
termasuknya mengelola dan memilih kegiatan perusahaan. Adapun banyaknya
kebijakan akuntansi untuk digunakan komite audit menjadi proksi GCG dalam
perusahaan. Penggunaan akrual sebagai upaya meminimalisir kecenderungan
salah satu kebijakan akuntansi berpotensi kecurangan yang dilakukan manajemen.
dimanfaatkan manajemen dalam upaya Proksi ini telah digunakan pada beberapa
mendapatkan pengakuan pendapatan sesuai penelitian sebelumnya seperti Zulfa &
keinginannya. Dirinya akan berlindung Tanusdjaja (2022) dan Sugita (2018).
dibelakang penggunaan akrual dan merasa Proksi ini dipilih karena dengan banyaknya
tindakannya itu benar. jumlah anggota komite audit maka tingkat
Kecenderungan kecurangan manajemen pengawasan juga akan dianggap semakin
yang disebabkan dari adanya ketat.
rationalization ini diproksikan dengan total Pressure sebagai elemen pertama fraud
accrual. Proksi ini telah digunakan pada triangle dapat diminimalisir dengan komite
beberapa penelitian sebelumnya seperti audit. Zulfa & Tanusdjaja (2022)
Ratnasari & Rofi (2020), Amalia & menjelaskan komite audit merupakan
Triyanto (2022), dan Sihombing & Cahyadi cerminan dari good corporate governance
(2021). Pemilihan proksi ini karena total yang sehat. Keberadaannya ini diharapkan
accrual yang diukur dengan laba bersih mampu membantu mengawasi kegiatan-
dikurang arus kas operasi dibagi total aset kegiatan yang ada didalam perusahaan,

Page 287
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

termasuknya mengawasi kegiatan H4: GCG memoderasi hubungan pressure


penyusunan laporan keuangan perusahaan. terhadap fraudulent financial
Adanya pressure berpotensi menimbulkan statement.
kecurangan pada laporan keuangan, karena
dapat mendorong manajemen untuk Opportunity sebagai elemen kedua fraud
memenuhi kepentingannya tersebut. Seperti triangle juga dapat diminimalisir dengan
hal nya external pressure, adanya keberadaan komite audit. Sugita (2018)
kepentingan manajemen untuk terus menjelaskan pengendalian yang lemah dari
mendapatkan modal dari kreditor membuat dewan komisaris membuat perusahaan
manajemen akhirnya cenderung melakukan semakin rentan terhadap kecurangan
kecurangan melalui penyajian laporan pelaporan keuangan. Namun sebagaimana
keuangan, oleh karenanya perusahaan salah satu tugas dan tanggung jawab komite
membutuhkan peran komite audit untuk audit yaitu untuk menelaah dan membantu
meminimalisir potensi kecurangan yang dewan komisaris memberikan saran
ditimbulkan dari external pressure. Hal sehubungan dengan adanya potensi
demikian secara tidak langsung benturan kepentingan, seharusnya
memperlihatkan komite audit dapat ketidakefektifan pengawasan dari dewan
memperlemah keterkaitan external komisaris dapat ditutup oleh komite audit.
pressure terhadap fraudulent financial Sehingga mampu mengecilkan kesempatan
statement. manajemen melakukan kecurangan yang
In’ariat (2015) membuktikan secara empiris disebabkan ineffective monitoring. Hal
peran good corporate governance konsisten demikian secara tidak langsung
mengurangi fraud. Berdasarkan penelitian memperlihatkan komite audit dapat
terdahulu seperti pada penelitian Wailan’an memperlemah keterkaitan ineffective
(2019) tampak hubungan external pressure monitoring terhadap fraudulent financial
sebagai proksi pressure terhadap fraudulent statement.
financial statement mampu dimoderasi Adapun In’ariat (2015) membuktikan
good corporate governance. Meski secara secara empiris peran good corporate
spesifik penelitian terdahulu masih sedikit governance konsisten mengurangi fraud.
yang menggunakan external pressure Berdasarkan penelitian terdahulu seperti
sebagai proksi pressure terhadap fraudulent yang dilakukan Sugita (2018) secara
financial statement yang dimoderasi good spesifik tampak hubungan ineffective
corporate governance. Namun secara monitoring sebagai proksi opportunity
umumnya terdapat beberapa penelitian terhadap fraudulent financial statement
yang memperlihatkan hubungan pressure mampu dimoderasi good corporate
terhadap fraudulent financial statement governance. Begitupun hasil penelitian
yang dapat dimoderasi good corporate Sawaka K & Ramantha (2020) yang
governance. diantaranya Sugita (2018), memperlihatkan secara umum hubungan
Sawaka K & Ramantha (2020) dan Dewi & opportunity terhadap fraudulent financial
Anisykurlillah (2021). Adapun penelitian statement dapat dimoderasi good corporate
terdahulu juga masih ada yang governance. Meski begitu, beberapa
memperlihatkan hubungan pressure penelitian yang dilakukan Zulfa &
terhadap fraudulent financial statement Tanusdjaja (2022), dan Wailan’an (2019)
yang tidak dapat dimoderasi good secara spesifik masih memperlihatkan
corporate governance diantaranya Zulfa & hubungan ineffective monitoring sebagai
Tanusdjaja (2022). proksi opportunity terhadap fraudulent
financial statement tidak mampu
dimoderasi good corporate governance.

Page 288
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

H5: GCG memoderasi hubungan In’ariat (2015) membuktikan secara empiris


opportunity terhadap fraudulent peran good corporate governance konsisten
financial statement. mengurangi fraud. Meski secara spesifik
penelitian terdahulu belum ada yang
Terakhir, rationalization sebagai elemen menggunakan total accrual sebagai proksi
ketiga dari fraud triangle dianggap dapat dari rationalization. Namun secara
diminimalisir dengan keberadaan komite umumnya telah ada beberapa penelitian
audit. Sebagaimana Ratnasari & Rofi terdahulu yang memperlihatkan hubungan
(2020) menjelaskan bahwa rationalization rationalization terhadap fraudulent
dengan penggunaan akrual sebagai prinsip financial statement yang mampu
manajemen. Konsep akrual menjelaskan dimoderasi good corporate governance
pendapatan dapat diakui pada saat transaksi diantaranya Rohmatin, Apriyanto, &
terjadi dan tanpa melihat penerimaan kas. Zuhroh (2021) dan Kamal et al. (2019).
Pengakuan pendapatan yang demikian Begitupun dengan penelitian terdahulu
tentunya dapat menimbulkan yang secara umum memperlihatkan
overstatement. Tingginya pendapat yang hubungan rationalization terhadap
diakui dengan konsep akrual tentu fraudulent financial statement tidak mampu
berpotensi pada kecurangan laporan dimoderasi good corporate governance
keuangan karena manajemen secara tidak diantaranya Zulfa & Tanusdjaja (2022), dan
langsung dapat berpotensi merekayasa laba. Sugita (2018)
Tentunya keberadaan komite audit menjadi H6: GCG memoderasi hubungan
sangat diperlukan oleh perusahaan untuk rationalization terhadap fraudulent
meminimalisir adanya sikap pembenaran financial statement.
atas penerapan accrual selama menyusun
laporan keuangan. Hal demikian juga secara Adapun hubungan antar variabel penelitian
tidak langsung memperlihatkan komite digambarkan dalam model penelitian
audit dapat memperlemah keterkaitan total sebagai berikut.
accrual terhadap fraudulent financial
statement.

Pressure (External Pressure) H1

Triangel H2
Fraud Opportunity (Nature of Industry) FFS (Manajemen
H3 Laba)
Rationalization (Total Accrual)

H4 H5 H6
Good Corporate
Governance(Comittee Audit)

Gambar 4. Model Penelitian

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Teknik penelitian
kuantitatif merupakan teknik berlandaskan

Page 289
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

pada filsafat positivisme yang digunakan No Keterangan


Jumlah
untuk meneliti populasi atau kelompok Data
tertentu (Sugiyono, 2010). Fokus penelitian 1. Perusahaan sektor BUMN
ini pada perusahaan BUMN yang ada di yang terdaftar di Bursa
100
Indonesia. Peneliti berasumsi BUMN Efek Indonesia Tahun
2017-2021
merupakan sumber pendapatan tetap bagi
2. Tersedianya laporan
negara dengan tujuan untuk memenuhi tahunan perusahan secara
kebutuhan masyarakat. Selain itu, negara (5)
berturut turut periode 2017-
mendanai sarana dan prasarana untuk 2021
masyarakat umum. Meski belum ada 3. Memiliki kelengkapan data
pembenahan manajemen, BUMN yang yang dibutuhkan selama
(0)
terus merugi akan tetap mendapat suntikan periode penelitian
modal pemerintah. Kelangsungan dilakukan
hidupnnya berdasar kekuatan keuangan Total 95
bahkan sering membebani keuangan
negara. Oleh sebab itu peneliti tertarik Berdasarkan Tabel 1, data penelitian setelah
untuk meneliti BUMN dan menjadikan diseleksi menggunakan purposive sampling
populasi dalam penelitian ini. tampak menghasilkan sebanyak 95 unit data
Penentuan sampel diambil menggunakan yang memenuhi kriteria.
teknik purposive sampling dengan kriteria Teknik pengolahan data dibantu
diantaranya: (1) perusahaan sektor BUMN menggunakan SmartPLS. Pengolahan data
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dilakukan dengan pengujian statistik
Tahun 2017-2021, (2) tersedianya laporan deskriptif, outer model (convergent validity
tahunan perusahan secara berturut turut dan discriminant validity), dan inner model
periode 2017-2021, (3) Memiliki (R-Square dan Q-Square), serta pengujian
kelengkapan data yang dibutuhkan selama hipotesis yang dilakukan menggunakan
periode penelitian dilakukan. bootstrapping.
Tabel 1. Penyeleksian Sampel

Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran


No Variabel Proksi Definisi Operasional Pengukuran
Manajemen Perlakuan akuntansi untuk
Fraudulent 𝑇𝐴𝑖𝑡
D𝐴𝑖𝑡 = ( 𝐴 )–
Laba meningkatkan/menurunkan
1. Financial 𝑖𝑡−1
(Discretionar earnings. (Zuhri, Mardani, & 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡
Statement
y Accrual) Wahono, 2019)
Tekanan dari pihak luar menuntut
External manajemen menampilkan rasio
LEV = Total
2. Pressure Pressure keuangan yang baik serta earnings
Utang/Total Aset
(LEV) yang tinggi demi memperoleh
modal. (Novitasari & Chariri, 2019)
Kondisi dimana pengawasan dewan
BDOUT = Jumlah
komisaris tidak dilakukan secara
Ineffective Dewan Komisaris
efektif dan membuka peluang
3. Opportunity Monitoring Independen/Jumlah
manajemen untuk memaksimalkan
(BDOUT) Dewan Komisaris
keuntungan pribadinya.
(Agusputri & Sofie, 2019)
Total Prinsip manajemen dimana
Rationalizati
4. Accrual pendapatan diakui tanpa melihat TATA = Total Akrual
on
(TATA) penerimaan kas, melainkan diakui

Page 290
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

pada saat transaksi terjadi.


(Ratnasari & Rofi, 2020)
Bagian dari good corporate
Good
Audit governance yang membantu Komite Audit =
5. Corporate
Comittee melakukan pengawasan. (Zulfa & Jumlah Komite Audit
Governance
Tanusdjaja, 2022)

PEMBAHASAN suatu data dengan cara memberikan


Analisis Deskriptif Statistik gambaran data melalui nilai minimum, nilai
Analisis statistik deskriptif perlu maksimum, rata-rata dan standar deviasi
dilakukan dalam penelitian guna mengalisis (Ghozali, 2018).

Tabel 3. Hasil Deskriptif Statistik


Indikator N Min Max Mean Standar Dev
LEV 95 0,16 0,89 0,6349 0,18898
BDOUT 95 0,20 0,70 0,4224 0,12077
TATA 95 -0,40 0,13 -0,0267 0,07021
EM 95 -2,01 2,06 -0,1629 0,67073
CA 95 2,00 8,00 4,2632 1,27338
Sumber: SmartPLS - data sekunder diolah.

Berdasarkan tabel 3, tampak nilai governance memiliki nilai minimum 2,00


minimum, maksimum, mean, dan standar serta nilai maksimum sebesar 8,00.
deviasi dari tiap varibel yang merupakan
jenis variabel kuantitatif. LEV sebagai Uji Outer Model
pressure memiliki nilai minimum sebesar Hasil Convergent Validity
0,16 serta maksimum sebesar 0,89. BDOUT Convergent Validity merupakan
sebagai opportunity memiliki nilai pengukuran akan sebuah indikator yang
minimum sebesar 0,20, serta nilai didasarkan pada korelasi antara skor
maksimum sebesar 0,70. TATA sebagai indikator atau skor komponen dengan
rationalization memiliki nilai minimum konstruk skor. Apabila ukuran reflektif
sebesar -0,40, serta nilai maksimum sebesar memiliki angka diatas 0,70 maka dapat
0,13. EM sebagai fraudulent financial disimpulkan korelasi antara individual
statement memiliki nilai minimum sebesar - dengan konstruk dinyatakan tinggi (Ghozali
2,01 serta nilai maksimum sebesar 2,06. & Latan, 2015).
Terakhir, CA sebagai good corporate

Tabel 4. Hasil Outer Weights


GC
Indikator EP EX*CA IM IM*CA TA TA*CA FFS
G
LEV 1.000
LEV*CA 1.000
BDOUT 1.000
BDOUT*CA 1.000
TATA 1.000
TATA*CA 1.000
EM 1.000

Page 291
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

1.00
CA
0
Sumber: SmartPLS - data sekunder diolah.

Berdasarkan tabel 4 hasil dari outer weights Hasil Discriminant Validity


menunjukkan delapan indikator memiliki Discriminant Validity merupakan model
angka diatas 0,70 sehingga dapat yang digunakan untuk memastikan tiap-tiap
disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel laten berbeda dengan variabel lain
konstruk telah memenuhi kriteria yang didasarkan pada nilai cross loading.
convergent validity. Apabila suatu korelasi konstruk dengan
indikator lebih besar dibandingkan konstruk
lain maka dapat disimpulkan discriminant
validity telah baik (Ghozali & Latan, 2015).
Tabel 5. Hasil Cross Loading
Indikator EP IM TA FFS GCG EP*CA IM*CA TA*CA
LEV 1.000
BDOUT 0,217 1.000
TATA 0,718 -0,172 1.000
EM 0,460 0,364 0,129 1.000
CA 0,230 0,357 -0,092 0,207 1.000
LEV*CA -0,023 0,305 0,128 0,095 0,464 1.000
BDOUT*CA 0,286 0,006 0,072 0,144 0,591 0,457 1.000
TATA*CA 0,159 0,096 -0,205 0,151 0,019 0,331 0,080 1.000
Sumber: SmartPLS - data sekunder diolah.

Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa Uji Inner Model


secara keseluruhan konstruk variabel Hasil R-Square
terhadap indikatornya telah memiliki nilai R-Square digunakan untuk mengetahui
cross loading factor diatas 0,70 serta seberapa kuat pengaruh substansif antar
nilainya yang selalu tinggi dibandingkan penilaian model. Ghozali & Latan (2015)
dengan konstruk lainnya, sehingga dapat membagi tiga klasifikasi dalam
disimpulkan seluruh konstruk yang terdiri menginterpretasikan nilai R-Square
dari LEV, BDOUT, TATA, EM, CA, diantaranya; (1) Model akan dikatakan kuat
LEV*CA, BDOUT*CA, TATA*CA telah apabila R-Square menunjukkan nilai lebih
memenuhi discriminant validity yang baik. besar 0,75, (2) model akan dikatakan
moderat apabila R-Square menunjukkan
nilai lebih besar 0,50, dan (3) model akan
dikatakan lemah apabila R-Square
menunjukkan nilai lebih besar 0,25.

Page 292
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

Gambar 4. Hasil PLS Alogarithm


Sumber: SmartPLS - data sekunder diolah

Tabel 6. Hasil R-Square


Variabel R-Square Adjusted R Square
Earnings Management 0,313 0,257
Sumber: SmartPLS - data sekunder diolah.

Berdasarkan tabel 6, menunjukkan nilai R-


Square sebesar 0,313 artinya variabel Hasil Q-Square
earnings management secara simultan atau Pengujian Q-Square dengan blindfolding
bersama-sama dapat dijelaskan sebesar digunakan untuk menilai suatu model
31,3% oleh variabel LEV, LEV*CA, kontruk mengenai tingkat relevansi prediksi
BDOUT, BDOUT*CA, TATA, yang dimilikinya. Ghozali & Latan (2015)
TATA*CA, EM dan CA. Hasil tersebut menjelaskan model akan dikatakan telah
memperlihatkan model penelitian masuk memiliki predictive relevan jika Q-Square
dalam klasifikasi lemah. Adapun nilai sisa menunjukkan nilai lebih besar dari angka
sebesar 68,9% dapat dijelaskan oleh faktor nol, namun jika nilai Q-Square
lain diluar dari penelitian seperti faktor menunjukkan nilai lebih kecil dari angka
rasio keuangan, audit, ataupun faktor nol maka model dapat dikatakan kurang
hubungan politik. memiliki predictive relevan.
Tabel 7. Hasil Q-Square
Variabel Q-Square
Earnings Management 0,244
Sumber: SmartPLS - data sekunder diolah.

Berdasarkan tabel 7, menunjukkan nilai Q-


Square sebesar 0,244. Besaran nilai Q-
Square tersebut menunjukan model telah

Page 293
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

memiliki predictive relevan karena telah untuk dievaluasi. Besaran t-statistik akan
melewati dari 0. berperan sebagai patokan dasar
pengambilan keputusan hipotesis. Adapun
Hasil Uji Hipotesis t-statistik dalam penelitian ini adalah
Uji hipotesis perlu dilakukan dalam sebesar 1,98580. dimana angka tersebut
penelitian guna mengetahui seberapa besar merupakan hasil pengamatan dari t-tabel
koefisien jalur struktural melalui metode yang ditentukan dari nilai df = 93 atau (95-
bootstrapping dengan memerhatikan 2) dan α sebesar 0,025 two tailed (0,05/2).
koefisien parameter dan nilai t-statistik

Tabel 8. Path Coeffiecents (Mean, STDEV, T-Value)


Original Sample Standard T-Statistic
Variabel P-Value
Sampel (O) Mean (M) Deviation (StDev) (IO/StDev)
LEV→EM 0,304 0,308 0,101 3,017 0,003
BDOUT→EM 0,331 0,326 0,087 3,783 0,000
TATA→EM 0,177 0,167 0,124 1,433 0,153
Sumber: SmartPLS - data sekunder diolah.

Berdasarkan tabel 8, dapat diinterpretasikan Besaran nilai 0,331 mengartikan setiap


bahwa LEV mampu memberikan pengaruh terjadinya satu peningkatan pada BDOUT
(3,017 > 1,985) secara signifikan (0,000 < juga akan meningkatkan 0,331. dan terakhir
0,05) terhadap EM sebesar 0,304, Besaran TATA tidak mampu memberikan pengaruh
nilai 0,304 mengartikan setiap terjadi satu (1,433 < 1,985) secara tidak signifikan
peningkatan pada LEV mampu (0,153 > 0,05) terhadap EM sebesar 0,177.
meningkatkan EM sebesar 0,304. Besaran nilai 0,177 mengartikan setiap
Selanjutnya BDOUT mampu memberikan terjadinya satu peningkatan pada TATA
pengaruh (3,783 > 1,985) secara signifikan akan meningkatkan EM sebesar 0,177.
(0,000 < 0,05) terhadap EM sebesar 0,331.

Tabel 9. Path Coeffiecents Moderasi (Mean, STDEV, T-Value)


Original Sample Standard T-Statistic
Variabel P-Value
Sampel (O) Mean (M) Deviation (StDev) (IO/StDev)
LEV*AC→EM -0,124 -0,094 0,134 0,922 0,357
BDOUT*AC→EM 0,050 0,065 0,106 0,475 0,635
TATA*AC→EM 0,184 0,180 0,164 1,124 0,262
AC→EM 0,057 0,035 0,122 0,468 0,640
Sumber: SmartPLS - data sekunder diolah.

Berdasarkan tabel 9, dapat diinterpretasikan signifikan (0,635 > 0,05) terhadap EM


bahwa variabel interaksi LEV*CA tidak sebesar 0,050. Besaran nilai 0,050
memberikan pengaruh (0,922 < 1,985) mengartikan setiap terjadinya satu
secara tidak signifikan (0,357 > 0,05) peningkatan pada BDOUT*CA juga akan
terhadap EM sebesar -0,124, Besaran nilai - meningkatkan EM sebesar 0,050. Terakhir
0,124 mengartikan setiap terjadi satu variabel interaksi TATA*CA tidak mampu
peningkatan pada variabel interaksi memberikan pengaruh (1,124 < 1,985)
LEV*CA mampu menurunkan EM sebesar secara signifikan (0,640 > 0,05) terhadap
-0,124. Selanjutnya, variabel interaksi EM sebesar 0,184. Besaran nilai 0,184
BDOUT*CA tidak mampu memberikan mengartikan setiap terjadinya satu
pengaruh (0,475 < 1,985) secara tidak peningkatan pada TATA*CA juga akan

Page 294
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

meningkatkan EM sebesar 0,184. Adapun Sehingga adanya kepentingan dalam


hubungan CA terhadap EM menunjukkan memperoleh modal dari pihak ekternal
hubungan yang tidak berpengaruh (0,468 < akhirnya dapat memotivasi manajemen
1,985) dan tidak signifikan (0,640 > 0,05), bertindak melakukan fraud.
begitupun keikutsertaan CA dalam tiap Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa
hubungan variabel interaksi (LEV*CA, penelitian terdahulu yang menjelaskan
BDOUT*CA, dan TATA*CA) yang juga variabel pressure dengan proksi leverage
menunjukkan hasil tidak pengaruh. berpengaruh signifikan terhadap fraudulent
Sehingga dapat disimpulkan variabel financial statement diantaranya Asim &
moderasi CA didalam model penelitian Ismail (2019) dan Novitasari & Chariri
memiliki peran sebagai homologiser (2019), Namun juga tidak sejalan dengan
moderasi, artinya CA hanya memiliki beberapa penelitian terdahulu yang
potensi menjadi variabel moderasi meski menjelaskan variabel pressure dengan
tidak membuktikannya didalam penelitian proksi leverage tidak berpengaruh secara
ini. signifikan terhadap fraudulent financial
statement diantaranya Amalia & Triyanto
PEMBAHASAN (2022), dan Sangkala & Safitri (2021)
Pressure Terhadap Fraudulent Financial
Statement Opportunity Terhadap Fraudulent
Hasil pengujian H1 menunjukkan original Financial Statement
sampel sebesar 0,304, t statistik sebesar Hasil pengujian H2 menunjukkan original
3,017 dan signifikansi sebesar 0,003 < 0,05. sampel sebesar 0,331, t statistik sebesar
Secara parsial pressure berpengaruh 3,783 dan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
signifikan terhadap fraudulent financial Secara parsial opportunity berpengaruh
statement, sehingga H1 diterima. Arah secara signifikan terhadap fraudulent
positif dalam hubungan tersebut financial statement, sehingga H2 diterima.
mengartikan tiap terjadi satu peningkatan Arah positif dalam hubungan tersebut
pressure maka akan memberikan mengartikan tiap terjadi satu peningkatan
peningkatan sebesar 0,304 terhadap opportunity akan meningkatkan fraudulent
fraudulent financial statement. Hasil financial statement. Hasil penelitian
penelitian secara teori sesuai dengan fraud tersebut secara teori sesuai dengan fraud
triangle dimana pressure menjadi elemen triangle dimana opportunity menjadi
yang mampu mendeteksi kecenderungan elemen yang mampu mendeteksi
seseorang melakukan tindak kecurangan kecenderungan seseorang dalam
akibat adanya tekanan akan kebutuhan atau bertindakan kecurangan akibat lemahnya
kepentingan pribadinya. sistem pengendalian internal dan buruknya
Rahmawati, Nazar, & Triyanto (2017) ikut tata kelola organisasi.
membuktikan utang perusahaan yang tinggi Agusputri & Sofie (2019) yang
akan mengurangi kemampuan perusahaan menjelaskan kondisi pengawasan yang
dalam memperoleh pinjaman atau modal tidak dilakukan dengan ketat akan
dari pihak luar (kreditor), karena semakin membuka celah bagi manajemen untuk
tinggi utang perusahaan maka semakin meningkatkan keuntungan pribadinya.
tinggi pula risiko atas utang yang dijamin Menurut Carla & Pangestu (2021) hal
dari aset yang dimilikinya. Sari & Lestari tersebut dapat terjadi karena beberapa
(2020) menjelaskan external pressure perusahaan melakukan pengangkatan
merupakan bentuk tekanan berlebih yang komisaris independen hanyalah sebuah
dialami manajemen untuk terus memenuhi formalitas untuk sekedar mematuhi regulasi
syarat serta harapan dari pihak ketiga. yang berlaku, sehingga tujuannya untuk

Page 295
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

menciptakan lingkungan kerja yang objektif mampu membantu mendeteksi


terabaikan dan berujung pada timbulnya kecenderungan seseorang melakukan
kesempatan kecurangan. Ketidakefektifan tindakan kecurangan dengan sikap
yang tinggi akan menimbulkan fraudulent pembenaran atau rasionalisasi.
financial statement juga semakin tinggi. Ratnasari & Rofi (2020) menjelaskan
Adapun Peraturan Menteri BUMN No. bahwa dengan penggunaan akrual sebagai
PER-06/MBU/04/2021 mengenai organ prinsip manajemen dimana pendapatan
pendukung untuk dewan komisaris dan dapat diakui pada saat transaksi terjadi dan
dewan pengawas BUMN. Peraturan tanpa melihat penerimaan kas.
tersebut menjadi salah satu upaya Badan Rationalization dengan total akrual dapat
Usaha Milik Negara (BUMN) dalam berpotensi menimbulkan overstatement dan
meningkatkan pengawasan didalam mengarah kecenderungan pada kecurangan
perusahaan. Sehingga pengawasan yang laporan keuangan karena manajemen secara
terdapat didalam BUMN dapat menjadi tidak langsung dapat merekayasa laba. Hal
lebih efektif dan dapat meminimalisir ini sejalan dengan Puspitadewi & Sormin
munculnya celah bagi manajemen untuk (2018) yang menjelaskan dengan adanya
melakukan kecurangan. konsep akrual didalam perusahaan
Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa mengartikan manajemen berpotensi
penelitian terdahulu yang menjelaskan melakukan rekayasa pengakuan
variabel opportunity dengan proksi pendapatan. Hal ini dikarenakan
ineffective monitoring berpengaruh secara manajemen mampu melakukan pencatatan
signifikan terhadap fraudulent financial transaksi tanpa memerhatikan keluar
statement diantaranya Agusputri & Sofie masuknya kas, sehingga apabila nilai
(2019) dan Lestari & Henny (2019). discretionary accruals naik, maka
Adapun hasil tidak sejalan dengan beberapa fraudulent financial statement juga akan
penelitian terdahulu yang menjelaskan naik.
variabel opportunity dengan proksi Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa
ineffective monitoring tidak berpengaruh penelitian terdahulu yang menjelaskan
secara signifikan terhadap fraudulent variabel rationalization dengan proksi total
financial statement diantaranya Carla & accruals tidak berpengaruh dan tidak
Pangestu (2021), Yuwono & Marlina signifikan terhadap fraudulent financial
(2021), dan Amalia & Triyanto (2022). statement diantaranya Ratnasari & Rofi
(2020) dan Permatasari & Laila (2021).
Rationalization Terhadap Fraudulent Namun juga bertolak belakang dengan
Financial Statement beberapa penelitian yang menjelaskan
Hasil pengujian H3 menunjukkan original variabel rationalization dengan proksi total
sampel sebesar 0,177, t statistik sebesar accruals dapat memberikan pengaruh
1,433 dan signifikansi sebesar 0,153 > 0,05. secara signifikan terhadap fraudulent
Secara parsial rationalization tidak dapat financial statement diantaranya Sihombing
memberikan pengaruh dan tidak signifikan & Cahyadi (2021), dan Amalia & Triyanto
terhadap fraudulent financial statement, (2022).
sehingga H3 ditolak. Arah positif dalam
hubungan tersebut mengartikan tiap terjadi Pressure Terhadap Fraudulent Financial
satu peningkatan rationalization akan Statement yang Dimoderasi Good
meningkatkan pula fraudulent financial Corporate Governance
statement. Hasil penelitian tersebut secara Hasil pengujian H4 menunjukkan original
teori tidak sesuai dengan asumsi fraud sampel sebesar -0,124, t statistik sebesar
triangle dimana seharusnya rationalization 0,922 dan signifikansi sebesar 0,357 > 0,05.

Page 296
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

Secara parsial variabel interaksi (EP*CA) financial statement. Adapun hasil penelitian
tidak berpengaruh dan tidak signifikan ini tidak sejalan dengan penelitian
terhadap fraudulent financial statement, Wailan’an (2019) yang menjelaskan bahwa
sehingga H4 ditolak. Arah negatif dalam secara spesifik good corporate governance
hubungan tersebut mengartikan tiap terjadi mampu memoderasi external pressure
satu peningkatan variabel interaksi sebagai proksi pressure terhadap fraudulent
(EP*CA) akan menurunkan risiko financial statement. selain itu juga tidak
terjadinyafraudulent financial statement. sejalan dengan beberapa penelitian
Hubungan yang negatif tersebut secara terdahulu seperti Sugita (2018) dan Dewi &
tidak langsung membuktikan bahwa Anisykurlillah (2021) yang menjelaskan
keikutsertaan komite audit dapat membantu secara umum good corporate governance
mencegah perbuatan fraud, sehingga mampu memoderasi pressure terhadap
kecenderungan fraud manajemen dalam fraudulent financial statement.
menghadapi external pressure dapat
diminimalisir. Konfirmasi terhadap agency Opportunity Terhadap Fraudulent
theory, hasil ini menggambarkan good Financial Statement yang Dioderasi Good
corporate governance mampu mencegah Corporate Governance
perilaku agent terhindar dari tindak Hasil pengujian H5 menunjukkan original
kecurangan akibat dari tekanan kebutuhan sampel sebesar 0,050, t statistik sebesar
atau kepentingan pribadi, sehingga dalam 0,475 dan signifikansi sebesar 0,635 > 0,05.
hal ini dapat terjalin hubungan yang selaras Secara parsial variabel interaksi (IM*CA)
antara agent dengan principal. tidak berpengaruh dan tidak signifikan
Komite audit berperan membantu terhadap fraudulent financial statement,
mengawasi manajemen termasuknya sehingga H5 ditolak. Arah positif di dalam
mengawasi manajemen saat melakukan hubungan tersebut mengartikan tiap terjadi
penyusunan laporan keuangan (Zulfa & satu peningkatan variabel interaksi
Tanusdjaja (2022) dan (Hoitash et al., (IM*CA) akan fraudulent financial
2009). Hal ini diperkuat dengan pernyataan statement. Konfirmasi terhadap agency
dari (Kusnadi et al., 2016). Jika komite theory, hasil ini menggambarkan peran
audit memiliki keahlian campuran di bidang good corporate governance tidak terbukti
akuntansi, keuangan, dan/atau pengawasan mampu mencegah perilaku agent dari
maka laporan keuangan akan lebih tindak kecurangan akibat lemahnya sistem
berkualitas. Sehingga hal tersebut membuat pengendalian internal dan buruknya tata
keberadaan komite audit dianggap mampu kelola organisasi, justru hasil menunjukkan
mengurangi risiko kecurangan laporan sebaliknya sehingga agent dianggap
keuangan. Termasuknya mengurangi berpotensi pada tindakan kecurangan meski
potensi kecurangan ketika manajemen telah terdapat peran dari good corporate
hendak memanipulasi angka utang di governance.
laporan keuangan untuk mendapat modal Zulfa & Tanusdjaja (2022) menjelaskan
dari pihak eksternal. peran komite audit dalam membantu dewan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Zulfa & komisaris sangat penting. pengendalian
Tanusdjaja (2022), meski proksi yang internal perusahaan menjadi salah satu
digunakan untuk mengukur pressure tugas komite audit sebagai organ
berbeda, namun penelitian Zulfa & pendukung dalam membantu pengawasan
Tanusdjaja (2022) dapat menjelaskan dewan komisaris, sehingga ketikutsertaan
bahwa secara umum variabel good komite audit didalam perusahaan dapat
corporate governance tidak mampu meminimalisir kondisi yang memicu
memoderasi pressure terhadap fraudulent terbukanya kesempatan akan kecurangan.

Page 297
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

Namun sebagaimana penelitian diakui pada saat transaksi terjadi dan tanpa
menunjukkan hasil yang kontradiktif, melihat penerimaan kas maka dapat
dimana keikutsertaan komite audit justu berpotensi menimbulkan overstatement dan
membuat kecurangan ikut menjadi lebih dapat mengarah pada kecenderungan
tinggi. Hal ini memberi bukti keberadaan kecurangan laporan keuangan karena
komite audit tidak membuat manajemen manajemen secara tidak langsung dapat
merasa terhalang untuk melakukan merekayasa laba. Oleh karenanya, dalam
kecurangan meski pengawasan sedang rangka mencegah munculnya sikap
ketat. pembenaran dari manajemen atas
Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penerapan accrual selama menyusun
penelitian terdahulu diantaranya Zulfa & laporan keuangan tersebut, maka perlu
Tanusdjaja (2022) dan Wailan’an (2019) adanya bantuan pengawasan dari komite
yang menjelaskan variabel good corporate audit. Komite audit dianggap mampu
governance tidak mampu memoderasi mengawasi manajemen dan mencegah
ineffective monitoring sebagai proksi segala putusan manajemen yang dapat
opportunity terhadap fraudulent financial menjadi peluang dalam memanipulasi
statement. Adapun hasil penelitian ini tidak laporan keuangan termasuk didalamnya
sejalan dengan penelitian Sugita (2018) putusan akan pengakuan pendapatan. Salah
yang menjelaskan variabel good corporate satu tugas komite audit adalah menelaah
governance mampu memoderasi ineffective dan memberikan saran kepada dewan
mointoring sebagai proksi opportunity komisaris terkait dengan adanya potensi
terhadap fraudulent financial statement. benturan kepentingan emiten atau
perusahaan publik.
Rationalization Terhadap Fraudulent Komite audit tidak mampu memperkuat
Financial Statement yang Dimoderasi hubungan kecendrungan kecurangan
Good Corporate Governance manajemen terhadap fraudulent financial
Hasil pengujian H6 menunjukkan original statement. Hal ini dapat dikarenakan
sampel sebesar 0,184, t statistik sebesar frekuensi pertemuan komite audit yang
1,124 dan signifikansi sebesar 0,262 > 0,05. banyak belum dapat mencerminkan komite
Secara parsial variabel interaksi audit dalam menjalankan tugasnya sehingga
(TATA*CA) tidak berpengaruh dan tidak lengah dalam mengawasi manajemen.
signifikan terhadap fraudulent financial Selain itu komite audit tidak maksimal
statement, sehingga H6 ditolak. Arah positif dalam melakukan penelaah terhadap
dalam hubungan tersebut mengartikan tiap aktivitas pelaksanaan operasional
terjadi satu peningkatan variabel interaksi perusahaan dalam manajemen risiko yang
(TATA*CA) akan meningkatkan pula dilakukan oleh Direksi sehingga
fraudulent financial statement. Konfirmasi manajemen perusahaan melakukan
terhadap agency theory, peran good pembenaran terhadap apa yang mereka
corporate governance tidak terbukti kerjakan. Keikutsertaan komite audit justru
membantu agent dalam menyederhanakan membuat kecurangan laporan keuangan
perilaku nya agar sesuai dengan tujuan ikut meningkat. Hal ini mengartikan
principal. Perilaku rasional agent atas keberadaan komite audit tidak membuat
aktivitasnya yang mengandung kecurangan manajemen merasa terhalang untuk
tetap dapat terjadi meski telah terdapat melakukan sikap rationalization dengan
peran dari good corporate governance. cara penerapan akrual. Hasil temuan ini
Ratnasari & Rofi (2020) menjelaskan memiliki implikasi kebijakan pada
bahwa penggunaan akrual sebagai prinsip peningkatan efektivitas good corporate
manajemen, dimana pendapatan dapat

Page 298
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

governance sehingga kecendrungan Penggunaan analisis teori fraud triangle


kecurangan bisa diturunkan. pada perusahaan BUMN yang terdaftar di
Meski beberapa penelitian terdahulu secara Bursa Efek Indonesia 2017-2021, temuan
spesifik banyak yang belum menggunakan utama dari penelitian kami menunjukkan
total accrual sebagai proksi rationalization bahwa pressure dan opportunity mampu
dalam melihat hubungannya terhadap memberikan pengaruh secara signifikan
fraudulent financial statement yang terhadap fraudulent financial statement.
dimoderasi good corporate governanve, Rationalization belum mampu memberikan
namun hasil ini tetap dapat sejalan dengan pengaruh dan tidak signifikan terhadap
beberapa penelitian terdahulu seperti Zulfa fraudulent financial statement. Sedangkan
& Tanusdjaja (2022) dan Sugita (2018) good corporate governance dalam
yang menjelaskan bahwa secara umum penelitian ini tidak mampu memberikan
variabel good corporate governance tidak efek moderasi pada hubungan yang terjadi
dapat memoderasi rationalization terhadap di tiap elemen fraud triangle baik pressure,
fraudulent financial statement. Serta tidak opportunity, maupun rationalization
sejalan dengan Rohmatin, Apriyanto, & terhadap fraudulent financial statement.
Zuhroh (2019) yang menjelaskan variabel Kami menyoroti beberapa keterbatasan
good corporate governance secara umum penelitian kami. Pengumpulan data terjadi
mampu memoderasi rationalization pada tahun 2017-2021 sementara
terhadap fraudulent financial statement. mekanisme corporate governance bersifat
dinamis dan dapat berubah seiring waktu.
KESIMPULAN Maka disarankan pihak perusahaan untuk
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji melakukan evaluasi terhadap good
peran good corporate governance sebagai corporate governance yang diterapkan saat
moderator dalam hubungan antara ini. Data yang digunakan merupakan data
kecenderungan kecurangan manajemen sekunder yang berasal dari laporan tahunan
terhadap fraudulent financial statement. perusahaan. Variabel yang digunakan untuk
Kami berpikir bahwa penelitian kami telah melihat faktor kecenderungan manajemen
membuktikan betapa pentingnya hanya menggunakan dimensi dalam fraud
perusahaan mengetahui faktor triangle yang terdiri dari pressure (external
kecenderungan kecurangan. Hasil pressure), opportunity (ineffective
penelitian saat ini memberikan beberapa monitoring), dan rationalization (total
kontribusi yang signifikan. Dalam hal accruals).
penelitian, penelitian ini menambah Kami merekomendasikan untuk menguji
semakin banyak publikasi tentang lebih lanjut model kami dengan
hubungan antara kecenderungan menggunakan teori fraud heptagon. Teori
kecurangan manajemen terhadap fraudulent fraud heptagon merupakan pengembangan
financial statement. Ini mendukung teori fraud yang dilakukan oleh Reskino
pentingnya faktor penentu good corporate (2022) dalam disertasinya yang berjudul
governance dan kemampuannya untuk ‘Fraud Prevention Mechanisms and their
memoderasi hubungan antara Influence on Performance of Islamic
kecenderungan kecurangan manajemen Financial Institutions”. Melalui teori fraud
terhadap fraudulent financial statement. heptagon, Reskino (2022) menyatakan
Dalam hal praktik, temuan kami bahwa pressure, opportunity, dan
menunjukkan bahwa memperbaiki good rationalization, competency dan arrogancy
corporate governance akan menurunkan tidak cukup untuk menjelaskan
kecendrungan kecurangan. kecendrungan seseorang melakukan
kecurangan, perlu kajian yang mendalam

Page 299
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

dilihat dari perspektif religiosity dan Agusputri, H., & Sofie, S. (2019). Faktor -
culture. Oleh karena itu Reskino (2022) Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
menambahkan dua dimensi lagi yaitu Fraudulent Financial Reporting
religiosity dan culture dari teori Dengan Menggunakan Analisis Fraud
sebelumnya. Sehingga culture dan Pentagon. Jurnal Informasi,
religiosity menjadi bentuk pengembangan Perpajakan, Akuntansi, Dan
terbaru atas dimensi teori fraud sebelumnya Keuangan Publik, 14(2), 105–124.
yaitu fraud pentagon oleh Howarth (2011), https://doi.org/10.25105/jipak.v14i2.
fraud diamond oleh Wolfe & Hermanson 5049.
(2004) dan fraud triangle oleh Cressey Al-Mamun, A., Rashid, M., Roudaki, H., &
(1953). Yasser, Q. R. (2022). An overview of
Selanjutnya untuk membandingkan temuan Corporate Fraud and its Prevention
hasil penelitian ini, disarankan Approach. Australasian Accounting,
menggunakan sampel perusahaan yang Business and Finance Journal, 16(1),
berbeda yang tidak hanya berfokus pada 6.
perusahaan BUMN tapi pada sektor lain Amalia, H. F., & Triyanto, D. N. (2022).
misalnya sektor manufaktur, keuangan, Model Fraud Pentagon Dalam
maupun non keuangan yang berpotensi Mendeteksi Kecurangan Laporan
besar melakukan kecurangan laporan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar
keuangan dan menerapkan untuk sampel Pada Indeks IDX30 Tahun 2015-
yang lebih besar. Penggunaan sampel yang 2019. EKOMBIS REVIEW: Jurnal
berbeda kemungkinan akan menghasilkan Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 10(1),
kesimpulan yang berbeda. 96–105.
Saran lain untuk penelitian selanjutnya https://doi.org/10.37676/ekombis.v1
yaitu menggunakan efek moderasi lain 0i1.1590.
seperti internal control yang memoderasi Amughoro, O. A., & Ijeoma, N. (2022).
hubungan antara kecenderungan Advanced Fee Fraud, Money
kecurangan dengan fraudulent financial Laundering Controls and Economic
statement dengan menggunakan data primer Performance in Nigeria. Ijaem.Net,
dengan bentuk kualitatif kuantitatif. 4(1), 719–728.
Internal control diusulkan sebagai variabel https://doi.org/10.35629/5252-
moderasi antara kecendrungan kecurangan 0401719728.
terhadap fraudulent financial statement
dengan premis, internal control yang efektiv
dapat memperkuat hubungan antara
kecenderungan kecurangan dengan
fraudulent financial statement. Fraudulent
financial statement dapat diturunkan Asim, A., & Ismail, A. (2019). Impact of
dengan internal control yang efektif. Leverage on Earning Management:
Empirical Evidence from the
DAFTAR PUSTAKA Manufacturing Sector of Pakistan.
Achmad, T., Ghozali, I., & Pamungkas, I. Journal of Finance and Accounting
D. (2022). Hexagon Fraud: Detection Research, 01(01), 70–91.
of Fraudulent Financial Reporting in https://doi.org/10.32350/jfar.0101.05
State-Owned Enterprises Indonesia. Assocation of Certified Fraud Examiners.
Economies, 10(1), 1–16. (2019). Survei Fraud Indonesia 2019.
https://doi.org/10.3390/economies10 In ACFE Indonesia Chapter.
010013. https://acfe-indonesia.or.id/survei-

Page 300
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

fraud-indonesia/. Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis


Association of Certified Fraud Examiners. Multivariate Dengan Program IBM
(2018). Report to The Nations : SPSS 25. Badan Penerbit Universitas
Global Study on Occupational Fraud Dipenogoro.
and Abuse. USA: Association of Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Partial
Certified Fraud Examiners. Least Squares Konsep Teknik dan
Association of Certified Fraud Examiners. Aplikasi Dengan Program Smart PLS
(2020). Report to the Nations : Global 3.0. Universitas Dipenogoro
Study on Occupational Fraud and Semarang.
Abuse. USA: Association of Certified Hamidah, S., & Reskino, R. (2021). Study
Fraud Examiners. of Fraud Tendency: the Role of
Association of Certified Fraud Examiners. Unethical Behaviors As Mediation.
(2022). Occupational Fraud 2022 : A Journal of Islamic Economics and
Report To Nations. USA: Association Business, 7(1), 14–33.
of Certified Fraud Examiners. https://doi.org/10.20473/jebis.v7i1.2
Carla, C., & Pangestu, S. (2021). Deteksi 3554.
Fraudulent Financial Reporting Handoko, B. L. (2021). Fraud Hexagon
Menggunakan Fraud Pentagon. Dalam Mendeteksi Financial
Ultimaccounting : Jurnal Ilmu Statement Fraud Perusahaan
Akuntansi, 13(1), 125–142. Perbankan di Indonesia. Jurnal
https://doi.org/10.31937/akuntansi.v1 Kajian Akuntansi, 5(2), 176–192.
3i1.1857. Herdjiono, I., & Kabalmay, B. N. (2021).
Cressey, D. (1953). Other People’s Money: Can The Fraud Triangle Detect
A Study in The Social Psychology. Financial Statement Fraud? An
Free Press. Empirical Study of Manufacturing
Dewi, K., & Anisykurlillah, I. (2021). Companies in Indonesia. Journal of
Analysis of the Effect of Fraud Corporate Finance Research, 15(3),
Pentagon Factors on Fraudulent 28–38.
Financial Statement with Audit https://doi.org/10.17323/j.jcfr.2073-
Committee as Moderating Variable. 0438.15.3.2021.28-38.
Accounting Analysis Journal, 10(1), Hery. (2017). Teori Akuntansi Pendekatan
39–46. Konsep dan Analisis. PT Grasindo.
https://doi.org/10.15294/aaj.v10i1.44
520.

Farber, D. (2004). Restoring Trust After Hoitash, U., Hoitash, R., & Bedard, J. C.
Fraud: Does Corporate Governance (2009). Corporate governance and
Matter? The Accounting Review, 80. internal control over financial
https://doi.org/10.2139/ssrn.485403. reporting: A comparison of regulatory
Fatimah, Ronny Malavia, M., & Wahono, regimes. The Accounting Review,
B. (2019). Pengaruh Good Corporate 84(3), 839–867.
Governance Terhadp Nilai Howarth, C. (2011). Putting the Freud in
Perusahaan Dengan Kinerja Fraud: Why the Fraud Triangle Is No
Keuangan Sebagai Variabel Longer Enough.
Intervening. E-Jurnal Riset In’ariat, M. (2015). The Role of Corporate
Manajemen Prodi Manajemen, 51– Governance in Fraud Reduction-A
69. Perception Study in The Saudi Arabia

Page 301
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

Business Environment. Journal of Fraudulent Financial Statements Pada


Accounting & Finance, 15(2), 2158– Perusahaan Perbankan Yang
3625. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Tahun 2015-2017. Jurnal Akuntansi
Theory Of Them Firm: Managerial Trisakti, 6(1), 141–156.
Behavior, Agency Cost And https://doi.org/10.25105/jat.v6i1.527
Ownership Structure. Journal Of 4.
Financial Economics, 3, 305–360. Muhyi, & Suratno. (2021). Utilitas
Kamal, M. E. M., Salleh, M. F. M., & Pentagon Fraud Pada Fraudulent
Ahmad, A. (2019). Management Financial Reporting Dan Impaknya
fraud propensity factors, governance Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal
interactions and earnings Pendidikan Akuntansi Dan
manipulation: A case of malaysian Keuangan, 9(2), 179–200.
public listed companies. International Mulyadianto, A., Kirana, D. J., &
Journal of Recent Technology and Wijayanti, A. (2020). Kontribusi
Engineering, 8(3), 8649–8663. Corporate Governance Dalam
https://doi.org/10.35940/ijrte.C6455. Mengurangi Kecurangan Laporan
098319. Keuangan. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Karoma, Y. (2020). Faktor-faktor Kesatuan, 8(3), 297–308.
Anteseden Kecurangan Laporan https://doi.org/10.37641/jiakes.v8i3.3
Keuangan dan Dampaknya Terhadap 69.
Nilai Perusahaan. Universitas Nasrallah, N., & El Khoury, R. (2022). Is
Hasanuddin Makassar. corporate governance a good
Kassem, R. (2022). Elucidating corporate predictor of SMEs financial
governance’s impact and role in performance? Evidence from
countering fraud. Corporate developing countries (the case of
Governance: The International Lebanon). Journal of Sustainable
Journal of Business in Society, 22(7), Finance and Investment, 12(1), 13–
1523–1546. 43.
https://doi.org/10.1108/CG-08-2021- https://doi.org/10.1080/20430795.20
0279. 21.1874213.

Noble, M. R. (2019). Fraud Diamond


Kusnadi, Y., Leong, K. S., Suwardy, T., & Analysis in Heecting Financial
Wang, J. (2016). Audit committees Statement Fraud. The Indonesian
and financial reporting quality in Review, 9(2), 121–132.
Singapore. Journal of Business Novitasari, A. R., & Chariri, A. (2019).
Ethics, 139(1), 197–214. Analisis Faktor-Faktor yang
Larasati, T., Wijayanti, A., & Maulana, A. Mempengaruhi Kecurangan Laporan
(2020). Keahlian Keuangan Komite Keuangan dalam Perspektif Fraud
Audit dalam Memoderasi Pengaruh Pentagon. JAF- Journal of
Fraud Triangle Terhadap Kecurangan Accounting and Finance, 3(2), 34.
Laporan Keuangan. Jurnal Syntax https://doi.org/10.25124/jaf.v3i2.222
Transformation, 1(8), 541–553. 9.
Lestari, M. I., & Henny, D. (2019). Nurhasanah, S., Purnamasari, P., &
Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Hartanto, R. (2022). Pengaruh Fraud

Page 302
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

Triangle Theory terhadap Puspitadewi, E., & Sormin, P. (2018).


Kecurangan Laporan Keuangan Pengaruh Fraud Diamond Dalam
dengan Komite Audit sebagai Mendeteksi Financial Statement
Variabel Moderasi. Bandung Fraud (Studi Pada Perusahaan
Conference Series: Accountancy, Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
2(2), 1040–1048. Efek Indonesia Tahun 2014 – 2016).
https://doi.org/https://doi.org/10.293 Jurnal Akuntansi, 12(2), 146–162.
13/bcsa.v2i2.2910. Rahmawati, A. D., Nazar, M. R., &
Pamungkas, I. D., Ghozali, I., & Achmad, Triyanto, D. N. (2017). Pengaruh
T. (2018). A pilot study of corporate Faktor-Faktor Fraud Triangle
governance and accounting fraud: Terhadap Financial Statement Fraud
The fraud diamond model. Journal of (Studi Pada Perusahaan Sektor Jasa
Business and Retail Management yang Terdaftar di Bursa Efek
Research, 12(2), 253–261. Indonesia (BEI) Periode 2010-2015).
https://doi.org/10.24052/jbrmr/v12is E-Proceeding of Management, 4(3),
02/apsocgaaftfdm. 2715–2722.
Permatasari, D., & Laila, U. (2021). Deteksi Ratmono, D., Diany, Y. A., & Purwanto, A.
Kecurangan Laporan Keuangan (2017). Dapatkah Teori Fraud
dengan Analisis Fraud Diamond di Triangle Menjelaskan Kecurangan
Perusahaan Manufaktur. Dalam Laporan Keuangan? Jurnal
Akuntabilitas, 15(2), 241–262. Akuntansi Dan Auditing, 14(2), 100–
Priantara. (2013). Fraud Auditing and 117.
Investigation. Mitra Wacana Media. https://doi.org/10.14710/jaa.14.2.100
Primastiwi, A., Ayem, S., & Saeful. (2021). -117.
Pengaruh Dimensi Fraud Diamond Ratnasari, M., & Rofi, M. A. (2020).
terhadap Kecurangan Laporan Faktor-Faktor Yang Memotivasi
Keuangan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kecurangan Laporan Keuangan.
Dan Finansial Indonesia, 4(2), 95– Journal of Management and Business
110. Review, 17(1), 79–107.
https://doi.org/10.34149/jmbr.v17i1.
202.
Reskino. (2022). Fraud Prevention
Mechanisms and their Influence on
Performance of Islamic Financial
Institutions. Doctoral Disertation of
the University Technology Mara
(UiTM).
Rohmatin, B. L., Apriyanto, G., & Zuhroh,
D. (2021). The Role of Good
Corporate Governance to Fraud
Prevention: An analysis based on the
Fraud Pentagon. Jurnal Keuangan
Dan Perbankan, 25(2), 280–294.
https://doi.org/10.26905/jkdp.v25i2.5
554.

Page 303
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen Terhadap
Fraudulent Financial Statement?

Rukmana, H. S. (2018). Pentagon Fraud Sihombing, T., & Cahyadi, C. C. (2021).


Affect on Financial Statement Fraud The Effect of Fraud Diamond on
and Firm Value. South East Asia Fraudulent Financial Statement in
Journal of Contemporary Business, Asia Pacific Companies.
16(5), 118–122. Ultimaccounting : Jurnal Ilmu
Sánchez-Aguayo, M., Urquiza-Aguiar, L., Akuntansi, 13(1), 143–155.
& Estrada-Jiménez, J. (2022). https://doi.org/10.31937/akuntansi.v1
Predictive Fraud Analysis Applying 3i1.2031.
the Fraud Triangle Theory through Sugita, M. (2018). Peran Komite Audit
Data Mining Techniques. Applied Sebagai Varibel Moderasi Terhadap
Science. Hubungn Fraud Dimond dan
Sangkala, M., & Safitri, N. (2021). Pendeteksian Financial Statement
Pentagon Fraud Analysis in Detecting Fraud. JOM FEB, 1(1), 1–15.
Fraudulent Financial Statements in Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pharmaceutical Companies Listed on Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
the Indonesia Stock Exchange (IDX). dan R&D. Alfabeta.
Proceedings of the International Tjen, F., Sitorus, T., & Chasanah, R. N.
Conference on Social, Economics, (2020). Financial Stability, Leverage,
Business, and Education (ICSEBE Ineffective Monitoring, Independent
2021), 205, 210–216. Audit Committee, and Fraudulent
Sari, T. P., & Lestari, D. I. T. (2020). Financial Statement. International
Analisis Faktor Risiko Yang Research Journal of Business Studies,
Mempengaruhi Financial Statement 13(2), 161–172.
Fraud : Prespektif Diamond Fraud https://doi.org/10.21632/irjbs.13.2.16
Theory. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 1-172.
20(2), 109–125. Wailan’an, E. J. (2019). Pengaruh Fraud
https://doi.org/10.29040/jap.v20i2.61 Diamond Terhadap Pendeteksian
8. Financial Statement Fraud Dengan
Sawaka K, I. G. N. H., & Ramantha, I. W. Komite Audit Sebagai Variabel
(2020). Fraud Pentagon Theory in Moderasi Pada Perusahan
Detecting Financial Perception of Manfaktur yang Terdaftar di Bursa
Financial Reporting with Good Efek Indonesia Periode 2015-2017.
Corporate Governance as Moderator. Univrsitas Sumatera Utara.
International Research Journal of Wolfe, D. T., & Hermanson, D. R. (2004).
Management, IT & Social Sciences, The Fraud Diamond: Considering the
7(1), 84–94. Four Elements of Fraud. The CPA
Selano, E. C. D., Tedjasuksmana, B., & Journal, 74(12), 38–42.
Wardani, R. P. (2017). Faktor-Faktor Yuwono, Y. P., & Marlina, M. A. E. (2021).
Yang Mempengaruhi Kecenderungan Peran Fraud Triangle dalam
Kecurangan Laporan Keuangan Pada Mendeteksi Financial Statement
Perusahaan Property, Real Estate and Fraud di Perusahaan Perbankan
Building Yang Terdaftar Di Bei ASEAN. E-Jurnal Akuntansi, 31(3),
Tahun 2013-2015. Jurnal Akuntansi 713–730.
Kontemporer, 9(2), 162–182. https://doi.org/10.24843/eja.2021.v3
1.i03.p15.

Page 304
Reskino, Mulia Saba Bilkis
Apakah Good Corporate Governance Memoderasi Hubungan Kecenderungan Kecurangan Manajemen
Terhadap Fraudulent Financial Statement?

Zuhri, M. S., Mardani, R. M., & Wahono, Zulfa, F., & Tanusdjaja, H. (2022).
B. (2019). Pengaruh Manajemen Pengaruh Faktor-Faktor Fraud
Laba Dan Rasio Keuangan Terhadap Diamond Dalam Mendeteksi
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Fraudulent Financial Reporting
Yang Terdaftar Di Bei. E–Jurnal Dengan Moderasi Komite Audit Pada
Riset Manajemen, Fakultas Ekonomi Industri Pertambangan. Jurnal
Unisma, 79–92. Ekonomi, 41–60.

Page 305

Anda mungkin juga menyukai