Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD UNTUK


AKUNTAN
Syahrul imawan suandi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Syahrulimawan7@gmail.com

Abstrak
Kecurangan atau fraud dilihat dengan adanya tindakan meyembunyikan informasi yang
sebenarnya. Essai ini membahas mengenai pengaruh akuntansi keperilakuan terhadap
pencegahan fraud untuk akuntan. Tujuan dari pembuatan essai ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh akuntansi keperilakuan terhadap masalah masalah
keperilakuan terutama tentang masalah fraud pada akuntan yang kian semakin
meningkat seiring berkembang nya zaman. Dari hasil penulisan ini disimpulkan bahwa
tingkat fraud yang ada di Indonesia cukup tinggi, karena kurang nya integritas
pada akuntan, kurangnya penerapan kode etik profesi pada akuntan serta buruknya
tingkat integritas akuntan sehingga membuat tingkat fraud yang ada di Indonesia
menjadi tinggi.
Kata Kunci: Akuntansi keperilakuan, integritas akuntan, dan tingkat fraud

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Akuntan adalah salah satu pekerjaan yang tidak hanya berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan hidup semata, tetapi juga memerlukan standar-
standar kualitas, sehingga integritas profesi akuntan dapat terjaga (Harris and
Djamhuri, 2001). Bagi seorang lulusan akuntansi, profesi akuntan ini sangat
banyak diminati. Terutama di negara Indonesia. umumnya profesi akuntansi
merupakan mereka yang sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan di
bidang akuntansi melalui pendidikan formal (Senjari, Hasan and Sofyan, 2016)
Gambar 1
Grafik jumlah perbandingan lulusan prodi akuntansi per tahun di

40000
35,000
35000

30000
20,000
25000
15,000
20000
5,000
500 1,080 1,000 2,000
250
0
BruneiIndonesiaLaosMalaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Perbandingan lulusan akuntansi

beberapa negaraASEAN

Sumber :World Bank, 2014. IAI, 2015

Gambar 1 menunjukkan jumlah lulusan prodi akuntansi di Indonesia cukup


tinggi. a d a sekitar 35.00 lulusan akuntansi per tahunnya. Jika dibandingkan
dengan lulusan prodi akuntansi dari negara ASEAN lainnya, lulusan akuntansi
Indonesia merupakan lulusan terbanyak. Namun, apabila dibandingkan dengan
jumlah akuntannya, Indonesia hanya menempati urutan ke-5 (IAI, 2015). Oleh
karena itu sudah seharusnya Indonesia mempunyai akuntan-akuntan muda yang
hebat. Ironisnya, saat ini ketertarikan mahasiswa akuntansi terhadap akuntan
cenderung sangat rendah. Profesi ini tergolong salah satu profesi yang berperan
penting dalam mendukung perekonomian karena akuntan ini menjadi salah satu
pelaku dunia bisnis (Rahayu and Rusmawan, 2010). Profesi ini juga memiliki
lingkup dunia kerja yang luas, tidak hanya didalam negeri tetapi di luar negeri ,
akuntan juga menduduki posisi di berbagai entitas. Permasalahan yang penting
adalah jika
akuntan tidak memiliki kejujuran saat bekerja (Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE) Indonesia, 2019).

2. Tujuan penulisan
tujuan dari ditulis nya essai ini adalah agar pembaca mengetahui seberapa
tingkat fraud pada akuntan di Indonesia. Selain itu juga untuk lebih
menumbuhkan sikap integritas pada akuntan nanti kedepannya

Sub Topik

1. Teori
- Teori agensi
Teori agensi: teori yg menerangkan tentang tindakan atau aksi dari pihak-
pihak yang terlibat dan memiliki hubungan kontrak dalam merubah metode
pengukuran akuntansi (Abdurahman and Ludigdo, 2004)
- Teori Akuntansi positif

teori akuntansi positif menjelaska tentang praktik akuntansi. Penjelasan


dapat memberi alasan terhadap praktik yang diamai (Setijaningsih, 2012).
- Teori entitas
Teori entitas bahwa perusahaan merupakan unit usaha yang berdiri sendiri
terpisah dari identitas pemilik. terdapat pemis antara kepentingan pribadi
pemilik dengan kepentingan perusahaan. Oleh karena itu, kejadian yang
dicatat kan adalah transaksi yang melibatkan perusahaan. (Jayadi dan
cariri,2014;296).
- Teori stewardship
Teori ini menggambarkan situasi para para bos tidak termotivasi oleh
tujuantujuan individ tet lebih ditujukan pada sasaran hasil utama merka
untuk kepentngn organisasi, sehingga
teori ini punya dasar psiklogi dan soilogi yang sudah oleh para eksekutif
(Donaldson and Davis, 1991)
2. Hasil penelitian
Penelitian ini berjenis deskriptif dngn pendekatan kualitatif. Menurut (Creswell,
2014), penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
melakukan eksplorasi atas topik yang diteliti hingga bisa diperoleh penjelasan
rinci dan lengkap. Melalui pendekatan tersbut, penulis berharap dapat dapat
mampu memperoleh informasi secara jelas dan rinci.

Pembahasan

The Association of Certified Fraud Examiners (Kennedy and Siregar, 2017),


fraud adalah perbuatan perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan
sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru
terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk
mendapatkan keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan pihak lain.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Indonesia Chapter
( 2019) untuk yang kedua kalinya melakukan penelitian tentang Survei Fraud
Indonesia (SFI). Hasil survei Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
menunjukkan bahwa fraud yang paling sering terjadi dan menyebabkan kerugian
terbesar di Indonesia adalah tindak pidana korupsi. Tindak korupsi segera
terdeteksi dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan (< 1 tahun). Media berperan
paling besar dalam mendeteksi fraud yaitu melalui sarana/kanal laporan
pengaduanyang apabila ditelusur ternyata berasal dari karyawan perusahaan
dimana korupsi terjadi (Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
Indonesia, 2019).
Adanya permasalahan kecurangan yang cukup serius di Indonesia perlu
dimitagasi bimbingan sejak dini terutama via desain kurikulum perguruan tinggi
untuk mencetak akuntan yang berintregitas dan berkejujuran. Adapun faktor
faktor penyebab seorang akuntan melakukan fraud diantaranya: adanya tekanan
atau dorongan utuk melakukan kecurangan atau fraud dengan alasan ekonomi,
emosional ataupun nilai, adanya kondisi yang memberikan peluang pada
seseorang
untuk melakukan kecurngn, dan adanya ronalisasi maksudnya adalah pelaku
mencari sebelumelakukan kecngan (Sinaga & Januarti, 2019). Upaya pencegahan
terhadap tindakan fraud akan lebih efektif untuk dilakukan dibandingkan dengan
melakukan upaya represif. Pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari
kerugian yang lebih besar dan rusaknya reputasi institusi maupun individu. Selain
itu, kejadian kecurangan yang tidak segera ditangani dan terungkap karena
lambatnya penanganan akan semakin memberi peluang pelaku untuk menutupi
tindakannya dengan kecurangan yang lain. Oleh karena itu perlu adanya upaya
untuk melakukan pencegahan terhadap terjadinya kecurangan yang benar dan
tepat sasaran, sehingga segala bentuk dan upaya praktik kecurangan dapat
diantisipasi sedini mungkin agar terhindar dari risiko kerugian (Kurniasari, 2018)

Tabel 2: fraud paling merugikan di indonesia

NO JENIS FRAUD JUMLAH PRESENTASE


KASUS
1 Fraud laporan keuangan 22 9.2%
2 Korupsi 167 69.9%
3 Penyalahgunaan asset/kekayaan 50 20.9%
negara dan perusahaan

Sumber: Hasil survei Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

Tabel 2 menunjukkan bahwa fraud yang paling merugikan di Indonesia


adalah korupsi. Secara berurutan sejumlah 69.9% menyatakan bahwa korupsi
merupakan tindakan fraud yang paling merugikan di Indonesia. Urutan berikutnya
sebanyak 20.9% menyatakan bahwa Penyalahgunaan Aset/Kekayaan Negara &
Perusahaan yang menyebabkan kerugian. Sedangkan yangketiga sebanyak 9.2%
menyatakan fraud laporan keuangan yang menyebabkan kerugian. Hal ini
menandakan bahwa berbagai kasus fraud yang sering terjadi di Indonesia korupsi
menjadi penyumbang terbesar kerugian. Fraud dalam bentuk korupsi yang paling
banyak untuk kerugian dibawah Rp.10. Menariknya baik fraud dalam bentuk korupsi,
fraud laporan keuangan maupun penyalahgunaan aset mayoritas kasus berada
dibawah Rp.10 juta, namun Disisi lain, terdapat kejadian pada kasus korupsi yang
nilai kerugian nya hingga diatas Rp.10 milyar. Dengan ini sangat perlu bagi para
akuntan untuk memahami kode etik profesi akuntan.

Etika profesi akuntan merupakan topik yg penting dalam masyarakat saat


ini. Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada agar tidak
melakukan tindakan yang menyimpang hukum. (Nurlan, 2011). Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai pedoman dan aturan bagi seluruh
anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publikEtika professional bagi
praktik akuntan di Indonesia disebut kode etik (Simamora, 2002).
Baidaie (2000) menjlksan secara luas merupakan yg menjadi landasan bagi
eksistensi profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena
dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas
kinerja yang paling baik bagi masyarakat. Dengan membuat kode etik, profesi
menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang
dianggapnya hakiki.
IKode Etik Akuntan Indonesia senantiasa mengalami penyempurnaan pada
saat berlangsungnya Kongres IAI.
Kongres IAI pada tanggal 23-25 September 1998 di Jakarta. Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia terdiri atas tiga bagian prinsip etika, aturan etika, dan
interpretasi aturan etika (Simamora, 2002).
prinsip etika profesi antara lain menyebutkan bahwa dengan menjadi anggota,
seorang akuntan oleh hukum dan peraturan. kerangka Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia memuat delapan prinsipprinsip etika (Publik, 2001) sebagai berikut:

1. Kepentingan public
2. Objektivitas
3. Integritas
4. Kompetensi dan kehati-hatian professional
5. Kerahasiaan
6. Perilaku professional
7. Standar teknis

Peran akuntan untuk mengurangi tingkat fraud atau kecurangan adalah


akuntan juga dituntut untuk selal menjunjung tinggi etika mereka. Kriteria
akuntan yang berkerja secara profesional antara lain: meningkatkan dan
mengembangkan ilmu dan seni akuntansi, menjaga kepercayaan publik kepada
profesi, mengadakan dan menjalankan setiap program dan kegiatan profesi yang
bertujuan untuk mengingkatkan kualitas jasa yang diberikan profesi (Umar,
2011).. Akuntan perlu meningkatkan profesionalisme anggotanya, mampu
membina, mengawasi, dan menindak anggotanya yang melanggar etika profesi,
(Umar, 2011)..
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat fraud yang
ada di Indonesia cukup tinggi, karena kurang nya integritas pada akuntan dan
kurangnya penerapan kode etik profesi pada akuntan sehingga membuat tingkat
fraud yang ada di Indonesia menjadi tinggi. Oleh karena itu, ikatan profesi
meningkatkan pembinaan kepada calon akuntan muda untuk menumbuhkan rasa
integritas dan sikap untuk dapat menerapkan kode etik profesi akuntan sehingga
dapat mengurangi tingkat fraud yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai