ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh orientasi kewirausahaan sosial dan
modal sosial terhadap kinerja Badan Usaha Milik Desa yang dimediasi oleh
inovasi sosial pada BUMDes di Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini
mengkonfirmasi teori Rresource Based View (RBV) dalam memprediksi kinerja
pada Badan Usaha Milik Desa. Objek penelitian ini adalah Badan Usaha Milik
Desa di Kabupaten Gunung Kidul. Data yang digunakan adalah data primer
melalui teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan sosial dan modal sosial
berpengaruh positif terhadap kinerja BUMDes, orientasi kewirausahaan sosial tidak
berpengaruh positif terhadap inovasi sosial, Modal sosial berpengaruh positif
terhadap inovasi sosial, inovasi sosial berpengaruh positif terhadap kinerja
BUMDes, inovasi sosial tidak memediasi orientasi kewirausahaan sosial dan
inovasi sosial memediasi modal sosial terhadap kinerja BUMDes. Implikasi
penelitian ini adalah Pengelola BUMDes harus mulai berani mengmbil resiko dan
mencoba untuk menciptakan suatu produk atau layanan yang tidak hanya bersifat
umum karena diperlukannya terobosan baru untuk meningkatkan keberlanjutan
ekonomi dan juga untuk meningkatkan kinerja BUMDes.
Kata Kunci: Badan Usaha Milik Desa, Orientasi Kewirausahaan Sosial, Modal Sosial,
Inovasi Sosial.
PENDAHULUAN
UU Nomor 23 Tahun 2014 yakni desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa (Alfiansyah, 2021). Dengan
merupakan badan hukum yang didirikan oleh desa guna mengelola usaha,
Menurut data dari Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2021 menunjukan bahwa
(BPI) Kemendes PDTT Nurhadi mengatakan, pada 2017, terdapat 43.339 desa yang
BUMDes yang aktif dan 12.040 BUMDes yang tidak aktif (Rudy Hartono, 2021).
Gunung Kidul, Terdapat 144 BUMDes yang ada di Kabupaten Gunung Kidul,
dengan ricinan 130 BUMDes yang aktif dan 14 BUMDes yang tidak aktif sampai
akhir tahun 2020. Namun berbagai data menunjukkan bahwa sebagian besar
BUMDes hanya berdiri, dan tidak memiliki inovasi atau cenderung stagnan (Basri
Indonesia khususnya di Kabupaten Gunung Kidul sudah banyak tetapi tidak semua
tidak aktif di Kabupaten Gunung Kidul. Salah satu faktornya adalah kurangnya
perhatian khusus dari pemerintah desa, selain itu terdapat BUMDes di Kabupaten
Gunung Kidul yang tidak aktif akibat pandemik COVID-19 dan juga belum adanya
langkah nyata yang diberikan oleh pemerintah desa dalam menggerakkan ekonomi
di sektor UKM (Godepok, 2021). Pada kasus lain yang terjadi di BUMDes
(PSKPUGM, 2019).
BUMDes juga diyakini dapat menjadi lebih baik dengan berorientasi kewirausahaan
yang tercermin dengan sikap inovatif, proaktif, dan berani mengambil risiko (Ranto,
2016). Dalam hal ini dikarenakan orientasi kewirausahaan sangat penting dan
Faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja suatu organisasi khususnya pada
kinerja BUMDes adalah modal sosial. Modal sosial merupakan salah satu unsur
yang
penting dalam pengembangan BUMDes. Secara definisi Modal sosial bisa diartikan
investasi dalam jejaring sosial (Basri et al., 2021). Hal ini sejalan dengan teori
Resource Based View (RBV) apabila BUMDes mengelola sumber daya yang
dimiliki secara optimal maka dapat meningkatkan keunggulan bersaing (Basri et al.,
2021).
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Gandhi adi & Kencana (2020)
menjelaskan bahwa modal sosial merupakan salah satu faktor penyebab tinggi
rendahnya suatu kinerja bisnis (Basri et al., 2021). Namun, penelitian Akintimehin
Berdasarkan uraian di atas terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten sehingga
Modal Sosial. Adapun variable mediasi tersebut adalah inovasi sosial. Inovasi sosial
adalah gagasan atau ide baru yang dilakukan untuk mengatasi masalah sosial
masyarakat (Sanggel, 2018). Dengan demikian untuk mencapai modal sosial dan
yang dimiliki agar dapat menciptakan suatu inovasi sehingga dapat meningkatkan
kinerja BUMDes.
empiris Pengaruh positif modal sosial terhadap inovasi sosial. Kelima, untuk
BUMDes. Keenam, untuk mendapatkan bukti empiris Pengaruh inovasi sosial yang
untuk mendapatkan bukti empiris Pengaruh inovasi sosial memediasi Modal sosial
METODELOGI PENELITIAN
dikumpulkan dan diolah yaitu menggunakan data primer. Data primer adalah data
yang diperoleh langsung tanpa melalui perantara. Pada penelitian ini pengumpulan
data dilakukan dengan cara survei dan menyebarkan kuesioner di Badan Usaha
Pengolahan
data dibantu dengan menggunakan aplikasi SPLS v.4. Responden dalam penelitian
1. Karakteristik Responden
responden atau sebesar 44% maka dapat disimpulkan responden terbanyak berjenis
kelamin laki- laki. Jumlah responden yang memiliki usia 20-35 tahun sebanyak 28
responden atau dengan proporsi 28%, 36-50 tahun sebanyak 59 responden dengan
persentase 59% dan yang terakhir sebanyak 13 responden yang berusia lebih
HASIL PENELITIAN
Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan jika orientasi
kewirausahaan sosial memiliki kisaran teoritis nilai jawaban antara 4-20 dengan
mean atau rata-rata teoritis sebesar 12. Berdasarkan jawaban responden kisaran
aktual yaitu 8-20 dengan mean aktual sebesar 15,69. Hasil uji menunjukkan jika
mean aktual lebih besar dari mean teoritis sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-
rata orientasi kewirausahaan sosial yang terjadi di Badan Usaha Milik Desa
Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan Modal sosial memiliki
kisaran teoritis nilai jawaban antara 6-30 dengan mean atau rata-rata teoritis sebesar
18. Berdasarkan jawaban responden kisaran aktual yaitu 8-30 dengan mean aktual
sebesar 23,91. Hasil uji menunjukkan jika mean aktual lebih besar dari mean teoritis
Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan kinerja BUMDes
memiliki kisaran teoritis nilai jawaban antara 4-20 dengan mean atau rata-rata
teoritis sebesar 12. Berdasarkan jawaban responden kisaran aktual yaitu 8-20
dengan mean aktual sebesar 15,39. Hasil uji menunjukkan jika mean aktual lebih
besar dari mean teoritis sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kinerja
BUMDes yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Gunung
Kidul tinggi.
Hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa inovasi sosial
memiliki kisaran teoritis nilai jawaban antara 6-30 dengan mean atau rata-rata
teoritis sebesar 18. Berdasarkan jawaban responden kisaran aktual yaitu 8-28
dengan mean aktual sebesar 22,49. Hasil uji menunjukkan jika mean aktual lebih
besar dari mean teoritis sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengendalian
internal yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Gunung Kidul
tinggi.
yang sudah diuji mengindikasikan bahwa tidak terjadi CMV pada penelitian ini,
artinya data tersebut tidak terjadi uji bias karena nilai presentase kurang dari 50%.
seluruh indikator konstruk pada setiap variabel telah menunjukkan nilai >0,5.
Average Variance Extracted > 0,5 untuk masing-masing variabel. Variabel yang
memiliki nilai AVE terbesar yaitu variabel modal sosial, sedangkan variabel yang
memiliki nilai AVE terkecil yaitu variabel orientasi kewirausahaan sosial. Dengan
5. Validitas Diskriminan
Tabel 4. 7 Fornell-Lacker
ESC KIN SEO SI
ESC 0.801
KIN 0.661 0.792
SEO 0.654 0.661 0.777
SI 0.589 0.606 0.469 0.787
Berdasarkan pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai akar AVE untuk semua
variabel Orientasi Kewirausahaan Sosial (SEO), Modal Sosial, Kinerja BUMDes, dan
tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai hubungan antar variabel. Dengan
dikatakan valid.
Tabel 4. 2 Cross Loading
ESC KIN SEO SI
ESC1 0.801 0.472 0.530 0.509
ESC2 0.829 0.554 0.622 0.459
ESC3 0.821 0.554 0.477 0.433
ESC4 0.843 0.556 0.448 0.508
ESC5 0.702 0.506 0.545 0.446
KIN1 0.645 0.839 0.593 0.492
KIN2 0.458 0.784 0.441 0.428
KIN3 0.445 0.769 0.430 0.484
KIN4 0.519 0.775 0.599 0.511
SEO1 0.522 0.555 0.754 0.372
SEO2 0.534 0.459 0.838 0.346
SEO3 0.520 0.515 0.771 0.342
SEO4 0.452 0.510 0.741 0.391
SI1 0.465 0.460 0.347 0.862
SI3 0.306 0.373 0.130 0.724
SI4 0.539 0.594 0.477 0.796
SI6 0.487 0.430 0.433 0.758
Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan nilai indikator dari setiap konstruk
seluruh variabel menunjukkan nilai > 0,5 yang artinya nilai korelasi antara indikator
dan konstruk memiliki perbandingan yang lebih tinggi dibanding dengan nilai
indikator konstruk lainnya. Nilai konstruk dengan rentang 0.5-0.6 masih dapat
dikatakan diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setiap konstruk pada
tabel di atas dapat dikatakan valid karena seluruh indikator memiliki koefisien yang
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa cronbach’s alpha dan composite
reliability untuk semua konstruk pada penelitian ini memiliki nilai >0,7 (Ghozali
& Latan, 2015). Dengan demikian disimpulkan bahwa syarat reliabilitas pada
penelitian ini terpenuhi atau seluruh konstruk pada penelitian ini reliabel.
(R2) untuk variabel inovasi sosial (SI) memiliki nilai sebesar 0,371 atau 37,1%
artinya orientasi kewirausahaan dan modal sosial menjelaskan 37,1% variasi inovasi
sosial, sedangkan untuk KIN yaitu memiliki nilai sebesar 0,568 atau 56,8% artinya
56,8% variasi kinerja dan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Tabel 4. 4 Path Coefficient
Hipotesis Original Keterangan
sample (O) T statistics P values
SEO -> KIN H1 0.357 3.757 0.000 Terdukung
ESC -> KIN H2 0.259 2.432 0.015 Terdukung
SEO -> SI H3 Tidak
0.139 1.161 0.123 Terdukung
ESC -> SI H4 0.449 3.676 0.000 Terdukung
SI -> KIN H5 0.286 3.562 0.000 Terdukung
SEO -> SI -> KIN H6 Tidak
0.040 1.066 0.143 Terdukung
ESC -> SI-> KIN H7 0.128 2.346 0.009 Terdukung
original sampel positif sebesar 0.357 dengan nilai t-statistik 3.757 > 1,66 dan
probability value (p-value) adalah 0.000 < 0,05 maka H1 diterima. Artinya,
Kinerja BUMDes.
Berdasarkan tabel 4.11 pengujian hipotesis kedua yaitu pengaruh Modal Sosial
positif sebesar 0.259 dengan nilai t-statistik 2.432 > 1,66 dan probability value
(p-value)
adalah 0.000 < 0,05 maka H2 diterima. Artinya, Modal Sosial berpengaruh positif
positif sebesar 0.139 dengan nilai t-statistik 1.161 < 1,66 dan probability value (p-
value) adalah 0.123 > 0,05 maka H3 ditolak. Artinya, Orientasi Kewirausahaan
Inovasi Sosial.
Berdasarkan tabel 4.11 pengujian hipotesis keempat yaitu pengaruh Modal Sosial
terhadap Inovasi Sosial menunjukkan nilai original sampel positif sebesar 0.449
dengan nilai t-statistik 3.676 > 1,66 dan probability value (p-value) adalah 0.000 <
0,05 maka H4 diterima. Artinya, Modal Sosial berpengaruh positif terhadap Inovasi
Sosial.
Berdasarkan tabel 4.11 pengujian hipotesis kelima yaitu pengaruh Inovasi Sosial
positif
sebesar 0.286 dengan nilai t-statistik 3.562 > 1,66 dan probability value (p-value)
adalah 0.001 < 0,05 maka H5 diterima. Artinya, Inovasi Sosial berpengaruh positif
Sosial menunjukkan nilai original sampel positif sebesar 0.040 dengan nilai t-
statistik 1.066
< 1,66 dan probability value (p-value) adalah 0.143 > 0,05 maka H6 ditolak.
Kidul.
G. Pengaruh Modal sosial terhadap Kinerja BUMDes yang dimediasi oleh Inovasi
Sosial
Berdasarkan tabel 4.11 pengujian hipotesis ketujuh yaitu pengaruh Modal Sosial
terhadap Kinerja BUMDes yang dimediasi oleh Inovasi Sosial menunjukkan nilai
original sampel negatif sebesar 0.128 dengan nilai t-statistik 2.346 > 1,66 dan
probability value (p-value) adalah 0.009 < 0,05 maka H7 diterima. Artinya, Inovasi
Sosial memediasi pengaruh Modal Sosial terhadap Kinerja BUMDes yang ada di
Pembahasan
Hal ini sejalan dengan teori RBV bahwa keunggulan kompetitif dapat
orientasi kewirausahaan sosial terhadap kinerja badan usaha yang diteliti oleh
terhadap kinerja BUMDes. Adapun penelitian lain Jiwa & Madiarsa, (2019);
Abas et al., (2019) menemukan bahwa adanya pengaruh positif antara Orientasi
Hasil uji kedua pertama pada variabel Modal Sosial dan kinerja BUMDes
menunjukan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa
Gunung Kidul. Dengan demikian semakin tinggi semakin tinggi modal sosial
tersebut. Hal ini sejalan dengan teori RBV yang menjelaskan bahwa
organisasi lainnya merupakan sumber daya yang penting dan jarang dimiliki
Dengan modal sosial yang baik, pengelola BUMDes akan dapat mampu
organisasi lain. Selain itu juga pengelola yang memiliki modal sosial yang baik
sejalan dengan penelitian terdahulu yang pernah diteliti oleh Akintimehin et al.,
(2019); Rapih, (2015); Talebi et al., (2017); Yani et al., (2020) menunjukkan
bahwa Modal Sosial mempengaruhi Kinerja Usaha. Dari uraian di atas dapat
BUMDes.
3. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Sosial terhadap Inovasi Sosial
dan Inovasi Sosial menunjukan bahwa hipotesis ketiga (H3) ditolak. Hasil ini
peningkatan inovasi suatu usaha. Karena inovasi adalah suatu hal yang harus
kewirausahaan yang baik ada banyak faktor-faktor lain yang dapat membantu
meningkatkan inovasi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh faktor usia dari
para pengelola BUMDes yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan data
karakteristik responden yaitu sekitar 59% berusia 36-50 tahun.yang mana pada usia
tersebut seseorang sudah mulai sulit untuk berinovasi atau sulit meciptakan produk
baru, berbeda dengan kaum muda yang lebih stabil dan lebih responsif dengan
perubahan sehingga tentunya hal ini berpengaruh pada Inovasi dalam suatu
produk.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfulailah & Soehari, (2020)
terhadap
inovasi sosial. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab ditolaknya hipotesis,
Hasil uji hipotesis keempat pada variabel Modal Sosial dan Inovasi Sosial
menunjukan bahwa hipotesis empat (H4) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa
sumber daya yang penting yang tidak dimiliki oleh setiap organisasi lainnya
(Lestari et al., 2021). Hasil penelitian ini masih sejalan dengan hasil penelitian
sebelumnya. Adapun penelitian sebelumnya yang pernah diteliti oleh Pertiwi &
hipotesis lima (H5) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa Inovasi Sosial
Hal ini memberikan arti bahwa semakin tinggi inovasi sosial yang dimiliki
Hasil penelitian ini masih berkaitan dengan teori Resourced Base View
unik, sulit untuk ditiru, dan tidak ada substitusinya (Puryantini et al., 2017).
perusahaan. Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Al-Ansari et al., (2013)
kinerja usaha. Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi
Hasil uji hipotesis keenam pada penelitian ini menampilkan bahwa Inovasi
dilakukan. Hanya sebagian BUMDes yang memiliki jenis usaha yang berbeda
atau yang belum dimiliki oleh BUMDes lain. Sehingga pengelola BUMDes
perlu
meningkatkan lagi inovasinya agar dapat menciptakan produk atau layanan baru
yang disukai masyarakat dan juga tidak takut mengambil resiko supaya
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Djayadiningrat et al., (2017); Dewi & Suparna, (2017) yang menyatakan bahwa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfulailah & Soehari, (2020) yang
kewirausahaan terhadap kinerja usaha di pasar glodok. Hal ini menjadi faktor
penyebab ditolaknya hipotesis, yaitu karena faktor lingkungan yang dimana tiap
Inovasi Sosial
Hasil uji hipotesis ketujuh pada variabel Modal Sosial dan variabel mediasi
bahwa hipotesis tujuh (H7) diterima. Yang artinya Inovasi Sosial dapat
Kabupaten Gunung Kidul. Dengan demikian semakin tinggi modal sosial yang
dimiliki oleh BUMDes maka semakin tinggi juga inovasi sosial nya, hal ini
secara tidak langsung akan dapat meningkatkan kinerja dari BUMDes tersebut.
bahwa sumber daya yang unik jika dijalankan dengan baik akan menjadi
keunggulan dalam peningkatan kinerja usaha (Lestari et al., 2021). Jamshidi &
pengaruh modal sosial terhadap kinerja perusahaan sosial. Sehingga dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa modal social pada pengelola BUMDes mampu
dengan hal tersebut secara tidak langsung akan mampu meningkatkan kinerja
BUMDes.
a. Simpulan
sosial.
b. Saran
kinerja BUMDes
2. Pengelola BUMDes harus mulai berani mengmbil resiko dan mencoba
untuk menciptakan suatu produk atau layanan yang tidak hanya bersifat
kepada penerima manfaat yaitu masyarakat yang lebih luas selepas era
pandemi kemarin.
BUMDes yang takut untuk mengambil resiko akan produk atau layanan
baru.
DAFTAR PUSTAKA
Abas, J., Arshad, D., & Subramaniam, C. (2019). Social capital and social enterprise
performance in Pakistan social innovationAbas, J., Arshad, D., & Subramaniam,
C. (2019). Social capital and social enterprise performance in Pakistan social
innovation as a proposed mediator. Social Science and Humanit. Social Science
and Humanities Journal, 3(4), 1089–1095.
Akintimehin, O. O., Eniola, A. A., Alabi, O. J., Eluyela, D. F., Okere, W., & Ozordi,
E. (2019). Social capital and its effect on business performance in the Nigeria
informal sector. Heliyon, 5(7), e02024.
Al-Ansari, Y., Pervan, S., & Xu, J. (2013). Innovation and business performance of
SMEs: the case of Dubai. Education, Business and Society: Contemporary
Middle Eastern Issues.
Alfiansyah, A. (2021). Status Badan Usaha Milik Desa Sebagai Badan Hukum Atas
Diundangkannya Undang-Undang Cipta Kerja. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan
Pendidikan), 5(2).
Alfulailah, F., & Soehari, T. D. (2020). Pengaruh Inovasi, Teknologi Informasi, dan
Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha. Akademika, 9(2).
Arief, M., Thoyib, A., Sudiro, A., & Rohman, F. (2013). The effect of entrepreneurial
orientation on the firm performance through strategic flexibility: A study on the
SMEs cluster in Malang. Journal of Management Research, 5(3), 44.
Basri, Y. M., Yasni, H., Azhar, A., Hanif, R. A., & Abdurrahman, R. (2021). Human
Capital, Social Capital, And Innovation Capability In Performance Of Village-
Owned Enterprises. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 13(2), 315–332.
Dewi, N. W. P. N., & Suparna, G. (2017). Peran Inovasi dalam Memediasi Pengaruh
Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Industri Kain Endek.
Udayana University.
Efizudin, A. (2022). Kemendes Proyeksikan Semua Desa Punya Bumdes pada 2028.
Republika.Co.Id. https://www.republika.co.id/berita/rcbzke428/kemendes-
proyeksikan-semua-desa-punya-bumdes-pada-2028#:~:text=Dengan 57.288 desa
memiliki Bumdes,74.953 desa di seluruh Indonesia.
Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Partial least squares konsep, teknik dan aplikasi
menggunakan program smartpls 3.0 untuk penelitian empiris. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP.
Godepok. (2021). Minim perhatian, UKM Maju Mandiri Mati Suri akibat Pandemi
COVID-19. Godepok.Com. https://www.godepok.com/gunung-kidul/pr-
2451542417/minim-perhatian-ukm-bumdes-maju-mandiri-mati-suri-akibat-
covid19
Lestari, D. A., Savitri, E., & Natariasari, R. (2021). Kinerja UMKM Ditinjau dari
Budaya Organisasi, Orientasi Kewirausahaan, Manajemen Kualitas Total, dan
Modal Sosial. CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis Terkini, 2(2),
217–238.