Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TRANSAKSI KONTEMPORER

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Muamalah

Kelompok :
1. Puji Utami 20190420248
2. Karnisa Catur Apriliani 20190420260
3. Aslam Riyadi 20190420261

KELAS H
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan


kepada Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan,
kesempatan serta pengetahuan kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah yang berjudul “Transaksi
kontemporer”. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan agung Nabi
Besar Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang telah memberikan
pedoman kepada kita jalan yang sebenar-benarnya jalan berupa ajaran agama
islam yang begitu sempurna dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Dalam kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Yang mengampu mata kuliah ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Mata
Kuliah ini masih memiliki banyak sekali kekurangan di dalamnya, sehingga dalam
kesempatan kali ini juga penulis bermaksud untuk meminta saran dan masukan
dari semua pihak demi terciptanya Makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga
berharap agar Tugas Mata Kuliah yang telah penulis susun ini bisa bermanfaat
bagi rekan-rekan mahasiswa dan para pembaca.

Yogyakarta, 27 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Transaksi Fiqh Keuangan Kontemporer.....................................3
B. Ruang Lingkup Keuangan Islam...................................................................5
C. Karakteristik Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer............................6
D. Norma Dasar Keuangan Islam......................................................................9
E. Konsep Dasar dan Blue Print Keuangan Islam.............................................9
F. Analisis Transaksi GO-PAY.......................................................................11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Saran............................................................................................................14
B. Simpulan.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang perekonomian maka kita tidak pernah lepas dari
pembicaraan tentang muamalah, dan ketika kita berbica tentang muamalah maka
kita dihadapkan dengan berbagai perubahan yang disebabkan oleh perkembangan
teknologi yang dipakai dalam bermuamalah, sehingga Setiap zaman
memiliki masalahnya sendiri – sendiri yang tentunya berbeda dengan zaman
lainnya, termasuk dalam masalah ekonomi. Bahkan bukan hanya setiap zaman,
tetapi setiap kondisi memiliki masalah ekonominya sendiri. Dari sini masyarakat
ataupun cendikiawan ekonomi Islam yang ada dalam kondisi tersebut melahirkan
konsep baru yang sesuai dengan kodisi yang ada tanpa keluar dari tujuan ekonomi
Islam itu sendiri. Perkara keuangan yang dibuat oleh manusia pada masa
sekarang, artinya perkara tersebut tidak dikenal pada masa pensyari’atan
dan  tidak pula pada masa ijtihad fiqih, seperti uang kertas, perusahaan saham dan
lain sebagainya.Transaksi keuangan yang berubah mujib al-hukm-nya akibat
perkembangan dan perubahan situasi, artinya hukum suatu perkara bisa berubah
apabila ilat hukumnya berubah disebabkan perubahan situasi dan kondisi.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah pada penulisan ini adalah :

1. Bagaimana pengertian transaksi fiqh keuangan kontemporer?


2. Bagaimana ruang lingkup keuangan Islam?
3. Bagaimana karakteristik transasksi keuangan syari’ah kontemporer?
4. Bagaimana norma dasar keuangan Islam?
5. Bagaimana konsep dasar dan blue print keuangan Islam?
6. Bagaimana analisi transaksi Go-Pay?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Transaksi Fiqh Keuangan Kontemporer.
2. Mengetahui ruang lingkup keuangan Islam.

1
3. Mengetahui karakteristik transasksi keuangan syari’ah kontemporer.
4. Mengetahui norma dasar keuangan Islam.
5. Mengetahui konsep dasar dan blue print keuangan Islam.
6. Mengetahui analisi transaksi Go-Pay.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Makalah transaksi kontemporer ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran dan
bisa menambah wawasan pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai transaksi
kontemporer
b. Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam memahami bagaimana
transaksi kontemporer

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transaksi Fiqh Keuangan Kontemporer


Pengertian Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer adalah terjemahan
dari istilah bahasa Arab yaitu ‫المعامالت المالية المعاصرة‬. Ditambahkannya kata syariah
dalam terjemahan adalah untuk membedakannya dari transaksi keuangan yang
tidak sesuai dengan syariah. Maka untuk memahami maksud dari Transaksi
Keuangan Syariah Kontemporer tersebut, terlebih dahulu harus memahami
istilah ‫المعامالت المالية المعاصرة‬.
Istilah ‫رة‬PP‫المعامالت المالية المعاص‬ adalah istilah baru yang tidak dikenal dalam
kitab-kitab fiqih. Maka untuk mengetahui pengertian istilah tersebut, mesti
dilakukan analisis terhadap kata-katanya dan hal-hal yang berhubungan
dengannya.
Dalam pengertian istilah tersebut terdiri dari tiga kata yaitu:
1)  ‫المعامالت‬
Muamalat (‫امالت‬PP‫ )مع‬dari segi bahasa merupakan bentuk jama’ dari kata
muamalah (‫)معاملة‬, kata muamalah (‫ )معاملة‬tersebut merupakan bentuk mashdar
dari ‫عامل ـ يعامل ـ معاملة‬, maka jika dikatakan ‫عاملت الرجل معاملة‬  (Saya bermuamalah
dengan orang ini dengan muamalah yang sebenarnya), ini bermakna bahwa kamu
bekerja sama dengannya atau berurusan dagang (‫)تعاملت معه‬, bergaul dengannya (
‫)خالطته‬, bersahabat dengannya (‫احبته‬PP‫ )ص‬dan bermu’asyarah dengannya (‫رته‬PP‫)عاش‬
[[1]]. Adapun asal katanya adalah ‫العمل‬  (perbuatan) yang merupakan lafaz umum
untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh seorang mukallaf.
Adapun secara istilah muamalat  (‫امالت‬PP‫ )مع‬adalah hukum-hukum syariat
yang mengatur hubungan antara sesama manusia di dunia. Hubungan tersebut bisa
berkaitan dengan keuangan atau pernikahan. Ibnu Abidin menyebutkan bahwa
muamalah tersebut ada lima macam yaitu transaksi keuangan, pernikahan,
pertikaian, amanah dan warisan[[2]]. Sebagian ulama mengkhususkan pengertian
muamalah tersebut kepada hukum-hukum yang berkaitan dengan harta.
Muhammad Usman Syubair mendefinisikan muamalah secara istilah adalah
hukum-hukum syariat yang mengatur hubungan antar sesama manusia dalam

3
bidang harta[[3]]. Maka dengan definisi ini, muamalat mencakup semua transaksi
baik profit orientied (‫ات‬PP‫ )المعاوض‬maupun non-profit orientied (‫ات‬PP‫)التبرع‬. Selain
defines ini, Ali Fikry juga membuat definisi tentang muamlah yaitu ilmu yang
mengatur transaksi barang dan jasa di antara manusia berdasarkan kepada akad-
akad dan iltizam-iltizam (komitmen).
2)  ‫المالية‬
‫مال‬  (harta) secara bahasa bermakna semua apa saja yang dimiliki[[4]]. Ibnu
Al-Atsir berkata, harta adalah sesuatu yang dimiliki berupa emas dan perak,
kemudian dimaknai juga setiap benda yang dimiliki, adapun orang arab memaknai
harta dengan unta, karena unta adalah harta yang paling banyak mereka
miliki[[5]].
Menurut penduduk badui harta adalah hewan ternak. Ibnu Faris menjelaskan
bahwa sesuatu itu dinamakan ‫ال‬PPPPP‫م‬ karena kecendrungan hati manusia
kepadanya.Dalam mendefiniskan ‫مال‬ (harta) secara istilah para fuqaha’ berbeda
pendapat.Hanafiyah mendefinisikannya yaitu setiap yang maujud (ada) yang bisa
disimpan pada masa lapang dan ikhtiyar (masa bisa memilih) dan memiliki nilai
materi di antara manusia.Sedangkan jumhur ulama (Syafi’iyah, Malikiyah dan
Hanabilah) mendefinisikannya yaitu sesuatu yang memiliki manfaat yang
diinginkan, diperbolehkan oleh syariat, tidak pada masa dibutuhkan atau darurat,
serta mempunyai nilai materi di antara manusia.Dengan demikian, definisi jumhur
ulama mencakup barang dan jasa, sedangkan definisi hanafiyah hanya barang
saja.Perbedaan definisi ini terjadi disebabkan perbedaan ‘urf. Sesungguhnya harta
tidak memiliki batasan definisi baik secara bahasa maupun syariat, namun
kembali kepada ‘urf yang berlaku.
Sebagian ulama kontemporer mendefenisikan harta secara istilah adalah
sesuatu yang mempunyai nilai materi di antara manusia, syariat membolehkan
untuk memanfaatkannya pada masa lapang dan ikhtiyar (bukan dalam kondisi
darurat).
3)  ‫المعا صرة‬
‫المعا صرة‬  secara bahasa berasal dari kata ‫العصر‬  yang bermakna masa atau zaman
yang dihubungkan baik kepada seseorang, seperti masa Nabi SAW, kepada
kerajaan seperti masa Umayyah, kepada perkembangan zaman seperti masa

4
komputerisasi atau kepada waktu sekarang seperi masa modern[[6]]. Adapun yang
dimaksud dengan‫رة‬PPPP‫المعاص‬  dalam istilah ini adalah masa sekarang atau
kontemporer.

Dari pengertian istilah maka definisi ‫رة‬PP‫ا ص‬PP‫المع‬ ‫ة‬PP‫امالت المالي‬PP‫المع‬  (Transaksi


Keuangan Syariah Kontemporer) adalah “perkara-perkara keuangan yang dibuat
oleh manusia pada masa modern, atau yang berubah mujib al-hukm-nya
disebabkan perkembangan dan perubahan situasi, atau yang muncul dengan
istilah baru, atau yang terdiri dari beberapa bentuk transaksi yang sudah ada
sebelumnya”[[7]].
Maka para fuqaha’ telah menetapkan satu kaedah :
‫الينكر تغير األحكام بتغي الزمان‬   
(tidak diingkari perubahan hukum disebabkan perubahan zaman). Jika
diteliti buku-buku fiqih maka akan ditemukan ijtihad-ijtihad yang banyak yang
berubah sesuai dengan situasi dan kondisi, oleh karena itu Al-Qarafi berkata
dalam kitabnya Al-Furuq, “Bersikap jumud terhadap perkara-perkara yang
dinukil (diriwayatkan) adalah kesesatan dalam agama serta kebodohan terhadap
maksud-maksud ulama kaum muslimin dan ulama salaf yang telah berlalu”. Di
antara contoh perubahan hukum tersebut, pada masa lalu fuqaha’ mensyaratkan
serah terima property dengan menyerahkan kuncinya kepada pembeli, adapun
pada masa ini  cukup hanya dengan menyerahkan sertifikat kepemilikannya saja.
Perkara keuangan dengan istilah baru, artinya perkara tersebut telah ada
pada masa lalu dan telah dijelaskan hukumnya oleh para ulama, namun pada masa
sekarang tampil dengan nama baru, misalnya riba disebut dengan bunga.
Perubahan nama tidak akan merubah hukum, sebab perubahan nama tersebut
adalah salah satu cara untuk menipu orang lain. Perbuatan yang seperti sangat
dilarang dalam agama. Nabi SAW bersabda,
‫ليستحلن طائفة من أمتي الخمر باسم يسمونه‬
Artinya :“Sekelompok dari umatku akan menganggap halal khamar dengan
nama yang mereka berikan”

E. Ruang Lingkup Keuangan Islam

5
Keuangan Islam merupakan salah satu sektor ekonomi Islam yang
berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Perkembangan yang pesat ini tidak
saja didorong oleh semangat relijius dalam mengimplementasikan ajaran Islam,
tetapi juga dilatarbelakangi oleh kepentingan praktis pragmatis dalam membangun
perekonomian umat. 
Keuangan Islam berdiri di atas  fondasi syariah Islam, karenanya ia harus
senantiasa sejalan dengan syariah (shariah compliance) baik dalam spirit maupun
aspek teknisnya.  Dalam ajaran Islam, transaksi keuangan harus terbebas dari
transaksi yang haram, berprinsip kemaslahatan (tayyib), Misalnya bebas
dari riba, gharar, riswah dan maysir. Karna jika berbicara tentang konsep system
ekonomi syari’ah sejatinya adalah apa yang disebut dalam jurisprudensi Islam
sebagai bagian dari “muamalah”. Dan ketika membahas tentang muamalah, tidak
akan terlepas dari kaidah-kaidah syara’ yang telah ditetapkan para ulama
terdahulu[[8]].
 Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa keuangan Islam harus
mengikuti kaidah dan aturan dalam fiqh mu’amalah. Persyaratan-persyaratan ini
akan mengakibatkan adanya perbedaan perbedaan  yang relatif subtansial antara
keuangan Islam dan keuangan  konvensional.
Menurut Ibrahim Warde, tidak ada satupun yang menjelaskan pengertian
tentang keuangan Islam secara sempurna. Namun, kreteria secara umum dapat
dijelaskan bahwa keuangan Islam adalah lembaga keuangan milik umat Islam,
melayani umat Islam, ada dewan syariah, merupakan anggota organisasi
internasional bank Islam (IAIB) dan sebagainya. Lebih luas, keuangan Islam
meliputi tidak hanya persoalan perbankan, tapi meliputi juga kerjasama saling
membiayai,  keamanan dan asuransi perusahaan, dan lain sebagainya di luar bank.
 Perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah saat ini masih
direspons dengan skeptis oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Sikap ini juga
dirasakan perbankan syariah di negara Muslim lainnya. Skeptisme masyarakat
terhadap perbankan syariah tidak lepas dari dominasi sistem keuangan perbankan
berbasis bunga yang telah berlangsung sejak masa kolonial sampai sekarang.

F. Karakteristik Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer

6
Syariat Islam telah memberikan pedoman khusus dalam menetapkan hukum
dalam bidang muamalah yang berbeda dengan furu’ fiqih lainnya, selain itu Islam
juga telah memberikan beberapa kaedah dalam bidang muamalah ini.Oleh karena
itu, setiap orang yang ingin membahas tentang transaksi atau muamalah keuangan
syariah kontemporer mesti memahami pedoman khusus ini dan
karakteristiknya. Karakteristik yang paling penting dipahami adalah bahwa fiqih
muamalah berdiri di atas dasar prinsip-prinsip umum.
Sumber dasar muamalah serta cabang-cabang fiqih lainnya adalah Al-
Qur’an dan As-Sunnah.Tetapi dalam bidang muamalah pensyariatannya juga
didasarkan kepada prinsip-prinsip umum (‫ )المبادئ العامة‬dan kaedah-kaedah umum (
‫)القواعد اكلية‬, hal tersebut agar memudahkan para fuqaha’ untuk melakukan ijtihad
pada perkara-perkara baru yang dibuat oleh manusia. Di antara prinsip-prinsip
umum tersebut adalah:
1. Melarang tindak kezaliman dan harus saling redho
‫وا‬PPُ‫اض ِّمن ُك ْم َواَل تَ ْقتُل‬
ٍ ‫ َر‬Pَ‫ارةً عَن ت‬ ِ َ‫ َوالَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْالب‬P‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَ ْم‬
َ P‫ونَ تِ َج‬PP‫ ِل إِاَّل أَن تَ ُك‬P‫اط‬
﴾٢٩ :‫﴿النساء‬ ‫أَنفُ َس ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.(QS. An-Nisa’:
29).

2. Melarang riba
﴾٢٧٥ :‫﴿البقرة‬ ‫َوأَ َح َّل هَّللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ بَا‬
Artinya :“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”.  (QS. Al-Baqarah: 275)

3. Melarang gharar
‫ َر ِر (راوه‬Pَ‫ع ْالغ‬P َ ‫ع ْال َح‬P
ِ P‫ا ِة َوع َْن بَ ْي‬P‫ص‬ َ َ‫ع َْن أَبِى هُ َري َْرةَ ق‬
ِ P‫ ع َْن بَ ْي‬-‫لم‬PP‫ه وس‬P‫صلى هللا علي‬- ِ ‫ال نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬
)‫مسلم‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW telah melarang jual
beli al-hashah dan jual beli gharar”. (HR. Muslim)

7
4. Melarang maisir (perjudian) atau spekulasi
َّ ‫صابُ َواأْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َم ِل‬
َ‫ون‬PP‫اجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح‬PPَ‫ ْيطَا ِن ف‬P‫الش‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنَّ َما ْالخَ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َواأْل َن‬
﴾٩٠ :‫﴿المائدة‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan”. (QS. Al-Maidah)

5. Memerintahkan jujur dan amanah                                                     


﴾١ :‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أَوْ فُوا بِ ْال ُعقُو ِد﴿المائدة‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”. (QS. Al-
Maidah: 01)

6. Sadd Adz-Dzariah (‫)سد الذرائع‬


Sadd adz-dzariah adalah menutup semua jalan atau cara yang zahirnya mubah
tetapi tujuannya haram. Dalam menggunakan kaedah ini, para ulama telah
menetapkan beberapa pedoman yaitu:
 Perkara tersebut secara umum mendatangkan mafasadat.
 Mafsadat yang ditimbulkan sama dengan maslahat yang diperoleh atau
lebih.
 Niat untuk melakukan mafsadat tidak menjadi syarat dalam mengamalkan
kaedah ini.
 Kaedah ini tidak melarang untuk melakukan hal yang mubah jika
merupakan kebutuhan, misalnya pelamar atau dokter melihat perempuan
ajnabi (bukan mahram), hal ini dibolehkan karena hajat apabila terjamin
tidak terjadi mafsadat.

Nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Hadits terkait dengan ekonomi sangatlah


banyak, sehingga pilar ekonoimi Islam perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi nilai-
nilai yang lebih terinci agar dapat menjadi rumusan penuntun perilaku para pelaku
ekonomi. Keberadaan nilai semata padaperilaku ekonomi dapat mengasilkan suatu

8
perekonomian yang normatif, tidak akan bias berjalan secara dinamis. Oleh
karena itu, implementasi nilai-nilai ini harus secara bersama-sama didasarkan atas
prinsip ekonomi[[9]].

G. Norma Dasar Keuangan Islam


Sebagai ajaran yang komprehensif, hukum ekonomi Islam dibangun atas
dasar kaidah ushul fiqh mu’amalah, qawa’id fiqh dan falsahah Hukum Islam
dimana segala sesuatu yang tidak dilarang oleh Quran dan Sunnah adalah halal.
Dengan demikian sebagian besar ekonom Muslim memahami ekonomi Islam
sebagai suatu teori dan praktek ekonomi yang menghindari segala transaksi yang
mengandung dengan riba (bunga), maisir (judi) dan gharar (spekulasi),
menghindari dilakukannya peningkatan kesejahteraan seseorang dengan cara yang
bathil atau merugikan orang lain, menekankan pada aspek keadilan daripada
efisiensi, tidak melakukan investasi dan transaksi pada produk-produk yang
dilarang, dan berupaya mewujudkan kesejahtaraan sosial yang didukung oleh
zakat dan amal sholeh lainnya.
Dan perlu juga diketahui bahwa dalam sistem finansial terdiri dari beberapa
subsistem seperti sistem perbankan, pasar keuangan, pasar modal, dan sistem
legal[[10]]. begitu pun dalam Sistem finansial islam, sehingga norma dasar
keuangan islam itu agar tidak bertentangan dengan subsistem-subsistem yang ada
dalam system finansial.

H. Konsep Dasar dan Blue Print Keuangan Islam


Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan
berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan
hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan
harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan
produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan
bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat
spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan,
yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

9
pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang. Untuk memberikan
pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan posisi serta cara
pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah di Indonesia,
selanjutnya Bank Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru
Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Dalam penyusunannya,
berbagai aspek telah dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi
aktual industri perbankan syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait,
trend perkembangan industri perbankan syariah di dunia internasional dan
perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang mulai mewujud, serta tak
terlepas dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih makro seperti
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia
(ASKI) maupun international best practices yang dirumuskan lembaga-lembaga
keuangan syariah internasional.
Dalam mengembangkan ekonomi Islam di Indonesia, keberadaan blueprint
ekonomi Islam menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Blueprint
ekonomi Islam merupakan suatu policy direction yang harus ditempuh dalam
pengembangan ekonomi Islam di Indonesia dalam kurun waktu yang cukup
panjang. Ruang lingkup ekonomi Islam dalam blueprint tidak hanya sekedar
lembaga-lembaga keuangan Islam, seperti  perbankan syariah, asuransi, pasar
modal, leasing, lembaga keuangan mikro BMT, zakat dan waqaf, tetapi juga
meliputi ekonomi makro, kebijakan moneter, pengelolaan sumberdaya alam,
APBN, pendidikan ekonomi Islam, juga tentang perdagangan dan industri,
pengembangan sector pertanian dan kelautan dan sebagainya. Dengan demikian,
blueprint ekonomi Islam harus lebih komprehensif. Blueprint juga merumuskan
sasaran-sasaran ekonomi syariah, tahapan-tahapan pelaksanaannya, langkah
konkrit dan implementasinya Dengan demikian, blueprint ekonomi Islam adalah
suatu tatanan ekonomi syariah, arah kebijakan, sasaran,  pengaturan, evaluasi dan
juga peran dari stakeholder.
Dengan adanya blueprint, maka para pegiat ekonomi Islam, baik akademisi,
praktisi, ulama, pemerintah maupun masyarakat ekonomi syariah secara umum,
memiliki  rujukan mengenai arah pengembangan ekonomi Islam di Indonesia,
serta memiliki panduan dalam menentukan langkah-langkah strategis yang perlu

10
dilakukan untuk memandu  ke arah pencapaian visi dan misi yang telah
ditetapkan.

I. Analisis Transaksi GO-PAY


1. Saldo Go-Pay tidak dapat Diuangkan
Akad yang terjadi bukan utang piutang, tapi pembayaran akad ijarah yang
disegerakan. Berdasarkan ketentuan tersebut, ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa pembayaraan go pay bukan utang piutang,
1) Go-pay merupakan dompet untuk membayar semua transaksi di dalam
aplikasi GO-JEK.
2) Go-pay tidak bisa diuangkan atau dikembalikan. Artinya, pihak gojek tidak
menerima pembatalan akad, bagi yang sudah beli voucher go pay.
Ini berbeda dengan akad utang piutang. Dalam akad utang piutang, uang yang kita
serahkan kepada penerima utang, harus dikembalikan, dan selama uang itu masih
ada, tidak akan hangus sampai dilunasi.

Dalam Fiqh Sunah disebutkan definisi utang (Qardh),

‫القرض هو المال الذي يعطيه المقرض للمقترض ليرد مثله إليه عند قدرته عليه‬

Utang adalah harta yang diberikan oleh orang yang menghutangi kepada orang
yang menerima utang, untuk dikembalikan dengan yang semisal, ketika dia mampu
membayar. (Fiqh Sunah, Sayid Sabiq, 3/144).

Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi ancaman bagi orang yang
berutang, sementara dia tidak mau mengembalikannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

َ Pِ‫َوالَّ ِذى نَ ْف ِسى ِب َي ِد ِه لَوْ أَ َّن َر ُجالً قُ ِت َل ِفى َس ِبي ِل هَّللا ِ ثُ َّم أُحْ ِي َى ثُ َّم قُتِ َل ثُ َّم أُحْ يِ َى ثُ َّم قُت‬
‫ َل ْال َجنَّةَ َحتَّى‬P‫ا َد َخ‬PP‫ ِه َدي ٌْن َم‬P‫ل َو َعلَ ْي‬P
ُ‫ضى َع ْنهُ َد ْينُه‬ َ ‫يُ ْق‬

11
“Demi Allah, yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya ada seseorang yang
terbunuh di jalan Allah, lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi di
jalan Allah, lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah),
sementara dia masih memiliki utang, maka dia tidak masuk surga, sampai
utangnya dilunasi.” (HR. Nasa’i 4701 dan Ahmad 22493)

Sebagian ulama memahami bahwa hadis di atas berlaku untuk orang yang berutang
dengan niat tidak mau melunasinya.

Ash-Shan’ani menyebutkan salah satu pendapat tentang hadis di atas,

‫ويحتمل أن ذلك فيمن استدان ولم ينو الوفاء‬

“Ada yang memahami bahwa ini berlaku bagi orang yang utang namun dia tidak
berniat untuk melunasinya”. (Subulus Salam, 3/51)

2. Ijarah

Pada prinsipnya, transaksi yang ditawarkan gojek adalah jual beli jasa transportasi.
Namun hal tersebut dikemas dengan lebih up to date, memaksimalkan
pemanfaatan IT, dan kebutuhan pelanggan. Hal ini tidak berbeda dengan media
transportasi lainnya. Oleh karena itu, objek transaksi dalam akad ijarah adalah jasa
layanan transportasi. Dalam Ensiklopedi Fiqh dinyatakan,

‫ائع‬P‫وز للب‬P‫ا يج‬P‫ … كم‬،‫تأجر‬P‫اع المس‬P‫ل انتف‬P‫ر قب‬P‫تيفاء األج‬P‫وما دامت اإلجارة عقد معاوضة فيجوز للمؤجّر اس‬
‫ وإذا عجّلت األجرة تملّكها المؤجّر اتّفاقا ً دون انتظار الستيفاء المنفعة‬،‫استيفاء الثّمن قبل تسليم المبيع‬

“Selama ijarah berupa akad muawadhah (berbayar) maka boleh bagi penyedia jasa
meminta bayaran (upah) sebelum memberikan layanan kepada pelanggan
sebagaimana penjual boleh meminta uang bayaran (barang yang dijual) sebelum
barangnya diserahkan. Jika upah sudah diserahkan maka penyedia jasa berhak
untuk memilikinya sesuai kesepakatan, tanpa harus menunggu layanannya
diberikan”. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 1/253).

Hal ini seperti akad salam yaitu transaksi uang dibayar tunai tetapi barang
menyusul. Hanya saja, objek transaksi akad salam adalah barang. Konsumen

12
membeli barang, uangnya dibayar tunai di depan, namun barang datang satu atau
dua bulan kemudian.

Di Indonesia juga banyak yang melakukan transaksi ini, seperti e-Toll atau e-
money untuk pembayaran beberapa layanan yang disediakan oleh penyelenggara
aplikasi. Akadnya adalah jual beli, dengan uang dibayarkan di depan, sementara
manfaat/layanan baru didapatkan menyusul sekian hari atau sekian waktu
kemudian.

3. Diskon

Diantara keuntungan konsumen ketika mengadakan akad salam adalah konsumen


mendapatkan barang dengan harga murah. Dan penjual mendapat modal untuk
membeli barang dagangan lebih cepat.

Ibnu Qudamah keterangan ulama akan bolehnya salam

‫د‬PP‫بيع أح‬PP‫ائز وألن المثمن في ال‬PP‫لم ج‬PP‫ل العلم على أن المس‬PP‫ه من أه‬PP‫ظ عن‬PP‫ل من نحف‬PP‫ع ك‬PP‫ أجم‬: ‫ذر‬PP‫ال ابن المن‬PP‫ق‬
‫عوضي العقد فجاز أن يثبت في الذمة كالثمن‬

Ibnul Mundzir mengatakan, ‘Para ulama yang saya kenal sepakat bahwa akad
salam hukumnya boleh.’ Karena barang adalah salah satu objek transaksi, sehingga
boleh ditangguhkan sebagaimana pembayaran.

Lalu beliau menyebutkan hikmah dibolehkannya Salam,

‫ل‬PP‫ا لتكم‬PP‫هم وليه‬PP‫ة على أنفس‬PP‫اجون إلى النفق‬PP‫وألن الناس حاجة إليه ألن أرباب الزروع والثمار والتجارات يحت‬
‫وقد تعوزهم النفقة فجوز لهم السلم ليرتفقوا ويرتفق المسلم باالسترخاص‬

“Manusia sangat membutuhkan akad ini, karena pemilik tanaman atau buah-
buahan atau barang dagangan butuh modal untuk dirinya, sementara mereka
kekurangan modal itu. Sehingga boleh melakukan akad salam, agar mereka bisa
terbantu, dan konsumen mendapat manfaat dengan adanya diskon”. (Al-Mughni,
4/338).

13
Karena secara prinsip, pemilik barang berhak untuk menentukan harga barangnya,
selama harganya jelas. Penjual berhak memberikan diskon, bagi konsumen yang
membeli dengan pembayaran tunai di muka sebelum barang diserahkan.

Bagi penjual, dia mendapat modal lebih cepat, sementara pembeli mendapat
barang dengan harga murah. Sebagaimana ini berlaku pada barang, ini juga
berlaku untuk jasa. Sehingga boleh saja bagi konsumen yang memiliki credit go
pay mendapatkan diskon dari pihak penyedia aplikasi.

BAB III
PENUTUP

A. Saran
pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.  dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

J. Simpulan
Keuangan Islam berdiri di atas  fondasi syariah Islam, karenanya ia harus
senantiasa sejalan dengan syariah (shariah compliance) baik dalam spirit maupun
aspek teknisnya.  Dalam ajaran Islam, transaksi keuangan harus terbebas dari
transaksi yang haram, berprinsip kemaslahatan (tayyib), Misalnya bebas
dari riba, gharar, riswah dan maysir. Dengan berkembangnya perekonomian
islam dalam berbagai lembaga keuangan secara pesat lewat berbagai macam
inovasinya sehingga dituntut kepada para pemikir muslim agar jeli melihat
mekanisme lembaga keuangan tersebut agar tidak bertentangan dengan Nilai-nilai
Islam, sehingga disinilah peran transaksi keuangan kontemporer sangat
dibutuhkan ditengah berkembangnya lembaga-lembaga keuangan islam secara

14
pesat saat ini. Transaksi keuangan yang berubah mujib al-hukm-nya akibat
perkembangan dan perubahan situasi, artinya hukum suatu perkara bisa berubah
apabila illat hukumnya berubah disebabkan perubahan situasi dan kondisi. Maka
para fuqaha’ telah menetapkan satu kaedah:
‫الينكر تغير األحكام بتغير الزمان‬
(tidak diingkari perubahan hukum disebabkan perubahan zaman). Jika diteliti
buku-buku fiqih maka akan ditemukan ijtihad-ijtihad yang banyak yang berubah
sesuai dengan situasi dan kondisi, oleh karena itu Al-Qarafi berkata dalam
kitabnya Al-Furuq, “Bersikap jumud terhadap perkara-perkara yang dinukil
(diriwayatkan) adalah kesesatan dalam agama serta kebodohan terhadap
maksud-maksud ulama kaum muslimin dan ulama salaf yang telah
berlalu”.  Perkara keuangan yang dibuat oleh manusia pada masa sekarang,
artinya perkara tersebut tidak dikenal pada masa pensyari’atan dan  tidak pula
pada masa ijtihad fiqih, seperti uang kertas, perusahaan saham dan lain
sebagainya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aris Mufti dkk.  Amanah bagi bangsa (Konsep Sistem Ekonomi Syariah).


Masyarakat Ekonomi Syariah, 2010
P3EI UIN Yogyakarta dan Bank Indonesia, Ekonomi Islam. PT. RajaGrafindo
Persada, 2008
Zamir Iqbal. Pengantar Keuangan Islam. Prenada Media Group 2011

www.ojk.com diakses pada hari Jumat tgl 13 Maret 2020,  jam 16.00 WIB

www.zonaekis.com diakses pada hari Jumat tgl 13 Maret 2020,  jam 16.00 WIB

www.islampedia.id diakses pada hari Selasa tanggal 14 Maret 2020 jam 15.29
WIB

16

Anda mungkin juga menyukai