TRANSAKSI KONTEMPORER
Kelompok :
1. Puji Utami 20190420248
2. Karnisa Catur Apriliani 20190420260
3. Aslam Riyadi 20190420261
KELAS H
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Transaksi Fiqh Keuangan Kontemporer.....................................3
B. Ruang Lingkup Keuangan Islam...................................................................5
C. Karakteristik Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer............................6
D. Norma Dasar Keuangan Islam......................................................................9
E. Konsep Dasar dan Blue Print Keuangan Islam.............................................9
F. Analisis Transaksi GO-PAY.......................................................................11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Saran............................................................................................................14
B. Simpulan.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang perekonomian maka kita tidak pernah lepas dari
pembicaraan tentang muamalah, dan ketika kita berbica tentang muamalah maka
kita dihadapkan dengan berbagai perubahan yang disebabkan oleh perkembangan
teknologi yang dipakai dalam bermuamalah, sehingga Setiap zaman
memiliki masalahnya sendiri – sendiri yang tentunya berbeda dengan zaman
lainnya, termasuk dalam masalah ekonomi. Bahkan bukan hanya setiap zaman,
tetapi setiap kondisi memiliki masalah ekonominya sendiri. Dari sini masyarakat
ataupun cendikiawan ekonomi Islam yang ada dalam kondisi tersebut melahirkan
konsep baru yang sesuai dengan kodisi yang ada tanpa keluar dari tujuan ekonomi
Islam itu sendiri. Perkara keuangan yang dibuat oleh manusia pada masa
sekarang, artinya perkara tersebut tidak dikenal pada masa pensyari’atan
dan tidak pula pada masa ijtihad fiqih, seperti uang kertas, perusahaan saham dan
lain sebagainya.Transaksi keuangan yang berubah mujib al-hukm-nya akibat
perkembangan dan perubahan situasi, artinya hukum suatu perkara bisa berubah
apabila ilat hukumnya berubah disebabkan perubahan situasi dan kondisi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah pada penulisan ini adalah :
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Transaksi Fiqh Keuangan Kontemporer.
2. Mengetahui ruang lingkup keuangan Islam.
1
3. Mengetahui karakteristik transasksi keuangan syari’ah kontemporer.
4. Mengetahui norma dasar keuangan Islam.
5. Mengetahui konsep dasar dan blue print keuangan Islam.
6. Mengetahui analisi transaksi Go-Pay.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Makalah transaksi kontemporer ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran dan
bisa menambah wawasan pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai transaksi
kontemporer
b. Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam memahami bagaimana
transaksi kontemporer
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bidang harta[[3]]. Maka dengan definisi ini, muamalat mencakup semua transaksi
baik profit orientied (اتPP )المعاوضmaupun non-profit orientied (اتPP)التبرع. Selain
defines ini, Ali Fikry juga membuat definisi tentang muamlah yaitu ilmu yang
mengatur transaksi barang dan jasa di antara manusia berdasarkan kepada akad-
akad dan iltizam-iltizam (komitmen).
2) المالية
مال (harta) secara bahasa bermakna semua apa saja yang dimiliki[[4]]. Ibnu
Al-Atsir berkata, harta adalah sesuatu yang dimiliki berupa emas dan perak,
kemudian dimaknai juga setiap benda yang dimiliki, adapun orang arab memaknai
harta dengan unta, karena unta adalah harta yang paling banyak mereka
miliki[[5]].
Menurut penduduk badui harta adalah hewan ternak. Ibnu Faris menjelaskan
bahwa sesuatu itu dinamakan الPPPPPم karena kecendrungan hati manusia
kepadanya.Dalam mendefiniskan مال (harta) secara istilah para fuqaha’ berbeda
pendapat.Hanafiyah mendefinisikannya yaitu setiap yang maujud (ada) yang bisa
disimpan pada masa lapang dan ikhtiyar (masa bisa memilih) dan memiliki nilai
materi di antara manusia.Sedangkan jumhur ulama (Syafi’iyah, Malikiyah dan
Hanabilah) mendefinisikannya yaitu sesuatu yang memiliki manfaat yang
diinginkan, diperbolehkan oleh syariat, tidak pada masa dibutuhkan atau darurat,
serta mempunyai nilai materi di antara manusia.Dengan demikian, definisi jumhur
ulama mencakup barang dan jasa, sedangkan definisi hanafiyah hanya barang
saja.Perbedaan definisi ini terjadi disebabkan perbedaan ‘urf. Sesungguhnya harta
tidak memiliki batasan definisi baik secara bahasa maupun syariat, namun
kembali kepada ‘urf yang berlaku.
Sebagian ulama kontemporer mendefenisikan harta secara istilah adalah
sesuatu yang mempunyai nilai materi di antara manusia, syariat membolehkan
untuk memanfaatkannya pada masa lapang dan ikhtiyar (bukan dalam kondisi
darurat).
3) المعا صرة
المعا صرة secara bahasa berasal dari kata العصر yang bermakna masa atau zaman
yang dihubungkan baik kepada seseorang, seperti masa Nabi SAW, kepada
kerajaan seperti masa Umayyah, kepada perkembangan zaman seperti masa
4
komputerisasi atau kepada waktu sekarang seperi masa modern[[6]]. Adapun yang
dimaksud denganرةPPPPالمعاص dalam istilah ini adalah masa sekarang atau
kontemporer.
5
Keuangan Islam merupakan salah satu sektor ekonomi Islam yang
berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Perkembangan yang pesat ini tidak
saja didorong oleh semangat relijius dalam mengimplementasikan ajaran Islam,
tetapi juga dilatarbelakangi oleh kepentingan praktis pragmatis dalam membangun
perekonomian umat.
Keuangan Islam berdiri di atas fondasi syariah Islam, karenanya ia harus
senantiasa sejalan dengan syariah (shariah compliance) baik dalam spirit maupun
aspek teknisnya. Dalam ajaran Islam, transaksi keuangan harus terbebas dari
transaksi yang haram, berprinsip kemaslahatan (tayyib), Misalnya bebas
dari riba, gharar, riswah dan maysir. Karna jika berbicara tentang konsep system
ekonomi syari’ah sejatinya adalah apa yang disebut dalam jurisprudensi Islam
sebagai bagian dari “muamalah”. Dan ketika membahas tentang muamalah, tidak
akan terlepas dari kaidah-kaidah syara’ yang telah ditetapkan para ulama
terdahulu[[8]].
Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa keuangan Islam harus
mengikuti kaidah dan aturan dalam fiqh mu’amalah. Persyaratan-persyaratan ini
akan mengakibatkan adanya perbedaan perbedaan yang relatif subtansial antara
keuangan Islam dan keuangan konvensional.
Menurut Ibrahim Warde, tidak ada satupun yang menjelaskan pengertian
tentang keuangan Islam secara sempurna. Namun, kreteria secara umum dapat
dijelaskan bahwa keuangan Islam adalah lembaga keuangan milik umat Islam,
melayani umat Islam, ada dewan syariah, merupakan anggota organisasi
internasional bank Islam (IAIB) dan sebagainya. Lebih luas, keuangan Islam
meliputi tidak hanya persoalan perbankan, tapi meliputi juga kerjasama saling
membiayai, keamanan dan asuransi perusahaan, dan lain sebagainya di luar bank.
Perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah saat ini masih
direspons dengan skeptis oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Sikap ini juga
dirasakan perbankan syariah di negara Muslim lainnya. Skeptisme masyarakat
terhadap perbankan syariah tidak lepas dari dominasi sistem keuangan perbankan
berbasis bunga yang telah berlangsung sejak masa kolonial sampai sekarang.
F. Karakteristik Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer
6
Syariat Islam telah memberikan pedoman khusus dalam menetapkan hukum
dalam bidang muamalah yang berbeda dengan furu’ fiqih lainnya, selain itu Islam
juga telah memberikan beberapa kaedah dalam bidang muamalah ini.Oleh karena
itu, setiap orang yang ingin membahas tentang transaksi atau muamalah keuangan
syariah kontemporer mesti memahami pedoman khusus ini dan
karakteristiknya. Karakteristik yang paling penting dipahami adalah bahwa fiqih
muamalah berdiri di atas dasar prinsip-prinsip umum.
Sumber dasar muamalah serta cabang-cabang fiqih lainnya adalah Al-
Qur’an dan As-Sunnah.Tetapi dalam bidang muamalah pensyariatannya juga
didasarkan kepada prinsip-prinsip umum ( )المبادئ العامةdan kaedah-kaedah umum (
)القواعد اكلية, hal tersebut agar memudahkan para fuqaha’ untuk melakukan ijtihad
pada perkara-perkara baru yang dibuat oleh manusia. Di antara prinsip-prinsip
umum tersebut adalah:
1. Melarang tindak kezaliman dan harus saling redho
واPPُاض ِّمن ُك ْم َواَل تَ ْقتُل
ٍ َرPَارةً عَن ت ِ َ َوالَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْالبPيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَ ْم
َ Pونَ تِ َجPP ِل إِاَّل أَن تَ ُكPاط
﴾٢٩ :﴿النساء أَنفُ َس ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.(QS. An-Nisa’:
29).
2. Melarang riba
﴾٢٧٥ :﴿البقرة َوأَ َح َّل هَّللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ بَا
Artinya :“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”. (QS. Al-Baqarah: 275)
3. Melarang gharar
َر ِر (راوهPَع ْالغP َ ع ْال َحP
ِ Pا ِة َوع َْن بَ ْيPص َ َع َْن أَبِى هُ َري َْرةَ ق
ِ P ع َْن بَ ْي-لمPPه وسPصلى هللا علي- ِ ال نَهَى َرسُو ُل هَّللا
)مسلم
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW telah melarang jual
beli al-hashah dan jual beli gharar”. (HR. Muslim)
7
4. Melarang maisir (perjudian) atau spekulasi
َّ صابُ َواأْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َم ِل
َونPPاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُحPPَ ْيطَا ِن فPالش َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنَّ َما ْالخَ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َواأْل َن
﴾٩٠ :﴿المائدة
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan”. (QS. Al-Maidah)
8
perekonomian yang normatif, tidak akan bias berjalan secara dinamis. Oleh
karena itu, implementasi nilai-nilai ini harus secara bersama-sama didasarkan atas
prinsip ekonomi[[9]].
9
pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang. Untuk memberikan
pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan posisi serta cara
pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah di Indonesia,
selanjutnya Bank Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru
Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Dalam penyusunannya,
berbagai aspek telah dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi
aktual industri perbankan syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait,
trend perkembangan industri perbankan syariah di dunia internasional dan
perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang mulai mewujud, serta tak
terlepas dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih makro seperti
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia
(ASKI) maupun international best practices yang dirumuskan lembaga-lembaga
keuangan syariah internasional.
Dalam mengembangkan ekonomi Islam di Indonesia, keberadaan blueprint
ekonomi Islam menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Blueprint
ekonomi Islam merupakan suatu policy direction yang harus ditempuh dalam
pengembangan ekonomi Islam di Indonesia dalam kurun waktu yang cukup
panjang. Ruang lingkup ekonomi Islam dalam blueprint tidak hanya sekedar
lembaga-lembaga keuangan Islam, seperti perbankan syariah, asuransi, pasar
modal, leasing, lembaga keuangan mikro BMT, zakat dan waqaf, tetapi juga
meliputi ekonomi makro, kebijakan moneter, pengelolaan sumberdaya alam,
APBN, pendidikan ekonomi Islam, juga tentang perdagangan dan industri,
pengembangan sector pertanian dan kelautan dan sebagainya. Dengan demikian,
blueprint ekonomi Islam harus lebih komprehensif. Blueprint juga merumuskan
sasaran-sasaran ekonomi syariah, tahapan-tahapan pelaksanaannya, langkah
konkrit dan implementasinya Dengan demikian, blueprint ekonomi Islam adalah
suatu tatanan ekonomi syariah, arah kebijakan, sasaran, pengaturan, evaluasi dan
juga peran dari stakeholder.
Dengan adanya blueprint, maka para pegiat ekonomi Islam, baik akademisi,
praktisi, ulama, pemerintah maupun masyarakat ekonomi syariah secara umum,
memiliki rujukan mengenai arah pengembangan ekonomi Islam di Indonesia,
serta memiliki panduan dalam menentukan langkah-langkah strategis yang perlu
10
dilakukan untuk memandu ke arah pencapaian visi dan misi yang telah
ditetapkan.
القرض هو المال الذي يعطيه المقرض للمقترض ليرد مثله إليه عند قدرته عليه
Utang adalah harta yang diberikan oleh orang yang menghutangi kepada orang
yang menerima utang, untuk dikembalikan dengan yang semisal, ketika dia mampu
membayar. (Fiqh Sunah, Sayid Sabiq, 3/144).
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi ancaman bagi orang yang
berutang, sementara dia tidak mau mengembalikannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
َ Pَِوالَّ ِذى نَ ْف ِسى ِب َي ِد ِه لَوْ أَ َّن َر ُجالً قُ ِت َل ِفى َس ِبي ِل هَّللا ِ ثُ َّم أُحْ ِي َى ثُ َّم قُتِ َل ثُ َّم أُحْ يِ َى ثُ َّم قُت
َل ْال َجنَّةَ َحتَّىPا َد َخPP ِه َدي ٌْن َمPل َو َعلَ ْيP
ُضى َع ْنهُ َد ْينُه َ يُ ْق
11
“Demi Allah, yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya ada seseorang yang
terbunuh di jalan Allah, lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi di
jalan Allah, lalu dia dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah),
sementara dia masih memiliki utang, maka dia tidak masuk surga, sampai
utangnya dilunasi.” (HR. Nasa’i 4701 dan Ahmad 22493)
Sebagian ulama memahami bahwa hadis di atas berlaku untuk orang yang berutang
dengan niat tidak mau melunasinya.
“Ada yang memahami bahwa ini berlaku bagi orang yang utang namun dia tidak
berniat untuk melunasinya”. (Subulus Salam, 3/51)
2. Ijarah
Pada prinsipnya, transaksi yang ditawarkan gojek adalah jual beli jasa transportasi.
Namun hal tersebut dikemas dengan lebih up to date, memaksimalkan
pemanfaatan IT, dan kebutuhan pelanggan. Hal ini tidak berbeda dengan media
transportasi lainnya. Oleh karena itu, objek transaksi dalam akad ijarah adalah jasa
layanan transportasi. Dalam Ensiklopedi Fiqh dinyatakan,
ائعPوز للبPا يجP … كم،تأجرPاع المسPل انتفPر قبPتيفاء األجPوما دامت اإلجارة عقد معاوضة فيجوز للمؤجّر اس
وإذا عجّلت األجرة تملّكها المؤجّر اتّفاقا ً دون انتظار الستيفاء المنفعة،استيفاء الثّمن قبل تسليم المبيع
“Selama ijarah berupa akad muawadhah (berbayar) maka boleh bagi penyedia jasa
meminta bayaran (upah) sebelum memberikan layanan kepada pelanggan
sebagaimana penjual boleh meminta uang bayaran (barang yang dijual) sebelum
barangnya diserahkan. Jika upah sudah diserahkan maka penyedia jasa berhak
untuk memilikinya sesuai kesepakatan, tanpa harus menunggu layanannya
diberikan”. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 1/253).
Hal ini seperti akad salam yaitu transaksi uang dibayar tunai tetapi barang
menyusul. Hanya saja, objek transaksi akad salam adalah barang. Konsumen
12
membeli barang, uangnya dibayar tunai di depan, namun barang datang satu atau
dua bulan kemudian.
Di Indonesia juga banyak yang melakukan transaksi ini, seperti e-Toll atau e-
money untuk pembayaran beberapa layanan yang disediakan oleh penyelenggara
aplikasi. Akadnya adalah jual beli, dengan uang dibayarkan di depan, sementara
manfaat/layanan baru didapatkan menyusul sekian hari atau sekian waktu
kemudian.
3. Diskon
دPPبيع أحPPائز وألن المثمن في الPPلم جPPل العلم على أن المسPPه من أهPPظ عنPPل من نحفPPع كPP أجم: ذرPPال ابن المنPPق
عوضي العقد فجاز أن يثبت في الذمة كالثمن
Ibnul Mundzir mengatakan, ‘Para ulama yang saya kenal sepakat bahwa akad
salam hukumnya boleh.’ Karena barang adalah salah satu objek transaksi, sehingga
boleh ditangguhkan sebagaimana pembayaran.
لPPا لتكمPPهم وليهPPة على أنفسPPاجون إلى النفقPPوألن الناس حاجة إليه ألن أرباب الزروع والثمار والتجارات يحت
وقد تعوزهم النفقة فجوز لهم السلم ليرتفقوا ويرتفق المسلم باالسترخاص
“Manusia sangat membutuhkan akad ini, karena pemilik tanaman atau buah-
buahan atau barang dagangan butuh modal untuk dirinya, sementara mereka
kekurangan modal itu. Sehingga boleh melakukan akad salam, agar mereka bisa
terbantu, dan konsumen mendapat manfaat dengan adanya diskon”. (Al-Mughni,
4/338).
13
Karena secara prinsip, pemilik barang berhak untuk menentukan harga barangnya,
selama harganya jelas. Penjual berhak memberikan diskon, bagi konsumen yang
membeli dengan pembayaran tunai di muka sebelum barang diserahkan.
Bagi penjual, dia mendapat modal lebih cepat, sementara pembeli mendapat
barang dengan harga murah. Sebagaimana ini berlaku pada barang, ini juga
berlaku untuk jasa. Sehingga boleh saja bagi konsumen yang memiliki credit go
pay mendapatkan diskon dari pihak penyedia aplikasi.
BAB III
PENUTUP
A. Saran
pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
J. Simpulan
Keuangan Islam berdiri di atas fondasi syariah Islam, karenanya ia harus
senantiasa sejalan dengan syariah (shariah compliance) baik dalam spirit maupun
aspek teknisnya. Dalam ajaran Islam, transaksi keuangan harus terbebas dari
transaksi yang haram, berprinsip kemaslahatan (tayyib), Misalnya bebas
dari riba, gharar, riswah dan maysir. Dengan berkembangnya perekonomian
islam dalam berbagai lembaga keuangan secara pesat lewat berbagai macam
inovasinya sehingga dituntut kepada para pemikir muslim agar jeli melihat
mekanisme lembaga keuangan tersebut agar tidak bertentangan dengan Nilai-nilai
Islam, sehingga disinilah peran transaksi keuangan kontemporer sangat
dibutuhkan ditengah berkembangnya lembaga-lembaga keuangan islam secara
14
pesat saat ini. Transaksi keuangan yang berubah mujib al-hukm-nya akibat
perkembangan dan perubahan situasi, artinya hukum suatu perkara bisa berubah
apabila illat hukumnya berubah disebabkan perubahan situasi dan kondisi. Maka
para fuqaha’ telah menetapkan satu kaedah:
الينكر تغير األحكام بتغير الزمان
(tidak diingkari perubahan hukum disebabkan perubahan zaman). Jika diteliti
buku-buku fiqih maka akan ditemukan ijtihad-ijtihad yang banyak yang berubah
sesuai dengan situasi dan kondisi, oleh karena itu Al-Qarafi berkata dalam
kitabnya Al-Furuq, “Bersikap jumud terhadap perkara-perkara yang dinukil
(diriwayatkan) adalah kesesatan dalam agama serta kebodohan terhadap
maksud-maksud ulama kaum muslimin dan ulama salaf yang telah
berlalu”. Perkara keuangan yang dibuat oleh manusia pada masa sekarang,
artinya perkara tersebut tidak dikenal pada masa pensyari’atan dan tidak pula
pada masa ijtihad fiqih, seperti uang kertas, perusahaan saham dan lain
sebagainya.
15
DAFTAR PUSTAKA
www.islampedia.id diakses pada hari Selasa tanggal 14 Maret 2020 jam 15.29
WIB
16