KEUANGAN
Tahun 2017-2021)
NIM
5230019018
Dosen Pembimbing:
2023
DAFTAR ISI
BAB 1............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.........................................................................................................5
A. Latar Belakang....................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................13
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................14
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia bisnis laporan keuangan menjadi cerminan dalam sebuah perusahaan.
Manajemen, pemilik, investor dan lainnya merupakan pihak – pihak supplier yang
menggunakan informasi laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan tolak ukur utama
dalam menilai suatu kinerja pada perusahaan. Mengingat pentingnya laporan keuangan
dalam suatu perusahaan akan memberikan hasil yang optimal jika penyajiannya memenuhi
laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi dan keadaan laporan keuangan,
kinerja keuangan, dan entitas. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah ditetapkan oleh
(relevan), dan reliable (dapat diandalkan). Hal tersebut menjadi acuan setiap perusahaan
penilaian kinerja perusahaan. penilaian kinerja adalah suatu proses evaluasi ekonomi dan
utama dalam penilaian kinerja dilihat dari hasil laba yang didapatkan. Penyajian laporan
keuangan terkadang tidak menjamin bahwa informasi yang diberikan merupakan keadaan
yang sebenarnya. Oleh karena itu informasi laba menjadi sangat penting sehingga pihak
perbuatan disengaja dengan tujuan menciptakan salah saji material laporan keuangan.
dengan hukum dan merugikan pihak lain demi keuntungan pelaku. Hal ini dapat bersifat
finansial atau nonfinansial. Suatu perusahaan financial statement fraud merupakan suatu
kejadian yang disengaja dalam jumlah tertentu untuk menarik perhatian investor,
memperoleh harga jual yang tinggi sehingga mencapai tujuan perusahaan (Mintara dan
Hapsari 2021).
ACFE melaporkan bahwa fraud termasuk manipulasi yang dilakukan seseorang atau
bidang. Dalam ACFE mengklasifikasikan fraud dibagi menjadi tiga kategori yaitu
tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menutupi kondisi keuangan
90%
80%
70%
60%
korupsi
50%
penyalagunaan aset
40% 77% kecurangan laporan
64,4% keuangan
30%
53%
20%
10% 19% 28,9%
6,7% 11%
0% 4% 2%
2016-2017 2018-2019 2020-2021
menjelaskan fraud pada tahun 2016 hingga 2017 dengan presentase 77% menduduki
korupsi, penyalagunaan aset 19% dan kecurangan laporan keuangan 4% . Kemudian pada
tahun 2018 AFCE menjelaskan hasil survei pada tahun 2018 hingga 2019 fraud terjadi di
Indonesia dengan presentase 28,9% menduduki penyalagunaan aset, korupsi 64,4%, dan
terakhir yaitu kecurangan laporan keuangan sebesar 6,7%. pada tahun 2020 hingga 2021
survei AFCE fraud menduduki penyalagunaan aset dengan presentase 53%, korupsi 11%
Penulis telah melakukan pengamatan dalam kasus fraud yang terjadi di Indonesia
pada tahun 2017-2021 bahwa selama 5 tahun telah terjadi beberapa tindakan fraud. Pada
tahun 2017 tindakan kecurangan terjadi oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk kemudian tahun
2018 hal tersebut terjadi pada PT. SNP Finance dan PT. Garuda Indonesia Tbk. Tahun
2019 kasus manipulasi laporan keuangan yang terjadi di Jiwasraya yang melibatkan
Direktur Utama, Kepala Divisi Investasi, dan Direktur Keuangan. Kasus pada tahun 2020
terjadi di perusahaan teknologi General Electric (GE), Tahun 2021 PT Kimia Farma Tbk
kembali terlibat kasus kecurangan pada penggunaan alat tes antigen covid-19 bekas yang
manufaktur adalah kasus yang terjadi pada PT. Semen Indonesia Logistik. PT. Semen
Indonesia Logistik ini bertempat di banjarmasin. PT tersebut terkena kerugian sebesar Rp.
1.838.608.070. Hal ini dikarenakan salah satu seorang karyawan melakukan penggelapan
barang bangunan dan penjualan fiktif milik peerusahaan. Kejadian tersebut perusahaan
mengalami kerugian sebesar Rp. 1,8 miliar dan penurunan laba yang cukup signifikan.
kasus ini terungkap saat pihak audit menemukan pemalsuan terhadap nota transaksi
disimpulkan pada kasus diatas tindakan fraud merupakan tindakan yang dilakukan karena
cerdiknya manusia dalam melakukan suatu hal apapun agar mendapatkan keuntungan
karakter dari perusahaan tersebut adanya proses produksi mulai dari bahan baku hingga
bahan jadi yang tentunya banyak titik rentan yang akan digunakan tindakan fraud. Seperti
mengakui akun-akun yang tidak semestinya, melebih sajikan aset ( selain piutang usaha
Menurut Aminus (2018) terjadinya tindakan fraud maka semakin banyak yang
harus diteliti dengan baik, indikator – indikator yang digunakan untuk mengindifikasi
mengenai terjadinya kecurangan adalah teori fraud pentagon. Terdapat lima faktor yang
kecurangan berasal dari tekanan. Menurut Pratiwi dan Nurbaiti (2018) Tekanan (pressure)
kesempatan untuk melakukan tidakan tersebut. Tekanan akan terjadi dari pihak eksternal
dan internal. Hal tersebut terjadi akibat adanya penurunan entitas industri hingga ekonomi
(Yanti dan Munari, 2021). Pada penelitian ini pressure diproksikan dengan leverage.
leverage (tingkat hutang) adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang
saham. Menurut zaki (2017) , menyatakan bahwa faktor tekanan yang diproksikan denga
dengan penelitian Septriani (2018) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh positig
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya kecurangan selain tekanan yaitu peluang.
Menurut Rahman (2018) opportunity (peluang) merupakan hal dasar yang dapat terjadi
kapan saja sehingga memerlukan pengawasan dari struktur perusahaan mulai dari atas.
mengevaluasi kualitas kinerja hingga pelaku merasa bahwa tindakan yang dilakukan tidak
terdeteksi. Agustina dan Pratomo (2019) mengatakan bahwa peluang muncul karena
pengawasan yang tidak efektif. Sehingga timbulnya kesempatan yang terbuka bagi pihak
manajemen. Penelitian ini memproksikan dengan jumlah komite audit independen. Hasil
positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Namun berbeda dengan hasil penelitian
Arisandi dan Verawaty (2017) bahwa jumlah komite audit independen tidak berpengaruh
Para pelaku kecurangan dalam menguatkan suatu tindakan, dengan memiliki sikap
rasionalisasi yang merupakan sikap pembenaran diri dari segala permasalahan (Bawekes
dkk., 2018). Rasionalisasi menjadi faktor pendorong terjadi tindakan kecurangan. Sikap
tersebut akan melibatkan bertanggung jawaban manajemen dan karyawan, sehingga
itu terjadi bersumber dari rasionalisasi adanya hubungan yang tidak menguntungkan antara
manajemen dan auditor (Puspitha dan Yasa 2018). Ketika kantor akuntan publik di suatu
perusahaan melakukan perubahan, tindakan ini dapat dijadikan sebagai ukuran keberadaan
rasionalisasi. Pada penelitian ini pengukur yang digunakan yaitu opini audit. Opini audit
adalah suatu pendapat yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik dari hasil pemeriksaan
faktor kesempatan sehingga pengendalian yang ada didalam perusahaan, membuat strategi
menutupi kecurangan dan mengendalikan situasi sosial (Marks, 2012). Pada penelitian ini
direksi. Umumnya pergantian direksi disertai dengan nuansa politik dan kepentingan dari
pihak tertentu. Penelitian (Siddiq dan Achyani 2020) menjelaskan bahwa faktor
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, sedangkan menurut (Mertha Jaya dan
keuangan.
menimbulkan rasa bahwa kebijakan perusahaan tidak berlaku padanya (Faradiza 2019).
dan suatu keyakinan bahwa pengendalian internal tidak berlaku baginya. Faktor pendukung
seperti ini yang dapat merealisasikan tindakan kecurangan dilakukan. Pada penelitian ini
pengukur yang digunakan untuk faktor arogansi (arrogance) yaitu kemunculan foto CEO
2020), Pratiwi dan Nurbaiti (2018) menyatakan bahwa kemunculan foto CEO berpengaruh
positif secara signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan sedangkan hasil penelitian
dari Rusmana dan Tanjung (2020) dan Widyaningsih dan Nugroho (2022) menunjukkan
bahwa kemunculan foto CEO tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
diatas membuat penulis merasa perlu kembali meneliti. Penelitian terdahulu telah
dilakukan oleh Damayani dkk., (2019) berjudul Pengaruh Fraud Pentagon terhadap
kecurangan laporan keuangan pada perusahaan Infrastuktur yang terdaftar di BEI tahun
2014-2016. Hasil menunjukan bahwa sifat industri yang diukur melalui rasio perubahan
piutang usaha yang berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Variabel lain
yaitu stabilitas keuangan, target keuangan, tekanan pihak luar, kepemilikan manajerial,
pengawasan yang tidak efektif, pergantian auditor, pergantian direksi, dan frekuensi
pengujian signifikansi analisis linier berganda leverage diperoleh 0,784 > 0,025, sehingga
dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Hasil pengujian signifikansi
analisis linier berganda jumlah komite audit independen sebesar 0,011 < 0,025, sehingga
dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan. Hasil pengujian signifikansi analisis
linier berganda opini audit sebesar 0,661 > 0,025, sehingga dapat disimpulkan tidak
terdapat pengaruh yang signifikan. Hasil pengujian signifikansi analisis linier berganda
pergantian direksi sebesar 0,001 < 0,025, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh
yang signifikan. Hasil pengujian signifikansi analisis linier berganda frekuensi kemunculan
foto CEO sebesar 0,050 > 0,025, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan.
Munculnya gap research atau kesenjangan atas teori dan fakta di lapangan membuat
peneliti ingin meneliti lebih jauh. Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini
Pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-
2021”.
A. Pembatas Masalah
pelebaran pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Peneliti hanya fokus pada
1. Penelitian ini difokuskan pada Analisis Fraud Pentagon dalam kecurangan laporan
2. Objek penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pokok dalam penelitian
Tahun 2017-2021?
C. Tujuan Penelitian
laporan keuangan pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2017-
2021
B. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam ruang lingkup akuntansi sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
forensik mengenai beberapa faktor yang dapat terkena terjadinya kecurangan dalam
2. Manfaat Praktis
keuangan suatu perusahaan serta dampak agar dapat mengurangi dalam tindakan
c. Bagi investor agar dapat berhati hati , lebih teliti dan harus menganalisis
dengan baik dalam sebuah perusahaan sehingga seorang investor tidak terjatuh
d. Bagi akademis agar dapat membantu pengetahuan dan menambah ilmu dalam
bidang akuntansi dan audit di dalam permasalahan fraud yang ada di perusahaan
manufaktur.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian – penelitian yang telah dilaksanakan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Untuk melihat kekurangan dan kelebihan pada
Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih dan Syarief (2022) dengan judul Pengaruh
Teori Fraud Petagon terhadap Terjadinya Fraudulent financial reporting dengan F-Score.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, metode kuantitatif dari laporan tahunan
perusahaan. Populasi yang digunakan penelitian ini terdiri dari 23 perusahaan BUMN yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, dan dipilih
melalui metode target sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Regresi
Data Panel dengan bantuan program E-Views 11 dan SPSS 25. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa stabilitas keuangan, pergantian auditor, dan jumlah foto CEO
tidak efektif dan pergantian direksi tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2022) dengan judul Penggunaan Fraud
Petagon dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan
Indonesia. Populasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan kepada Perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2019 dengan sampel
analisis data dalam menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa stabilitas pendanaan yang tidak efektif dan peningkatan kontrol risiko
perubahan direktur dan Jumlah foto CEO tidak mempengaruhi terjadinya kecurangan
dalam laporan keuangan. Studi ini juga membuktikan hal itu tekanan eksternal dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Andrew., (2022) dengan judul Detecting Fraudulent
of Financial Statments Using Fraud Score Model and Financial Distress. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini F-score dan Financial
Distress. Hasil yang didapatkan dalam penelitian tersebut adalah stimulus, capability dan
financial distress sangat efektif dalam meneliti kecurangan laporan keuangan. Dapat
disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki indikasi kuat sangat memicu melakukan
Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah dkk., (2017) dengan judul Pengaruh Fraud
Petagon dalam Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting (Studi empiris pada perbankan
di Indonesia yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015). Teknik pengambilan sampel
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Target keuangan, stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kepemilikan
Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2017) dengan judul The Analysis of
Penelitian ini melibatkan 157 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh unit analisis sebanyak 138.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi
eksternal dan jumlah foto CEO dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif
dan Perubahan direksi perusahaan tidak berpengaruh secara material terhadap prediksi
Penelitian yang dilakukan oleh Quraini dan Rimawati (2019) dengan judul
penelitian ini, sampelnya adalah 14 perusahaan milik negara yang terdaftar secara publik
antara tahun 2013 dan 2017. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder berupa
laporan tahunan di situs resmi Bursa Efek Indonesia. Pengujian penelitian ini dengan
regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tekanan eksternal diduga
terjadi kecurangan laporan keuangan, sedangkan target keuangan, stabilitas keuangan,
pergantian auditor, pergantian direksi, dan gambaran jumlah CEO seringkali tidak
berpengaruh.
Penelitian yang dilakukan oleh Bayagub dkk., (2018) dengan judul Analisis Elemen
pada perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2016). Pada penelitian ini populasi yang digunakan perusahaan property dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Metode analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 2.0. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh sampel
sebanyak 41 dari 58 perusahaan property dan real estate periode 2014-2016. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel external pressure dan perubahan direksi
ownership, financial stability, kualitas auditor eksternal, change in auditor, dan frequent
Penelitian yang dilakukan oleh Damayani dkk., (2019) dengan judul Pengaruh
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017). Populasi penelitian ini adalah perusahaan infrastruktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016. Dalam metode purposive sampling
jumlah sampel sebanyak 81. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda dengan pengujian hipotesis uji t statistik, statistik uji F dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis industri memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penipuan akun. Pada saat yang sama, variabel independen lainnya tidak
keuangan.
Penelitian yang dilakukan Sangkala dan Safitri (2022) dengan judul Pentagon
Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Populasi dalam penelitian ini
adalah laporan tahunan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan farmasi yang diambil dengan
Asumsi Klasik, Linear Berganda, Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis. Hasil
rasionalisasi (kualitas auditor eksternal), dan kapabilitas (perubahan direksi) secara parsial
foto CEO yang ditampilkan) secara parsial berpengaruh positif terhadap financial
statement fraud. CEO ditampilkan secara bersamaan memiliki efek positif pada penipuan
laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan Rukmana (2018) dengan judul Pentagon Fraud Affect on
Financial Statment Fraud and Firm Value Evindence in Indonesia. Penelitian ini
Indonesia. Metode analisis data menggunakan partial least square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut tekanan, kesempatan, kompetensi, arogansi
B. Landasan Teori
pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu pemegang saham dengan pihak yang
menerima wewenang (agen) yaitu manajer dalam bentuk kontrak kerja sama. Masalah
keagenan muncul karena terdapat konflik perbedaan pendapat antara pemilik saham
atau keuntungan yang besar atas pengeluaran investasinya, sedangkan agent mengharapkan
hasil dari kerjasama ini adalah untuk memperoleh imbalan tinggi dari kinerja yang telah
dilakukan. Dengan terjadinya asimetri informasi diantara kedua belah pihak, secara tidak
informasi yang tidak diketahui oleh principal dengan tujuan tertentu (Nurbaiti dan Hanafi,
2017).
pemegang saham menjadi tanggung jawab manajemen, pihak manajemen juga memiliki
kepentingan untuk memakmurkan diri sendiri (Ijudien, 2018). Kondisi tersebut
sehingga ini menjadi kesempatan yang besar bagi manajemen untuk melakukan
kecurangan (fraud), caranya dengan memanipulasi informasi yang disajikan pada laporan
Agensi teori sebagai masalah klasik bahwa terdapat perbedaan cara antara manajer
dan investor dalam hal pengambilan resiko dalam strategi investasi. Manajer lebih memilih
resiko jauh lebih rendah dari pada investor karena investor dapat mendivesifikasi harta
mereka menjadi beberapa jenis aset keuangan sementara manajer mengambil risiko penuh
atas sumber daya manusia mereka dengan perusahaan mereka saat ini. Kecurangan dalam
laporan keuangan dapat terjadi karena terdapat celah dan peluang yang secara sengaja
dimanfaatkan oleh agent tanpa diketahui oleh principal. Selain itu karena adanya tekanan
dari principal yang menuntut agar agent menjalankan kegiatan operasional perusahaan
dengan baik dan dapat mencapai target sesuai yang diinginkan (Sinambela dan Almilia
2018).
a. Definisi Fraud
melanggar hukum (illegal-acts) yang dilakukan secara sengaja dan sifatnya dapat
merugikan pihak lain. Hal ini menjadi ancaman yang tidak bisa diabaikan dalam
kemajuan suatu perusahaan (Lestari dan Supadmi, 2017). Kecurangan pada dasarnya
(1993) bahwa fraud is criminal deception intended to financial benefit the deceiver
yang bearti kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi
(ACFE), mengklasifikasikan fraud yang dikenal sebagai fraud tree. Fraud tree
menggambarkan berbagai cabang fraud dalam hubungan kerja. Dalam fraud tree
memiliki tiga cabang utama yaitu, corruption, asset misappropriation, dan fraudulent
diperhitungkan.
Kecurangan laporan keuangan adalah salah saji atau pengabaian jumlah yang
disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan (Aprilia, 2017).
keuangan suatu perusahaan yang dilakukan melalui salah saji disengaja atau misi
jumlah hingga pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan
menemukan bahwa 83% kasus ini terjadi karena dilakukan oleh pihak perusahaan
kreditor.
Menurut Standar Auditing Seksi 316 (SA 316) penyebab kecurangan pelaporan
laporan keuangan
Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howart pada 2011. Teori Fraud Petagon
merupakan penyempurnaan dari teori Fraud Triangel yang pernah dikemukakan oleh
Cressey 1953 dan teori Fraud Diamond dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson 2004.
Dalam teori tersebut telah ditambahkan satu elemen Fraud yaitu arogansi (Siddiq dan
Achyani, 2020). Di dalam Fraud Petagon terdiri dari 5 elemen yaitu pressure, opportunity,
rationalization, capability, dan arrogance :
a. Pressure ( Tekanan)
dilakukan dalam bentuk emosi oleh pelaku sehingga menimbulkan tekanan dari diri
sendiri atau pihak. Tekanan merupakan dorongan orang untuk melakukan kecurangan,
dapat mencakup hampir semua hal yang berkaitan dengan keuangan maupun non
melakukan kejahatan. SAS No. 99, tekanan yang terkait dengan individu untuk
melakukan kecurangan terdiri dari empat kondisi, yaitu financial target, financial
b. Opportunity (Peluang)
kesempatan untuk melakukan sebuah kecurangan (Bawekes dkk. 2018). Dalam setiap
perusahaan. Fraud akan terjadi jika dimana seorang pelaku mengamati situasi dan
kondisi sehingga adanya peluang untuk melakukan kecurangan tersebut. SAS No. 99
menyebutkan bahwa peluang pada financial statement fraud dapat terjadi dengan dua
kondisi, Kondisi tersebut adalah ineffective monitoring dan kualitas auditor eksternal.
c. Rasionalisasi ( Rationalization)
kecurangan di masa depan atau masa lalu. Hampir semuanya kecurangann dimotivasi
oleh rasionalisas. Rationalization adalah suatu sikap dalam melakukan pembenaran diri
sebagai suatu alasan untuk menutupi kegiatan yang salah (Mertha Jaya dan Poerwono
2019). Pelaku kecurangan akan memberikan alasan bahwa fraud yang telah
dilakukannya bukanlah tindakan fraud atau merasa bahwa fraud tersebut bukan suatu
tindak kejahatan. Menurut SAS No.99 rasionalisasi pada perusahaan dapat diukur
dengan siklus pergantian auditor, opini audit yang didapat perusahaan tersebut serta
d. Kompetensi (Copetence)
Fraud. Kompetensi bearti pelaku Fraud yang memiliki kemampuan dalam menembus
pengadilan internal yang berada dalam perusahaan dan mampu mengendalikan situasi
sosial sehingga mendatangkan kepercayaan orang lain agar ingin bekerjasama (Marks
pelaporan keuangan bisa terjadi ketika terdapat perubahan direksi untuk memperbaiki
e. Arogansi ( Arrogance )
Arogansi adalah sifat superioritas atau keserakahan yang dimiliki oleh pelaku
kejahatan dan merasa bahwa pengendalian internal dan kebijakan perusahaan serta
bahwa dirinya mampu melakukan kecurangan dan internal control. Menurut penelitian
(akrom 2019) variabel arogansi dapat diukur dengan frequent number of CEO’s
picture.
B. Kerangka Konseptual
yang dapat menjadi dasar bagi perumusan hipotesis. Kemudian penelitian ini studi
sebagai variabel independen. Kerangka Dalam penelitian ini, konsep tersebut dapat
C. Pengembangan Hipotesis
Dari kerangka pemikiran konseptual yang sudah diuraikan diatas, maka perumusan
laporan keuangan yang sedang muncul pada saat keuangan entitas mengalami
ekonomi. Pada penelitian ini pengukuran yang digunakan untuk faktor tekanan yaitu
external pressure. External pressure adalah tekanan dari pihak luar perusahaan yang
bekerja semaksimal mungkin untuk principal dengan cara memberikan hasil laba
keungan mapun kinerja dituntut untuk memberikan laporan yang baik untuk
pengawasan dari kreditur untuk manajer. Dari pengawasan tersebut, maka manajer
akan bertindak lebih berhati-hati dalam penggunaan dananya (Trisnawat dkk, 2016)
Penelitian yang dilakukan oleh (Himawan dan Wijanarti 2020), zaki (2017) dan
(Quraini dan Rimawati 2019) menggunakan leverage ratio sebagai pengukur. Hasil
potensi terjadinya kecurangan laporan keuangan. Maka dari urian diatas dapat
laporan keuangan
membutuhkan auditor eksternal yang memiliki karakter dan keahlian yang sesuai
dan agen dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi karena agen
berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan
Pada penelitian ini pengukur yang akan digunakan untuk kesempatan yaitu
jumlah anggota komite audit independen (IDN). Anggota komite audit bekerja secara
independen yang tidak terkait dengan perusahaan dimana anggota tersebut bekerja.
Hasil penelitian dari (Septriani 2018) menunjukan bahwa faktor kesempatan dengan
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Maka dari urian diatas dapat ditarik
hipotesis bahwa
laporan keuangan pada Perusahaan sektor manufaktur yang terdapat di BEI Tahun
2017-2021
yang dilakukan adalah sikap yang wajar (Hormati dan Pesudo 2019).
Pada penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah opini audit. Opini audit
yaitu suatu pendapat atau pernyataan auditor yang dikeluarkan KAP dari hasil
pemeriksaan. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga
dengan rasa rasional. Hal mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang awal
mulanya tidak ingin melakukan. Karena mereka berasumsi bahwa yang dilakukan
adalah tindakan yang wajar. Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi
memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan
pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Meskipun pihak
kebutuhanya, namun sebaliknya banyak hal yang dilakukan oleh pihak agent guna
Hasil penelitian (Ulfah, Nuraina, dan Wijaya 2017) dan (Wulandari dan Nuryanto
kecurangan laporan keuangan. Maka dari urian diatas dapat ditarik hipotesis bahwa
penelitian ini pengukur yang digunakan untuk faktor kemampuan yaitu pergantian
direksi. Pergantian direksi adalah penyerahan wewenang oleh direksi yang lama kepada
direksi yang baru. Pergantian direksi merupakan faktor yang mendorong terjadinya
melakukan cara agar hasil kinerja dari direksi sebelumnya menjadi baik. Pergantian
waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dengan budaya kerja dari direksi baru
(Septriani 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Bayagub, Zulfa, dan Mustoffa (2018) dan
laporan keuangan. Maka dari urian diatas dapat ditarik hipotesis bahwa :
keuangan
Arogansi merupakan sifat superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa
pengendalian internal dalam kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya. Hal ini
akan muncul disaat kurangnya pengawasan internal sendiri. Arrogance di proksikan
dengan foto CEO. Hal yang dilakukan melihat banyaknya foto CEO pada laporan
Berdasarkan teori keagenan sikap arogansi dengan banyaknya foto CEO yang
kepada principal posisi dan jabatan yang dimiliki. Dengan adanya arogansi yang tinggi
suatu pimpinan akan melakukan hal apapun untuk mempertahankan posisi dan
Siregar (2020) dan Yanti dan Riharjo (2021) meneliti bahwa menggunakan foto
positif terhadap potensi kecurangan laporan keuangan. Maka dapat ditarik bahwa
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
ini, penulis menggunakan data sekunder yang berasal dari tahun otoritas Jasa
Keuangan. Sumber data ini diperoleh dari sumber kedua, atau sumber lain yang
sudah ada sebelum penelitian ini dilakukan (Guspul, 2019). Pengertian data
sekunder merupakan data tidak langsung itu sendiri yang didapatkan dengan cara
mendapatkan informasi yang dibuat oleh orang lain atau lembaga, yang kemudian
selalu ada data reformasi dilakukan baik oleh instansi terkait maupun oleh
penelitian yang dilakukan. Sedangkan sumber data dibahas dalam analisis penelitian
ini berasal dari laporan tahunan (annual report). Perusahaan tersebut terdapat pada
terdaftar pada BEI dapat dilihat dalam www.idx.co.id. dari populasi ini beberapa di
1. Sampel
tersebut. Tujuan dari penentuan sampel adalah untuk megetahui dan memahami
meneliti semua populasi yang ada. Dalam pemilihan sampel teknik purposive
2. Sampel Besar
diperoleh perusahaan yang masuk dalam kriteria yang sudah di tetapkan oleh
peneliti. Periode audit perusahaan yang masuk dalam penelitian adalah 5 tahun,
Total Perusahaan
Berikut adalah daftar nama perusahaan yang konsisten masuk dalam daftar di Bursa
N Ko
Nama Perusahaan
o de
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive
2017-2021.
(2017-2021).
d. Perusahaan Manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah pada tahun
penelitian (2017-2021).
1. Lokasi Penelitian
manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Data akan diperoleh
dari laporan keuangan tahunan masing masing perusahaan. Sampel dapat diambil
dalam website perusahaan dan website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
www.idx.co.id
2. Waktu Penelitian
E. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini dibuat sebagai panduan mengerjakan penelitian ini.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek dalam penelitian atau bentuk segala sesuatu
kesimpulan. Ada dua macam variabel dalam penelitian ini yakni variabel dependen
a. Variabel Dependen
rumus fraud score model. F-Score merupakan ukuran yang diklaim bisa dipakai
elemen yaitu accrual quality yang mengunakan proksi RSST dan financial
perubahan pada akun persediaan, perubahan pada akun piutang serta perubahan
dalam pendapatan sebelum bunga dan pajak (Kurnia dan Anis, 2017). Arisandi
dan Verawaty (2017) menguraikan F-Score atau fraud score model dihitung
dengan rumus:
working capital (WC), non current operating (NCO), dan financial accrual
(FIN) serta elemen aset dan kewajiban pada jenis akrual (Arisandi dan
FIN = Total Investasi – Total Liabilities ATS = (Beginning Total Assets + End
Total Assets) / 2
Keterangan :
WC = Working Capital
Keterangan :
Change in receivable = Δ Receivable / Average Total Assets
tersebut memiliki resiko terhadap salah saji atau tidak. Berikut range dari
metode f-score :
score dari suatu perusahaan jika memiliki nilai lebih dari 1 maka perusahaan
keuangan.
b. Variabel Independen
yang meliputi variabel independen yaitu Fraud Petagon yang terdapat 5 variabel
Pressure(X1),Opportunity(X2),Rationalization(X3),Competence(X4),Arrogance
(X5).
1. Definisi Operasional Variabel
sebagai berikut :
Opini audit adalah hasil audit yang telah diperiksa oleh auditor yang
untuk laporan keuangan yang sudah disusun (Aprilia, 2017). Opini audit
Terdapat 2 jenis yang akan dilakukan dalam hal ini, angaka 1 apabila
penjelas. Opini audit didalam ini yang dimaksud untuk diproksikan untuk
merasa bahwa sikap yang dilakukann tidak bermasalah dan tidak akan ada
direksi yang baru. Umumnya hal tersebut dominan melakukan hal politik dan
kepentingan hal lain dari pihak tertentu. Sehingga dalam hal tersebut
jenis yang akan dilakukan dalam hal ini, angaka 1 apabila perusahaan
CEO dalam perusahaan. Dengan melakukan hal ini dapat melihat track of
record CEO yang ditampilkan dalam buku laporan keuangan setiap tahunnya.
Semakin banyak foto CEO tampil dalam laporan keuangan tahunan maka
2020).
Frekuensi munculnya foto CEO didalam penelitian ini merupakan
proksi untuk faktor Arrogance. Arrogance adalah sifat superioritas yang tinggi
sehingga beberapa tekanan dan ketentuan yang dibuat tidaklah berlaku untuk
mencatat, dan menghitung data-data yang diperlukan oleh peneliti. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan tahunan yang
www.idx.co.id.
ekonomi dan bacaan lainnya yang mengandung informasi tentang hal yang
akan diteliti. Data yang akan digunakan adalah data laporan keuangan
tahunan yang diterbitkan oleh bank bank yang terdaftar pada Bursa Efek
Model regresi yang baik yaitu model yang memakai uji asumsi
klasik. Karena didalam uji asumsi klasik menggunakan 4 cara yaitu uji
1) Uji normalitas
2) Uji multikolinearitas
(Ghozali, 2016).
juga berdasarkan nilai tolerance >0,1 dan nilai VIF <10, maka
sedangkan apabila nilai tolerance <0,1 dan nilai VIF >10, maka
3) Uji Heteroskedastisitas
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji korelasi antara
positif.
Keterangan :
a = Konstanta
Β = Koefisien Variabel
X1 = Tekanan Eksternal
X3 = Opini Audit
X4 = Pergantian Direksi
e = error
d. Pengujian Hipotesis
(Ghozali,2016).
a) Jika t hitung > t tabel, atau p value < α = 0,05, maka Ho ditolak