Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 8, No. 1, Februari 2023; Halaman 135-145 E-ISSN 2581-1002

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT INTERNAL TERHADAP


PENCEGAHAN FRAUD DENGAN ANTI-FRAUD AWARENESS SEBAGAI
PEMODERASI PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

Rahma Dhina Salsa Billa1, Mirna Indriani*2


1,2
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
e-mail: rahmadhinasalsabilla1@gmail.com1, mirna_indriani@usk.ac.id*2
* Corresponding Author
https://dx.doi.org/10.24815/jimeka.v8i1.22138

Abstract
This study aims to examine the effect of internal control and internal audit on fraud prevention, as well as investigate
whether anti-fraud awareness can moderate the relationship between internal control and internal audit on fraud
prevention in the Indonesian banking industry. This study used 138 respondents consisting of Indonesian banking
employees. These respondents came from Indonesian commercial banks. The data collection used in this study is a
questionnaire distributed using Google Forms to the respondents starting from July to August 2022. This study uses
PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling) as a method of data analysis and uses WarpPLS
software version 7.0 as a data processing tool. The findings of this study indicate that internal control and internal
audit have a positive relationship to fraud prevention and the anti-fraud awareness variable is able to moderate the
relationship between internal control and internal audit with fraud prevention. These findings are expected to be a
perspective for Indonesian banks in preventing potential fraud in their organizations.

Keywords: Internal Control, Internal Audit, Anti-Fraud Awareness, Fraud Prevention.

1. PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi dan Perbankan merupakan salah satu industri yang
pertumbuhan ekonomi berkembang dengan sangat paling rentan akan ancaman fraud, hal ini didukung
pesat, hal ini sangat berdampak pada perekonomian di dengan hasil survei fraud Indonesia pada tahun 2016
Indonesia. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini yang menyatakan bahwa industri keuangan dan
tidak hanya dapat menimbulkan dampak positif, akan perbankan merupakan industri yang menduduki posisi
tetapi juga dampak negatif. Dampak negatif yang kedua paling dirugikan akibat adanya kecurangan.
muncul ialah ancaman seperti fraud (kecurangan) yang Tidak hanya itu, pada tahun 2018 ACFE Indonesia
dilakukan oleh pihak-pihak di dalam perusahaan. kembali melakukan survei yang menunjukan bahwa
Kecurangan merupakan permasalahan yang terus industri keuangan dan perbankan yang semula
menerus terjadi sampai saat ini, tidak ada organisasi menduduki posisi kedua sebagai industri yang paling
yang dapat menjamin perusahaan mereka akan benar- dirugikan akibat adanya fraud, pada tahun 2018
benar terbebas dari kecurangan. Para pelaku fraud ini meningkat menduduki posisi pertama. Kemudian pada
dapat berasal dari berbagai pihak yang ada di akhir Maret dan April 2021, ACFE Indonesia kembali
perusahaan, baik itu pihak teratas dalam perusahaan mengeluarkan hasil survei yang menyatakan sebanyak
hingga pihak yang berada paling bawah (ACFE 51 persen responden berpendapat bahwa fraud
Indonesia, 2020). Pada tahun 2019, Indonesia semakin meningkat pada organisasi mereka sejak
mengeluarkan hasil survei fraud yang mana hasil terjadinya pandemi Covid-19, serta sebanyak 71
survei tersebut membuktikan bahwa jenis fraud persen responden juga berpendapat bahwa fraud
tertinggi yaitu korupsi sebesar 64,4 persen, semakin meningkat ketika pandemi Covid-19 terjadi.
penyalahgunaan aset sebesar 28,9 persen, dan IIA (The Institute of Internal Auditors)
kecurangan pada laporan keuangan sebesar 6,7 persen. mengemukakan bahwa fraud adalah tindakan yang
dilarang baik itu dalam bentuk penipuan,

135
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

menyembunyikan, atau melanggar kepercayaan. organisasi dapat meraih tujuannya tanpa hambatan
Penipuan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk terjadinya kecurangan (Tuanakotta & Theodorus
memperoleh uang, aset ataupun jasa, serta penipuan 2012). Hal ini didukung oleh temuan Aziz & Othman
yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan secara (2021); Yuniarti (2017); Novandalina et al. (2021);
pribadi atau kelompok. Jalil (2018); Prena & Kusmawan (2020) yang
Beberapa riset terdahulu telah membahas menyatakan anti-fraud awareness memiliki pengaruh
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi yang baik terhadap pencegahan fraud. Akan tetapi,
pencegahan fraud, seperti faktor pengendalian internal temuan tersebut tidak didukung oleh Wulandari &
telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Utami et Nuryanto (2018) yang mengatakan bahwa anti-fraud
al. (2020); Handayani & Kawedar (2021); Samuel et awareness tidak memiliki pengaruh terhadap
al. (2021); Handoyo & Bayunitri (2021); Yuniarti pencegahan fraud.
(2017); Sulistiyanti et al. (2021); Hamdani & Albar Perbedaan riset ini dengan riset sebelumnya
(2016); Suginam (2017); Rahman (2020); Taufik adalah riset terdahulu tidak menggunakan anti-fraud
(2019); Jalil (2018); Adiko et al. (2019); dan awareness sebagai variabel moderasi. Oleh karena itu,
Nyakarimi et al. (2020). Akan tetapi, temuan riset hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk
tersebut masih belum menemukan hasil yang meneliti kembali dan juga membahas pengaruh
konsisten, sehingga riset mengenai pengendalian ini pengendalian internal dan audit internal yang
perlu dilakukan kembali untuk memperoleh temuan dimoderasi oleh anti-fraud awareness terhadap
yang pasti. Faktor pertama yang dapat mempengaruhi pencegahan fraud. Selain itu, penelitian ini penting
pencegahan fraud adalah dengan menerapkan dilakukan karena dapat memberikan masukan kepada
pengendalian internal yang tepat. Dengan melakukan stakeholders yang berkaitan dengan industri perbankan
pengendalian internal yang tepat, setidaknya dapat dalam melakukan pencegahan fraud. Dengan
mengurangi kolusi manajemen dalam melakukan mengetahui hal-hal yang dapat dilakukan untuk
kecurangan (Natasya et al., 2017). pencegahan fraud maka diharapkan dapat
Faktor kedua yang dapat mencegah terjadinya meningkatkan kepercayaan masyarakat yang akan
fraud adalah audit internal. Audit internal merupakan berdampak pada stabilitas sistem keuangan negara.
hal yang penting dari aktivitas organisasi, karena Hasil temuan ini nantinya juga diharapkan mampu
mempunyai efek positif terhadap pencegahan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dengan
kecurangan (Mahendra et al., 2021). Hal ini dibuktikan topik yang sama.
dengan penelitian yang menyatakan bahwa audit
internal memiliki pengaruh positif terhadap 2. TINJAUAN LITERATUR
pencegahan fraud. Penelitian tersebut dilakukan oleh Agency Theory
beberapa peneliti seperti Nurlaela et al. (2021); Brata Jensen & Meckling (1976) mengembangkan teori
& Arnan (2021); Putri et al. (2021); Fahmi & keagenan yang menjelaskan terkait adanya hubungan
Syahputra (2019); Suginam (2017); Yusriwarti (2017); di antara principal dan agent. Penelitian ini
Novianto et al. (2021); Handoyo & Bayunitri (2021); menggunakan agency theory karena dalam kegiatan
Rahman (2020); Santoso et al. (2022); Ginanjar & yang dilakukan oleh perbankan menciptakan hubungan
Syamsul (2020); Rustandy et al. (2019). Akan tetapi, antara principal dan agent. Hubungan tersebut yakni
hasil temuan diatas berbeda dengan temuan Handoko perbankan sebagai agent yang dipercaya untuk
& Amelia (2021) yang mengatakan bahwa audit mengelola dana dan principal yang merupakan
internal tidak mempengaruhi perusahaan dalam investor dan nasabah.
mencegah kecurangan. Teori ini menjelaskan bahwa adanya masalah
Faktor lainnya yang mempengaruhi pencegahan keagenan yang terjadi dikarenakan pihak principal dan
fraud adalah dengan menumbuhkan anti-fraud agent mempunyai tujuan yang berbeda. Hal ini
awareness. Dengan membangun internal control dan mengakibatkan timbulnya potensi terjadinya tindakan
menumbuhkan anti-fraud awareness, perusahaan oportunistik yang dapat menyebabkan asimetri
dapat meminimalisir potensi kecurangan agar informasi dan akan berdampak pada perusahaan.
Selain itu, dikarenakan adanya kepentingan yang

136
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

berbeda antara principal dan agent juga dapat penipuan. Pelaku mempercayai bahwa dirinya dapat
menimbulkan adverse selection dan moral hazard. melakukan penipuan tanpa diketahui (Vousinas, 2019).
Soemarso (2018) menjelaskan bahwa stakeholder Kecurangan banyak terjadi pada perusahaan yang
dapat membuat kesalahan ketika mengangkat dewan mempunyai sistem pengendalian yang rendah, tidak
direksi. Salah pilih (adverse selection) terjadi karena adanya keamanan terhadap properti, serta tidak
kurangnya kemampuan dan karakter direksi serta jelasnya kebijakan mengenai perilaku yang bisa
komisaris. Disamping itu, moral hazard merupakan diterima (Gupta & Gupta, 2015; Nawawi & Salin,
perilaku tidak memberikan informasi kepada calon 2018).
direksi maupun komisaris dengan tujuan kepentingan Faktor terakhir yang dapat memicu kecurangan
pribadi. adalah rasionalisasi. Rasionalisasi merupakan suatu
Adanya conflict of interest yang terjadi antara sikap yang membenarkan perilaku yang salah, mereka
agent dan principal ini mengakibatkan perlunya media merasa benar atas tindakan kesalahan yang dilakukan
untuk menjadi jembatan bagi kedua belah pihak. Teori (Vousinas, 2019).
ini meyakini bahwa laporan keuangan dapat menjadi Untuk melakukan penanganan terhadap kerugian
media untuk menekan konflik antara pihak yang finansial yang disebabkan oleh kecurangan, maka hal
terkait (Jensen & Meckling, 1976). Para individu yang yang paling benar yang dapat dilakukan adalah
berada di dalam perbankan biasanya mempunyai melakukan pencegahan (Adams et al., 2006).
kepentingan yang berbeda dan dapat bertentangan Pencegahan kecurangan sangat dibutuhkan oleh semua
dengan kepentingan para nasabah sebagai stakeholder. organisasi karena kecurangan dapat menimbulkan
berbagai macam kerugian bagi perusahaan, seperti
Pencegahan Fraud kerugian finansial, merusak reputasi, serta dapat
Kecurangan merupakan sebuah tindakan yang menyebabkan jatuhnya perusahaan. Oleh sebab itu,
disengaja oleh satu atau lebih anggota manajemen, sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan
pengelola, karyawan, ataupun pihak ketiga dengan pencegahan kecurangan agar dapat meminimalisir
tujuan untuk memperoleh hasil yang tidak sah dan risiko kerugian. Organisasi yang mampu
melawan hukum (Tuanakotta & Theodorus, 2012). meminimalisir risiko kecurangan akan mendapatkan
Fraud menjadi permasalahan yang terus menerus keunggulan kompetitif, meningkatkan kepercayaan,
terjadi sampai saat ini, tidak ada sebuah organisasi serta meningkatkan reputasi perusahaan. Selain itu
yang dapat menjamin bahwa perusahaan mereka akan dengan melakukan pencegahan kecurangan juga akan
benar-benar terbebas dari ancaman fraud (ACFE meningkatkan kepercayaan investor, partner, auditor,
Indonesia, 2020). Salah satu metode yang bisa dan masyarakat terhadap perusahaan.
dilakukan dalam mendeteksi kecurangan adalah
dengan menggunakan model fraud triangle yang Pengendalian Internal
menyatakan terdapat 3 hal yang dapat memotivasi Pengendalian internal merupakan proses yang
seseorang untuk melakukan fraud yaitu tekanan, direncanakan untuk menjamin sebuah organisasi dapat
peluang, dan rasionalisasi. mencapai tujuannya. Dewan direksi perusahaan,
Hal yang memicu terjadinya kecurangan yang manajemen, serta semua pihak yang terlibat dalam
pertama adalah tekanan yang dapat berasal dari perusahaan ikut berpengaruh dalam proses
tekanan finansial maupun non finansial. Tekanan pengendalian internal (COSO, 2013). Pengendalian
terjadi dalam berbagai bentuk, seperti tekanan internal bukan hanya melakukan pemeriksaan
terhadap kebutuhan keuangan, kebutuhan terhadap manajemen, akan tetapi juga melakukan sistem kontrol
laporan yang baik karena adanya tuntutan yang harus pada bidang keuangan, pengamanan aset, dan menjaga
memenuhi target, serta hal lainnya. Karena adanya keakuratan dan keandalan laporan (Mary, 2017).
tekanan inilah yang dapat mendorong terjadinya Pengendalian internal pada setiap kegiatan
kecurangan di dalam sebuah perusahaan (Vousinas, perusahaan merupakan pencegahan utama kecurangan.
2019). Dalam pencegahan kecurangan, pengendalian internal
Faktor yang selanjutnya adalah kesempatan atau haruslah dapat diandalkan pada setiap struktur
peluang yang dimiliki pelaku untuk melakukan

137
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

pengendalian serta melakukan praktik yang baik pada Hubungan Pengendalian Internal terhadap
pelaksanaannya (Utami et al., 2020). Pencegahan Fraud
Pencegahan terpenting kecurangan adalah adanya
Audit Internal sistem pengendalian internal di dalam perusahaan.
Audit internal merupakan suatu kegiatan Untuk mencegah kecurangan secara efektif, internal
terpercaya, objektif serta independen, yang dibuat perusahaan haruslah terampil pada setiap struktur
dengan tujuan untuk memberikan nilai tambah dan pengendalian serta mempraktikkannya dengan baik
meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Audit (Karyono, 2013). Pengendalian internal berhubungan
internal bertujuan membantu perusahaan untuk erat dengan pencegahan kecurangan. Sistem
mencapai tujuannya dengan cara yang sistematis untuk pengendalian internal yang baik akan membantu
memperbaiki dan meningkatkan efektivitas perusahaan menjalankan kegiatannya secara efektif
manajemen risiko, pengendalian, serta tata kelola dan efisien (Tuginam, 2014).
(Anderson et al., 2017). Pencegahan utama terhadap fraud ialah dengan
Audit internal berfungsi untuk memberikan membangun pengendalian internal pada setiap
penilaian yang objektif pada aktivitas perusahaan, aktivitas organisasi. Pengendalian internal untuk
serta untuk memberikan saran pada pihak manajemen pencegahan fraud haruslah bisa diandalkan pada setiap
agar dapat melakukan tanggung jawabnya secara desain struktur pengendalian dan praktik yang baik
efektif (Tuginam, 2014). Audit internal mempunyai dalam pelaksanaannya (Utami et al, 2020).
tujuan untuk membantu manajemen menjalankan
tugasnya dengan memberikan analisis penilaian, saran, H1: Pengendalian internal berpengaruh terhadap
serta komentar aktivitas yang telah ditelaah (Agoes, pencegahan fraud.
2017).
Hubungan Audit Internal terhadap Pencegahan
Anti-fraud Awareness Fraud
Anti-fraud awareness merupakan usaha yang Cara lain untuk dapat mencegah terjadinya
dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran pada semua kecurangan di dalam perusahaan adalah dengan
pihak yang ada di dalam perusahaan tentang meningkatkan efektivitas audit internal. Dengan
pentingnya pencegahan kecurangan. Dengan adanya audit internal, perusahaan diharapkan dapat
leadership dan juga kesadaran anti-fraud yang baik, mencapai tujuannya secara sistematis dan disiplin
maka diharapkan akan mampu membangun kesadaran mengevaluasi serta meningkatkan proses manajemen
pada personel perusahaan dan mengontrol terjadinya risiko, pengendalian, dan tata kelola (Reding et al.,
kecurangan. Moral anti kecurangan harus dapat 2013). Auditor internal menjadi orang yang tepat
menjiwai semua kebijakan dan regulasi yang dalam melakukan manajemen risiko, pengendalian
ditetapkan perusahaan (Yuniarti, 2017). internal, sehingga tata kelola perusahaan menjadi lebih
Tuanakotta & Theodorus (2012) berpendapat baik, dan hal ini akan menambah nilai bagi perusahaan
bahwa terdapat 2 konsep selain internal control dalam (Kumaat, 2011).
hal mencegah terjadinya penipuan, yakni Temuan lainnya oleh Nurlaela et al. (2021) bahwa
menumbuhkan anti-fraud awareness (kesadaran anti peran audit internal dan profesionalisme auditor
kecurangan) dan fraud-risk assessment (penilaian berpengaruh signifikan terhadap pencegahan fraud.
risiko kecurangan). Dengan membangun internal Profesionalisme audit internal merupakan hal yang
control dan menumbuhkan anti-fraud awareness, sangat diperlukan dalam mencegah terjadinya
perusahaan dapat meminimalisirkan kecurangan dan kecurangan.
mencapai tujuannya tanpa hambatan terjadinya
kecurangan. H2: Audit internal berpengaruh terhadap pencegahan
fraud.

138
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

Hubungan Pengendalian Internal dan Audit perseroan, bank pembangunan daerah, dan bank
Internal terhadap Pencegahan Fraud dengan Anti- swasta nasional yang berjumlah 107 bank. Responden
fraud Awareness sebagai Variabel Moderasi pada penelitian ini merupakan pegawai yang bekerja
Menumbuhkan kesadaran anti-fraud dapat pada perbankan Indonesia. Responden penelitian
mencegah terjadinya kecurangan. Yuniarti (2017) terdiri dari teller, customer service (cs), staf back
menyatakan bahwa anti-fraud awareness berpengaruh office (bo), account officer (ao), sales officer, funding
positif terhadap pencegahan kecurangan. Hal ini juga officer, auditor, supervisor, manager, kepala cabang,
didukung dengan temuan Aziz & Othman (2021) yang dan lainnya. Kuesioner dikelola menggunakan Google
menyatakan bahwa kesadaran kecurangan mempunyai Form yang kemudian disebarkan kepada responden
dampak positif signifikan terhadap efektivitas dari melalui email, whatsapp, instagram, dan media sosial
deteksi dan pencegahan kecurangan. lainnya. Kuesioner disebarkan secara online sebanyak
Temuan oleh Kartadjumena et al. (2021) 1133 kuesioner, dengan pengembalian sebanyak 138
menyatakan bahwa anti-fraud awareness mampu kuesioner.
menjadi pemoderasi hubungan antara sistem
pengendalian pemerintah dengan pencegahan Pengukuran
kecurangan. Hal ini berarti bahwa anti-fraud Variabel pencegahan fraud pada penelitian ini
awareness yang tinggi dapat menurunkan peran sistem menggunakan 4 indikator yang dikemukakan oleh
pengendalian internal dalam mencegah terjadinya Priantara (2013) yang terdiri dari membangun struktur
kecurangan karena terbentuknya lingkungan dan juga pengendalian internal yang baik, membuat kegiatan
individu yang anti terhadap tindakan kecurangan. pengendalian menjadi efektif, meningkatkan budaya
Selain itu, anti-fraud awareness juga berperan dalam organisasi, dan melaksanakan fungsi audit internal
membangun kesadaran para auditor internal untuk secara efektif. Sementara untuk pengendalian internal
tidak mementingkan kepentingan pribadinya dan menggunakan 5 indikator yang dicetuskan oleh COSO
menekan potensi terjadinya kecurangan seperti (2013) yang terdiri dari lingkungan pengendalian,
keinginan untuk memperoleh keuntungan dari penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
perusahaan dengan cara yang curang atau komunikasi, dan pengawasan.
memanipulasi laporan keuangan dan tidak Lebih lanjut untuk audit internal menggunakan
membagikan informasi yang benar kepada pemegang indikator dari Tuginam (2014) yang terdiri dari
saham. independensi, kemampuan profesional, lingkup
pekerjaan, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, dan
H3: Pengendalian internal dan audit internal manajemen bagian audit internal. Indikator ini telah
berpengaruh terhadap pencegahan fraud dengan anti- digunakan oleh penelitian serupa yaitu Yusriwarti
fraud awareness sebagai variabel moderasi. (2017) yang meneliti topik yang sama. Sementara anti-
fraud awareness menggunakan indikator yang berasal
dari Statement of Auditing Standards (SAS) No. 99,
yaitu menciptakan dan memelihara budaya kejujuran
dan etika yang tinggi, melaksanakan evaluasi anti-
fraud dan pengendalian, serta mengembangkan proses
pengendalian yang tepat.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Metode Analisis


PLS-SEM (Partial Least Square-Structural
3. METODE PENELITIAN Equation Modelling) merupakan metode yang dipakai
Populasi, Sampel, dan Pengumpulan Data dalam penelitian ini dengan menggunakan software
Populasi riset ini adalah seluruh perbankan WarpPLS versi 7.0 sebagai alat pengolah data.
Indonesia, dengan penentuan sampel menggunakan Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan tiga
metode random sampling dengan mengambil bank tahapan, yaitu pengujian outer model, pengujian inner
umum sebagai sampel. Bank umum terdiri dari bank model, dan pengujian hipotesis.

139
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

Indikator Penilaian Uraian Frekuensi Persentase


Penelitian ini menggunakan 2 indikator penilaian Pendidikan Terakhir
SMA 13 9,4%
yaitu, outer model dan inner model. Outer model
D3 6 6,5%
bertujuan untuk mengetahui reliabilitas dan validitas S1 110 79,7%
suatu data. Pada outer model terdapat 4 hal yang S2 6 4,3%
dilihat yaitu convergent validity, discriminant validity, Total 138 100%
indicator validity, dan composite reliability (Ghozali Lama Bekerja
1-5 Tahun 88 63,8%
& Latan (2014), sedangkan inner model bertujuan
6-10 Tahun 42 30,4%
untuk melihat nilai R-Square pada setiap variabel laten > 11 Tahun 8 5,8%
endogen. Adapun pengujian inner model terdiri dari, Total 138 100%
coefficients of determination (R2), effect size (F2),
predictive relevance (Q2), dan ukuran q2 effect. Dari uraian tabel diatas dapat dilihat gambaran
tentang jenis kelamin, usia, jenis perbankan, jabatan
4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN karyawan, pendidikan karyawan, dan lama bekerja
Deskripsi Karakteristik Responden responden. Responden perempuan lebih banyak
Gambaran umum karakteristik responden dibandingkan dengan responden laki-laki, yaitu
penelitian yang meliputi jenis kelamin, usia, jenis berjumlah 85 orang (61,6%). Dari tingkat usia,
perbankan, jabatan, pendidikan terakhir, serta lama mayoritas usia responden berada pada usia 21-30
bekerja akan diuraikan lebih lanjut dalam tabel tahun (78,3%).
berikut: Dari segi jenis perbankan, sebagian besar
responden berasa dari bank perseroan (56,5%). Lalu
Tabel 1. Karakteristik Responden
dari sisi jabatan responden yang paling banyak yaitu
Uraian Frekuensi Persentase
posisi Teller sebanyak 43 orang (31,2%). Untuk
Jenis Kelamin:
Laki-Laki 53 38,4% pendidikan terakhir para responden rata-rata
Perempuan 85 61,6% berpendidikan Strata 1 (S1) yaitu sebanyak 110 orang
Total 138 100% (79,7%), serta untuk lama bekerja responden sebagian
Usia: besar memiliki masa kerja 1-5 tahun yaitu 88 orang
21-30 108 78,3%
(63,8%). Hal ini menunjukan bahwa responden sudah
31-40 27 19,6%
41-50 3 2,2% memiliki cukup pengalaman dalam bekerja karena
Total 138 100% mereka telah bekerja di atas 1 tahun lamanya, sehingga
Jenis Perbankan bisa dikatakan responden telah mengetahui dengan
Bank Perseroan 78 56,5% baik bagaimana kondisi dan lingkungan
Bank Pembangunan Daerah 19 13,8%
perusahaannya.
(BPD)
Bank Swasta Nasional 32 23,2%
Bank lainnya (bank cabang 9 6,5% Hasil Pengujian Outer Model
luar negeri) Composite Reliability (CR) merupakan alat ukur
Total 138 100% dari internal consistency reliability yang digunakan
Jabatan:
untuk mengukur reliabilitas variabel secara
Teller 43 31,2%
Customer Service (CS) 37 26,8% keseluruhan Hasil uji reliabilitas menunjukkan hasil
Staf Back Office (BO) 7 5,1% yang baik, dimana nilai CR masing masing variabel
Account Officer (AO) 6 4,3% yaitu 0,943 untuk Pengendalian Internal, 0,902 untuk
Sales Officer 2 1,4% Audit Internal, 0,949 untuk Anti-fraud Awareness, dan
Funding Officer 14 10,1%
0,956 untuk Pencegahan Fraud. Hasil ini dikatakan
Auditor 1 0,7%
Supervisor 10 7,2% baik karena telah memenuhi standar > 0,70. Lalu
Manager 5 3,6% untuk Average Variance Extracted (AVE) yang
Kepala Cabang 2 1,4% merupakan parameter dari uji validitas convergent
Lainnya 11 8%
dengan tujuan untuk mengukur validitas menunjukkan
Total 138 100%
nilai yang secara keseluruhan telah memenuhi standar

140
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

karena bernilai > 0.50. Sementara nilai √AVE yang bermakna bahwa model tersebut bebas dari masalah
digunakan untuk menguji discriminant validity kausalitas, sedangkan untuk nilai NLBCDR sudah
masing-masing variabel sangat baik, karena nilai cukup baik karena bernilai > 0,7.
√AVE setiap variabel lebih besar dari nilai AVE. Nilai Adjusted R-square sebesar 0,804 bermakna
Cronbach’s alpha tiap variabel menunjukan hasil bahwa 80,4% perubahan yang terjadi dalam variabel
yang baik dimana pengendalian internal, audit internal, pencegahan fraud dapat dijelaskan oleh perubahan-
anti-fraud awareness, dan pencegahan fraud perubahan dalam variabel pengendalian internal, audit
menunjukkan nilai diatas > 0,50, sehingga dapat internal, dan anti-fraud awareness. Sementara nilai Q-
dikatakan sudah memenuhi reliabilitas konsistensi square pencegahan fraud diperoleh sebesar 0,811 yang
internal. Selain itu, nilai full collinearity VIF tiap bermakna bahwa model tersebut sudah memiliki
variabel cukup baik karena bernilai < 5, dengan predictive relevance.
demikian model tersebut tidak memiliki masalah
vertical maupun lateral collinearity. Hasil Pengujian Hipotesis
Gambar berikut merupakan hasil uji statistik
Hasil Pengujian Inner Model dengan menggunakan WarpPLS 7.0.
Model penelitian ini telah memiliki good fit yang
baik dengan nilai p-value APC yang diperoleh yaitu
sebesar 0,001. Lalu model ini juga memiliki ARS
sebesar 0,716, AARS sebesar 0,711, dan AVIF sebesar
2,529 yang mana nilai tersebut telah memenuhi nilai
idealnya yaitu < 3,3. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ditemukannya masalah multikolinearitas antar
indikator dan antar variabel independen.
Nilai Gof yang diperoleh pada model ini sebesar
0,652, yang berarti bahwa model ini termasuk dalam
kategori yang besar. Lalu model ini juga memiliki nilai
SPR, RSCR, dan SSR yang sama yaitu 1,000. Hal ini Gambar 1. Model Fit

Tabel 2. Hasil Estimasi Path Coefficient dan P-value


Jalur Hipotesis Koefisien Koefisien Nilai P Kesimpulan
Jalur
PI PF H1 0,205 0,20 0,006 Diterima
AI PF H2 0,184 0,18 0,013 Diterima
AFA PF H3 0,583 0,58 < 0,001 Diterima
AFA * PI H4 0,527 0,53 < 0,001 Diterima
AFA * AI H5 0,314 0,31 < 0,001 Diterima

Tabel di atas menunjukkan bahwa pengendalian Anti-fraud awareness memperoleh nilai path
internal mempunyai nilai path coefficients 0,205 dan coefficients sebesar 0,583 dan p-value < 0,001 yang
p-value < 0,001 yang lebih kecil dari 0,05, maka H1 lebih kecil dari 0,05, maka H3 diterima. Hal ini
diterima. Oleh karenanya dapat ditarik kesimpulan bermakna bahwa anti-fraud awareness berpengaruh
bahwa pengendalian internal memiliki hubungan positif terhadap pencegahan fraud. Lalu untuk anti-
positif terhadap pencegahan fraud. Selanjutnya untuk fraud awareness sebagai variabel moderasi memiliki
audit internal memiliki nilai path coefficients sebesar nilai path coefficients sebesar 0,527 dan 0,314, dengan
0,184 dengan p-value < 0,001 yang lebih kecil dari nilai p-value yang sama yaitu < 0,001 yang berarti
0,05, maka H2 diterima. Hasil ini juga menyimpulkan bahwa anti-fraud awareness mampu menjadi
bahwa audit internal berhubungan positif terhadap pemoderasi hubungan antara pengendalian internal
pencegahan fraud. dengan audit internal terhadap pencegahan fraud.

141
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

Pembahasan jawab untuk melakukan penilaian atas kewajaran


Pengaruh Pengendalian Internal terhadap laporan keuangan perusahaan. Selain itu, auditor
Pencegahan Fraud berperan dalam meminimalisir asimetri informasi serta
Hasil penelitian ini relevan dengan teori keagenan masalah keagenan. Konflik yang muncul akibat
yang menyatakan adanya hubungan antara agent dan masalah keagenan dapat meningkatkan kualitas audit,
principal. Dalam perusahaan perbankan, manajemen seperti ketika auditor mengalami konflik keagenan
berperan sebagai agent dan nasabah berperan sebagai yang rumit, maka auditor akan melakukan peningkatan
principal. Manajemen perbankan merupakan pihak terhadap kualitas audit yang dihasilkan.
yang mengelola perusahaan dan lebih mengetahui Hasil temuan ini sejalan dengan temuan
tentang keuangan dalam perusahaan, sehingga sebelumnya oleh Nurlaela et al. (2021); Brata & Arnan
manajemen wajib menyusun laporan keuangan untuk (2021); Putri et al. (2021); Fahmi & Syahputra (2019);
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Suginam (2017); Yusriwarti (2017); Novianto et al.
Selain itu, pengendalian internal juga diperlukan untuk (2021); Handoyo & Bayunitri (2021); Rahman (2020);
mengawasi perilaku para agent (manajemen). Santoso et al. (2022); Ginanjar & Syamsul (2020);
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semakin Rustandy et al. (2019) yang berpendapat bahwa audit
baik pengendalian internal sebuah organisasi maka internal memiliki pengaruh positif terhadap
semakin baik pula upaya pencegahan fraud pencegahan fraud. Kesimpulannya, keberadaan audit
didalamnya. Hal ini didukung oleh penelitian internal dalam perusahaan dapat melakukan penilaian
sebelumnya yang dilakukan oleh Utami et al. (2020); atas kewajaran laporan keuangan, sehingga laporan
Handayani & Kawedar (2021); Samuel et al. (2021); keuangan dilaporkan dengan benar dan bebas dari
Handoyo & Bayunitri (2021); Yuniarti (2017); potensi kecurangan. Selain itu, audit internal juga
Sulistiyanti et al. (2021); Hamdani & Albar (2016); berfungsi untuk memberikan penilaian yang objektif
Suginam (2017); Rahman (2020); dan Taufik (2019) pada aktivitas perusahaan, serta memberikan saran
yang membuktikan bahwa pengendalian internal pada pihak manajemen agar dapat melakukan
berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud. tanggung jawabnya secara efektif.
Kesimpulannya, keberadaan pengendalian internal
dapat membuat organisasi mempertanggungjawabkan Pengaruh Anti-fraud Awareness sebagai
semua kegiatan dan aktivitas yang menjadi Pemoderasi
kewenangannya kepada pihak principal. Anti-fraud awareness merupakan usaha yang
dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran semua
Pengaruh Audit Internal terhadap Pencegahan pihak dalam perusahaan tentang pentingnya
Fraud pencegahan kecurangan. Dengan leadership yang baik
Audit internal merupakan kegiatan terpercaya, dan juga kesadaran kecurangan yang tinggi maka
objektif, serta independen yang dibuat dengan tujuan diharapkan akan mampu meningkatkan kesadaran
menambah nilai dan meningkatkan kegiatan pada semua pihak dalam perusahaan dan mengontrol
operasional perusahaan. Audit internal bertujuan untuk terjadinya kecurangan. Moral anti kecurangan harus
membantu perusahaan dalam meraih tujuannya dengan dapat menjiwai seluruh kebijakan dan regulasi yang
menggunakan metode sistematis dalam perbaikan dan ditetapkan perusahaan (Yuniarti, 2017).
peningkatan efektivitas manajemen risiko, Hasil ini relevan dengan agency theory dimana
pengendalian, serta tata kelola (Anderson et al., 2017). Eisenhardt (1989) menjelaskan bahwa terdapat tiga hal
Hasil ini relevan dengan teori keagenan yang yang menjadi asumsi sifat dasar manusia yaitu:
menjelaskan bahwa masalah yang terjadi antara agent pertama, self interest yang pada umumnya manusia
dan principal memerlukan pihak yang dapat menjadi memiliki ego atau mementingkan pribadi dan tidak
mediator untuk menjembatani kepentingan antara memperhatikan kepentingan orang lain. Kedua,
agent dan principal. Auditor yang melakukan kegiatan bounded rationality yang menjelaskan manusia
audit dapat menjadi orang ketiga yang dapat mempunyai intelek yang terbatas tentang hal yang
menengahi hubungan antara agent dan principal ketika akan terjadi kedepannya. Ketiga, risk averse yang
terjadi perbedaan kepentingan. Auditor bertanggung menjelaskan bahwa manusia akan selalu menghindari

142
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

risiko. Dengan adanya anti-fraud awareness maka Daftar Pustaka


akan dapat menumbuhkan kesadaran para agent agar ACFE Indonesia. (2020). Survei Fraud Indonesia
tidak mementingkan kepentingan pribadinya dan dapat 2019. Diakses 20 Februari 2022, dari https://acfe-
menekan potensi terjadinya kecurangan, seperti indonesia.or.id/survei-fraud-indonesia/
keinginan untuk memperoleh laba dari perusahaan Adams, G. W., Campbell, D. R., Campbell, M., &
dengan cara curang atau memanipulasi laporan Rose, M. P. (2006). Fraud Prevention. The CPA
keuangan dan tidak menyampaikan informasi yang Journal, 76(1), 56.
benar kepada pemegang saham. Adiko, R. G., Astuty, W., & Hafsah, H. (2019).
Pengaruh Pengendalian Intern, Etika Auditor, dan
5. KESIMPULAN Good Corporate Governance terhadap
Berdasarkan hasil penelitian ini, pengendalian Pencegahan Fraud PT. Inalum. Jurnal Akuntansi
internal dan audit internal berpengaruh terhadap dan Keuangan Kontemporer (JAKK), 2(1), 52-68.
pencegahan fraud pada industri perbankan Indonesia. Agoes, S. (2017). Auditing: Petunjuk Praktis
Hal ini berarti bahwa dengan adanya pengendalian Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Edisi
internal di dalam perusahaan maka potensi kecurangan Kelima, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
dapat ditekan. Pengendalian internal menjadi faktor Anderson, U. L., Head, M. J., Ramamoorti, S., Riddle,
yang penting dan sangat efektif dalam mencegah C., Salamasick, M., & Sobel, P. J. (2017).
kecurangan. Jika pengendalian internal tidak kuat Internal Auditing: Assurance & Advisory
maka kecurangan akan dengan mudah terjadi. Audit Services. Lake Mary: Institute of Internal
internal mempunyai pengaruh positif terhadap Auditors Research Foundation.
pencegahan fraud. Hal ini juga membuktikan bahwa Aziz, F. L. A., & Othman, I. W. (2021). Internal
audit internal telah dijalankan dengan baik dan auditor Auditors’ Perception on the Efficacy of Fraud
yang memiliki profesionalisme sangat dibutuhkan oleh Prevention and Detection in the Public Sector.
perusahaan karena dapat menjadi media awal dalam Universal Journal of Accounting and Finance,
mendeteksi kecurangan. Lalu Anti-fraud awareness 9(4), 764–772.
juga mampu menjadi pemoderasi antara pengendalian https://doi.org/10.13189/ujaf.2021.090422
internal dan audit internal terhadap pencegahan fraud. Brata, I. O. D., & Arnan, S. G. (2021). The Influence
Hal ini berarti bahwa dengan membangun kesadaran of Internal Audit Toward Fraud Prevention in
anti-fraud pada setiap personel perusahaan termasuk One of Banks in Bandung. Turkish Journal of
auditor internal dapat meningkatkan kesadaran Computer and Mathematics Education, 12(8),
personel perusahaan tentang pentingnya mencegah diri 840–845.
dari perilaku kecurangan. COSO. (2013). COSO Internal Control — Integrated
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan Framework. Diakses 25 Februari 2022, dari
diantaranya yaitu pengumpulan data hanya berupa https://www.coso.org/Shared%20Documents/CR
distribusi kuesioner secara online melalui email, OWE-COSO-Internal-Control-Integrated-
sehingga banyak kuesioner yang tidak kembali karena Framework.pdf
jarangnya responden dalam mengakses email. Eisenhardt, K. M. (1989). Agency theory: An
Saran bagi penelitian selanjutnya untuk Assessment and Review. Academy of
menambahkan variabel moderasi agar tidak hanya Management Review, 14(1), 57-74.
melihat pengaruh dari variabel independen terhadap Fahmi, M., & Syahputra, M. R. (2019). Peranan Audit
variabel dependen saja, akan tetapi juga melihat Internal Dalam Pencegahan (Fraud). Liabilities
variabel moderasi lainnya yang dapat memperkuat (Jurnal Pendidikan Akuntansi), 2(1), 24–36.
hubungan antara pengendalian internal atau audit https://doi.org/10.30596/liabilities.v2i1.3327
internal terhadap pencegahan fraud. Ghozali, I., & Latan, H. (2014). Partial Least Squares
Konsep, Metode dan Aplikasi Menggunakan
Program WarpPLS 4.0. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

143
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

Ginanjar, Y., & Syamsul, E. M. (2020). Peran Auditor Kumaat, V. G. (2011). Internal Audit. Jakarta:
Internal dalam Pendeteksian dan Pencegahan Penerbit Erlangga.
Fraud Pada Bank Syariah di Kota Bandung. Mahendra, K. Y., Dewi, A. E. T., & Rini, G. A. I. S.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(3), 529–534. (2021). Pengaruh Audit Internal dan Efektivitas
https://doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1392 Pengendalian Internal terhadap Pencegahan
Gupta, P. K., & Gupta, S. (2015). Corporate Frauds in Kecurangan (Fraud) pada Bank BUMN di
India–Perceptions and Emerging Issues. Journal Denpasar. Jurnal Riset Akuntansi Warmadewa,
of Financial Crime, 22(1), 79-103. 2(1), 1-4.
https://doi.org/10.1108/JFC-07-2013-0045 Mary, A. I. (2017). Impact of Effective Internal
Hamdani, R., & Albar, A. R. (2016). Internal Controls Control in the Management of Mother and Child
in Fraud Prevention Effort. Jurnal Akuntansi & Hospital Akure, Ondo State. Journal of Finance
Auditing Indonesia, 20(2), 128–134. and Accounting, 5(1), 61-73.
https://doi.org/10.20885/jaai.vol20.iss2.art5 Natasya, T. N., Karamoy, H., & Lambey, R. (2017).
Handayani, S., & Kawedar, W. (2021). Could the Pengaruh Komitmen Organisasi dan Pengendalian
Minimization of Opportunity Prevent Fraud? An Internal terhadap Resiko Terjadinya Kecurangan
Empirical Study in the Auditors’ Perspective. (Fraud) dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan di
Accounting, 7, 1157–1166. Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda Sulut.
https://doi.org/10.5267/j.ac.2021.2.023 Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 12(2),
Handoko, B. L., & Amelia, R. (2021). Implementation 847–856.
of Good Corporate Governance, Internal Audit, https://doi.org/10.32400/gc.12.2.18274.2017
Whistle-Blowing System for Fraud Prevention in Nawawi, A., & Salin, A. S. A. P. (2018). Internal
State-Owned Enterprise. ACM International Control and Employees’ Occupational Fraud on
Conference Proceeding Series, 305–310. Expenditure Claims. Journal of Financial Crime,
https://doi.org/10.1145/3481127.3481144 25(3), 891-906. https://doi.org/10.1108/JFC-07-
Handoyo, B. R. M., & Bayunitri, B. I. (2021). The 2017-0067
Influence of Internal Audit and Internal Control Novandalina, A., Sarbullah, & Adriyanto, A. T.
Toward Fraud Prevention. International Journal (2021). Pengaruh Sistem Pengendalian Internal,
of Financial, Accounting, and Management, 3(1), Anti-fraud Awareness dan Asimetri Informasi
45–64. https://doi.org/10.35912/ijfam.v3i1.181 Terhadap Pencegahan Fraud pada Bank BCA
Jalil, F. Y. (2018). Internal Control, Anti-Fraud KCU Semarang. Prosiding Seminar Nasional &
Awareness, and Prevention of Fraud. Etikonomi: Call for Paper STIE AAS, 224–234.
Jurnal Ekonomi, 17(2), 297–306. Novianto, R. A., Sari, W. K., Nugroho, I., Anjora, F.
https://doi.org/10.15408/etk.v17i2.7473 B. P. Y., Zaidan, R., & Veronica, A. C. (2021).
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Effect of Internal Audit on Fraud Prevention
the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs (Case Study on PT. X). Review of International
and Ownership Structure. Journal of Financial Geographical Education, 11(3), 1642–1652.
Economics, 3(4), 305-360. https://doi.org/10.48047/rigeo.11.3.159
Kartadjumena, E., & Indriyati, N. (2021). Pengaruh Nurlaela, E., Mappanyukki, R., & Surjandari, D. A.
Moderasi Kesadaran Anti Kecurangan dan (2021). The Effect of the Internal Audit Roles and
Moralitas pada Hubungan Sistem Pengendalian Auditor Professionalism on Fraud Prevention.
Intern Pemerintah dengan Pencegahan Studies in Media and Communication, 9(2), 24–
Kecurangan di Balai Besar Kementerian 35. https://doi.org/10.11114/smc.v9i2.5324
Perindustrian Kota Bandung. Jurnal Riset Nyakarimi, S. N., Kariuki, S. N., & Kariuki, P. (2020).
Akuntansi Mercu Buana, 7(1), 25-35. Application of Internal Control System in Fraud
Karyono. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta: CV. Prevention in Banking Sector. International
Andi. Journal of Scientific & Technology Research,
9(03), 6524–6536.

144
IBilla & Indriani, JIMEKA Vol. 8, No. 1, Februari 2023

Prena, G. D., & Kusmawan, R. M. (2020). Faktor- (Studi Kasus pada PT. Tolan Tiga Indonesia).
faktor Pendukung Pencegahan Fraud pada Bank Riset & Jurnal Akuntansi, 1(1), 22–28.
Perkreditan Rakyat. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Sulistiyanti, R., Rahmah, S., & Arizah, A. (2021).
5(1), 84–105. PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL,
Priantara. (2013). Fraud Auditing & Investigation. KOMITMEN ORGANISASI DAN PERILAKU
Jakarta: Mitra Wacana Media. ETIS KARYAWAN TERHADAP
Putri, R. G., Ismatullah, I., & Sudarma, A. (2021). PENCEGAHAN FRAUD PADA PT BANK
Pencegahan Kecurangan Melalui Audit Internal. RAKYAT INDONESIA. YUME : Journal of
Budgeting : Journal of Business, Management Management. 4(3), 39–47.
and Accounting, 2(2), 409–509. https://doi.org/10.37531/yume.vxix.356
https://doi.org/10.31539/budgeting.v2i2.1747 Taufik, T. (2019). The Effect of Internal Control
Rahman, K. G. (2020). Sistem Pengendalian Internal System Implementation in Realizing Good
dan Peran Audit Internal terhadap Pencegahan Governance and Its Impact on Fraud Prevention.
Kecurangan. Bongaya Journal for Research in International Journal of Scientific & Technology
Accounting, 3(1), 20–27. Research, 8(09), 2159–2165.
Reding, K., Sobel, P., Anderson, U., Head, M., Tuanakotta, & Theodorus, M. (2012). Akuntansi
Ramamoorti, S., Salamasick, M. and Riddle, C. Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Lembaga
(2013). Internal Auditing. Lake Mary: Institute of Penerbit FE UI.
Internal Auditors Research Foundation. Tuginam, H. (2014). Standar Profesional Audit
Rustandy, T., Nasihin, I., Lokamandala, M. A., & Internal. Yogyakarta: Kanisius.
Mubin, M. (2019). The Effect of Internal Audit Utami, W., Nugroho, L., Mappanyuki, R., &
on Fraud Prevention at PT Pos Indonesia. JASS Yelvionita, V. (2020). Early Warning Fraud
(Journal of Accounting for Sustainable Society), Determinants in Banking Industries. Asian
1(02), 126–135. Economic and Financial Review, 10(6), 604–627.
https://doi.org/10.35310/jass.v1i02.232 https://doi.org/10.18488/journal.aefr.2020.106.60
Samuel, O., Pelumi, I., & Fasilat, O. (2021). Effect of 4.627
Internal Control System on Fraud Prevention Vousinas, G. L. (2019). Advancing Theory of Fraud:
Among Deposit Money Banks in Kwara State, The SCORE Model. Journal of Financial Crime,
Nigeria. International Journal of 26(1), 372-381.
Multidisciplinary Research and Growth Wulandari, D. N., & Nuryanto, M. (2018). Pengaruh
Evaluation, 2(1), 264–271. Pengendalian Internal, Kesadaran Anti-Fraud,
Santoso, R. P., Sabila, S. N., Rachman, A. A., & Integritas, Independensi, dan Profesionalisme
Saudi, M. H. (2022). THE INFLUENCE OF terhadap Pencegahan Kecurangan. Jurnal Riset
INTERNAL AUDIT ON FRAUD Akuntansi Mercu Buana, 4(2), 117.
PREVENTION AT PT. POS INDONESIA https://doi.org/10.26486/jramb.v4i2.557
(PERSERO) BANDUNG. Central Asia & The Yuniarti, R. D. (2017). Pengaruh Pengendalian
Caucasus (14046091), 23(1), 3852–3865. Internal dan Kesadaran Anti-Penipuan pada
https://doi.org/10.37178/ca-c.23.1.284 Pencegahan Penipuan (Survei Pada Organisasi
Soemarso, S. R. (2018). Ethics in Business & The Antar Pemerintah). Journal of Economics,
Accounting Profession and Corporate Business, and Accountancy Ventura, 20(1), 113–
Governance. Jakarta: Salemba Empat. 124. https://doi.org/10.14414/ jebav.v20i1.626
Statement on Auditing Standards No. 99: Yusriwarti. (2017). Pengaruh Peran Audit Internal
Consideration of Fraud in a Financial Statement terhadap Pencegahan Kecurangan pada
Audit Perusahaan Perbankan di Pekanbaru. Jurnal
Suginam. (2017). Pengaruh Peran Audit Internal dan Akuntansi dan Keuangan, 6(2), 1–13.
Pengendalian Intern terhadap Pencegahan Fraud

145

Anda mungkin juga menyukai