DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................2
1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah.......................................................2
1.2. Tujuan Khusus..................................................................................................5
1.3. Manfaat Penelitian...........................................................................................5
1.4. Keutamaan Penelitian......................................................................................5
1.5. Temuan yang Ditargetkan...............................................................................6
1.6. Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan......................................6
1.7. Luaran Penelitian..............................................................................................6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1. Overview Fraud Triangle Theory dan Teori Atribusi..................................6
2.2. Skeptisme Profesional dan Pendeteksian Fraud Beban Kerja,
Wistleblowing, Self-Efficacy...........................................................................7
2.3. Perumusan Hipotesis........................................................................................8
BAB 3. METODE PENELITIAN.........................................................................9
3.1. Populasi dan Penentuan Sampel.....................................................................9
3.2. Definisi Operasional Variabel.........................................................................9
3.3. Jenis dan Sumber Data.....................................................................................9
3.4. Metode Pengumpulan Data.............................................................................9
3.4. Teknik Analisis Data........................................................................................9
3.5. Tahapan Penelitian.........................................................................................10
3.6. Luaran dan Target Capaian...........................................................................12
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
LAMPIRAN..........................................................................................................14
i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah
Pendeteksian fraud (kecurangan) merupakan proses menemukan bukti fraud
yang dicapai dengan rancangan pengendalian internal yang baik, pengawasan,
pemantauan dan aktif mencari bukti terjadinya tindakan fraud (Kranacher and
Riley, 2020). Hal tersebut menjadi upaya untuk mendapatkan indikasi awal yang
cukup, mengenai tindakan fraud, sekaligus mempersempit ruang gerak pelaku
(Salem, 2012). Fraud yang umumnya dilakukan secara tersembunyi,
menyebabkan sulitnya memastikan benar tidaknya tindakan tersebut terjadi
(Yuara, Ibrahim and Diantimala, 2018). Banyaknya motivasi serta metode dalam
melakukan fraud, menyebabkan pendeteksian fraud tidak selalu mendapatkan titik
terang (Kassem and Higson, 2012). Meskipun demikian, auditor tetap dituntut
untuk dapat mendeteksi fraud dalam pelaksanaan tugasnya, seandainya tindakan
tersebut terjadi (Salem, 2012).
Keberadaan auditor internal yang merupakan bagian dari pengendalian
internal dapat berfungsi untuk membantu mencegah dan mendeteksi fraud yang
mungkin terjadi (Hartan and Waluyo, 2016). Kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud ditentukan oleh kekuatan internal Menurut teori atribusi, selain
kekuatan eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu, perilaku
individu juga ditentukan oleh kekuatan internal misalnya sifat, karakter, sikap.
Oleh karenanya, karakteristik personal auditor salah satunya adalah skeptisme
profesional (Kartikarini and Sugiarto, 2016), dapat menjadi salah satu penentu
kualitas hasil pekerjaan auditor.
Skeptisme profesional merupakan pola pikir skeptis yang mendorong perilaku
auditor untuk mengadopsi pendekatan mempertanyakan saat mempertimbangan
informasi dan dalam membentuk kesimpulan yang penting untuk pertimbangan
auditor mengenai fraud (American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA), 2002). Skeptisme profesional membantu auditor dalam menilai dan
memperhitungkan secara kritis risiko yang dihadapi dalam berbagai bentuk
keputusan untuk memilih metode dan teknik audit yang tepat, serta menilai bukti-
bukti audit yang dikumpulkan. Auditor dituntut untuk memiliki pola pikir
tersebut, sehingga dapat menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama (Frias and McCabe, 2012). Auditor yang tidak menerapkan pola
pikir skeptis hanya akan menemukan salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan
saja dan sulit untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh fraud (Noviyanti,
2008). Kartikarini and Sugiarto (2016) serta Sari and Helmayunita (2018)
menemukan skeptisisme profesional auditor berpengaruh positif terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi terjadinya fraud. Hal tersebut berbeda
dengan Suryanto, Indriyani and Sofyani (2017) yang menunjukan bahwa
skeptisme profesional tidak berpengaruh pada kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud.
2
ada yang menguji peran self-efficacy sebagai pemoderasi hubungan antar variabel
dalam penelitian fraud; (3) whistleblowing telah menjadi isu yang semakin
penting untuk penelitian organisasi (MacNab and Worthley, 2008); dan (4)
kualitas layanan audit internal organisasi pemerintah tidak hanya mencerminkan
bagaimana fungsi pemerintah, tetapi juga mempengaruhi cara pandang
masyarakat terhadap pemerintah dan cabang eksekutifnya, sehingga audit kinerja
telah menjadi pendekatan penting untuk meningkatkan nilai sumber daya dan
mendorong pembangunan ekonomi (Su et al., 2016).
1.5. Temuan yang Ditargetkan
Temuan yang ditargetkan dari penelitian ini adalah model pengaruh
skeptisme profesional, beban kerja, dan whistleblowing terhadap pendeteksian
fraud dengan self-efficacy sebagai variabel pemoderasi; dan artikel ilmiah yang
dipublikasikan di jurnal internasional.
1.6. Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi literatur auditing, khususnya
pembahasan fraud, dengan menawarkan model pendeteksian fraud dengan self-
efficacy sebagai pemoderasi.
1.7. Luaran Penelitian
Luaran penelitian ini berupa laporan kemajuan, laporan akhir, dan artikel
ilmiah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Overview Fraud Triangle Theory dan Teori Atribusi
Dalam konteks fraud triangle theory, tiga hal yang mempengaruhi seorang
individu melakukan fraud, yaitu tekanan, peluang, dan rasionalisasi (Machado and
Gartner, 2018). Tekanan yang dirasakan mengacu pada faktor-faktor yang
menyebabkan perilaku tidak etis, yang dapat berupa tekanan finansial maupun
tekanan non finansial (Abdullahi and Mansor, 2015). Peluang diciptakan oleh
kontrol yang tidak efektif atau sistem tata kelola yang memungkinkan individu
melakukan fraud dalam organisasi. Dalam bidang akuntansi, hal tersebut dikenal
dengan kelemahan pengendalian internal (Abdullahi and Mansor, 2015). Konsep
peluang yang dirasakan menunjukkan bahwa individu akan memanfaatkan
keadaan yang tersedia bagi dirinya (Kelly and Hartley, 2010). Jika individu tidak
dapat membenarkan tindakan yang tidak jujur, kecil kemungkinan individu
tersebut akan terlibat dalam penipuan (Abdullahi and Mansor, 2015).
Menurut teori atribusi Heider (1958) tingkat kinerja yang diharapkan di
masa depan, dalam tugas tertentu bergantung terutama pada penyebab tertentu
yang dikaitkan dengan keberhasilan atau kegagalan sebelumnya dalam tugas yang
sama (Jaffar et al., 2011). Pengaruh keberhasilan atau kegagalan sebelumnya
dalam mendeteksi kemungkinan fraud pada ekspektasi berikutnya, bervariasi
sesuai dengan apakah atribusi tersebut internal (yaitu kemampuan untuk menilai
risiko fraud) atau eksternal (misalnya kesulitan tugas penilaian risiko fraud).
5
Langkah 2a
Pengumpulan data Teridentifikasi secara
empirik hubungan antar
Tahap 2 Uji model variabel dalam model Model pengaruh
konseptual dan hipotesis yang dibangun skeptisme
Langkah 2b profesional, beban
Analisis data kerja, dan
whistleblowing
Teridentifikasi pengaruh terhadap
skeptisme profesional, pendeteksian fraud
Tahap 3 Interpretasi hasil uji beban kerja, dan dengan self-efficacy
model konseptual dan whistleblowing terhadap sebagai pemoderasi
hipotesis pendeteksian fraud
dengan self-efficacy
sebagai pemoderasi
secara empirik
DAFTAR PUSTAKA
Abdullahi, R. and Mansor, N. (2015) ‘Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond
Theory . Understanding the Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond
Theory . Understanding the Convergent and Divergent For Future
Research’, International Journal of Academic Research in Accounting,
Finance and Management Sciences, 5(October 2015), pp. 38–45.
ACFE Indonesia Chapter (2019) ‘Survei Fraud Indonesia 2019’, ACFE Indonesia,
p. 76.
Agusyani, N. K. S., Sujana, E. and Wahyuni, M. A. (2016) ‘Pengaruh
Whistleblowing System dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap
Pencegahan Fraud pada Pengelolaan Keuangan Penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng)’, e-
Journal Akuntansi, 6(3), pp. 1–10.
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) (2002)
‘Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit’, Desember.
Andry, Kartini and Haliah (2015) ‘Pengaruh Self-Efficacy dan Task Complexity
terhadap Effort dan Audit Judgment Performance’, Jurnal Analisis, 4(2), pp.
101–108.
10
Azzahroh, F., Suhendro and Fajri, R. N. (2020) ‘The Effect of Self Efficacy and
Fraud Diamond on Fraudulent Behavior Academic Accounting Students’,
Journal of Business, Management, and Accounting, 2(1), pp. 116–122.
Bandura, A. (1978) ‘Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral
Change’, Pergamon Press Ltd., 1, pp. 139–161.
Bandura, A. (1986) ‘The Explanatory and Predictive Scope of Self-Efficacy
Theory’, Journal of Social and Clinical Psychology, 4(3), pp. 359–373.
Bandura, A. (1997) Self-Efficacy in Changing Societies, Cambridge University
Press.
Baron, R. M. and Kenny, D. A. (1986) ‘The moderator-mediator variable
distinction in social psychological research: Conceptual, strategic, and
statistical considerations.’, Journal of Personality and Social Psychology.
Buchan, H. F. (2005) ‘Ethical decision making in the public accounting
profession: An extension of Ajzen’s theory of planned behavior’, Journal of
Business Ethics, 61(2), pp. 165–181.
Cervone, D., Jiwani, N. and Wood, R. (1991) ‘Goal Setting and the Differential
Influence of Self-Regulatory Processes on Complex Decision-Making
Performance’, Journal of Personality and Social Psychology, 61(2), pp.
257–266.
Dewi, M. (2016) Pengaruh Red Flags, Whistleblowing, Dan Profesionalisme
Auditor Internal Terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan,
Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Frias, L. C.-F. and McCabe, D. (2012) THE ETHICS OF PROFESSIONAL
SKEPTICISM IN PUBLIC ACCOUNTING: HOW THE AUDITOR-CLIENT
RELATIONSHIP IMPACTS OBJECTIVITY, Georgetown University,
Washington, D.C.
Govindarajan, V. (1986) ‘Impact of Participation in the Budgetary Process on
Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contingency
Perspectives’, Decision Sciences, 17(4), pp. 496–516.
Guelpa, A. et al. (2017) ‘Verification of Authenticity and Fraud Detection in
South African Honey Using NIR Spectroscopy’, Food Control.
Hartan, T. and Waluyo, I. (2016) ‘Pengaruh Skeptisme Profesional, Independensi
dan Kompetensi Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan
(Studi Empiris Pada Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta)’, Jurnal
Profita, 2(3), pp. 1–20.
Heider, F. (1958) The Psychology of Interpersonal Relations. 1st edn. New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Hurtt, R. K. et al. (2013) ‘Research on Auditor Professional Skepticism:
Literature Synthesis and Opportunities for Future Research’, Auditing,
32(SUPPL.1), pp. 45–97.
Hussin, S. A. H. S. and Iskandar, T. . (2013) ‘Exploratory Factor Analysis on
Hurtt ’ s Professional Skepticism Scale : A Malaysian Perspective’, Asian
Journal of Accounting and Governance, 4, pp. 11–19.
Institut Akuntan Publik Indonesia (2013) ‘Standar Audit (“SA”) 200.pdf’,
Standar Profesional Akuntan Publik.
Irawan, K. F., Rispantyo and Astuti, D. S. P. (2018) ‘Analisis Pengaruh
Pengalaman Audit, Beban Kerja, Skeptisme Profesional, dan Independensi
terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud’, Jurnal Akuntansi dan
11
pp. 1–16.
Noviyanti, S. (2008) ‘Skeptisisme Profesional Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan’, Jumal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(1), pp. 102–125.
Nugroho, V. O. (2015) Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Whistleblowing
System terhadap Pencegahan Fraud dengan Perilaku Etis Sebagai Variabel
Intervening pada PT Pagilaran. Universitas Negeri Yogyakarta.
Nwokeji, N. E. and Ojimba, C. N. (2019) ‘Whistleblowing: a Panacea for Fraud
Prevention and Detection in Nigerian Public Companies’, EPRA
International Journal of Multidisciplinary Research, 5(5), pp. 2455–3662.
Priantara, D. (2013) Fraud Auditing and Investigation. 1st edn. Mitra Wacana
Media.
Purnamawati, I. G. A. (2018) ‘Individual Perception of Ethical Behavior and
Whistleblowing on Fraud Detection through Self-Efficacy’, Jurnal
Keuangan dan Perbankan, 22(2), pp. 362–372.
Rose, J. M. (2007) ‘Attention to Evidence of Aggressive Financial Reporting and
Intentional Misstatement Judgments: Effects of Experience and Trust’,
Behavioral Research in Accounting, 19(1), pp. 215–229.
Salem, M. S. M. (2012) ‘An Overview of Research on Auditor’s Responsibility to
Detect Fraud on Financial Statements’, Journal of Global Business
Management, 8(2), pp. 218–229.
Sari, Y. E. and Helmayunita, N. (2018) ‘Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman, dan
Skeptisme Profesional Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Propinsi Sumatera
Barat)’, Wahana Riset Akuntansi, 6(1), p. 1173.
Setiawan, L. and Fitriany, F. (2011) ‘Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor
terhadap Kualitas Audit Dengan Kualitas Komite Audit sebagai Variabel
Pemoderasi’, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 8(1), pp. 36–53.
Sihombing, E. (2019) Pengaruh Akuntansi Forensik, Pelatihan, Pengalaman,
Beban Kerja, dan Skeptisme Profesional terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud (Studi Empiris pada BPK Perwakilan, BPKP Perwakilan
dan Insepektorat Provinsi di Sumatera Utara), Thesis. Universitas Sumatera
Utara.
Skousen, C. J., Smith, K. R. and Wright, C. J. (2009) Detecting and Predicting
Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and
SAS No. 99 in Corporate Governance and Firm Performance, International
Journal of Quality & Reliability Management.
Su, J. M. et al. (2016) ‘A Comprehensive Survey of the Relationship Between
Self-Efficacy and Performance for the Governmental Auditors’,
SpringerPlus, 5(1).
Suryanto, R., Indriyani, Y. and Sofyani, H. (2017) ‘Determinan Kemampuan
Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan’, Jurnal Akuntansi dan Investasi,
18(1), pp. 102–118.
Tatiana, A. (2017) ‘Fraud Prevention by Government Auditors’, Iberian
Conference on Information Systems and Technologies, CISTI, (June 2017).
Tianevant, M. (2009) Pengaruh Gender, Orientasi Tujuan, Self Efficacy, dan
Pengalaman terhadap Audit Judgment (Survey pada 11 Kantor Akuntan
Publik di Jakarta). Universitas Widyatama.
Vancouver, J. B., Thompson, C. M. and Williams, A. A. (2001) ‘The Changing
13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hillary Christensen Haris
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 1833121452
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 11 Februari 1999
6 Alamat E-mail hillarychristensen17@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082266030033
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
Waktu dan
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Tempat
1 HIPMI Anggota 2019 UNWAR
2 KSR-PMI Guna Bhakti Anggota 2018 UNWAR
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Juara 2 Lomba Akuntansi
1 Dasar Universitas Warmadewa 2019
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE/PKM-RSH.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
(Mellisa Dipa)
17
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Universitas
Universitas Universitas
Nama Institusi Jenderal
Diponegoro Diponegoro
Soedirman
Jurusan/Prodi Akuntansi Akuntansi Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 1997-2001 2003-2004 2015-2019
Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Business Performance (Studi pada
1 Kemendikbud 2007
Perusahaan Jasa di Propinsi Daerah
Tingkat I Bali
Pengaruh Partisipasi Penganggaran
Terhadap Kinerja Sektor Publik dengan
2 Motivasi, Persepsi Kewajaran, dan Kemendikbud 2008
Komitmen Tujuan sebagai Variabel
Intervening
Self-Efficacy dan Sikap Mahasiswa
3 Akuntansi terhadap Teknologi Informasi: Kemendikbud 2009
Perspektif Gender
Trust dan Kultur Organisasi sebagai
4 Penggerak Intellectual Capital terhadap Kemendikbud 2010
Kinerja Organisasi
Intellectual Capital dan Kinerja Organisasi
5 Kemendibud 2011
dengan Modifikasi Diamond Specification
20
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
21
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Lampiran 5 Kuisioner
Nama Responden :
Jenis Kelamin:
Laki-laki Perempuan
Pendidikan Terakhir:
D3 S1 S2 S3
Lampiran 5 (lanjutan)
Kami mohon beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang paling sesuai
dengan pendapat Bapak/Ibu pada tempat yang tersedia.
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
= Sangat Setuju (SS)
1. Skeptisisme Profesional
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor tidak mudah
1 percaya atau selalu mempertanyakan sampai diperoleh 1 2 3 4 5
suatu fakta yang sebenarnya.
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor tidak mudah
2 mengambil kesimpulan sampai diperoleh suatu fakta 1 2 3 4 5
yang sebenarnya.
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor harus
3 1 2 3 4 5
mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor harus
4 memiliki kemampuan interpersonal dalam mencari 1 2 3 4 5
fakta-fakta.
Dalam pelaksanaan tugasnya seorang auditor harus
5 1 2 3 4 5
memiliki kepercayaan diri yang baik.
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor harus
6 memiliki keteguhan mempertahankan pendapatanya 1 2 3 4 5
berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
Sikap skeptis profesional auditor mampu mendorong
7 1 2 3 4 5
daya deteksi fraud oleh auditor.
Lampiran 5 (lanjutan)
2. Beban Kerja
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
1 Semakin sedikit jumlah rata-rata penugasan audit 1 2 3 4 5
setahun semakin mudah mendeteksi kecurangan
27
Lampiran 5 (lanjutan)
3. Whistleblowing
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
Saya akan berpartisipasi aktif untuk ikut melaporkan
1 apabila menemukan adanya pelanggaran dan 1 2 3 4 5
kecurangan.
Ditempat saya bekerja, direksi dan para manajer ikut
2 1 2 3 4 5
aktif memantau whistleblowing.
Saya tidak takut untuk melaporkan pelanggaran atau
kecurangan yang terjadi karena ada kebijakan
3 1 2 3 4 5
mengenai perlindungan pelapor whistleblowing
(whistleblower).
Saya berani melaporkan tindak kecurangan karena
4 1 2 3 4 5
saya memiliki bukti yang mendukung.
Tindak kecurangan yang saya laporkan harus
5 1 2 3 4 5
dilakukan investigasi lebih lanjut.
Ditempat saya bekerja, whistleblowing ditangani oleh
6 1 2 3 4 5
petugas khusus yang independen.
Saya harus menerima informasi perkembangan
7 penanganan hasil tindak kecurangan yang saya 1 2 3 4 5
laporkan.
Saya termotivasi untuk melaporkan tindak kecurangan
8 1 2 3 4 5
karena adanya insentif.
29
Lampiran 5 (lanjutan)
4. Self Efficacy
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
Ketika menghadapi tugas yang sulit, saya yakin
1 1 2 3 4 5
bahwa saya akan menyelesaikan tugas tersebut.
Bahkan ketika hal-hal yang sulit, saya bisa tampil
2 1 2 3 4 5
cukup baik.
3 Saya akan dapat berhasil mengatasi banyak tantangan. 1 2 3 4 5
Dibandingkan dengan orang lain, saya bisa melakukan
4 1 2 3 4 5
banyak tugas dengan sangat baik.
Saya akan dapat mencapai sebagian besar tujuan yang
5 1 2 3 4 5
saya tetapkan untuk diri sendiri.
Secara umum, saya berpikir bahwa saya bisa
6 1 2 3 4 5
mendapatkan hasil yang penting bagi saya.
Saya percaya saya bisa sukses di hampir semua usaha
7 1 2 3 4 5
yang saya tetapkan.
Saya yakin bahwa saya dapat bekerja efektif pada
8 1 2 3 4 5
banyak tugas yang berbeda.
30
Lampiran 5 (lanjutan)
5. Pendeteksian kecurangan
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
Saya selalu melaksanakan telaah atas pengendalian
1 intern dan menentukan kekuatan serta kelemahan 1 2 3 4 5
pengendalian intern dari instansi yang diaudit.
Saya melakukan deteksi kecurangan mencakup
2 identifikasi risiko kecurangan yang memerlukan 1 2 3 4 5
tindak lanjut untuk melakukan investigasi.
Saya memerlukan pemahaman lingkungan audit untuk
3 menjaga kualitas audit dalam pendeteksian 1 2 3 4 5
kecurangan.
Bagi saya metode dan prosedur audit investigatisi
4 yang tidak efektif dapat mengakibatkan kegagalan 1 2 3 4 5
dalam usaha pendeteksian kecurangan.
Saya dituntut untuk mengembangkan teknik-teknik
5 audit investigasi secara tepat untuk mendeteksi 1 2 3 4 5
kecurangan.
Bagi saya mengidentifikasi faktor penyebab
6 kecurangan, menjadi dasar untuk memahami kesulitan 1 2 3 4 5
dan hambatan dalam pendeteksian kecurangan.
Saya harus dapat mengidentifikasi pihak-pihak yang
7 1 2 3 4 5
dapat melakukan kecurangan.
Bagi saya ketertutupan pihak yang diaudit dapat
8 mengindikasikan kecurangan dan berakibat pada 1 2 3 4 5
sulitnya melakukan pendeteksian kecurangan.
Saya harus melakukan pengujian atas dokumen, bukti
9 1 2 3 4 5
atau informasi yang diperoleh.