Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................2
1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah.......................................................2
1.2. Tujuan Khusus..................................................................................................5
1.3. Manfaat Penelitian...........................................................................................5
1.4. Keutamaan Penelitian......................................................................................5
1.5. Temuan yang Ditargetkan...............................................................................6
1.6. Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan......................................6
1.7. Luaran Penelitian..............................................................................................6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1. Overview Fraud Triangle Theory dan Teori Atribusi..................................6
2.2. Skeptisme Profesional dan Pendeteksian Fraud Beban Kerja,
Wistleblowing, Self-Efficacy...........................................................................7
2.3. Perumusan Hipotesis........................................................................................8
BAB 3. METODE PENELITIAN.........................................................................9
3.1. Populasi dan Penentuan Sampel.....................................................................9
3.2. Definisi Operasional Variabel.........................................................................9
3.3. Jenis dan Sumber Data.....................................................................................9
3.4. Metode Pengumpulan Data.............................................................................9
3.4. Teknik Analisis Data........................................................................................9
3.5. Tahapan Penelitian.........................................................................................10
3.6. Luaran dan Target Capaian...........................................................................12
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
LAMPIRAN..........................................................................................................14

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah
Pendeteksian fraud (kecurangan) merupakan proses menemukan bukti fraud
yang dicapai dengan rancangan pengendalian internal yang baik, pengawasan,
pemantauan dan aktif mencari bukti terjadinya tindakan fraud (Kranacher and
Riley, 2020). Hal tersebut menjadi upaya untuk mendapatkan indikasi awal yang
cukup, mengenai tindakan fraud, sekaligus mempersempit ruang gerak pelaku
(Salem, 2012). Fraud yang umumnya dilakukan secara tersembunyi,
menyebabkan sulitnya memastikan benar tidaknya tindakan tersebut terjadi
(Yuara, Ibrahim and Diantimala, 2018). Banyaknya motivasi serta metode dalam
melakukan fraud, menyebabkan pendeteksian fraud tidak selalu mendapatkan titik
terang (Kassem and Higson, 2012). Meskipun demikian, auditor tetap dituntut
untuk dapat mendeteksi fraud dalam pelaksanaan tugasnya, seandainya tindakan
tersebut terjadi (Salem, 2012).
Keberadaan auditor internal yang merupakan bagian dari pengendalian
internal dapat berfungsi untuk membantu mencegah dan mendeteksi fraud yang
mungkin terjadi (Hartan and Waluyo, 2016). Kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud ditentukan oleh kekuatan internal Menurut teori atribusi, selain
kekuatan eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu, perilaku
individu juga ditentukan oleh kekuatan internal misalnya sifat, karakter, sikap.
Oleh karenanya, karakteristik personal auditor salah satunya adalah skeptisme
profesional (Kartikarini and Sugiarto, 2016), dapat menjadi salah satu penentu
kualitas hasil pekerjaan auditor.
Skeptisme profesional merupakan pola pikir skeptis yang mendorong perilaku
auditor untuk mengadopsi pendekatan mempertanyakan saat mempertimbangan
informasi dan dalam membentuk kesimpulan yang penting untuk pertimbangan
auditor mengenai fraud (American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA), 2002). Skeptisme profesional membantu auditor dalam menilai dan
memperhitungkan secara kritis risiko yang dihadapi dalam berbagai bentuk
keputusan untuk memilih metode dan teknik audit yang tepat, serta menilai bukti-
bukti audit yang dikumpulkan. Auditor dituntut untuk memiliki pola pikir
tersebut, sehingga dapat menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama (Frias and McCabe, 2012). Auditor yang tidak menerapkan pola
pikir skeptis hanya akan menemukan salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan
saja dan sulit untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh fraud (Noviyanti,
2008). Kartikarini and Sugiarto (2016) serta Sari and Helmayunita (2018)
menemukan skeptisisme profesional auditor berpengaruh positif terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi terjadinya fraud. Hal tersebut berbeda
dengan Suryanto, Indriyani and Sofyani (2017) yang menunjukan bahwa
skeptisme profesional tidak berpengaruh pada kemampuan auditor dalam
mendeteksi fraud.
2

Selain kekuatan internal, kemampuan auditor dalam mendeteksi terjadinya


fraud juga dapat dipengaruhi oleh kekuatan eksternal. Jika dikaitkan dengan teori
atribusi, kekuatan eksternal tersebut dapat berupa beban kerja. Setiawan and
Fitriany (2011) menyatakan bahwa beban kerja yang tinggi menimbulkan
kelelahan dan dysfunctional behavior, yang dapat menurunkan kemampuan
auditor dalam mendeteksi fraud. Proses audit yang dilakukan ketika ada tekanan
workload akan menghasilkan kualitas audit lebih rendah dibandingkan dengan
ketika tidak ada tekanan workload (López and Peters, 2012). Sari and
Helmayunita (2018) menunjukan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud. Sebaliknya Suryanto, Indriyani and
Sofyani (2017) menunjukkan bahwa beban kerja tidak berpengaruh pada
kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud.
Mendasarkan pada fraud triangle theory, yang menjelaskan bahwa perilaku
fraud didukung oleh tiga unsur yakni tekanan, peluang, dan rasionalisasi
(Skousen, Smith and Wright, 2009) maka penerapan whistleblowing menjadi
salah satu langkah preventif lainnya untuk mencegah fraud. Whistleblowing
mencakup pengungkapan kesalahan atau perilaku tidak pantas dalam organisasi
kepada pihak yang berwenang atau kepada public (Nwokeji and Ojimba, 2019).
Hal tersebut dipandang sebagai tindakan membuka, melaporkan, dan mengungkap
malpraktek dan pelanggaran (Purnamawati, 2018). Proses tersebut bersifat
komplek yang melibatkan faktor personal dan organisasional (Mustapha and
Siaw, 2012). Kebijakan whistleblowing dalam organisasi memperkuat perilaku
etis di antara pegawai tak terkecuali auditor internal serta memberikan
kesempatan yang mendorong pegawai untuk merencanakan pekerjaannya dalam
meningkatkan efektivitas dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan (Nwokeji
and Ojimba, 2019). Whistleblowing memiliki pengaruh terhadap pendeteksian dan
pencegahan fraud (Agusyani, Sujana and Wahyuni, 2016). Namun, temuan lain
menunjukan bahwa whistleblowing tidak berpengaruh terhadap pendeteksian
fraud (Dewi, 2016).
Ketidakkonsistenan hasil penelitian sebagaimana diuraikan diatas,
menyebabkan perlunya pendekatan kontinjensi untuk mengidentifikasi variabel
lain, sebagai variabel pemoderasi, agar dapat merekonsiliasi hasil yang
bertentangan (Govindarajan, 1986). Variabel pemoderasi memungkinkan
perubahan arah atau kekuatan hubungan langsung (Baron and Kenny, 1986).
Penelitian ini menggunakan self-efficacy sebagai variabel pemoderasi dalam
hubungan skeptisme profesional, beban kerja dan whistleblowing dengan
pendeteksian fraud. Self-efficacy merupakan kepercayaan ataupun keyakinan
seseorang mengenai kemampuan dirinya untuk melakukan atau menghasilkan
sesuatu (Tianevant, 2009). Individu dengan self-efficacy tinggi akan cenderung
lebih berani untuk mengungkapkan fraud karena individu tersebut memiliki
keyakinan terhadap kemampuan dirinya (MacNab and Worthley, 2008).
3

Meskipun isu mengenai fraud telah banyak didiskusikan dalam beberapa


tahun terakhir, namun penelitian mengenai deteksi fraud masih terbatas.
Penelitian yang menguji peran self-efficacy sebagai pemoderasi hubungan antar
variabel dalam model penelitian fraud sulit ditemukan. Selama ini self-efficacy
digunakan sebagai variabel pemediasi (misalnya, Purnamawati, 2018) dan
variabel independen (misalnya, Azzahroh, Suhendro and Fajri, 2020; Melati,
Wilopo and Hapsari, 2018 ;Su et al., 2016) dalam model penelitian fraud.
Penelitian ini menguji pengaruh skeptisme profesional, beban kerja, terhadap
whistleblowing dengan self-efficacy sebagai variabel pemoderasi, pada auditor
internal organisasi pemerintah. Fraud sektor publik tumbuh subur ketika tidak
ada akuntabilitas dan transparansi (Tatiana, 2017). Penyalahgunaan aset, penipuan
akuntansi dan penyuapan, serta korupsi adalah merupakan jenis fraud yang paling
sering terjadi (Kummer, Singh and Best, 2015). Di Indonesia, mendasarkan hasil
Survei Fraud Indonesia ACFE Indonesia Chapter (2019) korupsi menduduki
peringkat pertama (69,9%), diikuti oleh penyalahgunaan aset (20,9%), dan
pernyataan palsu dalam laporan keuangan (9,2%). Sedangkan di Propinsi Bali
berdasarkan laporan hasil pengawasan Propinsi Bali tahun 2017, ditemukan
sembilan kasus yang menimbulkan kerugian negara dengan nilai kerugian sebesar
Rp 13,7 miliar (Lameng and Dwirandra, 2018). Selain memeriksa catatan
keuangan, auditor internal organisasi pemerintah harus memaksimalkan
penggunaan sumber daya dengan memastikan unit administratif, departemen, dan
seksi cabang eksekutif mencapai tujuan yang diinginkan secara ekonomis dan
efisien (Su et al., 2016).
Masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan “apakah self-
efficacy memoderasi pengaruh skeptisme profesional, beban kerja, dan
whistleblowing terhadap pendeteksian fraud?”.
1.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah menguji: (1) skeptisme profesional
terhadap pendeteksian fraud; (2) pengaruh beban kerja terhadap pendeteksian
fraud; (3) pengaruh whistleblowing terhadap pendeteksian fraud; dan (4) peran
self-efficacy dalam memoderasi pengaruh skeptisme profesional terhadap
pendeteksian fraud.
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis
memperkuat fraud triangle theory dan teori atribusi. Selain itu, diharapkan dapat
memberikan manfaat praktis bagi auditor internal organisasi pemerintah dengan
memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pendeteksian fraud, yaitu self-efficacy, skeptisme profesional, beban kerja, dan
whistleblowing.
1.4. Keutamaan Penelitian
Keutamaan penelitian ini untuk dilakukan karena: (1) penelitian mengenai
pendeteksian fraud, khususnya di organisasi pemerintah masih terbatas; (2) belum
4

ada yang menguji peran self-efficacy sebagai pemoderasi hubungan antar variabel
dalam penelitian fraud; (3) whistleblowing telah menjadi isu yang semakin
penting untuk penelitian organisasi (MacNab and Worthley, 2008); dan (4)
kualitas layanan audit internal organisasi pemerintah tidak hanya mencerminkan
bagaimana fungsi pemerintah, tetapi juga mempengaruhi cara pandang
masyarakat terhadap pemerintah dan cabang eksekutifnya, sehingga audit kinerja
telah menjadi pendekatan penting untuk meningkatkan nilai sumber daya dan
mendorong pembangunan ekonomi (Su et al., 2016).
1.5. Temuan yang Ditargetkan
Temuan yang ditargetkan dari penelitian ini adalah model pengaruh
skeptisme profesional, beban kerja, dan whistleblowing terhadap pendeteksian
fraud dengan self-efficacy sebagai variabel pemoderasi; dan artikel ilmiah yang
dipublikasikan di jurnal internasional.
1.6. Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi literatur auditing, khususnya
pembahasan fraud, dengan menawarkan model pendeteksian fraud dengan self-
efficacy sebagai pemoderasi.
1.7. Luaran Penelitian
Luaran penelitian ini berupa laporan kemajuan, laporan akhir, dan artikel
ilmiah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Overview Fraud Triangle Theory dan Teori Atribusi
Dalam konteks fraud triangle theory, tiga hal yang mempengaruhi seorang
individu melakukan fraud, yaitu tekanan, peluang, dan rasionalisasi (Machado and
Gartner, 2018). Tekanan yang dirasakan mengacu pada faktor-faktor yang
menyebabkan perilaku tidak etis, yang dapat berupa tekanan finansial maupun
tekanan non finansial (Abdullahi and Mansor, 2015). Peluang diciptakan oleh
kontrol yang tidak efektif atau sistem tata kelola yang memungkinkan individu
melakukan fraud dalam organisasi. Dalam bidang akuntansi, hal tersebut dikenal
dengan kelemahan pengendalian internal (Abdullahi and Mansor, 2015). Konsep
peluang yang dirasakan menunjukkan bahwa individu akan memanfaatkan
keadaan yang tersedia bagi dirinya (Kelly and Hartley, 2010). Jika individu tidak
dapat membenarkan tindakan yang tidak jujur, kecil kemungkinan individu
tersebut akan terlibat dalam penipuan (Abdullahi and Mansor, 2015).
Menurut teori atribusi Heider (1958) tingkat kinerja yang diharapkan di
masa depan, dalam tugas tertentu bergantung terutama pada penyebab tertentu
yang dikaitkan dengan keberhasilan atau kegagalan sebelumnya dalam tugas yang
sama (Jaffar et al., 2011). Pengaruh keberhasilan atau kegagalan sebelumnya
dalam mendeteksi kemungkinan fraud pada ekspektasi berikutnya, bervariasi
sesuai dengan apakah atribusi tersebut internal (yaitu kemampuan untuk menilai
risiko fraud) atau eksternal (misalnya kesulitan tugas penilaian risiko fraud).
5

2.2. Skeptisme Profesional dan Pendeteksian Fraud Beban Kerja,


Wistleblowing, Self-Efficacy
Fraud merupakan tindakan penipuan, tipu daya, kelicikan, mengelabuhi dan
cara tidak jujur lainnya, yang dibuat individu atau entitas serta dapat
mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas
atau pihak lain (Guelpa et al., 2017). Deteksi fraud melibatkan aktivitas yang
dirancang untuk mengidentifikasi fraud yang telah terjadi atau sedang terjadi
(Nwokeji and Ojimba, 2019). Salem (2012) mengemukakan salah satu fokus
deteksi fraud adalah pada pemahaman sistem pengendalian intern.
Skeptisme profesional merupakan sikap perilaku yang sarat pertanyaan dalam
benak, waspada pada keadaan-keadaan yang mengindikasi kemungkinan salah saji
karena kesalahan atau fraud dan penilaian yang kritis terhadap bukti (Suryanto,
Indriyani and Sofyani, 2017). Standar Profesional Akuntan Publik menentukan
bahwa skeptisme profesional adalah sikap yang mencakup suatu pikiran yang
selalu mempertanyakan, waspada terhadap kondisi yang dapat mengindikasikan
kemungkinan kesalahan penyajian baik yang disebabkan oleh fraud maupun
kesalahan, dan suatu penilaian penting atas bukti audit (Institut Akuntan Publik
Indonesia, 2013).
Beban kerja auditor dapat dilihat dari banyaknya pekerjaan yang harus
ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu auditor untuk melakukan
proses audit (Setiawan and Fitriany, 2011). Beban kerja auditor terjadi ketika
ketika auditor memiliki banyak pekerjaan yang tidak sesuai dengan waktu dan
kemampuan yang dimiliki (Murtiasri, 2007).
Whistleblowing merupakan pengungkapan oleh anggota organisasi (mantan
atau yang masih menjadi anggota) atas suatu praktik illegal, tidak bermoral, atau
tanpa legitimasi dibawah kendali pimpinan kepada individu atau organisasi yang
dapat menimbulkan efek tindak perbaikan (Near and Miceli, 1985). Secara
harfiah, whistleblowing berarti individu bersuara untuk mengingatkan orang lain
akan perilaku/kesalahan yang tidak etis (Nwokeji and Ojimba, 2019).
Self-efficacy adalah penilaian kemampuan individu untuk mencapai tingkat
kinerja tertentu (Bandura, 1986). Hal tersebut merupakan keyakinan bahwa
individu dapat terlibat dalam perilaku yang akan menghasilkan hasil yang
diinginkan (Bandura, 1978). Individu dengan self-efficacy tinggi memiliki
kecenderungan lebih besar untuk menunda kepuasan, menunjukkan komitmen
yang lebih tinggi, lebih rajin dan efektif dalam mengembangkan pemecahan
masalah dan strategi coping (Bandura, 1997).
2.3. Perumusan Hipotesis
Auditor yang skeptis umumnya memiliki kecurigaan yang mendorong
perilaku untuk melaporkan fraud (Nelson, 2009). Penerapan skeptisme
profesional secara signifikan meningkatkan kinerja auditor terkait penilaian risiko
salah saji material yang curang (Hurtt et al., 2013;Hussin and Iskandar,
2013;Rose, 2007). Sikap auditor, seperti skeptisme, berpengaruh positif terhadap
6

perilaku auditor dalam mengambil keputusan audit (Buchan, 2005). Pengaruh


skeptisme profesional terhadap pencegahan fraud dapat diperkuat atau diperlemah
dengan self-efficacy. Self-efficacy memainkan peran penting bagi semua
profesional, termasuk auditor (Su et al., 2016). Vancouver, Thompson and
Williams (2001) menemukan keterkaitan yang kuat antara self-efficacy dan kinerja
pada tingkat analisis individu. Auditor dengan self-efficacy yang lebih tinggi
kemungkinan besar akan terus berinvestasi dalam perilaku pencapaian tujuan
termasuk dalam pendeteksian fraud (Su et al., 2016). Individu dengan self-
efficacy tinggi belajar lebih banyak dari umpan balik, merespon lebih adaptif
terhadap lingkungan pengambilan keputusan, dan bersedia melakukan overtime,
sehingga lebih mampu menterjemahkan pembelajaran ke dalam kinerjanya
(Cervone, Jiwani and Wood, 1991).
H1: Skeptisme profesional berpengaruh positif terhadap pendeteksian fraud.
H2: Self-efficacy memoderasi pengaruh skeptisme profesional terhadap
pendeteksian fraud.
Beban kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan
auditor dalam mendeteksi fraud (Irawan, Rispantyo and Astuti, 2018). Banyaknya
beban kerja yang dimiliki auditor menyebabkan kegagalan dalam mendeteksi ada
tidaknya kecurangan (Yessie, 2020). Semakin banyak beban kerja yang dimiliki
oleh auditor maka kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah.
H3: Beban kerja berpengaruh negatif terhadap pendeteksian fraud.
Survey menunjukkan whistleblowing menjadi alat utama untuk mencegah dan
mendeteksi fraud, karena calon pelaku mestinya takut akan diadukan jika sistem
tersebut efektif (Priantara, 2013). Ketika whistleblowing diterapkan dalam
organisasi, hal tersebut memperkuat perilaku etis di antara (Nwokeji and Ojimba,
2019). Agusyani, Sujana and Wahyuni (2016) menemukan whistleblowing
berpengaruh terhadap pendeteksian dan pencegahan fraud.
H4: Wistleblowing berpengaruh positif terhadap pendeteksian fraud.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi penelitian adalah auditor internal organisasi pemerintah di Kota
Denpasar, Propinsi Bali. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
probability sampling, dengan desain simple random sampling. Ukuran sampel
ditentukan dengan menggunakan formula Rao (1994) dan diperoleh 68 sampel.
Z2 1,6452
n= = =68
4(moe)2 4 (0,10)2
Z mengacu pada tingkat kepercayaan dalam pengambilan sampel; moe (margin of
error) adalah margin kesalahan atau kesalahan maksimum yang akan ditoleransi
sehubungan dengan populasi parameter (umumnya moe = 10%); Dengan tingkat
kepercayaan 90% (Z value = 1,645) dan kesalahan maksimum yang akan
ditoleransi sebesar 5%
7

3.2. Definisi Operasional Variabel


Skeptisme profesional diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Sihombing
(2019) (7 item pernyataan). Beban kerja diukur dengan instrumen yang diadopsi
dari Novita, Andreas and Azhari (2015) (4 item pernyataan). Whistleblowing
diukur dengan 8 item pernyataan yang diadopsi intrumen Nugroho (2015). Self-
efficacy diukur dengan 8 item pernyataan yang diadopsi dari Andry, Kartini and
Haliah (2015) dengan modifikasi. Sedangkan pendeteksian fraud diukur
menggunakan instrumen yang diadopsi dari Salem (2012) (9 item pernyataan).
Seluruh instrumen menggunakan 5 poin skala Likert (1= sangat tidak setuju
sampai dengan 5 = sangat setuju). Instrumen terlampir (Lampiran 5).
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data subyek dengan respon tertulis dan
dilaporkan sendiri oleh responden. Sumber data dalam penelitian ini adalah data
primer, yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa media perantara.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan dengan metode kuesioner, yang dikirimkan ke
auditor internal organisasi pemerintah di Kota Denpasar, Propinsi Bali melalui e-
mail dan WhatsApp. Menggunakan asumsi response rate 75%, maka kuesioner
yang disebarkan dalam penelitian berjumlah 91 eksemplar.
3.4. Teknik Analisis Data
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran pengiriman dan
pengembalian kuesioner, karakteristik demografi responden, dan karakteristik
variabel penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan adalah frekuensi,
persentase, nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Uji non
response bias dilakukan dengan menggunakan t-test yang bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan karakteristik responden yang
mengembalikan kuesioner dengan yang tidak (non-response).
Uji hipotesis dilakukan dengan moderated regression analysis (MRA).
Persamaan regresi yang akan diuji adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X1X4 + e
Y= pendeteksian fraud; α = konstanta; β1 – β5 = koefisien regresi; X1= skeptisisme
profesional; X2 = beban kerja; X3 = whistleblowing; X4 = self-efficacy; X1X4=
interaksi antara skeptisisme profesional dengan self-efficacy; e = standar error.
Seluruh teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS 20.
3.5. Tahapan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian empirik secara kuantitatif, dengan
tahapan penelitian berikut.
Tahap 1 Validasi instrumen penelitian
Validasi instrumen dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Luaran
pada tahap ini adalah instrumen yang valid dan reliabel.
8

Tahap 2 Pengujian model konseptual dan hipotesis


Langkah 2a Pengumpulan data
Model konseptual dan rumusan hipotesis penelitian diuji dengan data-data di
lapangan, dengan menggunakan instrumen yang dihasilkan dari Tahap 1, dan
dikirimkan ke responden penelitian.
Langkah 2b Analisis data
Jawaban responden atas instrumen yang dikirimkan, kemudian dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis yang telah disebutkan dalam sub bab 3.4.
Teknik Analisis Data.
Luaran Tahap 2 adalah teridentifikasi secara empirik hubungan antar
variabel dalam model yang diuji.
Tahap 3 Interpretasi hasil uji model konseptual dan hipotesis
Dalam melakukan interpretasi hasil uji model konseptual dan hipotesis,
temuan penelitian dijustifikasi dengan grand theory yang mendasari penelitian
(fraud triangle theory dan teori atribusi), serta hasil-hasil penelitian sebelumnya.
Luaran dari tahap ini adalah teridentifikasi pengaruh skeptisme profesional, beban
kerja, dan whistleblowing terhadap pendeteksian fraud dengan self-efficacy
sebagai pemoderasi secara empirik.
Dari keseluruhan Tahap 1 hingga Tahap 3 akan terbangun model yang dapat
menjelaskan pengaruh skeptisme profesional, beban kerja, dan whistleblowing
terhadap pendeteksian fraud dengan self-efficacy sebagai variabel pemoderasi.
Tahap 4 Diseminasi hasil penelitian
Temuan penelitian ditulis dalam bentuk artikel ilmiah dan didesiminasikan
melalui publikasi di jurnal internasional. Sehingga, luaran Tahap 4 adalah artikel
yang dipublikasikan di jurnal internasional, dengan capaian yang ditargetkan
adalah published.
Bagan alir penelitian yang menunjukan tahapan penelitian tersebut ditunjukan
dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
Tahap 1 Validasi instrumen Instrumen penelitian
penelitian yang valid dan reliabel

Langkah 2a
Pengumpulan data Teridentifikasi secara
empirik hubungan antar
Tahap 2 Uji model variabel dalam model Model pengaruh
konseptual dan hipotesis yang dibangun skeptisme
Langkah 2b profesional, beban
Analisis data kerja, dan
whistleblowing
Teridentifikasi pengaruh terhadap
skeptisme profesional, pendeteksian fraud
Tahap 3 Interpretasi hasil uji beban kerja, dan dengan self-efficacy
model konseptual dan whistleblowing terhadap sebagai pemoderasi
hipotesis pendeteksian fraud
dengan self-efficacy
sebagai pemoderasi
secara empirik

Tahap 4 Diseminasi hasil


penelitian Artikel ilmiah di jurnal
internasional: published
9

3.6. Luaran dan Target Capaian


Tabel 3.1 Luaran dan Indikator Capaian
No Luaran Indikator Capaian
.
1 Laporan kemajuan 90% penelitian selesai
2 Laporan akhir 100% penelitian selesai
3 Artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal internasional Published

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan 1.000.000,00
2 Bahan habis pakai 7.818.000,00
3 Perjalanan dalam kota 1.000.000,00
4 Lain-lain 182.000,00
Jumlah 10.000.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan Person Penanggung-jawab
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1 Validasi instrumen penelitian Putu Eka Arya Damayanti
2 Pengujian model konseptual dan hipotesis
a. Pengumpulan data Ni Kadek Ayu Mitha Cahyani
b. Analisis data Ni Kadek Wulan Sari Dewi
Interpretasi hasil uji model konseptual dan Hillary Christensen Haris
3
hipotesis
4 Diseminasi hasil penelitian Melisa Dipa

DAFTAR PUSTAKA

Abdullahi, R. and Mansor, N. (2015) ‘Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond
Theory . Understanding the Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond
Theory . Understanding the Convergent and Divergent For Future
Research’, International Journal of Academic Research in Accounting,
Finance and Management Sciences, 5(October 2015), pp. 38–45.
ACFE Indonesia Chapter (2019) ‘Survei Fraud Indonesia 2019’, ACFE Indonesia,
p. 76.
Agusyani, N. K. S., Sujana, E. and Wahyuni, M. A. (2016) ‘Pengaruh
Whistleblowing System dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap
Pencegahan Fraud pada Pengelolaan Keuangan Penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng)’, e-
Journal Akuntansi, 6(3), pp. 1–10.
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) (2002)
‘Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit’, Desember.
Andry, Kartini and Haliah (2015) ‘Pengaruh Self-Efficacy dan Task Complexity
terhadap Effort dan Audit Judgment Performance’, Jurnal Analisis, 4(2), pp.
101–108.
10

Azzahroh, F., Suhendro and Fajri, R. N. (2020) ‘The Effect of Self Efficacy and
Fraud Diamond on Fraudulent Behavior Academic Accounting Students’,
Journal of Business, Management, and Accounting, 2(1), pp. 116–122.
Bandura, A. (1978) ‘Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral
Change’, Pergamon Press Ltd., 1, pp. 139–161.
Bandura, A. (1986) ‘The Explanatory and Predictive Scope of Self-Efficacy
Theory’, Journal of Social and Clinical Psychology, 4(3), pp. 359–373.
Bandura, A. (1997) Self-Efficacy in Changing Societies, Cambridge University
Press.
Baron, R. M. and Kenny, D. A. (1986) ‘The moderator-mediator variable
distinction in social psychological research: Conceptual, strategic, and
statistical considerations.’, Journal of Personality and Social Psychology.
Buchan, H. F. (2005) ‘Ethical decision making in the public accounting
profession: An extension of Ajzen’s theory of planned behavior’, Journal of
Business Ethics, 61(2), pp. 165–181.
Cervone, D., Jiwani, N. and Wood, R. (1991) ‘Goal Setting and the Differential
Influence of Self-Regulatory Processes on Complex Decision-Making
Performance’, Journal of Personality and Social Psychology, 61(2), pp.
257–266.
Dewi, M. (2016) Pengaruh Red Flags, Whistleblowing, Dan Profesionalisme
Auditor Internal Terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan,
Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Frias, L. C.-F. and McCabe, D. (2012) THE ETHICS OF PROFESSIONAL
SKEPTICISM IN PUBLIC ACCOUNTING: HOW THE AUDITOR-CLIENT
RELATIONSHIP IMPACTS OBJECTIVITY, Georgetown University,
Washington, D.C.
Govindarajan, V. (1986) ‘Impact of Participation in the Budgetary Process on
Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contingency
Perspectives’, Decision Sciences, 17(4), pp. 496–516.
Guelpa, A. et al. (2017) ‘Verification of Authenticity and Fraud Detection in
South African Honey Using NIR Spectroscopy’, Food Control.
Hartan, T. and Waluyo, I. (2016) ‘Pengaruh Skeptisme Profesional, Independensi
dan Kompetensi Terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan
(Studi Empiris Pada Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta)’, Jurnal
Profita, 2(3), pp. 1–20.
Heider, F. (1958) The Psychology of Interpersonal Relations. 1st edn. New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Hurtt, R. K. et al. (2013) ‘Research on Auditor Professional Skepticism:
Literature Synthesis and Opportunities for Future Research’, Auditing,
32(SUPPL.1), pp. 45–97.
Hussin, S. A. H. S. and Iskandar, T. . (2013) ‘Exploratory Factor Analysis on
Hurtt ’ s Professional Skepticism Scale : A Malaysian Perspective’, Asian
Journal of Accounting and Governance, 4, pp. 11–19.
Institut Akuntan Publik Indonesia (2013) ‘Standar Audit (“SA”) 200.pdf’,
Standar Profesional Akuntan Publik.
Irawan, K. F., Rispantyo and Astuti, D. S. P. (2018) ‘Analisis Pengaruh
Pengalaman Audit, Beban Kerja, Skeptisme Profesional, dan Independensi
terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Fraud’, Jurnal Akuntansi dan
11

Sistem Teknologi Informasi, 14, pp. 146–160.


Jaffar, N. et al. (2011) ‘Fraud Risk Assessment and Detection of Fraud: The
Moderating Effect of Personality’, International Journal of Business and
Management, 6(7), pp. 40–50.
Kartikarini, N. and Sugiarto (2016) ‘Pengaruh Gender, Keahlian dan Skeptisisme
Profesional terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan (Studi
pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)’, Simposium
Nasional Akuntansi, 19, pp. 1–31.
Kassem, R. and Higson, A. (2012) ‘The New Fraud Triangle Model’, Journal of
Emerging Trends in Economics and Management Sciences (JETEMS), pp.
191–195.
Kelly, P. and Hartley, C. A. (2010) ‘Casino Gambling and Workplace Fraud: a
Cautionary Tale for Managers’, Management Research Review, 33(3), pp.
224–239.
Kranacher, M.-J. and Riley, R. (2020) Forensic Accounting and Fraud
Examination, John Wiley & Sons, Inc.
Kummer, T. F., Singh, K. and Best, P. (2015) ‘The Effectiveness of Fraud
Detection Instruments in not-for- Profit Organizations’, Managerial
Auditing Journal, 30(4–5), pp. 435–455.
Lameng, A. K. Y. A. and Dwirandra, A. A. N. B. (2018) ‘Pengaruh Kemampuan,
Pengalaman dan Independensi Auditor pada Efektivitas Pelaksanaan
Prosedur Audit Investigatif’, E-Jurnal Akuntansi, 22, pp. 187–215.
López, D. M. and Peters, G. F. (2012) ‘The Effect of Workload Compression on
Audit Quality’, Auditing, 31(4), pp. 139–165.
Machado, M. R. R. and Gartner, I. R. (2018) ‘The Cressy Hypothesis (1953) and
an Investigation into the Occurrence of Corporate Fraud: an Empirical
Analysis Conducted in Brazilian Banking Institutions’, Revista
Contabilidade e Financas, 29(76), pp. 60–81.
MacNab, B. R. and Worthley, R. (2008) ‘Self-efficacy as an Intrapersonal
Predictor for Internal Whistleblowing: A US and Canada Examination’,
Journal of Business Ethics, 79(4), pp. 407–421.
Melati, I. N., Wilopo, R. and Hapsari, I. (2018) ‘Analysis of the Effect of Fraud
Triangle Dimensions, Self-Efficacy, and Religiosity on Academic Fraud In
Accounting Students’, The Indonesian Accounting Review, 8(2), p. 189.
Murtiasri, E. (2007) ‘Anteseden dan Konsekuensi Burnout pada Auditor:
Pengembangan terhadap Role Stress Model’, Jurnal Maksi, 7(2), pp. 131–
149.
Mustapha, M. and Siaw, L. S. (2012) ‘Will Final Year Accountancy Students
Whistle Blow? A Malaysian Case’, International Journal of Trade,
Economics and Finance, 3(5), pp. 327–331.
Near, J. P. and Miceli, M. P. (1985) ‘Organizational Dissidence: The case of
Whistle-Blowing’, Journal of Business Ethics.
Nelson, M. W. (2009) ‘A Model and Literature Review of Professional
Skepticism in Auditing’, Auditing, 28(2), pp. 1–34.
Novita, U., Andreas and Azhari (2015) ‘Pengaruh Pengalaman, Beban Kerja, dan
Pelatihan terhadap Skeptisme dan Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan (Studi Empiris Pada Auditor Di BPKP Perwakilan Provinsi
Riau)’, Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2(1),
12

pp. 1–16.
Noviyanti, S. (2008) ‘Skeptisisme Profesional Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan’, Jumal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(1), pp. 102–125.
Nugroho, V. O. (2015) Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Whistleblowing
System terhadap Pencegahan Fraud dengan Perilaku Etis Sebagai Variabel
Intervening pada PT Pagilaran. Universitas Negeri Yogyakarta.
Nwokeji, N. E. and Ojimba, C. N. (2019) ‘Whistleblowing: a Panacea for Fraud
Prevention and Detection in Nigerian Public Companies’, EPRA
International Journal of Multidisciplinary Research, 5(5), pp. 2455–3662.
Priantara, D. (2013) Fraud Auditing and Investigation. 1st edn. Mitra Wacana
Media.
Purnamawati, I. G. A. (2018) ‘Individual Perception of Ethical Behavior and
Whistleblowing on Fraud Detection through Self-Efficacy’, Jurnal
Keuangan dan Perbankan, 22(2), pp. 362–372.
Rose, J. M. (2007) ‘Attention to Evidence of Aggressive Financial Reporting and
Intentional Misstatement Judgments: Effects of Experience and Trust’,
Behavioral Research in Accounting, 19(1), pp. 215–229.
Salem, M. S. M. (2012) ‘An Overview of Research on Auditor’s Responsibility to
Detect Fraud on Financial Statements’, Journal of Global Business
Management, 8(2), pp. 218–229.
Sari, Y. E. and Helmayunita, N. (2018) ‘Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman, dan
Skeptisme Profesional Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Propinsi Sumatera
Barat)’, Wahana Riset Akuntansi, 6(1), p. 1173.
Setiawan, L. and Fitriany, F. (2011) ‘Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor
terhadap Kualitas Audit Dengan Kualitas Komite Audit sebagai Variabel
Pemoderasi’, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 8(1), pp. 36–53.
Sihombing, E. (2019) Pengaruh Akuntansi Forensik, Pelatihan, Pengalaman,
Beban Kerja, dan Skeptisme Profesional terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Fraud (Studi Empiris pada BPK Perwakilan, BPKP Perwakilan
dan Insepektorat Provinsi di Sumatera Utara), Thesis. Universitas Sumatera
Utara.
Skousen, C. J., Smith, K. R. and Wright, C. J. (2009) Detecting and Predicting
Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and
SAS No. 99 in Corporate Governance and Firm Performance, International
Journal of Quality & Reliability Management.
Su, J. M. et al. (2016) ‘A Comprehensive Survey of the Relationship Between
Self-Efficacy and Performance for the Governmental Auditors’,
SpringerPlus, 5(1).
Suryanto, R., Indriyani, Y. and Sofyani, H. (2017) ‘Determinan Kemampuan
Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan’, Jurnal Akuntansi dan Investasi,
18(1), pp. 102–118.
Tatiana, A. (2017) ‘Fraud Prevention by Government Auditors’, Iberian
Conference on Information Systems and Technologies, CISTI, (June 2017).
Tianevant, M. (2009) Pengaruh Gender, Orientasi Tujuan, Self Efficacy, dan
Pengalaman terhadap Audit Judgment (Survey pada 11 Kantor Akuntan
Publik di Jakarta). Universitas Widyatama.
Vancouver, J. B., Thompson, C. M. and Williams, A. A. (2001) ‘The Changing
13

Signs in the Relationships Among Self-Efficacy, Personal Goals, and


Performance’, Journal of Applied Psychology, 86(4), pp. 605–620.
Yessie, A. (2020) ‘Effect Workload, Experience and Professional Auditor
Vigilance Against Fraud Detection (Empirical Study On Public Accounting
Firm in South Jakarta area)’, Archives of Business Research, 8(9), pp. 130–
145.
Yuara, S., Ibrahim, R. and Diantimala, Y. (2018) ‘Pengaruh Sikap Skeptisisme
Profesional Auditor, Kompetensi Bukti Audit dan Tekanan Waktu terhadap
Pendeteksian Kecurangan pada Inspektorat Kabupaten Bener Meriah’,
Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam ISSN. 2502-6976, 4(1), pp. 69–81.
14

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hillary Christensen Haris
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 1833121452
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 11 Februari 1999
6 Alamat E-mail hillarychristensen17@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082266030033
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
Waktu dan
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Tempat
1 HIPMI Anggota 2019 UNWAR
2 KSR-PMI Guna Bhakti Anggota 2018 UNWAR
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Juara 2 Lomba Akuntansi
1 Dasar Universitas Warmadewa 2019

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE/PKM-RSH.

Denpasar, 17 Pebruari 2021


Ketua Tim

(Hillary Christensen Haris)


15

Biodata Anggota Pelaksana 1


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Putu Eka Arya Damayanti
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 1833121180
5 Tempat dan Tanggal Lahir Klungkung, 1 September 2000
6 Alamat E-mail putuaryayanti@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083114808826
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 HIPMI Anggota 2019 UNWAR
2 KSR-PMI Guna Bhakti Anggota 2018 UNWAR
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Denpasar, 17 Pebruari 2021


Anggota Tim

(Putu Eka Arya Damayanti)


16

Biodata Anggota Pelaksana 2


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mellisa Dipa
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 1833121316
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 23 September 2000
6 Alamat E-mail mellisadipa@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082145087333
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 HIPMI Anggota 2019 UNWAR
2 KSR-PMI Guna Bhakti Anggota 2018 UNWAR
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Denpasar, 17 Pebruari 2021


Anggota Tim

(Mellisa Dipa)
17

Biodata Anggota Pelaksana 3


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ni Kadek Ayu Mitha Cahyani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 1933121202
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 30 November 2000
6 Alamat E-mail mithacahyani30@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081703735240
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 HIPMI Anggota 2020 UNWAR
2      
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Denpasar, 17 Pebruari 2021


Anggota Tim

(Ni Kadek Ayu Mitha Cahyani)


18

Biodata Anggota Pelaksana 4


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ni Kadek Wulan Sari Dewi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi
4 NIM 1933121285
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 30 Juli 2001
6 Alamat E-mail wulansaridewi3007@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 087757339304
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 BEM Falkutas Anggota 2019 UNWAR
2 Teater Kampus Waradewa Anggota 2019 UNWAR
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
Pihak Pemberi
No Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Denpasar, 17 Pebruari 2021


Anggota Tim

(Ni Kadek Wulan Sari Dewi)


19

Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Partiwi Dwi Astuti, SE, MSi, Ak, CA
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Akuntansi 
4 NIP/NIDN 0830107801
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sleman/30 Oktober 1978
6 Alamat E-mail partiwi_astuti@yahoo.co.uk
7 Nomor Telepon/HP 082147651004

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Universitas
Universitas Universitas
Nama Institusi Jenderal
Diponegoro Diponegoro
Soedirman
Jurusan/Prodi Akuntansi Akuntansi Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 1997-2001 2003-2004  2015-2019

C. Rekam Jejak Tri Dharma


Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Akuntansi Dasar 1  Wajib  3
2 Akuntansi Dasar 2  Wajib 3
3 Akuntansi Keuangan 1 Wajib 3
4 Akuntansi Keuangan 2 Wajib 3
5 Teori Akuntansi Wajib 3
6 Metodologi Penelitian Wajib 3

Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Business Performance (Studi pada
1  Kemendikbud  2007
Perusahaan Jasa di Propinsi Daerah
Tingkat I Bali 
Pengaruh Partisipasi Penganggaran
Terhadap Kinerja Sektor Publik dengan
2 Motivasi, Persepsi Kewajaran, dan  Kemendikbud 2008 
Komitmen Tujuan sebagai Variabel
Intervening
Self-Efficacy dan Sikap Mahasiswa
3 Akuntansi terhadap Teknologi Informasi: Kemendikbud  2009 
Perspektif Gender
Trust dan Kultur Organisasi sebagai
4 Penggerak Intellectual Capital terhadap Kemendikbud 2010
Kinerja Organisasi
Intellectual Capital dan Kinerja Organisasi
5 Kemendibud 2011
dengan Modifikasi Diamond Specification
20

Pengembangan Model Pelaporan


6 Intellectual Capital sebagai Pelengkap Kemendikbud 2012-2013
Laporan Keuangan
Pengembangan Model Knowledge
7 Management untuk Mencapai Keunggulan Kemendibud 2012-2013
Kompetitif
Pengembangan Model Pelaporan
8 Kemendikbud 2013
Intellectual Capital Sektor Publik
Pengembangan Model Penilaian Tingkat
9 Pengungkapan Intellectual Capital Sektor Kemendikbud 2014-2015
Publik
Model Knowledge Management Sektor
10 Kemendikbud 2014
Publik
Pengembangan Model Bisnis Organisasi
11 Kemenristekdikti 2016
Berbasis Pengetahuan
Mengungkap Praktik Akuntansi
12 Intellectual Capital Organisasi Berbasis Kemenristekdikti 2018
Pengetahuan
Model Peran Kesadaran Lingkungan dan Lembaga Penelitian
13 Green Intellectual Capital untuk Mencapai Universitas 2020
Green Competitive Advantage Warmadewa

Pengabdian Kepada Masyarakat


No. Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
Direktorat Jenderal
Diknas, dengan
1 Program Kursus Wirausaha Kota Pelaksana Weds 2007 
Informatika, Gianyar,
Bali
Pendampingan Penyusunan Kriteria KCU Kopdit Kubu
2 Pembukaan Kantor Kas, Kantor Cabang Gunung, Kabupaten 2012 
Pembantu dan Kantor Cabang Utama Badung, Bali 
IbM Perajin Perak Banjar Pande Mas,
3  Kemendikbud  2012
Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung
IbM Perajin Uang Kepeng, Desa Kamasan,
4 Kemendikbud 2012
Kabupaten Klungkung, Bali
Pendampingan Penyusunan Standar
KCU Kopdit Kubu
Operasional Prosedur (SOP) dan Standar
5 Gunung, Kabupaten 2013
Operasional Manajemen (SOM) Kopdit
Badung, Bali
Kubu Gunung
IbM Perajin Anyaman Bambu, Desa
6 Kemendikbud 2013
Tigawasa, Kabupaten Buleleng, Bali
IbM Koperasi Kredit (Credit Union) Kubu
Kemendikbud 2014
Gunung, Provinsi Bali
IbM Usaha Kreatif Berbasis Masyarakat
7 Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kemenristekdikti 2016
Kabupaten Tabanan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
21

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Denpasar, 17 Pebruari 2021


Dosen Pendamping

(Dr. Partiwi Dwi Astuti, SE, MSi, Ak, CA)


22

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga
Jenis Pengeluaran Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
1 Kebutuhan kegiatan virtual        
a. Kuota internet 5 Paket 200.000,00 1.000.000,00
  SUB TOTAL (Rp) 1.000.000,00
2 Bahan Habis Pakai        
a. Kertas HVS 2 Rim 55.000,00 110.000,00
b
Catridge black 2 Buah 160.000,00 320.000,00
.
c. Catridge colour 1 Buah 190.000,00 190.000,00
d
Refill tinta black 1 Buah 35.000,00 35.000,00
.
e. Refill tinta colour 1 Buah 40.000,00 40.000,00
f. Masker 8 Box 50.000,00 400.000,00
g
Hand sanitizer 6 Buah 35.000,00 210.000,00
.
h
Profread artikel 1 Artikel 2.000.000,00 2.000.000,00
.
i. Publikasi 1 Publikasi 3.500.000,00 3.500.000,00
j. Pulsa telepon 5 Paket 150.000,00 750.000,00
k
Poster 2 Buah 100.000,00 200.000,00
.
l. Alat tulis kantor (bolpoint, klip, map, dsb) 1 Paket 63.000,00 63.000,00
  SUB TOTAL (Rp) 7.818.000,00
3 Perjalanan        
Transport lokal pengurusan ijin penelitian di Badan
a. 2 Kali 125.000,00 250.000,00
Kesbangpol Kota Denpasar
b Transport lokal pengurusan ijin penelitian ke lokasi
6 Hari 125.000,00 750.000,00
. penelitian
  SUB TOTAL (Rp) 1.000.000,00
4 Lain-lain        
10
a. Fotocopy laporan kemajuan Lembar 200,00 20.000,00
0
b
Penjilidan laporan kemajuan 3 Eksemplar 20.000,00 60.000,00
.
21
c. Fotocopy laporan akhir Lembar 200,00 42.000,00
0
d
Penjilidan laporan akhir 3 Eksemplar 20.000,00 60.000,00
.
  SUB TOTAL (Rp) 182.000,00
  TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 10.000.000,00
23

Lampiran 4. Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/
Minggu)
1 Hillary Christensen Akuntansi Akuntansi 24/16 Bertugas dan
Haris/1833121452 bertanggungjawab terhadap
seluruh perencanaan dan
pelaksnaan penelitian,
koordinasi tim dengan pemberi
kerja, dan interpretasi temuan.
2 Putu Eka Arya Akuntansi Akuntansi 24/16 Bertugas dan
Damayanti/1833121180 bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan penelitian,
validasi instrumen penelitian,
dan penyusunan laporan.
3 Melisa Dipa/1833121316 Akuntansi Akuntansi 24/16 Bertugas dan
bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan penelitian,
diseminasi hasil penelitian, dan
penyusunan laporan.
4 Ni Kadek Ayu Mitha Akuntansi Akuntansi 24/16 Bertugas dan
Cahyani/1933121202 bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan penelitian,
pengumpulan data penelitian,
dan penggandaan laporan.
5 Ni Kadek Wulan Sari Akuntansi Akuntansi 24/16 Bertugas dan
Dewi/1933121285 bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan penelitian, analisis
data penelitian, dan
penggandaan laporan.
24

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Hillary Christensen Haris
NIM : 1833121452
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwaaa proposal PKM-RSH saya dengan judul


“Pengaruh Skeptisme Profesional, Beban Kerja dan Whistleblowing
Terhadap Pendeteksian Fraud dengan Self-Efficacy sebagai Variabel
Pemoderasi” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami
dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuai dengan pernyataan ini, maka


saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Denpasar, 17 Pebruari 2021


Yang menyatakan,

(Hillary Christensen Haris)


NIM. 1833121452
25

Lampiran 5 Kuisioner

Nama Responden :
Jenis Kelamin:
Laki-laki Perempuan

Pendidikan Terakhir:

D3 S1 S2 S3

Jabatan atau posisi anda saat ini sebagai:

Auditor Pertama Auditor Muda


Auditor Madya Auditor Utama

Lamanya bekerja sebagai auditor:

Kurang dari 1 tahun 1 tahun sampai dengan 5


5 tahun sampai dengan 10 tahun lebih dari 10 tahun (…..…)

Pengalaman tugas audit investigasi/khusus:


Tidak pernah 1 kali sampai dengan 5 kali
6 kali sampai dengan 10 kali Lebih dari 10 kali (…….)
26

Lampiran 5 (lanjutan)
Kami mohon beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang paling sesuai
dengan pendapat Bapak/Ibu pada tempat yang tersedia.
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
= Sangat Setuju (SS)

1. Skeptisisme Profesional
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor tidak mudah
1 percaya atau selalu mempertanyakan sampai diperoleh 1 2 3 4 5
suatu fakta yang sebenarnya.
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor tidak mudah
2 mengambil kesimpulan sampai diperoleh suatu fakta 1 2 3 4 5
yang sebenarnya.
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor harus
3 1 2 3 4 5
mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor harus
4 memiliki kemampuan interpersonal dalam mencari 1 2 3 4 5
fakta-fakta.
Dalam pelaksanaan tugasnya seorang auditor harus
5 1 2 3 4 5
memiliki kepercayaan diri yang baik.
Dalam pelaksanaan audit seorang auditor harus
6 memiliki keteguhan mempertahankan pendapatanya 1 2 3 4 5
berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
Sikap skeptis profesional auditor mampu mendorong
7 1 2 3 4 5
daya deteksi fraud oleh auditor.

Lampiran 5 (lanjutan)
2. Beban Kerja
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
1 Semakin sedikit jumlah rata-rata penugasan audit 1 2 3 4 5
setahun semakin mudah mendeteksi kecurangan
27

(fraud) dalam pelaksanaan audit


Waktu penugasan yang lebih lama akan meningkatkan
2 1 2 3 4 5
daya deteksi fraud oleh auditor.
Penugasan audit lebih dari satu pada periode waktu
yang sama akan mendorong auditor untuk
3 1 2 3 4 5
mengabaikan prosedur audit untuk memenuhi target
waktu dalam penyelesaian pelaporan audit.
Banyaknya penugasan audit dalam periode yang sama
4 1 2 3 4 5
berpengaruh terhadap daya deteksi fraud oleh auditor.
28

Lampiran 5 (lanjutan)
3. Whistleblowing
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
Saya akan berpartisipasi aktif untuk ikut melaporkan
1 apabila menemukan adanya pelanggaran dan 1 2 3 4 5
kecurangan.
Ditempat saya bekerja, direksi dan para manajer ikut
2 1 2 3 4 5
aktif memantau whistleblowing.
Saya tidak takut untuk melaporkan pelanggaran atau
kecurangan yang terjadi karena ada kebijakan
3 1 2 3 4 5
mengenai perlindungan pelapor whistleblowing
(whistleblower).
Saya berani melaporkan tindak kecurangan karena
4 1 2 3 4 5
saya memiliki bukti yang mendukung.
Tindak kecurangan yang saya laporkan harus
5 1 2 3 4 5
dilakukan investigasi lebih lanjut.
Ditempat saya bekerja, whistleblowing ditangani oleh
6 1 2 3 4 5
petugas khusus yang independen.
Saya harus menerima informasi perkembangan
7 penanganan hasil tindak kecurangan yang saya 1 2 3 4 5
laporkan.
Saya termotivasi untuk melaporkan tindak kecurangan
8 1 2 3 4 5
karena adanya insentif.
29

Lampiran 5 (lanjutan)
4. Self Efficacy
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
Ketika menghadapi tugas yang sulit, saya yakin
1 1 2 3 4 5
bahwa saya akan menyelesaikan tugas tersebut.
Bahkan ketika hal-hal yang sulit, saya bisa tampil
2 1 2 3 4 5
cukup baik.
3 Saya akan dapat berhasil mengatasi banyak tantangan. 1 2 3 4 5
Dibandingkan dengan orang lain, saya bisa melakukan
4 1 2 3 4 5
banyak tugas dengan sangat baik.
Saya akan dapat mencapai sebagian besar tujuan yang
5 1 2 3 4 5
saya tetapkan untuk diri sendiri.
Secara umum, saya berpikir bahwa saya bisa
6 1 2 3 4 5
mendapatkan hasil yang penting bagi saya.
Saya percaya saya bisa sukses di hampir semua usaha
7 1 2 3 4 5
yang saya tetapkan.
Saya yakin bahwa saya dapat bekerja efektif pada
8 1 2 3 4 5
banyak tugas yang berbeda.
30

Lampiran 5 (lanjutan)
5. Pendeteksian kecurangan
T
No. Pernyataan STS N S SS
S
Saya selalu melaksanakan telaah atas pengendalian
1 intern dan menentukan kekuatan serta kelemahan 1 2 3 4 5
pengendalian intern dari instansi yang diaudit.
Saya melakukan deteksi kecurangan mencakup
2 identifikasi risiko kecurangan yang memerlukan 1 2 3 4 5
tindak lanjut untuk melakukan investigasi.
Saya memerlukan pemahaman lingkungan audit untuk
3 menjaga kualitas audit dalam pendeteksian 1 2 3 4 5
kecurangan.
Bagi saya metode dan prosedur audit investigatisi
4 yang tidak efektif dapat mengakibatkan kegagalan 1 2 3 4 5
dalam usaha pendeteksian kecurangan.
Saya dituntut untuk mengembangkan teknik-teknik
5 audit investigasi secara tepat untuk mendeteksi 1 2 3 4 5
kecurangan.
Bagi saya mengidentifikasi faktor penyebab
6 kecurangan, menjadi dasar untuk memahami kesulitan 1 2 3 4 5
dan hambatan dalam pendeteksian kecurangan.
Saya harus dapat mengidentifikasi pihak-pihak yang
7 1 2 3 4 5
dapat melakukan kecurangan.
Bagi saya ketertutupan pihak yang diaudit dapat
8 mengindikasikan kecurangan dan berakibat pada 1 2 3 4 5
sulitnya melakukan pendeteksian kecurangan.
Saya harus melakukan pengujian atas dokumen, bukti
9 1 2 3 4 5
atau informasi yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai