Dosen Pengampu :
Oleh :
Universitas Warmadewa
2021
PENDAHULUAN
Akuntansi Forensik adalah aplikasi keterampilan investigasi dan analitik yang bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah keuangan melalui cara-cara yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh pengadilan atau hukum. Dengan demikian investigasi dan analisis yang
dilakukan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pengadilan atau hukum yang
memiliki yurisdiksi yang kuat. Akuntan forensik bertugas memberikan pendapat hukum dalam
pengadilan (litigation), dan juga bisa berperan dalam bidang hukum diluar pengadilan (non
litigation). misalnya dalam membantu merumuskan alternatif penyelesaian perkara dalam
sengketa, perumusan perhitungan ganti rugidan upaya menghitung dampak pemutusan /
pelanggaran kontrak.
Dalam UUD 45 disebutkan tentang lembaga negara atau lembaga penyelenggara negara,
baik di tingkat pusat maupun di daerah. Pada tingkat pusat terdapat beberapa kelompok
kelembagaan antara lain kelompok lembaga yang mencerminkan perwakilan rakyat, presiden
dan wakil presiden yang mewakili kekuasaan pemerintahan negara, dan kelompok yang
mewakili kekuasaan kehakiman oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya. Ketiga kelompok tersebut adalah merupakan perwujudan konsep trias politica dalam
ketatanegaraan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak termasuk dalam kekuasaan tersebut
karena BPK lebih dikenal dalam sistem ketatanegaraan negara-negara demokrasi. Selain itu ada
kriminologi dan viktimologi yang merupakan bagian penting dalam mengembangkan hukum
pidana. Kriminologi dan viktimologi memberi peluang dalam melakukan eksplorasi pada batasan
wilayah disiplin akuntansi forensic.
PEMBAHASAN
I. TATANAN KELEMBAGAAN
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berdiri pada tanggal 29 Desember tahun
2003 bukanlah lembaga pemberantasan korupsi yang pertama di Indonesia. KPK didirikan
karena kelemahan aparat penegak hukum di bidang penyelidikan dalam menghadapi tuntutan
konvensi pemberantasan korupsiPBB. Selain KPK, dalam era pemerintahan SBY (Susilo
Bambang Yudhoyono), dibentuk juga Tim PemburuKoruptor dan Timtas Tipikor
yang dikomandani oleh Pimpinan Kejaksaan Agung.
Kewajiban KPK
KPK berkewajiban:
Dari beberapa butir yang diajukan dalam permohonan judicial review, hanya satu yang
dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi, yakni pembentukan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
dengan Undang-undangNomor 30 Tahun 2002. Mahkamah Konstitusi memutuskan Pengadilan
Tipikor harus dibentuk dengan undang-undang tersendiri sebelum akhir Desember 2009. Dari
pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama lima tahun terakhir, komitmen pengadilan
umum justru dipertanyakan. Banyak terdakwa kasus korupsi yang diadili pengadilan umum,
yangsemuanya terdiri atas hakim karier, justru dibebaskan. Ini berbeda dari Pengadilan Tipikor,
yang memadukan hakim karier dan hakim ad hoc, yang selama ini tidak pernah membebaskan
terdakwa korupsi dari hukuman. Pemantauan ICW disejumlah pengadilan umum selama lima
tahun terakhir sejak2005, menunjukkan jumlah terdakwa kasus korupsi yang bebas di pengadilan
umum bukan berkurang,tetapi malah meningkat. Dan terdakwa yang dihukum, hukumannya
cenderung ringan.
A. Pengertian Kriminologi
Hubungan kriminologi dan hukum pidana dikatakan keduanya pasangan yang saling
melengkapi karena orang akan mengerti dengan baik tentang penggunaan hukum terhadap
pelaku tindak pidana maupun pengertian mengenai timbulnya tindak pidana dan cara
pemberantasannya sehingga mudah menentukan adanya tindak pidana dan pelakunya. Hukum
pidana mempelajari delik sebagai pelanggaran hukum, sedang untuk mempelajari bahwa delik
merupakan perbuatan manusia sebagai suatu gejala sosial adalah kriminologi.
E. Pengertian Viktimologi
Viktimologi mempunyai artian sempit dan artian yang luas. Dalam artian sempit, yang
dimaksud viktimologi adalah ilmu yang mempelajari korban, dan yang dimaksud korban disini
adalah korban akibat adanya tindak pidana. Sedangkan dalam artian luas, viktimologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang korban yang meliputi korban dari berbagai bidang antara lain
korban pencemaran lingkungan, korban perang, korban kesewenang-wenanganan. Termasuk
penyalahgunaan kekuasaan ekonomi yang bersifat ilegal dan penyalahgunaan kekuasaan publik
yg bersifat ilegal.
Ruang lingkup atau objek studi viktimologi dan kriminologi dapat dikatakan sama, yang
berbeda adalah titik tolak pangkal pengamatannya dalam memahami suatu viktimisasi kriminal,
yaitu viktimologi dari sudut pihak korban sedangkan kriminologi dari sudut pihak pelaku.
Masing- masing merupakan komponen-komponen suatu interaksi (mutlak) yang hasil
interaksinya adalah suatu viktimisasi kriminal atau kriminalitas.
Oleh karena itu studi tentang viktimologi perlu untuk dikembangkan. Adanya ungkapan
bahwa seseorang lebih mudah membentengi diri untuk tidak melakukan perbuatan yang
melanggar hukum daripada menghindari diri dari menjadi korban kejahatan.
Pelaku tindak pidana merupakan salah satu masalah pokok hukum pidana. Demikian pula
viktimologi pada awalnya merupakan bagian dari kriminologi modern yang mengkaji sebab-
sebab pelaku melakukan tindak pidana. Karena perkembangan dan perubahan masyarakat dan
banyak ahli pikir antusias untuk mengkaji nasib para korban dalam upaya mendapatkan
perlindungan hukum, akhirnya pengetahuan tentang korban menjadi ilmu yang mandiri lepas
dari kriminologi dan lebih dikenal dengan sebutan viktimologi. Hubungan viktimologi dengan
hukum pidana bahwa selama ini telah dipahami tentang masalah pokok hukum pidana yang
terdiri atas perbuatan melawan hukum dan sanksinya, baik teori maupun praktik pada peradilan
pidana.
PENUTUP
Tatanan kelembagaan sangat berkaitan erat dengan kriminologi dan viktimologi dimana
dalam tatanan kelembagaan berisi lembaga Negara yang bertanggung jawab dalam menghadapi
tindak kasus seperti korupsi. Tatanan kelembagaan terdiri dari legislatif (lembaga perwakilan
rakyat), eksekutif (kekuasaan pemerintah negara), dan yudikatif (kekuasaan kehakiman). Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak merupakan bagian dari ketiga kekuatan atas kekuasaan
tersebut. Lembaga BPK dikenal dalam sistem ketatanegaraan negara-negara demokrasi.
Sedangkan kriminologi merupakan suatu ilmu disiplin yang menerapkan metodologi
ilmiah dalam mencari dan menemukan kebenaran. Metode ini digunakan agar proses investigasi
mencapai hasil yang objektif dan dapat diverifikasi pelaku dari tindak kejahatan yang terjadi.
Kriminologi memiliki sub field, yaitu viktimologi. Berbeda dari kriminologi yang berurusan
dengan kajahatan dan pelakunya, viktimologi lebih membahas mengenai korban dan segala
aspek yang dirugikan dari tindak kejahatan yang terjadi.
REFRENSI
Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Salemba
Empat: Jakarta