1. Judul Penelitian
: Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi
PENGARUH FAKTOR
Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan
KEPERILAKUANORGANISASI TERHADAP
Daerah (Survei Pada Pemerintah Kota Banjarmasin)
KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI
2. Mahasiswa
a. N a m a KEUANGAN : DAERAH
AHMAD SOFA ANWARI
(Survei Pada Pemerintah Kota Banjarmasin)
b. N P M : 2015.12.9507
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Jurusan / Program Studi : Akuntansi
Oleh
3. Lokasi Penelitian Ahmad Sofa
: SKPD
AnwariKantor Pemerintahan Kota
NPM 2015.12.9507
Banjarmasin
4. Lama Penelitian : 6 (enam) Bulan
Banjarmasin, Desember 2018
SKRIPSI Penulis Skripsi,
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sajana
(S1)
Jurusan / Program Studi Akuntansi
AHMAD SOFA ANWARI
Pembimbing I Pembimbing II
permendagri No. 13 tahun 2006 yaitu pada pasal 232 yang mengatur tentang
merupakan salah satu syarat dan pedoman bagi pemerintah untuk dapat
daerah dengan baik dalam upaya untuk mencapai Good Government Governance.
waktu, dan dapat dipercaya sehingga dituntut untuk memiliki sistem informasi
karena itu diperlukan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah yang baru
untuk menggantikan sistem lama yang selama ini digunakan oleh Pemerintah
mengemukakan sistem lama (MAKUDA) dengan ciri-ciri antara lain single entry
yang rutin dan pembangunan) dan pendekatan anggaran berimbang dinamis sudah
tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan daerah, karena beberapa alasan yaitu tidak
atau dengan kata lain dapat memberikan laporan neraca, tidak mampu
public tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan adanya
kenaikan atau penurunan kas daerah, sistem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak
pelaksanaan APBD berbasis kinerja sesuai ketentuan PP No. 105 tahun 2000, dan
memberikan kewenangan yang cukup besar bagi daerah untuk mengelola sumber
daya yang dimilikinya. Akan tetapi selain mempunyai kewenangan, pemerintah
Menurut Permendagri No.13 Tahun 2006 yang kini telah diperbaharui oleh
yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Proses
akuntansi tersebut didokumentasikan dalam bentuk buku jurnal dan buku besar
dan apabila diperlukan ditambah dengan buku besar pembantu, maka hal ini
keuangan di daerah.
pengendalian intern lemah dan pada akhirnya laporan keuangan yang dihasilkan
juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan. Kegunaan
dalam sistem akuntansi yang digunakan memiliki kandungan akurasi yang tinggi.
yang dapat dipercaya. Efisien, melalui sistem informasi yang digunakan anggota
organisasi dapat menghemat penggunaan biaya dan kegunaan SAKD selanjutnya
adalah Efektif, melalui sistem informasi yang digunakan anggota organisasi dapat
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). SKPD selaku entitas akuntansi akan
akuntansi aset tetap/barang milik daerah dan prosedur akuntansi selain kas. Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yang digunakan pada saat sekarang ini
Keuangan Daerah.
tidak hanya ditentukan pada penguasaan teknis belaka, namun banyak penelitian
meningkatkan kegunaan SAKD ini maka perlu adanya faktor perilaku dalam suatu
tentang transparansi dan akuntabilitas lembaga sektor publik, karena SAKD dapat
berguna untuk mengelola dana secara transparan, ekonomis, efektif, efisien dan
akuntabel.
keuangan daerah yang mengacu pada SAP. Informasi yang kredibel adalah
penyajian data, tingginya ketaatan terhadap peraturan yang berlaku, dan netralitas
akurat dan tepat waktu tentang informasi yang terkait dengan pertanggungjawaban
didukung oleh suatu sistem akuntansi yang menghasilkan informasi yang tepat
organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia
sabeni 2007).
dan Kinerja Pemerintah Daerah (Survei pada Pemerintah Daerah di Jawa Tengah)
tujuan organisasi serta menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk dapat
mengerti, menerima dan merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan
individu dengan suatu kejelasan tujuan, target yang jelas dan paham bagaimana
adanya kekuasaan manajer terkait dengan sumber daya. Manajer (atasan) dapat
fokus terhadap sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi yang
sumber daya yang terlibat, dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan.
Manajer (atasan) dapat fokus terhadap sumber daya yang diperlukan, tujuan dan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam organisasi dalam rangka
Kejelasan tujuan dalam organisasi pemerintah dapat terlihat dari visi dan
pelaksanaan SAKD tidak dijalankan secara tepat dan didukung secara aktif oleh
atasan, maka penerapan sistem akuntansi keuangan daerah tidak akan berguna
yang memperlihatkan alur yang harus dilalui atau dicapai seluruh anggota
SAKD adalah adanya dukungan atasan dalam organisasi. Menurut Shield (1995)
dikarenakan adanya kekuasaan manajer terkait dengan sumber daya. Atasan dapat
fokus terhadap sumber daya yang diperlukan, tujuan, dan inisiatif strategi yang
bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh seperti faktor teknologi, factor
Cavalluzzo dan Ittner (2004) menunjukkan bahwa beberapa faktor teknik dan
perbedaan antara aturan (format standart) yang berlaku yaitu PP no. 58 Tahun
2005 tentang pengelolaan keuangan daerah dan Permendgri No. 13 Tahun 2006
No.58 Tahun 2005, PP No.47 Tahun 2006 dan Permendagri No.13 Tahun 2006.
dan kinerja pemerintah Daerah (survei pada Pemerintah Daerah di Jawa Tengah)
Keuangan Daerah, sejalan dengan terbitnya Surat Edaran Mentri Dalam Negri
Berdasarkan hasil penelitian Fung Jin (2002) dalam Dewi (2011) diperoleh
hasil bahwa pada perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan
tidak terbukti adanya perbedaan pengguna sistem. Penelitian ini mereplikasi dari
Daerah. Perbedaan dari penelitian adalah pada jumlah variabel dan cakupan
wilayah. Penelitian ini hanya fokus pada tiga variabel yang mencakup Dukungan
Atasan, Kejelasan Tujuan dan Pelatihan serta tidak melibatkan konflik Kognitif
dan Efektif yang telah disebutkan oleh peneliti sebelumnya serta penelitian
yang mempunyai masalah karyawan sebagian banyak tidak mengerti atau paham
mengenai kegunaan dari system akuntansi keuangan daerah. Oleh sebab itu
peneliti melakukan sebuah replikasi penelitian yang telah dilakukan oleh Nurlaela
Secara umum penelitian ini lebih sederhana dari penelitian sebelumnya yaitu
variabel dan cakupan wilayah. Peneliti hanya fokus pada tiga variabel yang
melibatkan konflik Kognitif dan Efektif yang telah disebutkan oleh peneliti
masalahnya, yaitu:
Banjarmasin?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
2. Kegunaan praktis
1. Kerangka Pemikiran
menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk dapat mengerti, menerima dan
merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan khawatir dalam proses
implementasi.
individu dengan suatu kejelasan tujuan, target yang jelas dan paham bagaimana
organisasional seperti komitmen dari sumber daya yang terlibat, dukungan atasan,
semua level organisasi, dan Pelatihan merupakan suatu usaha pengarahan dan
pengetahuan dan serangkaian proses atau prosedur, yang dimulai dari pencatatan,
berhubungan disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh, yang ditinjau untuk
oleh pihak intern dan pihak ekstern pemerintah daerah untuk mengambil
keputusan ekonomi.
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah survey, metode survey digunakan
untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi
2009: 6). Sedangkan metode analisis data dilakukan melalui metode pendekatan
deskriftif kuantitatif, yaitu mengubah data kualitatif menjadi suatu ukuran data
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian yang akan
a. Menyebarkan Kuesioner
Masalah Pokok
Pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah
Identifikasi Masalah
Belum terkonfirmasinya pengaruh faktor keperilakuan organisasi seperti
dukungan atasan, kejelasan tujuan dan pelatihan terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah pada SKPD Pemerintah Kota Banjarmasin.
Permusan Masalah
Apakah faktor keperilakuan organisasi seperti dukungan atasan, kejelasan
tujuan dan pelatihan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada
Pemerintah Kota Banjarmasin?
Pemecahan Masalah
1. Menyebarkan Kuesioner
2. Melakukan uji kualitas data
3. Melakukan uji asumsi klasik
4. Melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier
berganda
2. Pengembangan Hipotesis
hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan
sementara dari masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
suatu kegiatan, jika sebuah instansi pemerintah tidak ada dukungan atasan
maka system yang akan dikembangkan tidak akan sesuai dengan rencana
atau instansi dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Atasan dapat
focus terhadap sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi yang
suatu instansi pemerintahan tidak ada dukungan atasan maka sistem yang akan
dikembangkan tidak akan sesuai dengan rencana instansi dan dengan demikian
keuangan daerah. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Yati (2014)
keuangan daerah.
Keuangan Daerah
dan misi organisasi terkait. Kegunaan SAKD merupakan bagian dari tujuan
dimonitor secara hati-hati dan didukung secara aktif oleh atasan, maka
sistem, karena individu dengan suatu kejelasan tujuan akan lebih dapat
sistem karena individu dengan suatu kejelasan tujuan, target yang jelas dan
kegunaan SAKD. Sejalan dengan hasil penelitian oleh Latifah dan Sabeni
bahwa tidak adanya pengaruh positif kejelasan tujuan terhadap SAKD, tidak
diterima.
Daerah
baru tersebut dengan tujuan organisasi serta menyediakan suatu sarana bagi
positif pelatihan dengan kegunaan SAKD. Latifah dan Sabeni (2007) di dalam
diterima.
3. Kerangka Hipotesis
berikut:
Gambar 2 Kerangka Hipotesa
H1
Dukungan atasan
Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan
H2 Daerah:
Kejelasan Tujuan pengelolaan dana secara
transparan, efektif, efisien
dan akuntabel
Pelatihan
H3
F. Tinjauan Pustaka
terdiri atas subsistem-subsistem atau kesatuan yang terdiri atas kesatuan yang
lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan tertentu.
Suatu sistem mengolah input (masukan) menjadi output (keluaran). Input sistem
tahap dalam siklus akuntansi dimulai dari bukti transaksi, jurnal, posting ke buku
besar, membuat neraca saldo, membuat jurnal penyesuaian, menyusun neraca
(LRA), Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan dalam pasal 239 Peraturan
Menteri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan
catatan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tidak mengatur perubahan atas
pasal 239 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Selanjutnya
berdasarkan pasal 308 dan pasal 309 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi
(Thoha, 2010:5). Faktor organisasi dalam implementasi sistem ada tiga aspek,
2010).
2. Dukungan atasan
juga sebagai bantuan yang diberikan oleh pimpinan yang lebih tinggi kepada
bawahan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu
dukungan atasan dapat memberikan hasil positif untuk pegawai (Latifah dan
Sabeni 2007).
3. Kejelasan Tujuan
dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan. Selain itu kejelasan tujuan dapat dijelaskan sebagai kejelasan
dari sasaran dan tujuan digunakannya sistem akuntansi keuangan daerah di semua
level organisasi dan dapat diartikan suatu keadaan yang jelas terhadap arah yang
dapat menentukan suatu keberhasilan sistem dan target yang dituju (Latifah dan
Sabeni, 2007).
4. Pelatihan
timbal balik yang bersifat membantu, oleh karena itu dalam pelatihan seharusnya
yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dapat mendorong mereka untuk dapat
G. Penelitian Terdahulu
Perbedaan dari penelitian adalah pada jumlah variabel dan cakupan wilayah.
Kejelasan Tujuan dan Pelatihan serta tidak melibatkan konflik Kognitif dan
H. Metode Penelitian
tertulis atau angket) yang diberikan kepada responden, dimana responden didalam
penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada bagian keuangan
digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dan menggunakan skala
likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert dengan
b. Tidak sesuai : 2
c. Cukup Sesuai : 3
d. Sesuai : 4
e. Sangat sesuai : 5
a. Variabel Penelitian
instrument yang dibangun oleh Shield dan Young (1989) dan Shield (1995) yang
dimodifikasi.
Kisi – kisi instrumen penelitian ini berisi tentang hubungan antar variabel
dan dimensi dengan indikator beserta penentuan skala penelitian, berikut kami
5. Efektifitas biaya
Besar biaya yang dikeluarkan Ordinal
dalam menyelesaikan tugas.
6. Pengaruh rekan
kerja Hasil pekerjaan yang dilakukan Ordinal
bersama tim
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yakni data
Banjarmasin.
Uji Kualitas Data dan .Uji realibilitas data. Uji kualitas data uji ralibilitas
data dilakukan melihat nilai Cronbrach Alpha (α) dari variabel yang diteliti.
Program SPSS 16,0. Uji Asumsi Model Asumsi-asumsi untuk terpenuhinya pada
pengujian model analisis path atau analisis jalur adalah sebagai berikut: Ukuran
1998). Evaluasi Outlier. Mahalanobis distance untuk mengukur data outlier yaitu
mendeteksi apakah sekor observasi ada yang jauh berbeda dengan skor centroid .
uji Asumsi klasik, uji hipotesis dengan analisis regresi berganda dengan
SAKD = α + b1 DA + b2 KT + b3 P + e
Keterangan:
α = konstanta
X1 = DA
X2 = KT
X3 = P
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
KeuanganDaerah.
Sugiyono, 2002. Statistik Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10,0 for
Windows. Bandung: CV. ALFABETA.