Anda di halaman 1dari 23

BEKAL RINGKASAN MATERI

UJIAN KOMPREHENSIF
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Disusun untuk Melengkapi Salah Satu


Tugas Seminar Akuntansi

Oleh:
Pika Ramanuningsih
F0308133

Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2011

KATA PENGANTAR

Pujisyukur pada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat-Nya penulis dapat


menyelesaikan Makalah dengan judul BEKAL RINGKASAN MATERI UJIAN
KOMPREHENSIF SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN. Makalah ini
disusun guna melengkapi dan memenuhi Tugas Makalah Sistem Pengendalian
Manajemen pada mata kuliah Seminar Akuntansi.
Dalam penulisan Tugas Makalah ini penulis menerima saran dari berbagai
pihak sehingga Tugas Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo,
M.Com, selaku dosen mata kuliah Seminar Akuntansi, serta teman-teman sekelas
dalam mata kuliah Seminar Akuntansi.
Penulis menyadari bahwa Tugas Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan
penulis terima dengan kerendahan hati.
Semoga dengan disusunnya Tugas Makalah ini akan bermanfaat bagi
semuanya, Amin.
Surakarta,

Desember 2011

Pika Ramanuningsih

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB II MATERI BAHASAN............................................................................3
A. DESKRIPSI Sistem Pengendalian Manajemen................................................3
Management Controls Environment...............................................................4
Management control process........................................................................4
Variations in management controls.................................................................4
Strategies................................................................................................ 4
Responsibility centers................................................................................. 6
Revenue center......................................................................................... 7

Expense center....................................................................................7

Profit center....................................................................................... 7

Investment center................................................................................8

Transfer pricing..................................................................................8

Strategic planning................................................................................ 8

Budget preparation,.................................................................................... 8
Performance Measurement,..........................................................................9
Management compensation,.........................................................................9
Controls for differentiated strateties................................................................9
B. PRAKTIK SPM...................................................................................... 9
C. PENELITIAN SPM...............................................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................... 14
A. Rangkuman.......................................................................................... 14
B. Keterbatasan........................................................................................ 14
C. Saran.................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 16
LAMPIRAN................................................................................................ 18

Tabel C.1

Jurnal Ilmiah Auditing..............................................................19

BAB I
PENDAHULUAN

Penulis berpendapat bahwa bekal merupakan persiapan segala sesuatunya


supaya berguna dalam mencapai suatu tujuan. Ringkasan materi merupakan
kumpulan berbagai materi yang disusun secara ringkas guna mempermudah dalam
memahami materi-materi tersebut. Ujian komprehensif merupakan ujian lisan yang
diadakan di Fakultas Ekonomi UNS, ditujukan kepada mahasiswa jurusan Akuntansi
semester akhir yang bertujuan menguji kompentensi dan pemahaman mahasiswa
terhadap materi yang telah diterima secara keseluruhan.
Makalah ini disusun sebagai rasa kepedulian penulis setelah mendengar
bahwa banyak dari mahasiswa Strata Sarjana I, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, di dalam mempersiapkan ujian Komprehensif
Akuntansi kurang paham dengan bahan apa yang harus dipelajari, sehingga
menyebabkan mahasiswa tidak siap dalam menghadapi ujian tersebut. Atas dasar
inilah penulis menyusun makalah ini, dalam rangka membantu teman-teman
mahasiswa untuk belajar mudah dalam mempersiapkan dan menghadapi ujian
komprehensif khususnya Auditing
Penulis

memilih

judul

BEKAL RINGKASAN

MATERI UJIAN

KOMPREHENSIF SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN maksud yang


terkandung didalamnya supaya makalah ini menjadi suatu wujud persiapan
pemahaman materi secara keseluruhan yang disajikan secara ringkas, padat, dan
jelas.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa tingkat akhir


Jurusan Akuntansi FE-UNS memahami wawasan dan pandangan akuntansi, serta
perkembangannya guna mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian komprehensif
khususnya Sistem Pengendalian Manajemen dan menulis skripsi.
Penulis merangkum bahan materi Sistem Pengendalian Manajemen,
memberikan gambaran tentang praktik Sistem Pengendalian Manajemen di
Indonesia, serta penelitian tentang Sistem Pengendalian Manajemen.

BAB II
MATERI BAHASAN

A. DESKRIPSI Sistem Pengendalian Manajemen

Gambar A.1 Sistem Pengendalian Manajemen


Penjelasan Gambar A.1
Penulis mendeskripsikan Sistem Pengendalian Manajemen berdasarkan diagram,
yaitu Sistem pengendalian manajemen terdiri dari tiga bagian yaitu lingkungan
pengendalian manajemen, proses pengendalian manajemen, dan variasi dalam
manajemen pengendalian. Berikut keterangan istilah lebih lanjut sesuai gambar
A.1.:

Management Controls Environment


Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan
karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian
adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau
manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen
(manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi
(terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan
pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur
pengendalian intern yang lain.1
Management control process
Proses pengendalian manajemen adalah perilaku, memanifestasikan dirinya
dalam interaksi antara manajer dan antara manajer dan bawahan.
Variations in management controls,
Variasi dalam pengendalian manajemen menggambarkan variasi dalam
sistem pengendalian manajemen yang meliputi pengendalian untuk strategi
yang terdiferensiasi (controls for differentiated strategies), organisasi jasa,
organisasi multinasional, dan pengendalian manajemen proyek.

Strategies
Strategi adalah mendiskripsikan arah umu yang akan dituju suatu organisasi
untuk mencapai tujuannya. Strategi terdapat dua tingkatan:
1http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern#Lingkungan_Pengendalian_.28C
ontrol_Environment.29

Tingkatan
strategi
Corporate Level
(Tingkat
korporat/organisasi
keseluruhan)

Bussiness
Unit
Level
(Tingkat
Unit Bisnis)

Tingkatan
Isu
Strategi Opsi
Strategi Organisasi
Kunci
Generik
Primer yang
terlihat
Apakah kita ada Industri tunggal Kantor
dalam
bauran Diversifikasi
Korporat
industri
yang yang
tepat?
Apakah berhubungan
industri
atau Diversifikasi
subindustri yang yang
tidak
harus kita masuk? berhubungan
Apakah
yang Membangun
Kantor
seharusnya
Mempertahankan Korporat dan
menjadi misi dari Memanen
manajer umum
unit
bisnis Menjual
unit
bisnis
tersebut.
Biaya rendah
Manajer umum
Bagaimana unit
unit bisnis
bisnis
harus
bersaing
untuk
mewujudkan

1. strategi organisasi keseluruhan (Corporate Level Strategy)


Strategi tingkat korporat adalah mengenai keberadaan di tengah bauran
bisnis yang tepat. Strategi korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan
dimana sebaiknya bersaing dan bukan bagaimana bersaing dalam industri
tertentu.
a. Perusahaan-perusahaan

dengan

industri

tunggal,

menggunakan

kompetensi intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industri tersebut.


b. Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan, tingkat
keterkaitan mengacu pada hakikat hubungan sinergi operasi lintas unit
bisnis yang berdasarkan pada kompetensi inti dan pembagian sumber
daya umum.
c. Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan adalah perusahaan
yang beroperasi dalam sejumlah industri dan bisnisnya saling
berhubungan satu sama lain melalui sinergi operasi.

Sinergi operasi terdiri dari dua jenis hubungan lintas unit bisnis: (1)
kemampuan untuk membagi sumber daya umum (2) kemampuan untuk
membagi kompetensi inti umum.
Peran kantor korporat dalam perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan: (1) serupa dengan suatu konglomerat, eksekutif kepala dari
suatu perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan harus membuat
alokasi sumber daya lintas unit bisnis; (2) mengidentifikasi, memelihara,
memperdalam, dan meningkatkan kompetensi inti tingkat korporat yang
menguntungkan unit-unit bisnis yang beragam.
2. strategi unit bisnis (Bussiness Unit Level Strategy)
Strategi unit bisnis berkenaan dengan bagaimana menciptakan dan
memelihara keunggulan kompetitif dalam masing-masing industri yang
telah dipilih oleh suatu perusahaan untuk berpartisipasi. Strategi unit
bisnis bergantung pada dua aspek yang saling berkaitan: (1) misinya(
Apakah yang seharusnya menjadi misi dari unit bisnis tersebut?) dan (2)
Keunggulan kompetitifnya (Bagaimana unit bisnis harus bersaing untuk
mewujudkan misinya.)
Responsibility centers
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang dipimpin oleh manajer
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan.
Revenue center
Pusat pendapatan, suatu output (yaitu, pendapatan) diukur secara moneter
akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input
(yaitu, beban atau biaya) dengan output. (Jika beban dikaitkan dengan
pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat laba). Pusat pendapatan

10

merupakan unit pemasaran/penjualan yang tidak memiliki wewenang untuk


menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok
penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan.
Expense center,
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara
mpneter, namun outputnya tidak. Ada dua jenis pusat beban, yaitu:
- pusat beban teknik (engineered expense centers): biaya teknik adalah
biaya-biaya yang jumlahnya secara tepat dan memadai dapat
-

diestimasikan dengan keandalan yang wajar.


Pusat beban kebijakan (discretionary expense): biaya kebijakan (juga
disebut dengan biaya yang dikelola) adalah biaya yang tidak tersedia
estimasi tekniknya. Pada pusat beban kebijakan, biaya-biaya yang
dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen atas jumlah yang

memadai dalam kondisi tertentu.


Profit center,
segmen bisnis/kegiatan dimana manajernya bertanggung jawab atas
penerimaan perusahaan dan juga termasuk biaya yang terjadi. Manajer dari
masing-masing pusat laba bertanggung jawab atas penerimaan (perusahaan)
dan biaya yang terjadi (pada pusat labanya), sehingga untuk tujuan
minimalisasi penerimaan manajer pusat laba dapat memiliki dan diberi
kendalia atas aktivitas yang berdampak pada maksimalisasi laba. Pengukuran
pusat laba dilakukan dengan cara membandingkan data aktual dengan laba
yang dianggarkan.
Investment center,
Pusat investasi, sistem pengendalian berlaku tindakan moneter untuk input
dan output, investasi digunakan dalam pusat tanggung jawab itu sendiri.
Transfer pricing,
Arti sempit: harga perpindahan barang atau jasa antara dua pusat laba atau
lebih. Transfer pricing dalam arti luas adalah harga perpindahan barang atau

11

jasa yang dipertukarkan antar unit-unit atau antar pusat pertanggungjawaban


dalam suatu organisasi.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer harus sama dengan harga yang
dipatok seandainya produk tersebut terjual kepada konsumen luar atau dibeli
dari pemasok luar.
Strategic planning,
Manajer memerlukan jenis perencanaan khusus yang disebut perencanaan
strategis. Perencanaan strategis ini akan digunakan untuk menentukan misi
utama organisasi dan membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk
mencapainya.
Budget preparation,
Persiapan anggaran tejadi sebelum tahun dimulai. Proses mempersiapkan
anggaran harus dibedakan dari strategic planning dan forecasting.
Performance Measurement,
Tujuan sistem pengukuran kinerja adalah mengiplementasikan strategi.
Manajer harus memilih ukuran yang paling sesuai dengan strategi
perusahaan. Sistem pengukuran adalah mekanisme untuk meningkatkan
kemungkinan organisasi akan mengimplementasikan strategi dengan baik.
Management compensation,
Kebijakan dan prodedur untuk memberikan kompensasi bagi manajer. Misal:
gaji, bonus, tunjangan.

12

Controls for differentiated strateties


Strategi yang diarahkan pada bagaimana menghasilkan produk yang unik
dalam industri dan ditujukan pada konsumen yang relatif tidak atau kurang
peka terhadap harga.

B. PRAKTIK SPM
PENGERTIAN CSR dan WADAHNYA
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan
saat ini telah menjadi konsep yang kerap kita dengar, walau definisinya sendiri
masih menjadi perdebatan di antara para praktisi maupun akademisi. Sebagai
sebuah konsep yang berasal dari luar, tantangan utamanya memang adalah
memberikan pemaknaan yang sesuai dengan konteks Indonesia.
Berangkat dari pendirian tersebut, situs ini didedikasikan untuk membuka
diskusi dan menyebarkan wacana CSR agar dipahami oleh lebih banyak lagi
pihak: masyarakat sipil, perusahaan maupun pemerintah. Tujuannya adalah agar
semua pihak dapat beranjak dari pemahaman yang memadai ketika berbicara
tentang CSR, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat dipergunakan untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan pemahaman yang
demikian, CSR tidak akan disalahgunakan hanya sebagai marketing gimmick
untuk melakukan corporate greenwash atau pengelabuan citra perusahaan
belaka.
Dalam situs ini (http://csrindonesia.com/) dapat dibaca berbagai hal yang
berkaitan dengan CSR, mulai dari konsep dasar hingga bagaimana CSR
diaplikasikan oleh perusahaan di berbagai sektor. Situs ini juga mengundang
Anda untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang CSR melalui ajang
diskusi.

13

Bagi perusahaan-perusahaan yang berkehendak untuk melaksanakan CSR


dengan sungguh-sungguh, situs ini menyediakan deskripsi layanan jasa yang
dapat diberikan untuk bersama-sama mencapai tujuan keberlanjutan.2
PERKEMBANGAN DAN MOTIF CSR DI INDONESIA
Sebagaimana pendapat yang menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial
adalah terpisah dan bertentangan adalah pandangan yang keliru. Perusahaan
tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya.
Faktanya, kemampuan perusahaan untuk bersaing sangat tergantung pada
keadaan lokasi dimana perusahaan itu beroperasi. Oleh karena itu, piramida CSR
yang dikembangkan Archie B. Carrol harus difahami sebagai satu kesatuan.
Sebab, CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar
yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu profit, people dan planet
(3P).
Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi
yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.
Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian
beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan
kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang
merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.
Plannet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan
keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini
biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih,
perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme).
Maka, citra perusahaan yang buruk dan sering dimunculkan di media massa,
jelas tidak mendukung kelancaran operasional perusahaan dan bersifat kontra2 http://csrindonesia.com/

14

produktif terhadap upaya peningkatan produktivitas dan keuntungan. Kini


semakin diakui bahwa perusahaan, sebagai pelaku bisnis, tidak akan bisa terus
berkembang, jika menutup mata atau tak mau tahu dengan situasi dan kondisi
lingkungan sosial tempat ia hidup.
Dalam kaitan itulah, penerapan CSR dipandang sebagai sebuah keharusan. CSR
bukan saja sebagai tanggung jawab, tetapi juga sebuah kewajiban. CSR adalah
suatu peran bisnis dan harus menjadi bagian dari kebijakan bisnis. Maka, bisnis
tidak hanya mengurus permasalahan laba, tapi juga sebagai sebuah institusi
pembelajaran. Bisnis harus mengandung kesadaran sosial terhadap lingkungan
sekitar. Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kuantitas
maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin
bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar. Penelitian
PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa dana CSR di Indonesia mencapai
lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11.5 juta dollar AS dari 180 perusahaan
yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media massa.
Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana CSR di
Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulatif tersebut, perkembangan CSR di
Indonesia

cukup

menggembirakan.

Angka

rata-rata

perusahaan

yang

menyumbangkan dana bagi kegiatan CSR adalah sekitar 640 juta rupiah atau
sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan
dana CSR pada tahun 1998 mencapai 21.51 miliar dollar dan tahun 2000
mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah3

15

C. PENELITIAN SPM
Heboh dengan perkembangan IFRS, dari bidang akuntansi, perpajakan,
auditing, akuntansi manajerial, hingga sistem pengendalian manajemen ikut
menyesuaikan perkembangan, dengan tujuan supaya persahaan-perusahaan
Indonesia tidak tertinggal dalam perekonomian global yang hanya dikarenakan
tidak

mengikuti

perkembangan.

Perkembangan

penyusunan

IFRS

dan

penyempurnaannya sangat berpengaruh terhadap segala aspek yang telah


disebutkan, sehingga membutuhkan pendapat dari calon-calon pengguna
maupun para pengguna yang sudah menerapkan IFRS.
Akademisi berperan penting untuk terlibat dalam memberi masukan dari
proses penelitian yang dilakukannya sebagai pandangan dalam penyusunan
Standar. Beberapa daftar dari penelitian auditing bisa dilihat di lampiran tabel
C.1. Berikut merupakan salah satu contoh penelitian:
Judul penelitian : Why Dont Consumers Care About CSR?: A
Qualitative Study Exploring the Role of CSR in Consumption Decisions 4 yang
dibuat oleh berseder, Magdalena; Schlegelmilch, Bodo; Gruber, Verena.
Ada sebuah paradoks yang tidak terselesaikan mengenai peran tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) dalam perilaku konsumen. Di satu sisi,
permintaan konsumen lebih dan melebihi informasi CSR dari perusahaan. Di sisi
lain, penelitian menunjukkan kesenjangan yang cukup jelas antara kepentingan
konsumen dalam CSR dan peran terbatas CSR dalam perilaku pembelian. Artikel
ini mencoba untuk menjelaskan paradoks ini dengan menggambarkan pada data
kualitatif dari wawancara mendalam. Temuan menunjukkan bahwa evaluasi

4 http://search.proquest.com/docview/905228261?accountid=44945

16

inisiatif CSR adalah suatu proses yang kompleks dan hierarkis terstruktur,
dimana konsumen membedakan antara inti, pusat, dan faktor perifer. Artikel ini
menjelaskan faktor-faktor secara rinci dan menjelaskan kompleksitas penilaian
konsumen terhadap CSR. Wawasan ini kemudian sebagai dasar untuk melayani
membahas implikasi teoritis dan manajerial dari temuan penelitian. Untuk tujuan
ini artikel ini memberikan kontribusi untuk pemahaman lebih baik tentang peran
CSR dalam keputusan konsumsi.

17

BAB III
PENUTUP

A. Rangkuman
Penulis mendeskripsikan Sistem pengendalian manajemen terdiri dari
tiga bagian yaitu lingkungan pengendalian manajemen, proses pengendalian
manajemen, dan variasi dalam manajemen pengendalian.
Dalam praktik sistem pengendalian manajemen terkhusus CSR, yaitu sebagai
suatu wahana yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan. Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam
kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya
semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar.

B. Keterbatasan
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memang masih jauh
dari sempurna. Sumber referensi yang didapat penulis kurang banyak, sehingga
lingkup yang dibahas dalam makalah masih kurang luas. Waktu yang terbatas
menjadi kendala dalam kelengkapan dan keluasan penulisan makalah ini.

18

C. Saran
Penulisan makalah yang diringkas menjadi sangat padat berdampak pada
ketidaksempurnaan informasi yang dapat dijelaskan dalam makalah ini. Penulis
menyarankan kepada para pembaca untuk menambah wawasannya dengan
membaca buku yang bersangkutan, serta membuka daftar pustaka, catatan kaki,
dan website yang disarankan oleh penulis.

19

DAFTAR PUSTAKA

Antony Robert N., dan Vijay Govindarajan. Management control systems, twelfth
edition . United states: Mcgraw-Hill, 2007.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemeriksaan_akuntansi_2/bab_6_audit_t
erhadap_siklus_investasi.pdf
Ahrens, T., & Chapman, C. (2004). Accounting for flexibility and efficiency: A field
study of management control systems in a restaurant chain*. Contemporary
Accounting
Research, 21(2),
271-301.
Retrieved
from
http://search.proquest.com/docview/194213693?accountid=44945
Ahrens, T., & Chapman, C. (2004). Accounting for flexibility and efficiency: A field
study of management control systems in a restaurant chain*. Contemporary
Accounting
Research, 21(2),
271-301.
Retrieved
from
http://search.proquest.com/docview/194213693?accountid=44945
Autrey, R., Dikolli, S., & Newman, D. (2010). Performance measure aggregation,
career incentives, and explicit incentives.Journal of Management Accounting
Research, 22(10492127),
115-131.
Retrieved
from
http://search.proquest.com/docview/816419981?accountid=44945
Bai, G., Coronado, F., & Krishnan, R. (2010). The role of performance measure noise
in mediating the relation between task complexity and outsourcing. Journal of
Management Accounting Research, 22(10492127), 75-102. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/816419993?accountid=44945
Calabretta, G., Durisin, B., & Ogliengo, M. (2011). Uncovering the intellectual
structure of research in business ethics: A journey through the history, the
classics, and the pillars of journal of business ethics. Journal of Business
Ethics, 104(4), 499-524. doi:10.1007/s10551-011-0924-8
Casali, G. (2011). Developing a multidimensional scale for ethical decision
making. Journal of Business Ethics, 104(4), 485-497. doi:10.1007/s10551-0110923-9
Chen, C., Chang, C., & Hung, S. (2011). Influences of technological attributes and
environmental factors on technology commercialization. Journal of Business
Ethics, 104(4), 525-535. doi:10.1007/s10551-011-0926-6
Chou, T., Weng, P., & Wu, T. (2011). It-enabled management control systems
transformations: Lessons learned from savecom. Journal of Information

20

Technology Case and Application Research, 13(2), 3-21. Retrieved from


http://search.proquest.com/docview/878895005?accountid=44945
Evans, J., Kim, K., Nagarajan, N., & Patro, S. (2010). Nonfinancial performance
measures and physician compensation.Journal of Management Accounting
Research, 22(10492127),
31-56.
Retrieved
from
http://search.proquest.com/docview/816420003?accountid=44945
Herremans, I., Isaac, R., Kline, T., & Nazari, J. (2011). Intellectual capital and
uncertainty of knowledge: Control by design of the management
system. Journal of Business Ethics, 98(4), 627-640. doi:10.1007/s10551-0100642-7
Hong, Y., & Andersen, M. (2011). The relationship between corporate social
responsibility and earnings management: An exploratory study. Journal of
Business Ethics, 104(4), 461-471. doi:10.1007/s10551-011-0921-y
Litschka, M., Suske, M., & Brandtweiner, R. (2011). Decision criteria in ethical
dilemma situations: Empirical examples from austrian managers. Journal of
Business Ethics, 104(4), 473-484. doi:10.1007/s10551-011-0922-x
Morris, M., Allen, J., Schindehutte, M., & Avila, R. (2006). Balanced management
control
systems
as
a
mechanism
for
achieving
corporate
entrepreneurship. Journal of Managerial Issues, 18(4), 468-493,430. Retrieved
from http://search.proquest.com/docview/194164916?accountid=44945
Morris, M., Allen, J., Schindehutte, M., & Avila, R. (2006). Balanced management
control
systems
as
a
mechanism
for
achieving
corporate
entrepreneurship. Journal of Managerial Issues, 18(4), 468-493,430. Retrieved
from http://search.proquest.com/docview/194164916?accountid=44945
berseder, M., Schlegelmilch, B., & Gruber, V. (2011). "Why don't consumers care
about CSR?": A qualitative study exploring the role of CSR in consumption
decisions. Journal of Business Ethics, 104(4), 449-460. doi:10.1007/s10551011-0925-7
Smith, M. (2010). Geeksploitation: Optimism and monitoring-aversion in agency
relationships. Journal of Management Accounting Research, 22(10492127),
133-156. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/816419995?
accountid=44945

21

LAMPIRAN
Tabel C.1 Jurnal Ilmiah SPM
Pengarang
Vol Judul pub
Ed

No
.

Judul

Balanced Management
Control Systems as a
Mechanism for Achieving
Corporate
Entrepreneurship

Morris, Michael; Allen,


Jeffrey; Minet
Schindehutte; Avila,
Ramon

18.
4

Journal of
Managerial
Issues

Accounting for Flexibility


and Efficiency: A Field
Study of Management
Control Systems in a
Restaurant Chain*

Ahrens,
Thomas; Chapman,
Christopher

21.
2

Contemporar 2004
y Accounting
Research

Management control
systems and boundaries of
the firm: Why do firms
outsource internal auditing
activities?
IT-ENABLED MANAGE
MENT CONTROL
SYSTEMS TRANSFORM
ATIONS: LESSONS
LEARNED FROM
SAVECOM
Intellectual Capital and
Uncertainty of
Knowledge: Control by
Design of theManagement
System
"Why Don't Consumers
Care About CSR?": A
Qualitative Study
Exploring the Role of CSR
in Consumption Decisions
The Relationship Between
Corporate Social
Responsibility and
Earnings Management: An
Exploratory Study

Widener, Sally; Selto,


Frank

11.-

Journal of
Management
Accounting
Research

1999

Journal of
Information
Technology
Case and
Application
Research
Journal of
Business
Ethics

2011

Chou, Tzu13.
Chuan; Weng, Pu2
Dong; Wu, Tsung-Cheng

Tahu Penerbit
n
pub

Tempa
publik

2006

Pittsburg
State
University,
Departmen
t of
Economics
Canadian
Academic
Accountin
g
Associatio
n
American
Accountin
g
Associatio
n
Ivy
League
Publishing

Pittsbu
United
States

2011

Springer
Science &
Business
Media

Dordre
Nether
s

Toront
Canad

Saraso
United
States

Mariet
United
States

Herremans, Irene; Isaac,


Robert; Kline,
Theresa; Nazari, Jamal

98.
4

berseder,
Magdalena; Schlegelmil
ch, Bodo; Gruber,
Verena

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Springer
Science &
Business
Media

Dordre
Nether
s

Hong,
Yongtao; Andersen,
Margaret

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Springer
Science &
Business
Media

Dordre
Nether
s

22

10

11

12

13

14

15

16

Decision Criteria in
Ethical Dilemma
Situations: Empirical
Examples from Austrian
Managers
Developing a
Multidimensional Scale
for Ethical Decision
Making
Uncovering the
Intellectual Structure of
Research in Business
Ethics: A Journey Through
the History, the Classics,
and the Pillars of Journal
of Business Ethics
Influences of
Technological Attributes
and Environmental Factors
on Technology
Commercialization
The Impact of Ethical
Behavior and Facets of Job
Satisfaction on
Organizational
Commitment of Chinese
Employees
A Longitudinal Study of
Corporate Social
Disclosures in a
Developing Economy
Organizational Resistance
to Destructive Narcissistic
Behavior

Litschka,
Michael; Suske,
Michaela; Brandtweiner,
Roman

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Springer
Science &
Business
Media

Dordre
Nether
s

Casali, Gian

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Dordre
Nether
s

Calabretta,
Giulia; Durisin,
Boris; Ogliengo, Marco

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Springer
Science &
Business
Media
Springer
Science &
Business
Media

Chen, Chih-jou; Chang,


Chia-chin; Hung, Shiuwan

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Springer
Science &
Business
Media

Dordre
Nether
s

Fu, Weihui; Deshpande,


Satish; Zhao, Xiao

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Springer
Science &
Business
Media

Dordre
Nether
s

Mahadeo, J; Oogarahhanuman,
V; Soobaroyen, T

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Dordre
Nether
s

Godkin, Lynn; Allcorn,


Seth

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Astroturfing Global
Warming: It Isn't Always
Greener on the Other Side
of the Fence
Erratum to: A Twenty-First
Century Assessment of
Values Across the Global
Workforce

Cho, Charles; Martens,


Martin; Kim,
Hakkyun; Rodrigue,
Michelle
Ralston, David; Egri, et
all

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

104
.4

Journal of
Business
Ethics

2011

Springer
Science &
Business
Media
Springer
Science &
Business
Media
Springer
Science &
Business
Media
Springer
Science &
Business
Media

23

Dordre
Nether
s

Dordre
Nether
s

Dordre
Nether
s

Dordre
Nether
s

Anda mungkin juga menyukai