Anda di halaman 1dari 35

AUDIT KECURANGAN

Pertemuan ke-3

PENCEGAHAN KECURANGAN
(FRAUD PREVENTION)

Dosen:
Robby Cahyanto, S.Hut., M.E., CPSAK.

Universitas Bunda Mulia


Fakultas Ekonomi-Program Studi Akuntani
Rencana Pembelajaran Studi (RPS)
Kontrak Kerja Pembelajaran Mata Kuliah: Audit Kecurangan
Pn Sesi-1 Pn Sesi-2
1 Pendahuluan dan Pengantar Fraud 8 Fraud dalam Laporan Keuangan
(LK)
2 Pelaku, Korban, Motivasi dan 9 Fraud LK: Kecurangan pada Aset
Rekruitmen Fraud
3 Pencegahan Kecurangan 10 Fraud LK: Kecurangan Pendapatan,
(Fraud Prevention) Persediaan, Pelanggan dan
Organisasi
4 Pendeteksian Kecurangan 11 Kecurangan E-Commerce,
(Fraud Detection) Kebangkrutan, dan Pajak
5 Investigasi Kecurangan 12 Korupsi dan Money Laundering
(Fraud Investigation)
6 Pengukuran Fraud (Metode 1): 13 Pengukuran Fraud (Metode 2):
Metode Red Flags (Fraud Triangle) Metode Beneish Ratio index (BRI)
7 Ujian Tengah Semester (UTS) 14 Ujian Akhir Semester (UAS)
REVIEW
Siapa Pelaku Kecurangan? 1. Karyawan 4. Top Manajemen
2. Produsen 5. Perorangan (Individu)
3. Pelanggan 6. Segala Kalangan
Siapa Korban Kecurangan? 1. Pimpinan
2. Perusahaan yang Membeli Barang/Jasa
3. Stakeholder dan Para Pengguna LK
4. Investor
Apa definisi korban? 5. Segala Kalangan
Orang, baik secara individu maupun kolektif, yang menderita
kerugian akibat perbuatan (tidak berbuat) yang melanggar hukum
(pidana/perdata) yang berlaku di suatu negara, termasuk peraturan-
peraturan yang melarang penyalahgunaan kekuasaan (J.E. Sahetapy;
Barda Nawawi)
Akibat yang ditimbulkan bagi KORBAN: Penderitaan
Kerugian Mental
Kerugian Fisik
Kerugian Sosial
Kerugian Ekonomi
Kerugian Moral
Tipologi KORBAN: Vitimisasi Primer
Vitimisasi Sekunder
Vitimisasi Tersier
Vitimisasi Mutual
Tidak ada Vitimisasi
Apa motivasi pelaku melakukan fraud?
1. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud
2. Peluang untuk melakukan fraud
3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
Associate with men of good quality if you esteem your own
reputation; for it is better to be alone than in bad company.

Bergaulah dengan orang


yang berperilaku baik jika
kau menghargai reputasi
dirimu; lebih baik seorang
diri daripada bergaul dengan
mereka yang berperilaku
tidak baik.

George Washington
(1732-1799)
Fraud terjadi karena ada keadaan/kondisi (insentif dan
tekanan) dan peluang/kesempatan yang mendorong seseorang
untuk melakukan fraud.

PENCEGAHAN
Agar tidak terjadi atau setidak-tidaknya dapat dikurangi
(upaya menangkal sumber potensial fraud, mempersempit ruang gerak,
dan identifikasi kegiatan yang berisiko tinggi terjadi kecurangan)
PENCEGAHAN fraud bertujuan untuk:

1. Prevention (mencegah terjadinya fraud)


2. Deference (menangkal pelaku potensial)
3. Description (mempersulit gerak langkah pelaku potensial)

4. Recertification (mengidentifikasi kegiatan berisiko tinggi


dan kelemahan pengendalian interin)

5. Civil action procescution (Tuntutan kepada pelaku)


Pencegahan fraud lain dilakukan dengan
mengeliminasi faktor-faktor pendorong dan
penyebabnya dan menerapkan GCG serta penerapan
Manajemen Risiko

Pencegahan fraud juga dilakukan dengan


mengeliminasi faktor-faktor pendorongnya dengan
mengurangi kesempatan, tekanan, perbaikan moral
dan ibadah agama, serta penerapan aturan sanksi
yang tegas terhadap pelaku
Beberapa Cara Mencegah Kecurangan (Fraud)

1. Menerapkan Kendali Intern yang Andal


2. Menurut Teori Fraud Triangle
3. Menurut GONE Theory
4. Menerapkan Manajemen Risiko
Pencegahan
5. Menerapkan Good Corporate Governance (GCG)
6. Mencegah Fraud menurut Jenis Fraud-nya
7. Dengan Program Fraud Control Plan (FCP)
8. Menerapkan Norma Sistem pengendalian Intern (SPI)
1. Menerapkan Kendali Intern yang Andal
Pengendalian Intern mencakup rencana organisasi dan seluruh metode
terkoordinasi dan ukuran yang diadopsi dalam suatu usaha atau bisnis untuk
melindungi harta kekayaannya, memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi kegiatan dan kepatuhan pada aturan yang ditetapkan.

Pengendalian Intern sebagai pengendalian manajemen yang terdiri atas 8


unsur, yaitu:
1. Pengorganisasian
2. Kebijakan
3. Prosedur 1. Efektivitas dan efisiensi Kegiatan
4. Personalia 2. Keandalan pelaporan keuangan
5. Perencanaan 3. Ketaatan pada peraturan & ketentuan yg berlaku
6. Pencatatan
7. Pelaporan, dan
8. Review intern.
Pengendalian (COSO) untuk pencegahan fraud menurut JENIS

Sebagai upaya mencegah, antisipasi


Preventif
sebelum terjadinya masalah.

Control yg menekankn upy penemuan


Detektif
kesalahan yg mungkin terjadi.

Pengendalian Mengoreksi penyebab trjdnya masalah


Korektif yg diidentifikasi melalui dal.detektif.
Intern

Pengendalian yg dilakukan saat


Langsung
kegiatan sedang berlangsung.

Penguatan pengendalian krn


Kompensatif
diabaikannya suatu aktivitas control.
Integritas & Etika; Komitmen thd Kompetensi;
Lingkungan Pimpinan yg Kondusif; Pembentukan Struk.Orgnsasi;
Pengendalian Pendelegasian wewenang & Tgjwb; Kebijakan &
Praktik Pembinaan SDM, Peran Pengawas & Hubng.
Penetapan Tujuan Instansi (menyeluruh) dan
Unsur Tingkat Dasar; Identifikasi Risiko (identitas risiko
Penaksiran
Risiko jelas, mekanisme mengenali risiko, faktor peningkat
risiko, analisis dan prinsip kehati-hatian).
Pencegahan Review kinerja; Pembinaan SDM; Pengendalian SI;
Fraud dgn Aktivitas Pengendalian aplikasi; Pengamanan SI; Pengendalian
Pengendalian Pengendalian atas akses; Perangkat lunak; Pemisahan tugas;
Intern
Pengendalian otoritas, akurasi, keandalan.
Faktor yg mempengaruhi: Informasi dan Komunikasi.
Informasi dan
Komunikasi

Faktornya: ada strategi pemantauan berkelanjutan;


ada informasi; identifikasi masalah; stuktur
Pemantauan organisasi dan supervisi; Ada langkah untuk
menindaklanjuti; Ada rapat internal.
2. Mencegah Fraud Menurut Teori Fraud Triangle
Tekanan (pressure)
diimplementasikan sebagai
bentuk dorongan untuk
melakukan kecurangan terjadi
pada karyawan (employee
fraud) dan oleh manajer
(management fraud).

Kesempatan (Opportunity) ada disisi pada orang atau kelompok orang yang
memiliki kewenangan otoritas dan akses atas objek kecurangannya (objek dari
sasaran kecurangan). Kesempatan umumnya adalah kondisi lingkungan yang
sengaja diciptakan (tidak sengaja diciptakan)
Pembiasaan (Rationalization) lebih sering dihubungkan dengan sikap dan
karakter seseorang yang membenarkan nilai-nilai etis yang sebenarnya tidak baik
(Rustendi, 2009). Rendahnya integritas yang dimiliki seseorang menimbulkan pola
pikir di mana orang tersebut merasa dirinya benar saat melakukan kecurangan.
Mengurangi 1. Hindari tekanan eksternal yang mungkin
TEKANAN menggoda pegawai (akunting) untuk menyusun
situasional LK yang menyesatkan.
yang dapat 2. Hilangkan hambatan operasional yang menahan
menimbulkan kinerja keuangan yang efektif, seperti
fraud pembatasan modal kerja, pembatasna persediaan.
3. Tetapkan prosedur akuntansi yang jelas dan
seragam.
4. Hilangkan tekanan keuangan dengan penggajian
yang memadai.
5. Ciptakan lingkungan kerja yang baik dengan
menghargai prestasi kerja.
Mengurangi 1. Peningkatan pengendalian (dalam struktur pengendalian
dan pelaksanaannya).
KESEMPATAN
2. Ciptakan catatan akuntansi yg akurat dan jelas dan
melakukan berfungsi sebagai sarana kendali.
kecurangan 3. Pantau secara hati-hati transaksi bisnis dan hubungan
pribadi pemasok pembeli.
4. Tetapkan pengamanan fisik terhadap aset dengan
inventarisasi fisik secara berkala dan pengamanan
lokasi/tempat penyimpanan.
5. Lakukan pemisahan fungsi diantara pegawai sehingga
ada pemisahan otorisasi.
6. Pelihara catatan personalia yang akurat dan lakukan
pengujian latar belakang pegawai.
7. Tetapkan sanksi tegas dan tanpa pandang bulu terhadap
pelaku kecurangan.
8. Tetapkan sistem penilaian prestasi kerja yang adil.
Mengurangi 1. Ada aturan jujur dan tidak jujur harus
PEMBENARAN didefinisikan dalam kebijakan organisasi.
melakukan
kecurangan 2. Ada contoh perilaku jujur dari para manajer
dengan dan berperilaku seperti apa yang mereka
memperkuat inginkan.
integritas
3. Ada aturan sanksi tegas dan jelas bila ada
pegawai
penyimpangan aturan bagi pelakunya.
3. Mencegah Fraud dengan GONE Theory
Menurut GONE Theory, faktor pendorong terjadinya kecurangan
adalah: 1. Keserakahan (Greeds) 3. Kebutuhan (Needs)
2. Kesempatan (Opportunities) 4. Pengungkapan (Exposure)

Apa langkah-langkah untuk


meminimalisirnya, dengan
menggunakan GONE Theory??
KESERAKAHAN (Greeds)
Sifat SERAKAH berkaitan dengan moral dan perilaku yang secara
potensial ada pada setiap orang.

1. Mendorong pelaksanaan umat menjalankan


ibadah agama secara benar.
2. Perbaikan sistem pendidikan.
3. Peningkatan fasilitas umum.
4. Pembenahan/penerapan secara konsisten
kode etik pegawai.
KESEMPATAN (Oppotunities)
KESEMPATAN berkaitan dengan keadaan organisasi yang kondisi
pengendaliannya lemah sehingga terbuka peluang terjadinya fraud.

1. Peningkatan kualitas pengendalian


internal pada setiap unit organisasi.
2. Peningkatan keteladanan pimpinan unit.
3. Mengembangkan kepemimpinan yg tangguh.
4. Menetapkan etika ada aturan perilaku
bagi setiap profesi.
KEBUTUHAN (Needs)
KEBUTUHAN berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh
individu untuk menunjang kehidupan yang layak.

1. Perbaikan pendapatan/gaji yg seimbang


untuk memenuhi kebutuhan dengan
mempertimbangkan kinerjanya.
2. Menciptakan lingkungan yg menyenangkan.
3. Sistem kinerja dan penghargaan yg wajar
sehingga karyawannya merasa diperhatikan
secara adil.
PENGUNGKAPAN (Exposure)
PENGUNGKAPAN dimaksud berkaitan dengan tindakan/konsekuensi
hukum bagi pelaku kecurangan.
Agar terciptanya konsekuensi yang tegas, maka diperlukan:

1. Pelaksana sanksi yang tegas dan kosisten


terhadap pelaku kecurangan.
2. Bentuk pranata hukum yg tegas.

3. Penyebarluasan produk hukum.


4. Mencegah Fraud dengan Menerapkan Manajemen Risiko

Apa itu MANAJEMEN Apa itu RISIKO

Sebuah proses dalam rangka untuk Merupakan kejadian yang


mencapai suatu tujuan organisasi berpotensi menghalangi
dengan cara bekerja bersama-sama pencapaian tujuan organisasi
dengan orang-orang dan
sumberdaya yang dimiliki Aspek RISIKO
organisasi
Kejadian Kesempatan Dampaki
/Kondisi

Kejadian/Kondisi:
Karena adanya D, ketidakpastian
MANAJEMEN RISIKO
PRINSIP - PRINSIP
1. Mencipta Nilai
ISO 31000: 2009
2. Terintegrasi dengan KERANGKA KERJA PROSES
proses organisasi
3. Bagian dari MANDAT DAN
pengambilan KOMITMEN

keputusan
4. Secara eksplisit
DESAIN KERANGKA
menurunkan KERJA UTK
ketidakpastian MENGELOLA RISIKO
5. Sistematis, terstruktur
dan terjadwal PERBAIKAN
BERKESINAMBUN IMPLEMENTASI
6. Berdasarkan pada PENGELOLAAN
GAN ATAS
informasi yang tersedia KERANGKA KERJA RISIKO
7. Terdesain secara unik
(Tailored)
8. Faktor manusia dan
budaya PEMANTAUAN
DAN REVIU
dipertimbangkan KERANGKA KERJA
9. Transparan dan inklusif
10. Dinamis, iterative dan
responsive terhadap
perubahan
11. Memfasilitasi
perbaikan dan
peningkatan organisasi
secara
berkesinambungan
PROSES MANAJEMEN RISIKO - 1
PENETAPAN KONTEKS:
PEMILIK RISIKO: KASUBAG UMUM
KEGIATAN: PEMELIHARAAN KENDARAAN DINAS
TUJUAN: 5 KENDARAAN DINAS DALAM KONDISI SIAP PAKAI
IDENTIFIKASI RISIKO:
KEHILANGAN
KERUSAKAN
KECELAKAAN
KETIDAKTERSEDIAAN SOPIR
ANALISIS RISIKO
... Slide berikutnya
PROSES MANAJEMEN RISIKO - 2
ANALISIS RISIKO
RISIKO PROBABILITAS DAMPAK STATUS
KERUSAKAN TINGGI SEDANG PENTING
KECELAKAAN SEDANG BESAR PENTING
KEHILANGAN SEDANG BESAR PENTING
KETIDAKTERSEDIAAN SOPIR TINGGI KECIL CUKUP PENTING

EVALUASI RISIKO
SELURUH RISIKO YANG TERIDENTIFIKASI DIKELOLA
PENANGANAN
RISIKO PREVENTIF MITIGATIF
KERUSAKAN PERAWATAN BERKALA; SOPIR KOMPETEN PERBAIKAN

KECELAKAAN SOPIR KOMPETEN; SAFETY DRIVING COURSE ASURANSI KECELAKAAN

KEHILANGAN AREA PARKIR YANG AMAN ASURANSI

KETIDAKTERSEDIAAN SOPIR JADWAL PENUGASAN; SOPIR PENGGANTI -


PROSES MANAJEMEN RISIKO - 3
KOMUNIKASI DAN KONSULTANSI:
PIHAK KOMUNIKASI DAN KOSULTANSI
KASUBAG UMUM JUMLAH DAN KONDISI KENDARAAN
STATUS PENGGUNAAN
SOPIR
KEJADIAN RISIKO
KASUBAG KEUANGAN PENANGANAN RISIKO
KEBERADAAN DAN KONDISI SOPIR
PENGGUNA

MONITORING DAN REVIU:


MONITORING KEBERADAAN DAN KONDISI, BAIK KENDARAAN
MAUPUN SOPIR OLEH KASUBAG UMUM
REVIU TIAP BULAN ATAS KONDISI, PENGGUNAAN SERTA KEJADIAN
RISIKO OLEH KABAG TATA USAHA
REVIU TIAP SEMESTER OLEH APARAT PENGAWASAN INTERNAL
PERBAIKAN DAN SARAN
5. Mencegah Fraud dgn Menerapkan Good Corporate Governance

Prinsi Dasar GCG: 1. Transparansi


2. Akuntabilitas
3. Kewajaran
4. Integritas
5. Partisipasi
Prinsip GCG
1. Transparansi Pencegahan
2. Akuntabilitas 1. Menganut sistem keterbukaan, yaitu tidak boleh
3. Kewajaran menyembunyikan transaksi dan informasi.
4. Integritas
2. Ada kewajiban untuk mengungkapkan transaksi
5. Partisipasi material.
3. Keterbukaan dalam kepastian hukum.
Prinsip GCG
1. Transparansi Pencegahan
2. Akuntabilitas 1. Tanggungjawab yang jelas.
3. Kewajaran
4. Integritas 2. Ada kewajiban untuk melaporkan wewenang dan
tanggungjawab serta dikendalikan, diawasi agar
5. Partisipasi
tidak terjadi penyalahgunaan wewenang..
Prinsip GCG
1. Transparansi Pencegahan
2. Akuntabilitas 1. Tidak diskriminatif sehingga tidak ada kelompok
3. Kewajaran yang dirugikan.
4. Integritas
2. Diatur sanksi hukum dan bila ada yang melanggar
5. Partisipasi dikenakan sanksi pandang bulu.
3. Ada perlindungan terhadap pihak-pihak yang
mengalami kerugian.
Prinsip GCG
1. Transparansi Pencegahan
2. Akuntabilitas Kualitas karakter pribadi pegawai pada suatu kegiatan
3. Kewajaran harus kompeten, jujur dan law enforcement.
4. Integritas
5. Partisipasi
Prinsip GCG
1. Transparansi Pencegahan
2. Akuntabilitas 1. Adanya sistem rekrutmen dan pengembangan SDM.
3. Kewajaran
4. Integritas 2. Ditetapkan budaya perusahaan dan ada media
kontrol masyarakat.
5. Partisipasi
Implementasi Pencegahan Fraud
1. Kebijakan makro terpadu (strategi pengendalian)
2. Struktur pertanggungjawaban
3. Penilaian risiko fraud
4. Kepedulian pegawai
5. Kepedulian pelanggan dan masyarakat
6. Sistem pelaporan fraud
7. Pengungkapan yang dilindungi
8. Pemberitahuan ke pihak luar
9. Standar investigasi
10. Standar perilaku dan disiplin
Kegagalan Pencegahan Fraud
Persekongkolan (Kolusi)
Moral (moral hazard) dan Etik
Kekeluargaan (Nepotisme)
Pertemuan 3
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai