Anda di halaman 1dari 24

Audit Internal Berbasis Risiko Dan

Audit Kecurangan
SULISTYO WAHYUDIN HIDAYAT
232015068
Audit Internal Berbasis Risiko
Audit Internal Berbasis Risiko adalah pendekatan audit yang
dimulai dengan proses penilaian resiko audit, sehingga dalam
perencanaan, pelaksanaan, danpelaporan auditnya lebih
difokuskan pada area penting beresiko terjaadinya
penyimpangan atau kecurangan.
Audit Internal Berbasis Risiko
Audit Internal Berbasis Risiko tidak hanya memusatkan
perhatian pada catatan akuntansi dan penyiapan laporan
keuangan, namun juga memusatkan perhatian pada proses
akuntansi, pemilihan dan pencatatan data, pengidentifikasian
indikator risiko kegagalan.
Sasaran Yang Ingin Dicapai
Sasaran yang ingin dicapai dalam penerapan Audit Internal
Berbasis Risiko :
 Mengidentifikasi risiko kegagalan, kekeliruan, dan
kecurangan, serta memberikan rekomendasi bagi auditee
untuk perbaikan operasinya
 Mengidentifikasi risiko kegagalan, kekeliruan, dan
kecurangan, serta memberikan rekomendasi bagi auditee
untuk perbaikan operasinya
Keuntungan Audit Internal Berbasis
Resiko Bagi KAP
 Proses audit dapat dilaksanakan dengan lebih efisien
 Mengurangi risiko pelaksanaan audit
 Memberikan pendekatan audit sitematis dan unggul yang
terfokus pada pengurangan risiko
 Meningkatkan kemampuan auditor
 Membantu pemahaman yang lebih baik atas operasi klien
Keuntungan Audit Internal Berbasis
Resiko Bagi Auditee
 Memberikan tingkat jaminan yang lebih tinggi atas proses dan
hasil audit
 Membantu meningkatkan proses manajeman dalam
pengelolaan risiko dan proses pengendalian risiko perusahaan
Resiko audit
 Risiko Bawaan (inharent risk) adalah kerentanan suatu
asersi atas terjadinya salah saji yang material, dengan
mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur
struktur kontrol internal terkait yang ditetapkan.
 Risiko Kontrol (control risk) adalah risiko bahwa salah saji
material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat
dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur,
kebijakan, atau prosedur kontrol internal suatu entitas.
 Risiko Deteksi (detection risk) adalah risiki bahwa auditor
tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat
pada suatu asersi.
Model Risiko Audit
AR = IR x CR x DR
 AR = Audit Risk (Resiko Audit) = risiko auditor
mengeluarkan pendapat WTP, padahal dalam laporan tersebut
terdapat salah saji yang material.
 IR = Inherent Risk (Resiko Yang Melekat) = risiko adanya
salah saji yang material, dengan asumsi tidak ada
pengendalian internal (terkait volume dan nature dari
perusahaan/account).
 CR = Control Risk (mengendalikan resiko) = risiko adanya
salah saji yang tidak tercegah dan terdeteksi oleh
pengendalian internal.
 DR = Detection Risk (Resiko deteksi) = risiko auditor untuk
tidak menemukan salah saji (yang sebenarnya ada) setelah
melakukan prosedur audit.
Risiko Manajemen
Budaya, proses, dan struktur yang diarahkan kepada
manajemen yang efektif mengenai peluang yang potensial dan
pengaruh yang merugikan.
AUDIT KECURANGAN
Audit Kecurangan
Pengertian kecurangan sesuai Standar Profesional
Akuntan Publik (PSA No.70 seksi 316.2 paragraf 4)
adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah
atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabui pemakai laporan keuangan.
Kecurangan harus dibedakan dengan
kesalahan
• suatu tindakan yang tidak
disengaja yang dapat terjadi
dalam setiap tahap
pengelolaan transaksi

• tindakan/ kesalahan yang


disengaja
Kesalahan
BENTUK KESALAHAN :

1. Intentional Error  Kesalahan yang disengaja, tujuannya untuk


keuntungan diri sendiri
 Bentuk :
 Window Dressing  merekayasa laporan keuangan supaya terlihat
lebih baik
 Check Kitting  saldo rekening bank ditampilkan lebih
besar sehingga current ratio terlihat lebih baik

2. Unintentional Error  Kesalahan yang tidak disengaja


(kesalahan manusiawi)
 Bentuk :
 Salah menjumlah
 Salah menerapkan PSAK karena ketidaktahuan
Kecurangan
Pembagian Fraud oleh Association of Certified Fraud :

1 Fraud Terhadap Asset (Asset Misappropriation)

2 Fraud Terhadap Lap.Keuangan (Fraudelent Statement)

3 Korupsi (Corruption)
Kecurangan Terhadap Aset
Penyalahgunaan aset perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa ijin dari
perusahaan.

Ada 2 jenis yaitu :


1. Cash misappropriation
Penyelewengan terhadap aset yang berupa kas
Misalnya : penggelapan kas, mengambil cek (pembayarandari pelanggan
atau pembayaran untuk supplier).

2. Non cash misappropriation


Penyelewengan terhadap aset yang berupa non kas
Misalnya : menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Kecurangan Terhadap Lap. Keuangan
Segala tindakan yang membuat laporan keuangan menjadi tidak
seperti yang seharusnya.
Ada 2 jenis yaitu :
1. Financial
2. Non financial
Misalnya:
• Memalsukan bukti transaksi
• Mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih kecil dari yang
seharusnya
• Menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten
untuk menaikkan atau menurunkan laba
• Menerapkan metode pengakuan aset sedemikian rupa sehingga
aset menjadi lebih besar dari yang seharusnya
• Menerapkan metode pengakuan liabilitas menjadi nampak lebih
kecil dibandingkan yang seharusnya.
Korupsi
Ada 2 jenis yaitu :
1. Konflik kepentingan (conflict of interest)
 Seseorang atau sekelompok orang di dalam perusahaan
yang memiliki hubungan istimewa dengan pihak luar.
 Dikatakan memiliki hubungan istimewa karena memiliki
kepentingan tertentu misal mempunyai saham, anggota
keluarga, sahabat dekat).
 Disebut juga Kolusi dan Nepotisme
2. Menyuap atau Menerima Suap (Briberies and Excoriation)
Misalnya menerima komisi atas pembocoran rahasia
perusahaan.
Segitiga Kecurangan
Terdapat 3 (tiga) kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan
dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset sebagaimana
dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316).

Pressure / Tekanan

Opportunity / Kesempatan Rationalization / Pembenaran


Segitiga Kecurangan

1. Pressure / Tekanan
Manajemen atau pegawai mendapatkan tekanan untuk
melakukan kecurangan
 Masalah keuangan
Tamak, hidup melebihi kemampuan, banyak hutang
 Penyakit mental
Penjudi, peminum, pecandu narkoba
 Tekanan di tempat kerja
Kurang mendapat perhatian, kondisi kerja yang buruk, careet
path yang tidak jelas
Segitiga Kecurangan
2. Opportunity / Kesempatan
Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau
pegawai untuk melakukan kecurangan.
 Sistem pengendalian intern yang lemah
 Tindakan disiplin yang lemah terhadap pelaku pelanggaran
 Kewenangan dan tanggung jawab yang tidak jelas
 Kelalaian atasan
Segitiga Kecurangan
3. Rationalization / Pembenaran
Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai
etika yang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk
melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada
dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan
yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka
membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.
 Mencontoh atasan / Rekan sekerja
 Merasa sudah berbuat banyak untuk perusahaan
 Menganggap yang diambil tidak seberapa
 Dianggap meminjam, nanti dikembalikan
Mencegah Fraud
Menjaga moral/mental pegawai agar bersikap jujur,
1
disiplin dan berdedikasi

2
Membangun sistem pengendalian intern yang efisien
dan efektif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai