Anda di halaman 1dari 24

PENGENALAN FRAUD, PERILAKU

M E N Y I M PA N G
DAN
O V E R V I E W A U D I T I N V E S T I G AT I F

Malang, 29 Januari 2024

Sutrisno SE., MAk.,Ak.,CA.,CFrA.,QIA.,CGCAE.,CIAE


Direktur Investigasi II BPKP
DEFINISI FRAUD
“Fraud (kecurangan) mencakup perbuatan melanggar hukum dan
pelanggaran terhadap peraturan dan perundangan lainnya yang dilakukan
dengan niat untuk berbuat curang. Perbuatan tersebut dilakukan dengan
sengaja demi keuantungan atau kerugian suatu organisasi oleh orang dalam
atau juga oleh orang duluar organisasi tersebut”.
Institute of Internal Auditors (IIA)

“Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which
human ingenuity can devise, which are resorted to by one individual, to get an
advantage over another by false representations. No definite and invariable
rule can be laid down as a general proposition in defining fraud, as it includes
surprise, trick, cunning and unfair ways by which another is cheated”.

Albrecht et al. (2012)

Fraud mempunyai karakteristik perbuatan yang tersembunyi, ada upaya


penipuan atau ketidakjujuran, keuntungan untuk pribadi dan merugikan pihak
lain.
DEPUTI INVESTIGASI BPKP
Karakteristik Fraud ?

Tersembunyi

Mengelabui/menipu

Dengan niat/sengaja

Untuk menguntungkan pihak tertentu

Merugikan pihak lain


PENYEBAB FRAUD
Fraud Triangle
Dr. Donald R. Cressey)

Greed
Opportunity
Need
Exposure
Gone Theory (Jack Bologna, 1993)

DEPUTI INVESTIGASI BPKP


KLASIFIKASI FRAUD
Fraud Tree

Asset
Corruption Corruption
Misappropriation

Conflict of Ilegal
Beribery
interest Gratulities
Financial Non
Financial
Cash
Non Cash

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE mengklasifikasikan fraud


(kecurangan) dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal sebagai istilah “Fraud Tree”
Fraud Tree

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan


Tidak Berbeda menurut
• Demografi atau
• Karakteristik
psikologis

PROFIL PRILAKU FRAUD


Profil seperti
orang jujur

Setiap Orang
RED FLAGS FOR FRAUD (SINYAL PERINGATAN)

RED FLAGS OLEH PEGAWAI/ KARYAWAN


 perubahan gaya hidup pegawai: menggunakan mobil mewah, rumah mewah, pakaian
mewah
 adanya hutang yang besar dan masalah hutang
 adanya perubahan perilaku: jadi peminum, penjudi
 tingginya perputaran pegawai, khususnya yang terkait fraud/kecurangan
 menolak mengambil cuti
 tidak ada pembagian kerja untuk area rawan kecurangan

RED FLAGS BAGI MANAJEMEN


 manajemen enggan memberi informasi kepada auditor
 keputusan manajemen didominasi oleh individual atau sekelompok kecil orang
 adanya kelemahan lingkungan pengendalian
 mempunyai rekening dengan jumlah yang tidak wajar
 adanya transaksi yang besar pada akhir tahun: misalnya adanya penurunan saldo kas
yang drastis, adanya program kompensasi diluar proporsi yang sebenarnya
 adanya kontrak jasa yang tidak ada produknya/hasilnya
 banyaknya dokumen yang difotokopi dan hilang
STRATEGI MEMERANGI FRAUD
T I G A P I L A R P E N C EG A H A N KO R U P S I
1. Preventif, yaitu upaya mencegah, menangkal,
dan mendeteksi fraud secara dini melalui
serangkaian kegiatan
2. Investigatif, yaitu segera mendeteksi,
mengungkap fakta kejadian, dan
menindaklanjuti sesuai ketentuan
3. Edukatif, yaitu upaya meningkatkan
kepedulian individu di dalam dan di luar
organisasi untuk mendorong peran serta
memerangi fraud
Fraud Risk Management
PENGANTAR
Risk management is defined as the ‘process of understanding and managing
risks that the entity is inevitably subject to in attempting to achieve its
corporate objectives’.
(CIMA Official Terminology, 2005)

Manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam


mengedetifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif
penangnan risiko. Manajemen risiko merupakan sebuah proses preventif
yang dirancang untuk memastikan bahwa kemungkinan kerugian dikurangi
dan bahwa konsekuensi negatif karena peristiwa yang tidak diingikan
diperkecil (Djohanputro, 2008:43)

11
SIKLUS MANAJEMEN RISIKO
1. Mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat terjadi
2. Risk Assessment (penilaian potensi kemungkinan terjadinya risiko)
3. Risk Respon (proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah-langkah
pengelolaan risiko.
1) Risk Avoidance (tindakan menghentikan kegiatan)
2) Risk Reduction (tindakan untuk mengurangi dampak)
3) Risk sharing/transfer (kegiatan mentransfer risiko)
4) Risk Accetence (mengambil risiko)
4. Imlementation Strategy (Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan utk
mengurangi atau menanggulangi pengaruh dari setia risiko yang ada)
5. Imlementation and monitoring of control
6. Review and refine proses and do it again
DEFINISI MANAJEMEN RISIKO FRAUD
Adalah budaya, proses, dan struktur yang
diarahkan untuk mencegah fraud dan mengelola
dampak fraud secara efektif.
Catatan:
Sesuai sifatnya yang laten, risiko fraud dapat terjadi di
organisasi mana saja sehingga risiko fraud perlu dikelola.
Definisi “manajemen risiko fraud “ di atas mengacu pada
definisi menurut AS/NZS, ERM COSO dan ISO 31000.
JENIS JENIS AUDIT
PENGERTIAN AUDIT
• Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
Audit independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Audit Keuangan Audit Kinerja Audit Tujuan Tertentu

• Efektifitas Audit Investigatif


• Opini atas Laporan • Efisiensi
Keuangan • Ekonomis Audit PKKN
AUDIT INVESTIGATIF


Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan,
mengumpulkan, dan menganalisis serta mengevaluasi bukti-
bukti secara sistematis oleh pihak yang kompeten dan
independen untuk mengungkapkan fakta atau kejadian yang
sebenarnya tentang indikasi tindak pidana korupsi dan/atau
tujuan spesifik lainnya sesuai peraturan yang berlaku


FILOSOFI AUDIT INVESTIGATIF
AUDIT INVESTIGATIF

FAKTA VS KRITERIA CARA


TEKNIK
cukup METODE
relevan Tujuan PENDEKATAN Layaknya
seorang
kompeten
penyidik
Kualitas bukti
TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL AUDITOR
STANDAR AUDIT

STANDAR UMUM
STANDAR PELAKSANAAN Tujuan Audit
STANDAR PENGOMUNIKASIAN
Investigative Audit

Prosedur & teknik


Proses sistematis audit
independen mencari 1. Wawancara 7. Inspeksi,
2. Konfirmasi 8. Reperformance,
3. klarifikasi 9. Tracing,
kompeten menemukan 4. Vouching 10. Footing,
5. Pemeriksaan Fisik 11. Crossfooting, Simpulan
6. Observasi 12. dlsb…
mengumpulkan ada/tidak
Keahlian Utama:
Dokumentasi penyimpangan/
1. Akunting
tujuan spesifik
2. Auditing menganalisis lainnya
Metode yang dapat
Dukungan:
diterima secara
1. Psikologi, mengevaluasi keahlian
2. kriminologi,
3. komunikasi, Worksheet
AI/PKKN
4. hukum, relevansi
5. investigasi, dlsb
kompetensi

kecukupan

Fakta Fraud/
Tujuan Spesifik Lainnya
Aksioma audit investigasi

Kecurangan bersifat tersembunyi. Tidak ada keyakinan


absolut bahwa kecurangan benar-benar terjadi atau
tidak terjadi
Untuk membukti kecurangan tidak terjadi, harus berupaya
membukti kecurangan telah terjadi

Untuk membukti kecurangan telah terjadi, harus berupaya


membukti kecurangan tidak terjadi

Setiap proses audit investigatif atas kecurangan


diasumsikan akan berakhir hingga tahap litigasi

19
DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Tahapan • Laporan bentuk Surat atau


• Penilaian risiko
Bab • Laporan berkala
Penugasan penugasan

Informasi
• Reviu KKA atas penugasan • Rekonsiliasi Tindak lanjut
• Rencana penggunaan
risiko tinggi hasil pengawasan
ahli • Penegasan kembali TPB
• Alokasi sumber daya • Pihak-pihak terkait disajikan
terpisah dari LHA

PELAPORAN DAN
PENGEMBANGAN PERENCANAAN PENGUMPULAN MONITORING
PENGOMUNIKASIAN KERTAS KERJA
INFORMASI AWAL BUKTI TINDAK LANJUT
HASIL AUDIT

• Circumstansial Evidence
• Telaah informasi awal • Pemanfaatan Forensik komputer • Chain of custody
• Identifikasi pemenuhan kriteria • Penyusunan WAI • Reviu berjenjang
• Penelitian Awal • Analisis & Evaluasi • Worksheet Audit
• Root Cause Analysis Investigatif (WAI)
PENGUMPULAN & EVALUASI BUKTI

1 Find (temukan) 2 Read and interpret


document (pelajari dan
3Determine relevance
Dapatkan atau interpretasikan (menentukan relevansi
bukti)
temukan bukti- dokumen)
Pelajari dan interprestasikan bukti Tahap ini dilakukan untuk
bukti yang relevan yang telah diperoleh auditor. memisahkan bukti yang
Tahapan ini sangat menentukan relevan dengan
dengan kasus dalam proses audit investigatif
permasalahan yang sedang
karena jika auditor gagal
yang sedang menginterpretasikan suatu bukti ditangani dan bukti yang
dapat menjadikan suatu tidak relevan.
ditangani. penyimpangan tidak diketahui.

6 Draw Conclusions
(membuat simpulan)
5 Assemble the 4 Verify the evidence
Tahapan Evaluasi Bukti Hasil akhir dari
evidence (verifikasi bukti)
Verifikasi adalah menilai
(merangkai bukti) validitas/kebenaran dari bukti itu
proses analisis bukti adalah
menyusun simpulan atas Merangkai bukti adalah sendiri. Auditor dapat meminta
setiap bukti yang diterima memasukkan bukti dokumen pendukung atas
sehingga auditor tidak perlu tersebut dalam rangkaian dokumen yang sudah diterima.
membaca kembali setiap bukti yang dapat Misalnya, untuk menilai kebenaran
dokumen tetapi cukup melihat suatu kontrak, auditor dapat
menggambarkan
simpulan masing-masing bukti meminta bukti pendukung kontrak
kenyataan yang ditemui. tersebut.
yang bersangkutan.
SASARAN & RUANG LINGKUP

• Sasaran audit investigatif adalah kegiatan-


Sasaran kegiatan yang di dalamnya diduga terjadi
penyimpangan dari peraturan yang berlaku.

• Ruang lingkup audit investigatif adalah


Ruang batasan tentang lokus, tempus, dan hal-hal
Lingkup lain yang relevan dengan kegiatan yang
menjadi sasaran audit investigatif.
Penilaian Kecukupan Informasi Awal
Kecukupan informasi untuk
ditindaklanjuti dng audit jika materi telah Fakta Vs Kriteria;
telah memenuhi unsur 5W + 2H: dan Dampak
What
Indikasi besaran
kerugian negara How Much Who pelaku
SIMPULAN
Indikasi penyimpangan telah
terjadi atau belum Kronologi fakta
5W lokus
How 2H Where

HIPOTESIS
Dugaan penyimpangan yang
terjadi yang perlu diuji dengan
Why When tempus
metodologi audit. motif

Anda mungkin juga menyukai