AKUNTANSI
FORENSIK
DAN AUDIT
INVESTIGASI
Investigasi Fraud
06
Fakultas Ekonomi dan Akuntansi S1 Tim Dosen
Bisnis
Abstract Kompetensi
Mata kuliah ini memberikan pendalaman kepada Mahasiswa memahami
mahasiswa tentang fraud dan tindakan korupsi dan Waktu Investigasi
implementasi audit investigasi baik disektor korporasi Metode Investigasi Fraud
Metode Investigasi Penyembunyian
maupun Lembaga Publik..
Pokok Bahasan
Waktu Investigasi
Metode Investigasi Fraud
Metode Investigasi Penyembunyian
Pendahuluan
Istilah forensic accountiung (audit) sudah cukup dikenal, meskipun untuk suatu bidang
pengetahuan forensik accounting relatif baru.substansi yang tercakup dalam forensik
accounting terus berkembang dan menjadi objek kajian yang menarik.diindonesia kajian
lebih banyak melalui litearur barat sedangkan prakteknya yang terdengan lebih banyak
dilakuka oleh auditor pemerintah tertentu
Dalam realitasnya, terdapat beberapa istilah atau nama yang saling mengganti, yaitu antara
lain fraud exsaminer, fraud auditor , fraud investigator, forenic accountant, forensic auditor,
investigative auditor,apakah istilah-istilah tersebut memiliki makna yang sama, tentu saja
masih dapat di perdebatkan. Dalam tulisan ini forensic auditor di artikan sama dengan
investigative auditor
Dalam perkembanganya, dinegara- negara yang sudah maju profesi accounting atau
auditingnya, ruang lingkup praktek bidang accounting yang baru ini dapat di kelompokan
menjadi dua kelompok utama yaitu: litigation suport (dukungan litigasi ) dan investigative
atau auditing. Ruang lingkup spesialis lirigation suport, antara lain, evaluasi bisnis, analisis
penerimaan saksi ahli, evaluasi potensi,pendapatan/penerimaan.praktek investigative atau
fraud accountant diutamakan pada dua bidang kegiatan: mencari bukti pembuatan kriminal
(pidana, dan penyebab atu pendukung kerugian/ damages (perdata)).
Ditinjau dari propesi auditor atau bidang auditing, audit investigative merupakn
perkembangan atu spesialisasi dari auditing dengan tujuan tertentu (special audit). dengan
maraknya masalah kecurangan ( fraud,yang di indonesia kita kenal dengan istilah” korupsi”,
berkembanglah audit yang berkaitan dengan kecurangan tersebut menjadi suatu spesialisasi
dengan istilah investigative audit, forensic audit, fraud audit , fraud investigation, fraud
accountant, fraud auditors,dan forensic accountant. Namun demikian hingga saat ini belum
ada batasan yang jelas tentang ruang limgkkup istilah-istilah tsb.
Tulisan ini untuk memberikan gambaran tentang proses dan teknik audit investigasi terhadap
fraud (kecurangan, terlepas dari tapakah fraud di maksud akan menjadi suatu kasus pidana
korupsi, perdata atau tidak akan diselesaikan secara intern organisasi/perusahaan
Pengertian
Untuk keperluan praktis, auditit investigative di definisikn menurut G. jack Bologna dan
Robert J.lindquist dalam bukunya “ fraud auditing and forensic accounting, new tools and
tachniquest”, yakni:
“investigative auditing involves riviewing finanvcial documentation for a specific
purpose,which could relate to litigation support and insurance claims, as well criminal
matters”.
Jadi, audit investigativ mencakup review dokumentasi keuangan untuk tujuan tertentu yang
mungkin saja berhubungan dengan maslah litigasi dan pidana. Praktik investigativ atau fraud
accountant di utamakan pada dua bidang kegiatan: mencari bukti pembuatan kriminal, dan
penyebab atau pendukung kerugian(damages)
Dalam kaitannya dengan eksaminasi forensic dan analis, meskipun temuan tida pernah
sampai pada tahapan peradila, baik perdata maupun pidana,integritas data harus di jaga untuk
mengantisipasi di pergunakannya sebagai bukti di peradilan.
Perbedaan antara audit kecurangan dengan audit keuangan dapat di gambarkan sebagai
berikut
Perbandingan audit rutin dengan audit kecurangan
Issue Auditing Fraud examination
timing Berulang-ulang Saat kasus terjadi(khusus
Audit dilakukan secara rutin )audit hanya dilakukan
jika cukup indikasi/
penilaian
tujuan audit biasanya di laksanakan Tujuan audit menetapkan
untuk menyatakan pedapat apakah kecurangan
terhadap laporan keuangan dan
informasi yang berkaitan terjadi dan siapa yang
bertanggung jawab
Hubungan Audit biasanya tidak bersifat Karena audit melibatkan
permusuhan usaha mencari siapa yang
salah maka sering
bersifat permusuhan
metodologi Teknik audit Teknik audit kecurangan
Audit di laksanakan terhadap audit terhadap dokumen
data keuangan dan mencari interview dan audit
bukti yang mendukung
terhadap informasi
publik
Standar Professional skepticism Pembuktian untuk
mendukung tuduhan
kecurangan
PRINSIP-PRINSIP INVESTIGASI
Pelaku kejahatan adalah manusia oleh karena itu jika ia diperlakukan sebagai mana layaknya
manusia, maka mereka juga akan “ merespon sebagi mana manusia “.
Waktu Investigasi
Secara umum proses investigatif dapat di klompokan terhadap tiga tahap meliput
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan mengingat kasus/masalah yang akan di audit
investigasif sering kali muncul pada waktu yang tidak terduga sebelumnya serta kualitas dan
kuantitas kasus jarang dapat di prediksi dengan tingkat akurai yang tinggi maka untuk
efisieensi dan efektivitas pelaksanaan audit investigative sangat lah beralasan (reason nable)
bila sebelum menyusun perancanaan audit, perlu di lakukan pengenalan/ identifikasi masalah
Tahap pelaksan audit pada dasarnya mencakup kegiatan pengumpulan bukti yang di
butuhkan sesuai dengan skenario atau hipotesisyang dirancang pada tahap perencanaan
audit/review dan kegiatan evaluasi bukti yang di peroleh untuk menetapkan langkah
selanjutnya : revisi hipotesis atau perlu bukti tambahan atau langkah lainya yang relevan
Oleh karena itu untuk tujuan peraktis tahapan kegiatan audit investigatif dapat di kelompokan
kedalam kegiatan :
1. Identifikasi masalah dan perencanaan review (problem pecognition and review
planning )
2. Pengumpulan bukti (evidence collection )ndan evaluasi bukti (evidence wvaluasi)
3. Pelaporan temuan ( report findings)
IDENTIFIKASI MASALAH
Informasi awal tentang adanya kecurangan atau kasus dapat di peroleh dari,antara
lain:temuan oleh internal atau eksternal auditor atau pengaduan oleh pihak-pihak tertentu.atau
atas informasi tersebut dilakukan penelitian awal atau telaah dengan mempelajari sebanyak
mungkin mengenai orang orang yang diduga terlibat
Jika suatu fraud audit di tetapakan untuk di teruskan, maka pendekatan teori fraud dapat di
aplikasikan: “ setiap fraud audit di mulai dengan proposisi (dalil bahwa seluruh kasus akan
berakhir dengan penuntutan”.semakin kompleks fraud maka semakin penting teori ini untuk
investigatif auditor.
Teori fraud dimuali dengan asumsi yang di buat berdasarkan pakta pakta yang di ketahui
atau apa yang mungkin di ketahui. Kemudian asumsi tersebut diuji untuk menentukan apakah
dapat di buktikan.
Menguji hipotesa ( testing the hypotesis ) pengujian hipotesa mancakup kreasi sknario “
what if “ . sebagai contoh jika di duga terjadi penyuapan kepala bagian pembelian,
kemungkinan di peroleh fkta : adanya hubungan pribadi antara pembeli dan penjual
kemampuan kepala bagian pembelian untuk mengendalikan pembelian kepada penjual
dimaksud harga beli yang tinggi dan atau kualitas produk/jas yang di beli rendah, jumlah
pembelian yang berlebihan
Menyaring dan merubah hipotesa (refining ang amending the hypotesis )fakta-fakta yang
di peroleh pada saat pengujian hipotesa mungkin tidak sesuai dengan skenario yang
telah di buat. Untuk itu skenario harus di revisi dan di uji kembali. bila fakta -fakta yang
di peroleh, diuji dengan hasil negatif ;kemungkinan fraud tidak terjadi atau tidak dapat di
buktikan
PERENCANAAN REVIEW/AUDIT
Perencanaan disini tidak sederhana yang dibayangkan walaupun tahapan ini hanya
dibutuhkan bila adalah alasan yang valid untuk percaya bahwa fraud terjadi.perencanaan
review /audit harus mencakup seluruh sumber yang mungkin; karena review pada tahapan
“identifikasi masalah “ didisain untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmsi suatu
permasalahan ,tidak untuk menyediakan seluruh rincian mengenai seluruh aspek perbuatan
pelanggaran/penyimpangan.
Audit investigasi yang sebenarnya harus dilakukan dengan pendekatan yang mengikuti
kerangka kerja umum suatu management audit,sebagai berikut:
Tujuan (goals) dan sasaran ( objectivitas) audit investigasi harus diidentifikasi secara
jelas
Sumber informasi (information base)
Seperti halnya financial atau oprational audit, audit investigasi bergantung pada
bukti-bukti faktual. Namun demikin, audit investigasi lebih memfokuskan pada
kelemahan teridntifikasi, kerugian yang terjad, bukti pelanggaran dan langkah -
langkah yang di ambil berdasrkan informasi yang di kembangkan.
Ebaluasi kualitatif yang dampak pada audit investigasi lebih luas dari pada financial
atau pada oprational audit, ruang lingkupnya fleksibel, hingga review dapat di
perluas atau di kurangai tergantung pada temuan hasil langkah sebelumnya
Sasaran (Objective)
Sasaran audit investigasi difokuskan untuk mengidentifikasi dimana fraud terjadi;
siapa yang terlibat; transaksi apa, pencatatan, laporan, barang, dagangan, bahan
baku, atau aset lain yang terlibat; hukum atau peraturan apa yang dilanggar;
kapan hal tersebut mulai terjadi; bagaimna hal tersebut dapat menembus sistem
pengendalian inten dan pengecekan; dan mengapa situasi tersebut tidak
teridentifikasi secara dini.
PENGUMPULAN BUKTI
Tujuan dalam tahap ini adalah memastikan apakah pengembangan bukti selama tahap
identifikasi masalah dapat diandalkan atau menyesatkan. Jika dipertimbangkan akan
menyesatkan, maka evaluasi harus dibuat apakah review/audit harus diselesaikan sesuai
rencana semula atau penilaian kembali perlu dilakukan untuk melanjutkan review.
Harus diingat bahwa pengumpulan bukti merupakan tujuan untuk mengidentifikasi unsur-
unsur yang relevan dalam fraud. Bukti-bukti yang cukup, kompeten dan relevan harus
dikembangkan untuk membuat kesimpulan. Pada hakekatnya, teknik yang digunakan oleh
auditor investigasi dapat berupa: interviu, pemeriksaan dokumen dan observasi.
Sepanjang sejarah, kita mengetahui bahwa banyak internal fraud yang menyembunyikan
dengan memanipulasi dokumen dasar yang merupakan bukti yang berarti dibandingkan
dengan catatan-catatan yang diperoleh dari diskusi maupun interviu. Harus diingat bahwa
dokumen dasar lebih bernilai di pengadilan dibandingkan foto kopi, walupun dalam beberapa
kasus dipengadilan ada yang menerima foto kopi yang dilegalisir.
Eksternal dan internal auditor cenderung untuk mengklasifikasi bukti menjadi salah satu dari
beberapa klasifikasi di bawah ini:
Bukti yang kuat atas terjadinya korupsi, sebenarnya dapat dilakukan dengan menggunakan
Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK). BAPK berbeda dengan BAP (Berita Acara
Pemeriksaan) karena BAP hanya dapat dilakukan oleh penyidik, sedangkan auditor bukan
seorang penyelidik sebagaimana ditentukan dalam KUHP.
BAPK memuat kejadian/keadaan yang didengar, dilihat, atau dialami sendiri oleh pembuat
berita acara atau uraian kembali yang benar perihal yang diberitahukan kepadanya oleh orang
lain. Berita acara harus berisi hal-hal yang benar dan tidak boleh menyebutkan kesimpulan
dan pendapat sendiri.
EVALUASI BUKTI
Ada yang berpendapat bahwa tahap yang kritis dalam penugasan audit investigasi adalah
perencanaan Review/Audit (Review Planning) dan pengumpulan bukti (Evidence collection).
Ada pula yang berpendapat bahwa tahap yang paling kritis adalah evaluasi bukti (Evidence
Evaluation) dengan alasan bahwa kesimpulan harus didukung dengan bukti yang memadai
dan pada tahap ini kegiatan review dapat diperluas atau diperpanjang bila informasi tambahan
diperlukan.
Beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam menganalisis suatu bukti yaitu;
1. Find
Sesuai dengan hipotesa yang telah disusun dalam perencanaan audit, melalui bebagai
teknik audit, auditor berupaya untuk mempeoleh bukti-bukti yang relevan terhadap kasus
yang ditangani.
6. Draw conclusions
Akhir dari setiap analisis bukti adalah menyusun simpulan atas setiap bukti yang
diterima. Hal ini akan sangat membantu auditor dalam merangkum bukti dalam
rangkian bukti dalam rangkaian bukti-bukti. Auditor tidak perlu membaca kembali
dokumen, tetapi cukup melihat simpulan yang dibuat terhadap dokumen tersebut.
Pembuktian pada dasarnya untuk mendukung pembuktian adanya unsur-unsur tindak pidana
korupsi. Penentapan unsur-unsur tersebut bukanlah wewenang tim auditor, tetapi wewenang
penyidik seperti juga dalam penetapan setiap orang (tersangka), unsur melawan hukum,
memperkaya sendiri/badan dan unsur perhitungan kerugiab keuangan negara/perusahaan.
Pada pembuktian unsur keempat ini, tim auditor membantu penyidik sebagai tenaga ahli
(akunting dan auditing) jadi berperan sebagai saksi.
Kerja keras audit hendaknya disusun dengan sistematis dan mencerminkan langkah-langkah
kerja audit yang dilakukan termasuk:
Lengkap
Bebas kesalahan baik kesalahan perhitungan maupun kesalahan penyajian informasi.
Dibuat berdasarkan fakta dan argumentasi yang rasional
Sistematis dapat diterima alur pikir dan tersusun rapi
Menurut tujuan yang jelas serta informatif
Selain memuat data umum, kertas kerja audit investigasi mempunyai kekhususan karena juga
memuat:
Bagan arus modus oprandi atau fakta dan proses kejadian
Memuat hasil perhitungan kerugian perusahaan/negara atau perekonomian negara
Daftar-daftar pihak yang diduga terlibat atau bertanggung jawab (dapat dengan membuat
kode)
Memuat hasil telahan unsur melawan hukum (penyimpangan dari ketentuan direksi dan
atau peraturan perundang-undangan lainnya).
Surat pernyataan atau Berita Acara Permintaan Keterangan (dari pihak yang oleh auditor
dianggap perlu diminta keterangannya)
Berita Acara Pemeriksaan Barang Bukti
Berita Acara Kelengkapan Barang Bukti.
PEMBICARAAN AKHIR
Dalam pembicaraan akhir tim perlu mengkonfirmasikan temuan audit untuk menyamakan
presepsi tim dengan pimpinan unit. Tim audit hanya membicarakan garis beasr temuannya.
Lain halnya jika tidak ditemukan cukup bukti buat penyimpangan yang berindikasi korupsi
maka tim menyusun temuan secara rinci, dampak kelemahan dan rekomendasi perbaikan
yang diperlukan. Agar pemimpin dapat melakukan tindak lanjut berupa perbaikan sistem.
Hal-hal yang dibicarakan dituangkan dalam berita acara pembicaraan akhir dan
ditandatangani oleh auditor dan yang diperiksa.perlu di tegaskan kepada pimpinan unit bahwa
audit telah selesai, dan jika perlu tambahan audit dilakukan dengan surat tugas baru.
PELAPORAN
Mutu atau kualita suatu kegiatan audit pada umumnya dinilai dari laporan hasil audit yang di
hasilkanya. Untuk menjaga mutu atau kualitas tersebut, laporan hasil audit harus di susun
berdasarkan persyaratan laporan yang baik sesuaidengan standar pelapor yang berlaku. Pada
suatu audit investigasi, laporan hasil audit di tuangkan dalm suatu laporan hasil audit
kecurangan. Laporan hasil audit dimaksud memuat simpulan auditor perihal terjadi tidaknya
penyimpangan atas suatu kegiatan yang mengakibatkan kerugian keuangan negara dan atau
perekonomian negara.
Simpulan hasil audit yang dituangakan dalam laporan harus di dukung oleh bukti-bukti audit
yang relevan, kompeten dan cukup, yang merupakan satu kesatuan dan dirangkum dalam
laporan,dan harus menguraikan dengan jelas mengenai apa,siapa dimana, bilamana, dan
bagai mana (Asidibibag) terjadinya suatu perbuatan yang telah mengakibatkan kerugian
keuangan negara.
Dalam mengungkapkan informasi dalam laporan hasil audit, auditor yang menyusun laporan
hasil audit perlu mempertimbangkan prinsip-prinsipsebagai berikut:
1. pengungkapan atas arti penting
Laporan yang di susun sebaiknya hanya mrngungkapkan hal yang penting-penting saja
karena selain agar dapat dengan mudah dimengerti pemakai laporan, juga agar pemakai
laporan tertarik untuk menggunakan laporan untuk keperluan pengambilan keputusan
2. kegunaan informasi dan ketetapan waktu pelaporan.
laporan hasil audit sebaiknya disusun sesuai dengan kebutuhan pemakaian laporan
sehingga dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan tundak lanjut. Selain itu
laporan juga perlu disampaikan sesuai dengan waktu dibutuhkan agar informasi yang
disajikan adalah laporan dapat sepenuhnya di pergunakan.
3. Objektifitas informasidan ketetapan waktu pelaporan
Laporan yang disusun tidak mengandung bias atau prasangka dari penyusun laporan,
tetapi harus berdasarkan fakta yang didukung oleh bukti-bukti yang cukup yang
dituangkan dalam kertas kerja audit
4. tingkat keyakinan penyajian
Laporan yang disusun harus dijabarkan secara logis dan runtut berdasrkan fakta-fakta
yang di temukan sehungga pemakaian yakin akan kebnaran informasi yang di sajikan.
5. penyajian yang ringkas,sederhana namun jelas dan lengkap
Laporan sebaiknya di susun dengan ringkas, yaitu tidak perlu banyak menyajikan rincian
serta kaliamat atau bagian-bagian yang secara tidak jelas berhubungan dengan informasi
yang ingin di sampaikan. Laporan juga harus cukup sederhana dan jelas, yakni tidak
mempergunakan ungkapan-ungkapan yang berbungan-bunga namun tidak jelas arti dan
tujuannya. Sebaiknya, dalam penysunan laporan hasil audit perlu di perhatikan
pengguanaan kosa kata yang mudah di mengerti oleh pembaca laporan. Laporan juga
harus lengkap, yakni tidak memrlukan lagi tambahan -tambahan penjelasan lain dari luar
laporan yang di susun.
Selain untuk di pergunakan daklam pengambilan keputusan tindak lanjut oleh pemakai
laporan (pada umumnya direksi dan atau dewan komisari,laporan juga dapat di pergunakan
pada proses tindak lanjut hukum. Oleh sebab itu, auditor harus mempertimbangkan
penggunaan bukti-bukti audit sebagai alat b8ukti hukum. Pada suatu kasus korupsi, kadang-
kadang audit dilakukan berdasarkan permintaan dari pihak penyidik. Dalam keadaan seperti
ini, LHAI dapat di jadikan alat bukti surat karena dapat memenuhi syarat-syarat sebagai
mana di muat pada butir c pasl 187 KUHAP, yaitu:
Apabila dihubungkan dengan pasal 186 KUHAP, laporan hasil audit kecurangan bukan
sebagai keterangan ahli karena keterangan ahli adalah apa yang di nyatakan seorang ahli pad
sidang pengadilan. Namun, dalam penjelasannya di sebutkan bahwa keterangan ahli dapat
juga di berikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum, yang di tuang
kan dalam bentuk laporan dan di buat dan mengingat sumpah jabatan. Dengan demikian,
LHAI dapat di pergunakan secara langsung mendukung pembuktian dalam suatu tindak
pidana korupsi, yaitu sebagai alat bukti hukum ( bukti surat), karena memnuhi persyaratan:
Di buat oleh seorang ahli (dalam hal ini pemeriksa atau auditor),
Memuat pendapat berdasarkan keahliannya, mencakup pendapat atas ada tindaknya
kerugian keuangan negara dan atau perekonomian negara,
Diminta secara resmi oleh tim penyelidik,
Di kuatkan dengan sumpah atau di buat atas sumpah jabatan.
Kata ”investigasi” dalam akuntansi forensik umumnya berarti audit investigasi atau audit
forensik. Ada beberapa tujuan dari investigasi yaitu: (1) memberhentikan manajemen. Tujuan
utamanya adalah sebagai teguran keras bahwa manajemen tidak mampu
mempertanggungjwabkan kewajiban fidisiernya, (2) memeriksa, mengumpulkan dan menilai
cukupnya dan relevan bukti. Konsepnya adalah forensic evidence dan bukan sekedar bukti
audit. (3) melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah, (4) memastikan bahwa
pelaku kejahatan tidak lolos dari perbuatannya, (5) menyapu bersih semua karyawan yang
melakukan kejahatan, (6) memastikan bahwa perusahaan tidak lagi dijadikan sasaran
penjarahan, (7) mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan dengan sumber
daya dan berhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin, (8) melindungi nama baik
perusahan atau lembaga, (9) melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik. Suatu
investigasi hanya dimulai apabila ada dasar yang layak atau lebih dikenal dengan
”prediction”. Seorang investigator mereka-reka mengenai apa, bagaimana, siapa dan
pertanyaan lain yang diduga terkait atau relevan dengan pengungkapan kasusnya. Investigasi
atau Audit forensik dapat merupakan pengembangan lebih lanjut atas hasil audit operasional,
audit kinerja yang memuat adanya indikasi KKN dengan konsekuensi terjadinya kerugian
keuangan negara, namun demikian audit forensik dapat juga didasarkan indikasi kerugian
yang tertayang sebagai berita dalam media massa maupun dalam laporan atau pengaduan
masyarakat.
Menandai fakta
Prosedur dari kebanyakan teknik investigasi penyembunyian berhubungan dengan akses dan
mengumpulkan fakta dokumen. Didalam chapter ini, kami mengidentifikasi beberapa cara
untuk memperoleh fakta-fakta tersebut. Penguji yang mempunyai latar belakang computer,
statistic, atau akuntansi biasanya memiliki keuntungan dalam melakukan investigasi saat
mencari fakta-fakta didalam dokumen.
Audit
Auditor memiliki 7 tipe tes, dimana tes tersebut menghasilkan catatan fakta-fakta:
Dokumentasi
Konfirmasi
Observasi
Pemeriksaan fisik
Penyelidikan
Sampling Penemuan
Pendekatan yang lebih baik didalam auditing fakta-fakta dokumen di beberapa situasi adalah
dengan menggunakan catatan statistic-sampling yang disebut sampling penemuan.
Penggunaan sampling penemuan (statistic) memberikan auditor untuk mengetahui dan
membuat kesimpulan sample dari populasi yang diambil.
Menggunakan Tekhnologi
Alternatif lain untuk menemukan sampling dimana memberikan semua cek untuk diperiksa
adalah menggunakan teknlogi. Menggunakan pendekatan ini, auditor memilih kepentinga
variable sperti, alamat pembayaran, mengecek kotak pos/surat atau pembayaran yang dibuat
untuk dokter khusus dan menjalankan querry dari semua data cek yang telah dikumpulkan.
Walaupun penggunaan computer untuk mendapatkan kecurangan bisa sangat kuat teknik ini
memerlukan keahlian untuk mengkoneksi database perusahaan memilih data yang tepat dan
menganalisa secara efisien.
Beberapa fakta Dokument sangat sulit untuk diperoleh, walaupun dokumen tersebut berharga.
Hanya ada 3 cara yang diizinkan untuk memperoleh fakta dokumen:
Kadangkala penting sekali menentukan apakah dokumen tersebut asli. Pertanyaan dokumen
bisa saja asli, palsu, curang atau hasil pemalsuan. Formulir khusus yang ada pada investigasi
mempergunakan kimia forensic, mikroskop, cahaya dan fotograsi dalam pemeriksaan
dokumen. Ahli dokume dapat mengetahui dokumen yang diperiksa tersebut ditulis dan
ditanda tangani oleh seorang yang benar atau tidak, palsu atau asli dll. Untuk menjadi ahli
pemeriksa dari pertanyaan dokumen, salah satunya adalah belajar secara luas dan mengikuti
pelatihan khusus.
Sumber