FORENSIK.
KELOMPOK 2:
• APOLONIA LUTO (202110315066)
• NUR ALFRIANI HANDAYANI (202110315133)
2.3.Review analitikal .
menekankan pada penalaran, proses berfikirnya. Dengan penalaran yang baik, akan
membawa seorang auditor investigator pada gambaran yang utuh mengenai wajar, layak,
atau pantasnya suatu data individual disimpulkan telah melakukan kejahatan.
Review analitikal didasarkan atas perbandingan antara apa yang dihadapi dengan apa yang
layaknya harus terjadi. Jika terjadi kesenjangan harus dicari jawabannya apakah karena
pelanggaran pidana, kesalahan, kelalaian, atau salah merumuskan standar.
― Irene M. Pepperberg
2.4.Teknik audit investigasi tanpa bukti dokumen.
Selain teknik audit yang biasa digunakan dalam audit umum, ada
beberapa teknik audit investigatif yang bisa diterapkan apabila tidak
ditemukan bukti dokumen.
1) Net worth method dan
2) expenditure method adalah teknik audit untuk menelusuri
ketidakwajaran penghasilan dan atau pola konsumsi pelaku
tindak pidana.
2. 5. Follow the money
Teknik lain adalah dengan menelusuri aliran uang (follow the
money) yang selama ini dilakukan oleh PPATK. Meski hampir selalu
bersinggungan dengan hukum, bukan berarti akuntansi forensik ini
melulu atas permintaan aparat penegak hukum. Pada dasarnya
siapapun bisa meminta digelarnya audit forensik, mulai dari masalah
perceraian, konflik premi asuransi, gugatan perdata, hingga
penilaian terhadap kinerja perusahaan.
Audit Investigasi
Permasalahan
yang diperiksa
Criteria peraturan
perundang-undangan
dan ketentuan lain
Aspek Audit
yang berlaku
Investigasi
Pengumpulan bukti
sesuai ketentuan
hukum
Pelaporan
Investigasi Audit Dalam Forensik
This is where you section ends. Duplicate this set of slides as many times you need to go over all your sections.
Memeriksa dokumen (documentation)
termasuk didalamnya dokumen digital, Reviu
analitikal (analytical review) tekhnik ini
mengharuskan dasar atas perbandingan yang
dihadapi dengan apa yang layaknya harus terjadi
dan berusaha menjawab terjadinya kesenjangan,
Meminta Informasi lisan atau tertulis dari yang
diperiksa (inquiries of the auditee) hal tersebut
penting untuk pendukung permasalahan,
Menghitung Kembali (reperformance) tehknik ini
dilakukan dengan mencek kebenaran
perhitungan (kali, bagi, tambah, kurang dan lain-
lain) untuk menjamin kebenaran angka,
Mengamati (observation) pengamatan ini lebih
menggunakan intuisi auditor apakah terdapat hal-
hal lain yang disembunyikan
PERAN PENTING AUDIT FORENSIK
Dalam beberapa artikel dan literatur, pembahasan Audit forensik lebih mengarah kepada kasus
pembuktian penyimpangan keuangan atau korupsi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, audit
forensik diperlukan untuk pembuktian pada kasus-kasus penipuan.
Objek audit forensik adalah informasi keuangan yang mungkin (diduga) mengandung unsur
penyimpangan. Penyimpangan yang dimaksud bisa berupa tindakan merugikan keuangan
perusahaan, seseorang, atau bahkan negara. Temuan audit dari hasil pemeriksaan ini bisa dijadikan
salah satu alat bukti bagi penyidik, pengacara, atau jaksa untuk memutuskan suatu kasus hukum
perdata. Tidak menutup kemungkinan hasil audit juga akan memberikan bukti baru untuk tindakan
yang menyangkut hukum pidana, seperti penipuan.
Dalam kasus semacam ini, auditor dituntut harus benar-benar independen. Meskipun
penugasan audit diberikan oleh salah satu pihak yang bersengketa, independensi auditor harus tetap
dijaga. Auditor tidak boleh memihak pada siapa-siapa. Setiap langkah, kertas kerja, prosedur, dan
pernyataan auditor adalah alat bukti yang menghasilkan konskuensi hukum pada pihak yang
bersengketa
CONTOH KASUS AUDIT FORENSIK
• Penyalahgunaan Aset suatu • Penipuan Laporan Keuangan
Perusahaan Biasanya hal ini dilakukan dengan cara
Dapat dikatakan bahwa penyalahgunaan menyajikan angka-angka yang tidak
aset perusahaan merupakan tindak sebenarnya dengan tujuan
penipuan yang paling umum ditemukan. meningkatkan likuiditas, menghadapi
Penyalahgunaan aset yang sering tekanan kinerja pasar, memastikan
dilakukan adalah penggunaan uang manajemen secara terus menerus
tunai yang tidak semestinya, pemalsuan mendapatkan bonus, dan hal lainnya.
faktur, pembayaran yang dilakukan Pemalsuan catatan akuntansi yang
kepada pemasok atau karyawan namun disengaja, menghilangkan segala jenis
tidak ada keterangannya, dan pencurian transaksi, dan tidak mengungkapkan
inventaris kantor. detail yang relevan pada laporan
keuangan pun termasuk dalam
penipuan laporan keuangan.
FENOMENA AUDIT FORENSIK
Kasus Jiwasraya
Kejaksaan Agung mengaku telah melakukan audit forensik dalam proses
investigasi kasus dugaan korupsi pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Hal itu terkait saran Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga
Salahuddin Uno agar aparat penegak hukum melakukan audit forensik terkait
kasus dugaan korupsi di Jiwasraya dan Asabri.
Hari mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran uang terkait kasus
Jiwasraya. Selain itu, penyidik Kejagung juga menggandakan perangkat teknologi
informasi dari hasil penggeledahan.
Menurutnya, penyidik menggandakan data dari perangkat milik dua
tersangka, yaitu Direktur Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro
dan mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan PT Asuransi Jiwasraya
Syahmirwan
"Termasuk kita melakukan kloning atau audit forensik terhadap
komputer yang digunakan untuk transaksi itu,“
Penyidik juga sedang menelusuri aset para tersangka dalam
rangka pengembalian kerugian negara akibat dugaan korupsi tersebut.
Berdasarkan perkiraan sementara Kejagung, kerugian negara akibat
kasus Jiwasraya sekitar Rp 13,7 triliun. Sebelumnya, Sandiaga menilai,
aparat penegak hukum sebaiknya melakukan audit forensik terkait
kasus dugaan korupsi di Jiwasraya dan Asabri.