AUDIT INVESTIGASI
1
STUDI KASUS AUDIT INVESTIGASI
A. PENDAHULUAN
2
B. TAHAPAN DALAM AUDIT INVESTIGASI
Pada umumnya, suatu audit investigasi atas kasus yang berindikasi TPK dapat
dilakukan melalui 4 ( empat ) tahapan sebagai berikut :
Dalam tahap ini penelaahan dilakukan atas informasi ( laporan atau pengaduan )
mengenai ada tidaknya penyimpangan pada suatu unit kerja tertentu.
Penelaahan informasi awal dimaksudkan untuk dapat mengumpulkan informasi-
informasi dan bukti-bukti yang relevan dengan materi penyimpangan . Informasi
tersebut dapat diperoleh dari :
- Pelapor
- Hasil audit terdahulu yang ada di unit kerja auditor
- Unit kerja terkait
3
Tahap Persiapan Audit
Dalam tahap ini harus disusun audit program audit investigasi dengan
memperhatikan hasil penalaahan informasi awal yang diarahkan kepada
penilaian pengendalian manajemen , pengungkapan fakta-fakta dan proses
kejadian, pihak-pihak yang diduga terlibat/bertanggungjawab , bukti-bukti,
penyebab dan dampak penyimpangan. Bukti-bukti yang dikumpulkan adalah
seluruh bukti yang relevan dan kompeten untuk membuktikan unsur-unsur
tersebut di atas , dan memenuhi syarat-syarat bukti yang diterima menurut
KUHAP. Dalam penyusunan audit program dan pelaksanaannya menurut urutan
prioritas sebagai berikut :
Dalam bebarapa kasus, pada saat audit berlangsung tim audit dimungkinkan
meperoleh pengakuan dari salah seorang petugas atau karyawan yang
mengetahui kejadian. Secara psikologis, pengakuan ini dapat terjadi karena
karyawan yang bersangkutan merasa mendapat tekanan dan tidak kuat
menghadapi tekanan ( terlebih lagi apabila ia tidak memperoleh keuntungan
material atas kasus). Pada sisi lain, pengakuan dapat timbul karena keinginan
4
membantu auditor disebabkan selain merasa teman, juga mengaggap auditor
tidak akan tega melibatkannya dalam kasus. Oleh karena itu disamping
tergantung pada pengalaman dan kemahiran auditor menggunakan indera
ketujuh, serta penciptaan suasana yang kondusif, auditor dituntut pula untuk
dapat mengembangkan setiap informasi yang diperoleh dan menerapkan
prosedur serta teknik-teknik audit investigasi secara tepat.
Hal paling utama yang perlu diperhatikan dalam audit investigasi adalah
pembuktian. Pembuktian atau pengumpulan bukti-bukti dapat dilakukan
berdasarkan pengembangan informasi yang diperoleh pada saat audit.
Pembuktian tersebut dimaksudkan terutama untuk membandingkan keadaan
sebenarnya ( berdasarkan informasi yang diperoleh ), dan keadaan seharusnya.
Dalam audit salah satu teknik untuk pembuktian ini dapat dilakukan dengan
Berita Acara Klarifikasi ( BAK ). BAK berbeda dengan Berita Acara Pemeriksaan
( BAP ), karena BAP hanya dapat dilakukan oleh penyidik, sedangkan auditor
bukan seorang penyidik. BAK memuat tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau dialami sendiri oleh pemberi klarifikasi atau uraian kembali
yang benar perihal yang diberitahukan kepadanya oleh orang lain. BAK harus
5
berisikan hal-hal yang benar, dan tidak boleh menyebutkan kesimpulan-
kesimpulan atau pendapat sendiri. BAK dapat digunakan untuk pemeriksaan
indikasi penyimpangan tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara,
khususnya sebagai bukti –bukti dari tersangka pelaku penyimpangan baik yang
kesalahannya sudah pasti maupun belum pasti, atau saksi-saksi yang dapat
mendukung terungkapnya modus operandi ataupun orang-orang yang terkait
dengan penyimpangan yang sedang diaudit atau yang dapat memperjelas
duduk persoalan yang sedang diperiksa.
6
Mark-up harga pengadaan tanah pada
PT. ABC ( Persero )
Tahun 2000 Direktur PT. ABC ( Persero ) memerintahkan bagian gudang dan
perbekalan untuk melakukan inventarisasi terhadap aktiva tetap ( kendaraan,
mesin-mesin ) yang telah rusak berat dan tidak layak lagi untuk diperbaiki
kalaupun diperbaiki akan membutuhkan biaya yang cukup besar. Disamping
itu juga terdapat aktiva tetap tanah dan bangunan yang tidak produktif serta
barang-barang inventaris yang juga tidak dapat digunakan lagi. Asset
tersebut tersebar di bebarapa lokasi yaitu; Bandung, Surabaya, Medan dan
Makassar. Menurut data akuntansi nilai perolehan aktiva tetap dan barang-
barang inventaris tersebut Rp 1.750.000.000,00 dan nilai buku per 31
Desember 2000 sebesar Rp 517.500.000,00 .
7
Bagian Hukum & Klaim yang menginformasikan ada 3 ( tiga ) lokasi altrernatif
dan mengusulkan membeli salahsatunya yaitu sebidang tanah di Jalan
Majapahit No. 107 Bandung seluas 2.700 M2 dengan harga penawaran Rp
1.200.000,00/M2.
Menyusul facs no. 037 tertanggal 9 Agustus 2001, Kepala Bagian Pemasaran
Bandung mengusulkan pembelian tanah yang dimaksud dengan mengirim
surat kepada Direktur Keuangan PT. ABC ( Persero ) selaku Ketua Tim
Panitia Penjualan dan Relokasi Asset Berupa Tanah dan Bangunan sesuai
suratnya No. 13/AG.06.09/2001 tanggal 1 Nopember 2001 perihal
penawaran sebidang tanah untuk relokasi kantor/gudang yang terletak di
Jalan Majapahit No. 107 ( sertifikat HM No. 2379 Tgl 14-2-2001 seluas
2.700 M2 dengan harga per M2 sebesar Rp 1.025.000,00
8
Pembayaran atas pembelian tanah tersebut dilakukan oleh PT. ABC
( Persero ) Pusat dengan cara transfer uang ke rekening PT. ABC ( Persero )
Kantor Pemasaran Bandung, kemudia diterbitkan cek tunai Bank Mandiri
Cabang Bandung rekening nomor : 75007655 dengan cek CA 600788
tanggal 12 Desember 2001 yang diterima oleh Sdr. Eko Hartadi. Cek tersebut
dicairkan oleh Eko Hartadi melalui clearing Bank Cantral Asia Cabang
Bandung tanggal 12 Desember 2001 ke rekening No. 3001002731 atas nama
Sdr. Liong Ko Ban sebesar Rp 2.700.000.000,00
2. Lokasi tanah yang dibeli ternyata berada tepat dibawah tegangan tinggi
milik PT. PLN ( Persero ) dan sesuai surat keterangan rencana kota dari
Dinas Tata Kota & Bangunan Pemkot Badung nomor 591/227/UPT/2002
tertanggal 7 Maret 2002 serta Perda No. 1 Tahun 1999 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kodya Dati II Bandung, di bawah tegangan tinggi
tersebut akan dibuat jalan selebar 10 M. Setelah diukur lokasi tanah yang
terkena jalan seluas 1.300 M2 dan dibawah tegangan tinggi tersebut
tidak diijinkan untuk mendirikan bangunan.
9
4. Dari keterangan pihak perantara Sdr. Sutoyo dan Sdr. Sahadi kemudian
dilakukan konfirmasi kepada pihak penjual dan diperoleh fakta-fakta
bahwa Sdr. Eko Hartadi menditribusikan uang ke pihak-pihak yang
terlibat dalam jual beli tanah tersebut yaitu : (a ) diberikan kepada
Kepala Bagian Pemasaran Bandung dengan cek Bank Maspion Rp
350.000.000,00 sesuai pernyataan Kepala Bagian Pemasaran Bandung
dan Liong Ko Ban tertanggal 9 Oktober 2002 (b) diberikan kepada
Perantara Sutoyo dengan cek Bank Maspion sebesar Rp 148.500.000,00
sebagai jasa perantara dan Sdr. Sahadi dengan cek Bank Maspion
sebesar Rp 81.000.000 sebagai jasa perantara.
10
1. Menentukan ASIDIBIBAG
2. Uraikan fakta dan proses kejadian
3. Berdasarkan analisis Saudara ( dengan menggunakan kriteria peraturan
perundang-undangan yang berlaku ) berikan argumentasi untuk menjawab
pertanyaan apakah terjadi indikasi Tindak Pidana Korupsi atas kasus diatas
4. Tentukan pejabat yang diduga terlibat atau dapat dimintai
pertanggungjawaban
5. Tentukan besarnya kerugian keuangan negara
6. Buatkan analisis unsur menguntungkan pribadi atau orang lain.
Catatan :
11