Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CHAPTER 7
“Investigation & Reporting”
KELOMPOK 8
ANGGOTA :
1. MICHAEL AKBAR NUH ROHMAN (023002004505)
2. IKE AMELIA NURJANAH (023002004520)
3. FHAZA AZZAHRA ZIQROYA (023002004522)
4. ARIESSYA SEKAR PUTRI (023002004523)
Ruang lingkup dan analisis dalam audit investigatif diarahkan pada kemungkinan adanya
pelanggaran pada peraturan perundang-undangan, ketentuan-ketentuan atau kebijakan yang
telah digariskan.
Audit investigatif bertujuan untuk memperoleh dan memelihara bukti-bukti yang mendukung
pelanggaran tersebut.
Istilah Audit Forensik dan Audit investigatif mengandung pengertian yang sama, karena
keduanya berhubungan dengan pengujian dan analisis forensik dengan menggunakan teknik-
teknik audit dan investigasi dan teknik pengumpulan data (yang mungkin kemudian hari akan
digunakan sebagai bukti dalam prakara pidana atau perdata di pengadilan).
• Waktunya (timing)
Audit merupakan kegiatan yang pada akhirnya memberikan suatu pendapat atau rekomendasi
atas suatu permasalahan, sedangankan audit investigatif sasarannya adalah untuk menentukan
apakah suatu kecurigan, pengaduan atau dugaan atas suatu pelanggaran, kecurigaan, kejahatan
telah terjadi dan mementukan pihak-pihak yang bertanggung jawab.
• Hubungannya(relationship)
• Sumber datanya(source)
Sumber data dari kegiatan audit akan tergantung pada jenis auditnya. Sedangkan pada audit
investigatif data yang diperoleh dapat berasal dari berbagai sumber baik data keuangan maupun
data lainnya seperti hasil wawancara, dokumen maupun catatan masyarakat(publik record)
Audit investigatif merupakan kegiatan penelitian dan pengujian secara mendalam dengan
maksud untuk mencari kebenaran untuk menentukan bahwa kecurigaan atau dugaan terbukti
atau tidak terbukti.
Kegiatan audit investigatif mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat
mendukung fakta yang dipermasalahan.
Semakin kecil selang antara waktu kejadian tindak kejahatan dengan waktu untuk
me”respon” maka kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat terungkap akan
semakin besar.
Aturan mendasar audit investigatif terhadap tindak pidana adalah bahwa auditor investigasi
pertama-tama harus menentukan apakah suatu tindak kejahatan telah dilakukan atau tidak.
Investigatif-auditor mengumpulkan fakta-fakta sedemikian hingga bukti-bukti yang
diperolehnya tersebut dapat memberikan kesimpulan sendiri/menceritakan (bahwa telah
terjadi tindak kejahatan dan pelaku kejahatan tersebut teridentifikasi).
Bukti fisik merupakan bukti nyata. Bukti tersebut sampai kapanpunakan selalu
mengungkapkan hal yang sama
Tahap- Tahap Kegiatan Audit Investigasi
1. Tahap perencanaan
Perencanaan audit Investigatif dilakukan setelah adanya informasi awal, kemudian organisasi
pengawas membentuk tim Audit Investigasi. Pelaksanaan Audit Investigasi harus dilakukan
oleh auditor yang kompeten, memiliki integritas serta independensi. Tugas pertama tim
tersebut menelaah informasi awal tersebut. Pada tahap ini tim harus menentukan:
2. modus operandi,
3. sebab-sebab penyimpangan,
4. unsur-unsur kerjasama,
6. estimate besarnya kerugian negara atau daerah akibat kasus korupsi tersebut.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini tim harus memperoleh bukti audit yang memperkuat dugaan tindakan pidana
korupsi. Bukti diperoleh dengan cara-cara:
1. Inspeksi,
2. Observasi,
3. Wawancara,
4. Konfirmasi,
5. Analisa,
7. Perbandingan,
8. Rekonsiliasi,
9. Penelusuran,
13. Pemaparan
3. Tahap Pelaporan
1. Akurat,
2. Jelas,
3. Berimbang,
4. Relevan, dan
5. Tepat waktu.
1. Memeriksa Fisik
Pengamatan fisik dari alat bukti atau petunjuk fraud menolong investigator untuk menemukan
kemungkinan korupsi yang telah dilakukan.
Meminta informasi dari auditee dalam audit investigatif harus disertai dengan informasi dari
sumberlain agar dapat meminimalkan peluang auditee untuk berbohong. Meminta konfirmasi
adalah memintapihak lain (selain auditee) untuk menegaskan kebenaran atau ketidakbenaran
suatu informasi. Meminta konfirmasi dapat diterapkan untuk berbagai informasi, baik
keuangan maupun nonkeuangan. Harus diperhatikan apakah pihak ketiga yang dimintai
konfirmasi punya kepentingan dalam audit investigatif.Jika ada, konfirmasi harus
diperkuat dengan konfirmasi kepada pihak ketiga lainnya.
3. Memeriksa dokumen
Tidak ada audit investigatif tanpa pemeriksaan dokumen. Definisi dokumen menjadi lebih luas
akibatkemajuan teknologi, meliputi informasi yang diolah, disimpan, dan dipindahkan secara
elektronis.Karena itu, teknik memeriksa dokumen mencakup komputer forensik.
4. Review Analitikal
Dalam review analitikal, yang penting adalah: kuasai gambaran besarnya dulu (think analytical
first!).Review analitikal adalah suatu bentuk penalaran yang membawa auditor pada gambaran
mengenaiwajar atau pantasnya suatu data individual disimpulkan dari gambaran yang
diperoleh secara global.Kesimpulan wajar atau tidak diperoleh dari perbandingan terhadap
benchmark. Kesenjangan antara apayang dihadapi denganbenchmark: apakah ada kesalahan
(error), fraud, atau salah merumuskanpatokan. Kenali pola hubungan (relationship pattern) data
keuangan yang satu dengan data keuanganyang lain atau data non-keuangan yang satu dengan
data non-keuangan yang lain.
Reperform dalam audit investigatif harus disupervisi oleh auditor yang berpengalaman
karenaperhitungan yang dihadapi dalam audit investigatif umumnya sangat kompleks,
didasarkan atas kontrakyang sangat rumit, dan kemungkinan terjadi perubahan dan renegosiasi
berkali-kali.
Membuktikan adanya penghasilan yang tidak sah dan melawan hukum. Pemerikasan
dapatdihubungkan dengan besarnya pajak yang dilaporkan dan dibayar setiap tahunnya.
Laporan hartakekayaan pejabat merupakan dasar dari penyelidikan. Pembalikan beban
pembukitian kepada yangbersangkutan.
Berarti mengikuti jejak yang ditinggalkan dari arus uang sampai arus uang tersebut berakhir.
Naluripenjahat selalu menutup rapat identitas pelaku, berupaya memberi kesan tidak terlihat
atau tidak ditempat saat kejadian berlangsung. Dana bisa mengalir secara bertahap dan
berjenjang, tapi akhirnya akan berhenti di satu atau beberapa tempat penghentian terakhir.
Tempat inilah yang memberikan petunjuk kuat mengenai pelaku fraud.
1) Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan diinvestigasi.
2) Kuasai dengan baik tehnik-tehnik investigasi
3) Cermat dalam menerapkan tehnik yang dipilih
4) Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan tehnik yang kita pilih