DIKLAT DAN
Muhammad Fuat
1
Muhammad Fuat
Contact Address : m_fuat0820@yahoo.com - 0811196794
2
SKKNI AF
• PENGUMPULAN BUKTI
3
SKKNI Bidang Audit Forensik
4
Kemampuan Berdasar Standar
5
Unit Kompetensi Pengumpulan Bukti
7
Teknik pengumpulan bukti
Melaksanakan teknik pengumpulan bukti, dengan kriteria unjuk kerja:
1. Reviu analitis terhadap data keuangan dan non keuangan telah
dilakukan sesuai permasalahan yang diaudit
2. Pemeriksaan fisik terhadap barang-barang atau benda-benda atau
aset yang terkait dengan permasalahannya telah dilakukan sesuai
permasalahan yang diaudit
3. Konfirmasi kepada pihak ketiga telah dilakukan untuk mendapatkan
pengukuhan bukti sesuai permasalahan yang diaudit
4. Observasi terhadap obyek-obyek yang terkait dengan
permasalahan telah dilakukan sesuai permasalahan yang diaudit
5. Wawancara kepada pihak-pihak yang terkait telah dilakukan guna
menambah dan mengklarifikasi informasi sesuai permasalahan
yang diaudit
8
Pengorganisasian bukti
9
Mengklasifikasikan bukti-bukti yang telah
dikumpulkan
Mengklasifikasikan bukti-bukti yang telah dikumpulkan, dengan
kriteria unjuk kerja:
1. Pedoman untuk klasifikasi bukti telah dipelajari
2. Bukti-bukti yang relevan, kompeten, material telah cukup
diidentifikasikan dan diklasifikasikan
3. Tempat kerja dipersiapkan untuk menjaga keamanan
dokumen dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan
10
Melaksanakan teknik evaluasi bukti
11
Membuat simpulan evaluasi bukti
12
PENDAHULUAN
13
Audit Forensik
14
Bukti Yang Membuktikan Kasus
• George A. Manning, CFE., E.A dalam bukunya “Financial
Investigation and Forensic Accounting”, menyatakan:
“Evidence is all means by which an alleged matter of fact is
establish or disproved”.
• Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil suatu pengertian
bahwa bukti merupakan segala sesuatu menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk
membuktikan apakah kasus itu terbukti atau tidak terbukti.
15
KONSEPSI BUKTI
• Definisi 1
• Bukti adalah segala sesuatu yang dapat dipersepsikan
dengan menggunakan lima panca indera dan
berdasarkan jenis-jenis pembuktian, seperti keterangan
saksi, catatan, dokumen, fakta, data, atau objek nyata
yang secara legal disampaikan di depan persidangan
untuk meyakinkan hakim.
(PERMENPAN/05/M.PAN/03/2008)
16
PENGERTIAN AUDITING
Definisi 2
Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti
mengenai suatu informasi utk menetapkan dan melaporkan
tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dgn kriterianya.
Auditing hendaknya dilakukan oleh seseorang yang kompeten
dan independen.
22
JENIS-JENIS BUKTI
Tujuh teknik audit yang menghasilkan bukti-bukti audit sebagai
berikut:
1. Physical examination (pemeriksaan/pengujian fisik)
2. Confirmation (konfirmasi)
3. Documentation (pemeriksaan dokumen)
4. Analytical procedures (prosedur analitikal)
5. Inquiries of the client (wawancara)
6. Reperformance (penghitungan kembali)
7. Observation (observasi)
Alvin A. Arens Cs.
Auditing and Assurance Services, 2005
23
Pengelompokan Bukti
24
Alat Bukti Menurut KUHAP
25
Bukti Audit vs Alat Bukti Hukum
• Dokumen asli
• Berita acara pemeriksaan fisik
• Laporan hasil audit
• Keterangan auditor di pengadilan
27
Hubungan bukti audit dengan bukti hukum
(Biro Hukum dan Humas BPKP Tahun 2003) (1)
28
Hubungan bukti audit dengan bukti hukum
(2)
29
TEKNIK AUDIT
Teknik audit adalah cara yang diterapkan auditor
untuk mendapatkan bukti-bukti audit.
Serangkaian teknik audit dipilih dan disusun
dalam prosedur audit berdasarkan pertimbangan
profesional auditor untuk mencapai tujuan audit
tertentu.
30
Teknik Audit Yang Efektif
2. Confirmation (konfirmasi)
7. Observation (observasi)
32
1. Physical Examination (Pemeriksaan/Pengujian
Fisik)
33
2. Confirmation (Konfirmasi)
34
3. Documentation (Pemeriksaan Dokumen)
36
4. Analytical Procedures (Prosedur Analitikal)
37
Berbagai Prosedur Analitik
• Pembandingan:
– Pembandingan beberapa data yang sama dari sumber yang
berbeda atau data yang berbeda dari sumber sama.
– Pembandingan juga dilakukan terhadap data atau fakta
tentang tindakan, keadaan atau kejadian yang ditemukan
dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
• Menerapkan rumus atau formula tertentu untuk melihat
hubungan antar fakta.
38
5. Inquiries Of The Client (Permintaan
Keterangan/Wawancara)
40
Urutan Wawancara
• Wawancara harus dimulai dengan
orang-orang yang mengetahui atau
yang diduga paling kecil menjadi pelaku
atau ikut serta dalam melakukan fraud,
• Dilanjutkan dengan orang-orang yang
karena alasan pribadi ingin menjadi
wishtleblower, dan
• Diakhiri dengan mereka yang diduga
menjadi perencana atau otak dari
tindak pidananya. 41
Pihak yang Diwawancarai dan Pendekatan Pembuktian
Subject
Co-Conspirators
Corroborative Witness
42
PIHAK YG DIWAWANCARAI
(dan urutannya)
43
Manfaat Urutan Wawancara
44
Manfaat Urutan Wawancara
2.Mengetahui bahwa banyak orang sudah diwawancarai
sebelumnya, pelaku tidak bisa mengendalikan apa yang bisa
dan apa yang sebaiknya tidak diungkapkan kepada auditor
forensik dalam wawancara. Lebih sulit mengatur persesuaian
atau konsistensi dalam kebohongan, sekalipun melalui
persengkongkolan. Ini memudahkan investigator
mendapatkan informasi penting yang selanjutnya
dikembangkan dalam interogasi.
45
RUANG
WAWANCARA
Ruangan bersih
46
6. Reperformance (Penghitungan Kembali)
47
7. Observation (Observasi)
48
Strategi Pengumpulan Bukti
Proses pembuktian yang dilakukan umumnya melalui strategi
sebagai berikut:
1. Membangun circumstantial case,
Pengumpulan bukti melalui interviu saksi yang kooperatif
dan dokumen yang tersedia di luar penguasaan pihak-pihak
yang diduga terlibat sebagai pelaku fraud.
2. Menggunakan circumstantial evidence,
Untuk mengidentifikasi dan beralih ke saksi internal yang
dapat memberikan bukti langsung tentang pihak-pihak yang
diduga terlibat.
3. Seal the case,
Melakukan pemeriksaan (examination) langsung kepada
subyek atau sasaran personal yang diduga kuat pelaku
fraud.
49
Strategi Perolehan Bukti
Seal the
case
50
Pertimbangan dalam pengumpulan bukti
52
Ketentuan Dalam Pengumpulan Bukti
53
Bantuan Ahli Lain
54
Kesinambungan Penanganan Bukti (Chain
Of Custody)
• Agar dokumen dapat ditelusuri dengan baik perlu dibuat
“memorandum of interview” yang mengindikasikan:
– Dokumen apa yang telah diterima;
– Kapan dokumen tersebut diterima;
– Dari siapa dokumen tersebut diterima;
– Dimana dokumen tersebut disimpan.
• Semua dokumen yang diterima harus ditandai sedemikian
rupa agar dikemudian hari dapat diidentifikasi. Cara yang
paling umum adalah dengan memberikan “initial”’ dan
tanggal. Terhadap dokumen asli, dapat dimasukkan dalam
suatu amplop tertutup dan kemudian diberi inisial dan
tanggal pada amplopnya.
55
EVALUASI BUKTI
56
Pentingnya Evaluasi Bukti
60
Kuantitas Bukti
61
TEKNIK ANALISIS BUKTI
63
SIMPULAN
64
Terima kasih
65