Anda di halaman 1dari 20

Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

AUDIT INVESTIGATIF

Deputi Investigasi BPKP


WITHOUT EVIDENCE,
THERE IS NO CASE
Indikator Keberhasilan
Peserta diklat diharapkan mampu menjelaskan tentang:
1. pengertian bukti;
2. standar audit investigatif berkaitan dengan pengumpulan dan evaluasi bukti;
3. prinsip dasar dalam pengumpulan dan evaluasi bukti;
4. pengumpulan dan evaluasi bukti elektronik;
5. hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas bukti audit investigatif;
6. jenis bukti audit;
7. sumber bukti dan metode pengumpulan bukti;
8. hubungan bukti audit dengan alat bukti menurut hukum;
9. tujuan, tahapan, dan teknik evaluasi bukti.
Deputi Bidang Investigasi
A. Konsepsi Bukti

Daftar Isi B. Pengumpulan Bukti

C. Evaluasi Bukti
A. Konsepsi Bukti

1 • Pengertian Bukti

2 • Standar Audit Berkaitan dengan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

3 • Prinsip Dasar Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

4 • Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik (PEBDE)


A. Konsepsi Bukti
1. Pengertian Bukti

Bukti adalah segala sesuatu yang dapat dipersepsikan dengan menggunakan


panca indera yang secara legal disampaikan di depan persidangan untuk
Tommy W. Singleton dan Aaron meyakinkan hakim.
J. Singleton dalam bukunya Dalam menentukan kekuatan dan kelemahan suatu bukti, hakim dapat
Fraud Auditing and Forensic mempertimbangkan beberapa faktor seperti sikap/perilaku seorang saksi,
Accounting subjektivitas pribadi hakim baik yang positif maupun negatif terhadap
terdakwa, dan adanya hubungan tertentu antara hakim dengan terdakwa.
Jadi, bukti dapat berupa keterangan, bukti tidak langsung, peragaan,
pendapat pribadi, bahkan pendapat teoretis yang diberikan oleh seorang ahli
yang diakui kepakarannya dalam bidangnya.
Secara singkat, bukti diartikan sebagai sesuatu yang dapat membuktikan
atau menyangkal sesuatu permasalahan yang belum jelas.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
1. Pengertian Bukti

“Evidence is all means by which an alleged


matter of fact is established or disproved.”
George A. Manning, CFE, E.A.
dalam bukunya Financial Bukti adalah segala sesuatu yang menurut
Accounting and Forensic
Accounting peraturan perundang-undangan yang berlaku
dapat digunakan untuk membuktikan apakah
suatu fakta menjadi terungkap atau tidak
terungkap.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
1. Pengertian Bukti

Terdapat dua pengertian bukti, yaitu:


1. Sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu
Kamus Besar Bahasa Indonesia peristiwa
(KBBI)
2. Hal yang menjadi tanda perbuatan jahat.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
Barang Bukti dan Alat Bukti

Alat bukti dapat dimaknai sebagai alat yang


Barang bukti adalah benda baik bergerak atau dapat diarahkan menjadi alat bukti hukum
tidak bergerak, berwujud maupun tidak berwujud, menurut ketentuan hukum pidana. Pasal 183
yang mempunyai hubungan dengan tindak pidana KUHAP menyatakan,
yang terjadi.
”Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
Agar dapat dijadikan bukti, maka benda tersebut harus
terlebih dahulu disita oleh penyidik. Benda yang dapat seseorang kecuali apabila dengan sekurang-
disita adalah: kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh
• seluruh atau sebagian yang diduga diperoleh dari keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-
hasil dari tindak pidana; benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang
• dipergunakan secara langsung untuk melakukan bersalah melakukannya.”
atau mempersiapkan tindak pidana; Pasal 183 tersebut diantaranya menyebutkan
• dipergunakan untuk menghalang-halangi mengenai alat bukti. Menurut pasal 184 KUHAP,
penyidikan tindak pidana; terdapat lima jenis alat bukti yang sah yaitu
• khusus dibuat atau diperuntukkan untuk melakukan keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk,
tindak pidana. dan keterangan terdakwa.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
2. Standar Audit Berkaitan dengan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

Paragraf 2310 – Mengidentifikasi Informasi:


Paragraf 2300 – Pelaksanaan Penugasan:

Standar “Auditor harus mengidentifikasi , menganalisis, “Auditor harus mengidentifikasi informasi yang
mengevaluasi, dan mendokumentasikan cukup, andal, relevan dan bermanfaat untuk
Audit informasi yang memadai untuk mencapai tujuan
penugasan audit intern.”
mencapai tujuan penugasan. ”

Intern
Pemerintah Pelaksanaan pengumpulan dan evaluasi bukti harus
difokuskan pada upaya pengujian hipotesis untuk
Indonesia mengungkapkan:
1. Fakta-fakta dan proses kejadian (modus operandi);
2. Sebab dan dampak penyimpangan;
3. Pihak-pihak yang diduga terlibat/bertanggung jawab atas
kerugian keuangan negara/ daerah

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
2. Standar Audit Berkaitan dengan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

Pengumpulan dan pengujian (evaluasi) bukti:

1 Mengumpulkan
Informasi
 cukup, andal, relevan dan
bermanfaat
2 Menganalisis dan
Mengevaluasi Informasi
 auditor harus mendasarkan
kesimpulan dan hasil audit
3 Mendokumentasikan
Informasi
 dokumentasian informasi/bukti audit
dalam bentuk kertas kerja audit
pada analisis dan evaluasi
 mendukung fakta, simpulan  dapat secara efektif diambil
informasi yang tepat.
dan rekomendasi kembali, dirujuk, dan dianalisis.
 informasi kelemahan sistem
pengendalian intern serta
ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundangan

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
2. Standar Audit Berkaitan dengan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

 Informasi yang dikumpulkan oleh auditor akan digunakan untuk


mendukung kesimpulan, fakta, serta rekomendasi yang terkait.
 Informasi yang cukup adalah informasi yang faktual, memadai,
dan meyakinkan sehingga seseorang yang memiliki sifat kehati-
hatian (prudent) akan mencapai kesimpulan yang sama dengan
auditor. Untuk menentukan kecukupan informasi, auditor harus
menerapkan pertimbangan keahliannya secara profesional dan
objektif.
 Informasi disebut andal adalah informasi terbaik, valid, konsisten
dengan fakta, dan diperoleh melalui penggunaan teknik-teknik
penugasan yang tepat.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
2. Standar Audit Berkaitan dengan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

 Informasi disebut relevan jika informasi yang mempunyai hubungan yang


logis dan penting dalam mendukung observasi dan rekomendasi penugasan
dan konsisten dengan tujuan penugasan.
 Informasi yang bermanfaat adalah informasi yang dapat membantu auditor
dalam mencapai tujuan penugasannya.
 Auditor dapat menggunakan tenaga ahli apabila pengetahuan dan
pengalamannya tidak memadai untuk mendapatkan Informasi yang cukup,
kompeten, dan relevan. Untuk memahami apakah hasil kerja tenaga ahli dapat
mendukung kesimpulan, auditor harus mempelajari metode atau asumsi yang
digunakan oleh tenaga ahli tersebut.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
2. Standar Audit Berkaitan dengan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

 Selain untuk mendukung simpulan auditor dan hasil penugasan audit intern,
informasi yang diidentifikasi, dianalisis, dan dievaluasi meliputi pula
informasi yang mendukung adanya kelemahan dalam sistem pengendalian
intern serta informasi yang mendukung adanya ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, kecurangan, dan ketidakpatutan (abuse).
 Pengujian (pengevaluasian) bukti terdiri atas analisis dan evaluasi bukti,
dimaksudkan untuk menilai tiga hal yaitu kecukupan, keandalan, relevansi
dan manfaat bukti dalam mendukung hipotesis yang telah ditetap pada
tahapan pra-perencanaan.
 Bukti diuji (dievaluasi) dengan memperhatikan urutan proses kejadian
(sequences) dan kerangka waktu kejadian (time frame) yang dijabarkan dalam
bentuk bagan arus kejadian (flow chart) atau narasi.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
2. Standar Audit Berkaitan dengan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

 Informasi yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan


pelaporan audit investigatif harus berisi informasi yang cukup untuk
memungkinkan auditor yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai
hubungan dengan audit tersebut dapat memastikan bahwa informasi
tersebut dapat menjadi informasi yang mendukung kesimpulan, fakta,
dan rekomendasi auditor.
 Bentuk dan isi informasi harus dirancang secara tepat sehingga sesuai
dengan kondisi masing-masing penugasan atau jenis audit investigatif.
Informasi harus menggambarkan catatan penting mengenai penugasan
audit investigatif yang dilaksanakan oleh auditor sesuai dengan Standar
Audit dan kesimpulan auditor. Informasi harus berisi:
a. sasaran, lingkup, dan metodologi audit investigatif, termasuk kriteria
pengambilan uji petik (sampling) yang digunakan;
b. dokumentasi penugasan yang dilakukan digunakan untuk
mendukung pertimbangan profesional dan fakta yang ditemukan;
c. informasi tentang reviu dan supervisi terhadap penugasan yang
dilakukan;

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
2. Standar Audit Berkaitan dengan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

 Penyusunan dokumentasi informasi harus cukup rinci untuk memberikan


pengertian yang jelas tentang sasaran, sumber, dan kesimpulan yang dibuat
oleh auditor, dan harus diatur secara jelas sehingga ada hubungan antara
fakta dengan kesimpulan yang ada dalam laporan hasil audit investigatif.
 Setiap kertas kerja audit investigatif harus dilakukan reviu secara berjenjang
untuk memastikan bahwa kertas kerja audit investigatif telah disusun dan
memuat semua informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan program kerja
penugasan.
 Dokumentasi informasi memungkinkan dilakukannya reviu terhadap kualitas
pelaksanaan audit investigatif, yaitu dengan memberikan informasi tersebut
kepada pereviu, baik dalam bentuk dokumen tertulis maupun dalam format
elektronik. Apabila informasi audit investigatif hanya disimpan secara
elektronik, pimpinan APIP harus yakin bahwa informasi elektronik tersebut
dapat diakses sepanjang periode penyimpanan yang ditetapkan dan akses
terhadap informasi elektronik tersebut dijaga secara memadai.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
3. Prinsip Dasar Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

Relevan
Informasi dikatakan relevan jika memiliki kecenderungan untuk membuktikan atau
menyangkal fakta dalam suatu permasalahan. Bukti mungkin dianggap atau menjadi
relevan jika cenderung dapat digunakan untuk menguatkan atau menyangkal tentang
unsur-unsur pembuktian atas suatu pelanggaran, termasuk didalamnya mengenai
International Anti-Corruption Resources Center
pembuktian atas pengetahuan dan niat pelakunya.
(IACRC) Guide to Combating Corruption and Fraud
in Development Projects dalam salah satu Auditor investigatif dituntut untuk memiliki pemahaman yang tepat mengenai:
1. Unsur-unsur pembuktian atas suatu penyimpangan.
publikasinya, The Basic of Evidence for Fraud and
2. Jenis-jenis bukti yang relevan untuk membuktikan adanya penyimpangan.
Corruption Investigators, menyatakan bahwa
terdapat dua prinsip mendasar dalam tahap
pengumpulan dan evaluasi bukti oleh auditor Berbobot
investigative, yaitu: Beberapa faktor yang memengaruhi bobot suatu bukti adalah
keandalan dan kekuatan persuasif suatu bukti. Bukti yang berbobot
1. Relevan
dipengaruhi oleh:
2. Berbobot a. Sumber bukti
b. Bukti langsung dan tidak langsung
c. Kredibilitas terwawancara (sumber informasi)

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
3. Prinsip Dasar Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

Sesuai dengan aksioma audit investigatif, hasil akhir proses audit investigatif diharapkan berlanjut dan diselesaikan pada
proses pengadilan. Beberapa persyaratan agar bukti audit memenuhi unsur meyakinkan dan dapat diterima di
pengadilan adalah sebagai berikut:

1. Relevan, yaitu memiliki


kekuatan untuk
3. Terorganisasi dan disajikan dengan 5. Memenuhi syarat formil
dan materiil yang
membuktikan atau jelas, tidak membingungkan pihak- dipersyaratkan dalam
menyangkal fakta dalam pihak yang akan mengambil keputusan. hukum dan peraturan
suatu permasalahan. perundang-undangan.

2. Kumulatif, yaitu tidak terbatas pada sepotong bukti, 4. Meminimalisasi semua


penjelasan yang membuka
tetapi dari beberapa bagian yang saling terkait..
peluang bahwa seseorang
terbukti tidak bersalah.
Deputi Bidang Investigasi
A. Konsepsi Bukti
4. Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik

Pengumpulan dan pengevaluasian bukti dokumen elektronik adalah proses untuk


memperoleh dan menganalisis dokumen elektronik dalam rangka memperoleh
petunjuk atau bukti digital untuk kepentingan penanganan kasus yang berindikasi
tindak pidana.

Dalam proses mendapatkan informasi/dokumen elektronik yang akan digunakan


sebagai alat bukti hukum, diperlukan keahlian di bidang forensik komputer.

Deputi Bidang Investigasi


A. Konsepsi Bukti
4. Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik

Prinsip dasar PEBDE:


1. Auditor tidak boleh melakukan kegiatan apapun yang menyebabkan terjadinya perubahan data baik pada
komputer atau media penyimpanan.
2. Ketika seseorang merasa perlu untuk melakukan akses ke data asli, harus dipastikan bahwa hal itu
dilakukan oleh orang yang ahli dan kompeten serta dapat memberikan penjelasan yang cukup terhadap
tindakan yang dilakukannya serta penjelasan mengapa hal tersebut dilakukan.
3. Harus dilakukan audit trail yang bisa menggambarkan bahwa proses kesinambungan penugasan (chain of
custody) dapat dipertanggungjawabkan bahkan jika menggunakan alat bantu lain.
4. Auditor harus memastikan bahwa tidak ada pelanggaran hukum/peraturan yang berlaku.

Deputi Bidang Investigasi

Anda mungkin juga menyukai