Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNIK INVESTIGASI

DOSEN PEMBIMBING

Amri Amrulloh, S.E., M.Ak.

Disusun oleh :

Amelia Anggi Febriyani (213209060)

Fadifatun Nadiro (213209067)

Naufal Abbiyu Putra A. (213209075)

Shafa Regita Putri M. (213209082)

PROGAM STUDI DIII AKUNTASI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MADUN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, tim penyusun
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teknik Investigasi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Audit. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan dan pemahaman mengenai standar pengauditan dan teknik investigasi
bagi para pembaca dan juga bagi tim penyunsun.

Tim penyunsun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amri Amrulloh S.E., M.Ak.
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Audit. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Madiun, 28 April 2023

Tim Penyunsun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Audit investigasi merupakan suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang bertujuan
untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan dengan
menggunakan pendekatan, prosedur, dan teknik-teknik yang umumnya digunakan
dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu kejahatan. Audit Investigatif
berkembang di Indonesia secara perlahan dan digunakan untuk memecahkan berbagai
kasus korupsi atau kejahatan ekonomi lainnya hingga kini. Titik berat audit
investigatif adalah upaya untuk penegakan supermasi hukum terkait fraud yang
muncul dengan metode investigasi.

Audit investigatif penting dilakukan karena dapat membantu mengidentifikasi dan


mengungkapkan tindakan yang tidak sesuai atau melanggar hukum, aturan, atau
meningkatkan pengendalian intern dan prosedur yang berlaku di suatu organisasi.
Audit investigatif ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengungkapkan kecurangan,
korupsi, penipuan, atau tindakan ilegal lainnya yang dapat merugikan organisasi
secara finansial, reputasi, atau bahkan dapat menimbulkan risiko keamanan.

Dalam audit investigasi seorang auditor memerlukan teknik dalam investigasi untuk
menggungkapkan suatu peristiwa yang sedang di selidiki. Adapun berbagai macam
teknik dan prinsip yang dilakukan dalam investigasi audit.

Dengan demikian, audit investigatif menjadi penting untuk memastikan


keberlangsungan bisnis yang sehat dan kepatuhan terhadap regulasi, serta
memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan bahwa entitas tersebut dikelola
dengan integritas dan transparansi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari investigasi?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip investigasi?
3. Apa yang dimaksud dari metodologi investigasi?

C. Tujuan Pembahasan
Dengan adanya pembahasan mengenai teknik investigasi diharapkan dapat menambah
wawasan bagi tim penyunsun dan pembaca untuk mengetahui ilmu, sikap dan prinsip
yang harus diterapkan oleh seorang auditor sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui arti secara umum dari pengertian investigasi.
2. Untuk mengetahui teknik investigasi yang tepat akan memudahkan seorang
auditor dalam memecahkan suatu permasalahan. Adanya prinsip-prinsip yang
wajib dipegang teguh oleh seorang auditor dalam invetigasi suatu permasalahan
dengan menjaga kerahasiaan suatu informasi yang telah di dapat nantinya serta
berkata jujur dalam penyampaian informasi yang didapatkan di lapangan.
3.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Investigasi

Audit Investigatif adalah proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan bukti


secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu
perbuatan dan pelakunya guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya. Selain itu,
audit investigatif dapat kita sebut sebagai serangkaian proses pengumpulan dan
pengujian bukti‐bukti terkait dengan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara dan/atau perekonomian negara, untuk memperoleh simpulan yang
mendukung tindakan litigasi dan/atau tindakan korektif manajemen. Proses audit
investigatif yang baik akan membantu upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan
pada instansi maupun lembaga terkait.

Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya


tidak dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga
mengandung inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit
berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan
wewenang yang ditemukan. Tujuan audit investigasi adalah mengadakan temuan
lebih lanjut atas temuan audit sebelumnya, serta melaksanakan audit untuk
membuktikan kebenaran berdasarkan pengaduan atau informasi dari masyarakat.

Tanggung jawab pelaksanaan audit investigasi adalah pada lembaga audit atau satuan
pengawas. Prosedur dan teknik audit investigasi mengacu pada standar auditing serta
disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Dalam merencanakan dan melaksanakan
audit investigasi, auditor mengunakan skeptic profesionalisme serta menerapkan azas
praduga tidak bersalah. Tim yang melaksanakan audit investigasi sebaiknya oleh tim
atau minimal salah satu auditor yang telah mengembangkan temuan audit
sebelumnya. Tim audit baru dapat dibentuk apabila sumber informasi berasal dari
informasi dan pengaduan masyarakat. Laporan hasil audit investigasi menetapkan
siapa yang terlibat atau bertanggungjawab, dan ditandatangani oleh kepala lembaga
satuan audit. Adapun sumber informasi audit investigasi adalah:
1. Pengembangan temuan audit sebelumnya,
2. Adanya pengaduan dari masyarakat,
3. Adanya permintaan dari dewan komisaris atau DPR untuk melakukan audit,
misalnya karena adanya dugaan manajemen/ pejabat melakukan penyelewengan.

Program audit untuk audit investigasi umumnya sulit ditetapkan terlebih dahulu atau
dibakukan. Kalau audit investigasi yang dilaksanakan merupakan pengembangan
temuan audit sebelumnya, seperti financial audit dan operational audit, auditor dapat
menyusun langkah audit yang hendak dilaksanakan. Meskipun terkadang setelah
dilaksanakan masih banyak mengalami penyesuaian atau perubahan.

Kertas kerja audit biasa disusun sebagai berikut:

1. Kertas kerja audit yang umum, yaitu menyangkut data umum objek atau kegiatan
yang diperiksa termasuk ketentuan yang harus dipatuhi,
2. Kertas kerja audit untuk setiap orang yang diduga terlibat, yaitu berisi antara lain;
identitas seseorang, tindakan yang melanggar hukum serta akibatnya yang
dilengkapi dengan bukti yang mendukung. Selain itu, dapat pula disusun per
tahapan transaksi seperti pada kasus kredit macet, antara lain; tahap permohonan
kredit, tahap perhitungan 5 C, tahap pencairan dan penggunaan kredit, serta tahap
setelah kredit cair sampai dinyatakan macet. Kertas kerja harus dibuat sedemikian
rupa, sehingga mudah dibuat laporan khusus.

Adapun hasil audit investigasi pada umumnya dapat disimpulkan berikut ini.

1. Apa yang dilaporkan masyarakat tidak terbukti.


2. Apa yang diadukan terbukti, misalnya terjadi penyimpangan dari suatu aturan atau
ketentuan yang berlaku, namun tidak merugikan negara atau perusahaan.
3. Terjadi kerugian bagi perusahaan akibat perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan oleh karyawan.
4. Terjadi ketekoran/kekurangan kas atau persediaan barang milik Negara, dan
bendaharawan tidak dapat membuktikan bahwa kekurangan tersebut diakibatkan
bukan karena kesalahan atau kelalaian bendaharawan.
5. Terjadi kerugian negara akibat terjadi wanprestasi atau kerugian dari perikatan
yang lahir dari undang-undang.
6. Terjadi kerugian negara akibat perbuatan melawan hukum dan tindak pidana
lainnya.

Laporan audit investigasi bersifat rahasia, terutama apabila laporan tersebut akan
diserahkan kepada kejaksaan. Dalam menyusun laporan, auditor tetap menggunakan
azas praduga tak bersalah. Pada umumnya audit investigasi berisi: dasar audit, temuan
audit, tindak lanjut dan saran. Sedangkan laporan audit yang akan diserahkan kepada
kejaksaan, temuan audit memuat: modus operandi, sebab terjadinya penyimpangan,
bukti yang diperoleh dan kerugian yang ditimbulkan.

B. Prinsip – Prinsip Investigasi


Beberapa prinsip investigasi dalam audit antara lain:
1. Objektivitas: Investigator harus objektif dalam menilai bukti-bukti dan
menghindari pengaruh pribadi atau kepentingan yang berpotensi mempengaruhi
penilaian.
2. Konsistensi: Investigator harus konsisten dalam mengumpulkan dan menilai
bukti-bukti, serta menjaga konsistensi dalam menggunakan teknik investigasi
yang sama untuk kasus yang serupa.
3. Kesesuaian: Investigator harus memastikan bahwa teknik investigasi yang
digunakan sesuai untuk tujuan investigasi dan tidak menghasilkan kesimpulan
yang salah.
4. Kerahasiaan: Investigator harus menjaga kerahasiaan selama proses investigasi,
termasuk menghindari menyebarkan informasi yang sensitif dan menjaga privasi
pihak-pihak yang terlibat.
5. Kompetensi: Investigator harus memiliki kompetensi dan keahlian yang cukup
dalam teknik investigasi, serta memperbarui pengetahuan mereka secara berkala.

Menurut Tuanakotta 2010:351 yang dikutip dalam Fitriyani 2012 mengemukakan


bahwa prinsip-prinsip audit investigatif adalah:

1. Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran.


2. Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat
mendukung fakta yang dipermasalahkan.
3. Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu
untuk ”merespon” maka kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat
terungkap akan semakin benar,
4. Auditor mengumpulkan fakta-fakta sehingga bukti-bukti yang diperolehnya
tersebut dapat memberikan kesimpulan sendiri bercerita.
5. Bukti fisik merupakan bukti nyata yang sampai kapanpun akan selalu
mengungkap hal yang sama.
6. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan saksi akan sangat
dipengaruhi oleh kelemahan manusia.
7. Jika auditor mengajukan pertanyaan yang cukup kepada sejumlah orang yang
cukup, maka akhirnya akan mendapatkan jawaban yang benar.
8. Informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi.

C. Metodologi Investigasi

Metodologi investigasi pada audit memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan
oleh auditor, antara lain:

1. Identifikasi Risiko

Auditor harus mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada suatu transaksi atau
kejadian. Hal ini dilakukan dengan menganalisis kebijakan dan prosedur yang
diterapkan oleh perusahaan, serta memahami lingkungan bisnis dan industri yang
terkait.

2. Perencanaan Audit

Setelah risiko teridentifikasi, auditor harus merencanakan audit dengan memilih


metode dan teknik audit yang tepat untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait dengan
risiko tersebut.

3. Pengumpulan Bukti

Setelah perencanaan audit selesai, auditor harus mengumpulkan bukti-bukti terkait


dengan risiko yang telah diidentifikasi. Bukti-bukti ini dapat berupa dokumen,
laporan, atau wawancara dengan pihak terkait.

4. Evaluasi Bukti

Setelah bukti-bukti terkumpul, auditor harus mengevaluasi bukti-bukti tersebut untuk


memastikan kebenaran dan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
5. Pelaporan Hasil Audit

Setelah proses audit selesai, auditor harus menyusun laporan hasil audit yang memuat
kesimpulan dan rekomendasi terkait dengan temuan-temuan pada proses audit
tersebut.
BAB III
A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Audit Investigatif. (2023). Retrieved 3 May 2023, from https://aclc.kpk.go.id/materi-


pembelajaran/tata-kelola-pemerintahan/slide-presentasi/audit-investigatif

Audit Investigasi (Special Audit). (2023). Retrieved 4 May 2023, from


https://id.linkedin.com/pulse/audit-investigasi-special-muhammad-taufik

Prinsip-Prinsip Audit Investigatif Teknik Audit Investigatif. (2023). Retrieved 3 May


2023, from https://text-id.123dok.com/document/24yrv28qo-prinsip-prinsip-audit-
investigatif-teknik-audit-investigatif.html

Beberapa sumber yang dapat digunakan untuk referensi prinsip investigasi dalam
audit antara lain:
1. Arnett, R. C., & Morris, B. R. (2012). Forensic accounting and fraud examination.
Cengage Learning.
2. Kranacher, M.-J., Riley, R. A., & Wells, J. T. (2011). Forensic accounting and
fraud examination. John Wiley & Sons.
3. Singleton, T. W., Singleton, A. J., & Bologna, J. C. (2010). Fraud auditing and
forensic accounting. John Wiley & Sons.
4. Albrecht, W. S., Albrecht, C. C., & Albrecht, C. O. (2009). Fraud examination.
Cengage Learning.
5. Wells, J. T. (2011). Principles of fraud examination. John Wiley & Sons.

Berikut adalah beberapa website yang dapat menjadi sumber informasi terkait dengan
metodologi investigasi pada audit:
1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) - https://www.iaiglobal.or.id/
2. Badan Standardisasi Akuntansi Keuangan dan Pelaporan Keuangan (BSAKP) -
https://bsakp.id/
3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) - https://www.ojk.go.id/
4. International Financial Reporting Standards (IFRS) - https://www.ifrs.org/
5. nternational Standards on Auditing (ISA) - https://www.ifac.org/global-
knowledge-gateway/isa/introduction-to-isa
Berikut adalah beberapa website yang dapat menjadi sumber informasi terkait dengan
metodologi investigasi pada audit:

1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) - https://www.iaiglobal.or.id/


2. Badan Standardisasi Akuntansi Keuangan dan Pelaporan Keuangan (BSAKP) -
https://bsakp.id/
3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) - https://www.ojk.go.id/
4. International Financial Reporting Standards (IFRS) - https://www.ifrs.org/
5. International Standards on Auditing (ISA) - https://www.ifac.org/global-
knowledge-gateway/isa/introduction-to-isa

Anda mungkin juga menyukai