TEKNIK INVESTIGASI
DOSEN PEMBIMBING
Disusun oleh :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, tim penyusun
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teknik Investigasi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Audit. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan dan pemahaman mengenai standar pengauditan dan teknik investigasi
bagi para pembaca dan juga bagi tim penyunsun.
Tim penyunsun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amri Amrulloh S.E., M.Ak.
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Audit. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyunsun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit investigasi merupakan suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang bertujuan
untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan dengan
menggunakan pendekatan, prosedur, dan teknik-teknik yang umumnya digunakan
dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu kejahatan. Audit Investigatif
berkembang di Indonesia secara perlahan dan digunakan untuk memecahkan berbagai
kasus korupsi atau kejahatan ekonomi lainnya hingga kini. Titik berat audit
investigatif adalah upaya untuk penegakan supermasi hukum terkait fraud yang
muncul dengan metode investigasi.
Dalam audit investigasi seorang auditor memerlukan teknik dalam investigasi untuk
menggungkapkan suatu peristiwa yang sedang di selidiki. Adapun berbagai macam
teknik dan prinsip yang dilakukan dalam investigasi audit.
C. Tujuan Pembahasan
Dengan adanya pembahasan mengenai teknik investigasi diharapkan dapat menambah
wawasan bagi tim penyunsun dan pembaca untuk mengetahui ilmu, sikap dan prinsip
yang harus diterapkan oleh seorang auditor sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui arti secara umum dari pengertian investigasi.
2. Untuk mengetahui teknik investigasi yang tepat akan memudahkan seorang
auditor dalam memecahkan suatu permasalahan. Adanya prinsip-prinsip yang
wajib dipegang teguh oleh seorang auditor dalam invetigasi suatu permasalahan
dengan menjaga kerahasiaan suatu informasi yang telah di dapat nantinya serta
berkata jujur dalam penyampaian informasi yang didapatkan di lapangan.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Investigasi
Tanggung jawab pelaksanaan audit investigasi adalah pada lembaga audit atau satuan
pengawas. Prosedur dan teknik audit investigasi mengacu pada standar auditing serta
disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Dalam merencanakan dan melaksanakan
audit investigasi, auditor mengunakan skeptic profesionalisme serta menerapkan azas
praduga tidak bersalah. Tim yang melaksanakan audit investigasi sebaiknya oleh tim
atau minimal salah satu auditor yang telah mengembangkan temuan audit
sebelumnya. Tim audit baru dapat dibentuk apabila sumber informasi berasal dari
informasi dan pengaduan masyarakat. Laporan hasil audit investigasi menetapkan
siapa yang terlibat atau bertanggungjawab, dan ditandatangani oleh kepala lembaga
satuan audit. Adapun sumber informasi audit investigasi adalah:
1. Pengembangan temuan audit sebelumnya,
2. Adanya pengaduan dari masyarakat,
3. Adanya permintaan dari dewan komisaris atau DPR untuk melakukan audit,
misalnya karena adanya dugaan manajemen/ pejabat melakukan penyelewengan.
Program audit untuk audit investigasi umumnya sulit ditetapkan terlebih dahulu atau
dibakukan. Kalau audit investigasi yang dilaksanakan merupakan pengembangan
temuan audit sebelumnya, seperti financial audit dan operational audit, auditor dapat
menyusun langkah audit yang hendak dilaksanakan. Meskipun terkadang setelah
dilaksanakan masih banyak mengalami penyesuaian atau perubahan.
1. Kertas kerja audit yang umum, yaitu menyangkut data umum objek atau kegiatan
yang diperiksa termasuk ketentuan yang harus dipatuhi,
2. Kertas kerja audit untuk setiap orang yang diduga terlibat, yaitu berisi antara lain;
identitas seseorang, tindakan yang melanggar hukum serta akibatnya yang
dilengkapi dengan bukti yang mendukung. Selain itu, dapat pula disusun per
tahapan transaksi seperti pada kasus kredit macet, antara lain; tahap permohonan
kredit, tahap perhitungan 5 C, tahap pencairan dan penggunaan kredit, serta tahap
setelah kredit cair sampai dinyatakan macet. Kertas kerja harus dibuat sedemikian
rupa, sehingga mudah dibuat laporan khusus.
Adapun hasil audit investigasi pada umumnya dapat disimpulkan berikut ini.
Laporan audit investigasi bersifat rahasia, terutama apabila laporan tersebut akan
diserahkan kepada kejaksaan. Dalam menyusun laporan, auditor tetap menggunakan
azas praduga tak bersalah. Pada umumnya audit investigasi berisi: dasar audit, temuan
audit, tindak lanjut dan saran. Sedangkan laporan audit yang akan diserahkan kepada
kejaksaan, temuan audit memuat: modus operandi, sebab terjadinya penyimpangan,
bukti yang diperoleh dan kerugian yang ditimbulkan.
C. Metodologi Investigasi
Metodologi investigasi pada audit memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan
oleh auditor, antara lain:
1. Identifikasi Risiko
Auditor harus mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada suatu transaksi atau
kejadian. Hal ini dilakukan dengan menganalisis kebijakan dan prosedur yang
diterapkan oleh perusahaan, serta memahami lingkungan bisnis dan industri yang
terkait.
2. Perencanaan Audit
3. Pengumpulan Bukti
4. Evaluasi Bukti
Setelah proses audit selesai, auditor harus menyusun laporan hasil audit yang memuat
kesimpulan dan rekomendasi terkait dengan temuan-temuan pada proses audit
tersebut.
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa sumber yang dapat digunakan untuk referensi prinsip investigasi dalam
audit antara lain:
1. Arnett, R. C., & Morris, B. R. (2012). Forensic accounting and fraud examination.
Cengage Learning.
2. Kranacher, M.-J., Riley, R. A., & Wells, J. T. (2011). Forensic accounting and
fraud examination. John Wiley & Sons.
3. Singleton, T. W., Singleton, A. J., & Bologna, J. C. (2010). Fraud auditing and
forensic accounting. John Wiley & Sons.
4. Albrecht, W. S., Albrecht, C. C., & Albrecht, C. O. (2009). Fraud examination.
Cengage Learning.
5. Wells, J. T. (2011). Principles of fraud examination. John Wiley & Sons.
Berikut adalah beberapa website yang dapat menjadi sumber informasi terkait dengan
metodologi investigasi pada audit:
1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) - https://www.iaiglobal.or.id/
2. Badan Standardisasi Akuntansi Keuangan dan Pelaporan Keuangan (BSAKP) -
https://bsakp.id/
3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) - https://www.ojk.go.id/
4. International Financial Reporting Standards (IFRS) - https://www.ifrs.org/
5. nternational Standards on Auditing (ISA) - https://www.ifac.org/global-
knowledge-gateway/isa/introduction-to-isa
Berikut adalah beberapa website yang dapat menjadi sumber informasi terkait dengan
metodologi investigasi pada audit: