MOHAMMAD TOHA
a. RIWAYAT HIDUP SINGKAT
Mohammad Toha adalah komandan dari kelompok milisi pejuang di
era Perang Kemerdekaan Indonesia bernama Barisan Rakjat Indonesia. Ia
dikenal luas sebagai sosok pahlawan dalam peristiwa bersejarah Bandung
Lautan Api tanggal 24 Maret 1946.
Bersama dalam misi berbahaya ini Toha dan Ramdhan juga rekan
seregu lainnya telah berbagi tugas, Toha menyusup mencari jalan untuk
menghancurkan gudang, Ramdhan dan rekan lainnya mengalihkan
perhatian penjaga demi mengamankan jalan bagi Toha sahabatnya.
Satu tujuan mereka pasti, gudang mesiu dan persenjataan Belanda itu
hancur rata dengan tanah.
Gudang mesiu di selatan kota Bandung ini berada di daerah yang
terbuka. Gudang besar dan tampak angker. Sulit dicapai karena dijaga
ketat dan yang mendekati dapat terlihat dengan mudah oleh
penjaganya. Isinya lebih dari seribu ton berbagai jenis persenjataan,
granat, bom dan mesiu di dalamnya.
Moh.Toha berenang dari sungai Citarum, masuk lewat gorong -
gorong. Akhirnya Toha berhasil masuk ke dalam gudang mesiu,
mengunci diri didalam, beserta beratus - ratus bom berjajar, granat dan
senjata. Namun hatinya tak gentar, tekadnya sudah bulat. Muh.
Ramdan di luar sudah tewas tertembak sebagai pembuka jalan bagi
Moh. Toha.
Kemudian diketahui bahwa Moh. Toha dan Muh. Ramdan tidak
kembali lagi ke induk pasukannya, meskipun anak buahnya telah
mencari - cari. Menurut sejarawan Nina H. Lubis, bahwa Komandan
Rivai mendengar laporan bahwa Moh. Toha tetap bertahan disekitar
gedung mesiu, meski dalam keadaan terluka. Kemudian Komandan Rivai
memerintahkan agar Komandan Seksi S. Abbas mengadakan serangan
pengacauan ke kubu Belanda dari jurusan lain, untuk mengalihkan
perhatian musuh dan melapangkan jalan bagi Moh. Toha untuk
menghancurkan gudang mesiu.
Tapi esok harinya, pada Rabu 10 Juli 1946 sekitar pukul 12.30,
tiba – tiba terdengar ledakan dahsyat yang mengejutkan penduduk
sekitar kota Bandung, suaranya terdengar radius 70 km. Ternyata suara
ledakan itu berasal dari gedung listrik yang berfungsi sebagai gudang
senjata dan mesiu. Gedung itu hancur sampai kurang lebih 75% dan
isinya meledak serta terbakar. Rumah – rumah disekelilingnya juga turut
hancur dan korban manusia berjatuhan. Hasil penyelidikan MP3
mengungkapkan bahwa ledakan dahsyat di gedung mesiu itu
merupakan upaya jibaku Mohammad Toha dan Muhammad Ramdan
dengan tujuan menghancurkan dan berbagai senjata api. Laporan yang
dibuat oleh Markas Daerah Barisan Benteng Priangan itu meyakini
bahwa Mohammad Toha dan Muhammad Ramdan turut tewas dalam
peristiwa tersebut.Peristiwa ini telah diabadikan dalam bentuk
monument Tugu di Dayeh Kolot, dan film yang berjudul “ Pahlawan dari
Bandung Selatan “