Anda di halaman 1dari 5

NAMA : KLAUS WONNER PURBA

KELAS : IX - A
MAPEL: PKN
Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 9 Oktober 1945, dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Pendaratan tentara sekutu (Inggris) ini
diikuti oleh pasukan sekutu dan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.
Kedatangan tentara sekutu dan NICA ternyata memancing berbagai insiden terjadi di Hotel yang terletak
di Jalan Bali, Kota Medan, Sumatra Utara pada tanggal 13 Oktober 1945.
Saat itu, seorang penghuni merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai pemuda
Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan pemuda Indonesia. Pada tanggal 13 Oktober 1945, barisan
pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih
gedung-gedung pemerintahan dari tangan Jepang.
Inggris mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia agar menyerahkan senjata kepada Sekutu.
Ultimatum ini tidak pernah dihiraukan. Pada tanggal 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan yang
tertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" (batas resmi wilayah Medan) di berbagai pinggiran kota
Medan. Tindakan Sekutu itu merupakan tantangan bagi para pemuda.
Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap
Kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Pada bulan April 1946,
Sekutu berhasil menduduki Kota Medan. Untuk sementara waktu pusat perjuangan rakyat Medan
kemudian dipindahkan ke Siantar, sementara itu perlawanan para laskar pemuda dipindahkan keluar
Kota Medan. Perlawanan terhadap sekutu semakin sengit pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebing
Tinggi.
Kemudian diadakanlah pertemuan di antara para Komandan pasukan yang berjuang di Medan Area
dan memutuskan dibentuk nya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat untuk
memperkuat perlawanan di Kota Medan. Setelah pertemuan para komando itu, pada tanggal 19
Agustus 1946 di Kabanjahe telah terbentuk Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dan berganti nama menjadi
Komando Resimen Laskar Rakyat cabang Tanah Karo, dipimpin oleh Matang Sitepu sebagai ketua umum,
dan dibantu oleh Tama Ginting, Payung Bangun, Selamat Ginting, Rakutta Sembiring, R.M. Pandia dari
N.V Mas Persada Koran Karo-karo dan Keterangan Sebayang.
Di dalam Barisan Laskar Rakyat ini semua potensi pimpinan pemuda dengan berisan-barisan
perjuangannya dirangkul dan digabung ke dalam Barisan Pemuda Indonesia termasuk bekas Gyugun
atau Heiho seperti: Djamin Ginting, Nelang Sembiring, Bom Ginting. Sedangkan yang berasal dari
Talapeta: Payung Bangun, Gandil Bangun, Meriam Ginting, Tampe Malem Sinulingga. Sedangkan yang
berasal dari N.V. Mas Persada: Koran Karo-karo. Yang berasal dari Pusera Medan: Selamat Ginting,
Rakutta Sembiring dan Tampak Sebayang. Demikian pula dari potensi-potensi pemuda lain seperti: Tama
Ginting, Matang Sitepu.
Dalam proses sejarah selanjutnya, Komando Laskar Rakyat kemudian berubah menjadi BKR (Badan
Keamanan Rakyat) yang merupakan tentara resmi pemerintah, di mana Djamin Ginting ditetapkan
sebagai Komandan Pasukan Teras bersama-sama Nelang Sembiring dan Bom Ginting dan anggota lain
seperti: Selamat Ginting, Nahud Bangun, Rimrim Ginting, Kapiten Purba, Tampak Sebayang dan lain-lain.
Pada umumnya, yang menjadi anggota BKR ini adalah para bekas anggota Gyugun atau Heiho dan
berisan-barisan bentukan Jepang. Djamin Ginting merupakan bekas komandan pleton Gyugun yang
ditunjuk menjadi Komandan Batalyon BKR Tanah Karo. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan, maka
pada bulan Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando resimen ini
terus mengadakan serangan terhadap Sekutu di wilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatra
terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Pertempuran itu terjadi di daerah lain
juga, antara lain di Berastagi, Padang, Bukit Tinggi dan Aceh.

A. Salah satu faktor yang menyebabkan meletusnya insiden Medan Area adalah :
- Adu domba Belanda yang menyebabkan konfrontasi Indonesia-Jepang
- Penentuan batas kekuasaan secara sepihak oleh tentara Sekutu
- Penurunan bendera Merah Putih Biru oleh pemuda
- Tentara Jepang tidak mau dilucuti oleh pasukan Sekutu.

B. Akibat terjadinya peristiwa Medan Area yaitu :


- Jatuhnya wilayah Medan dan sekitarnya ke tangan pasukan sekutu.
C. peristiwa Medan Area terjadi di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 9 Oktober 1945.
D. Tokoh - tokoh pertempuran Medan Area :
- Brigjen T.E.D. Kelly
- Ahmad Tahir
- Teuku Muhammad Hasan ( Gubernur Sumatera Utara )
- Abdul Karim M.S
- Dr. Ferdinand Lumbantobing
- R. Soehardjo Hardjowardojo
- Jendral Suhardjo Hardjo Wadjojo
Bandung Lautan Api

Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak
semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata
api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR, diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang
baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu
keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal
21 November 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-
kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan
sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat
agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.
Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI pada saat itu)
meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "bumihangus". Para pejuang
pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA.
Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean
Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada
tanggal 23 Maret 1946[2]. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI
mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.[butuh rujukan]
Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan
malam itu pembakaran kota berlangsung.
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat
menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul
membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga
pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan
Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini
Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi
untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang
tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di
dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi
keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari
Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI.
Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.
Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak
Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan
perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami lagu Halo, Halo Bandung yang
nama penciptanya masih menjadi bahan perdebatan.
Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo, Halo Bandung" secara resmi ditulis, menjadi kenangan akan
emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke
kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.
A.Penyebab terjadinya Bandung Lautan Api :
- Adanya tuntutan kepada masyarakat Bandung dari Brigade Mac Donald untuk menyerahkan
seluruh senjata yang didapat dari hasil melucuti senjata api tentara Jepang kepada pihak Sekutu.
- Dikeluarkannya ultimatum oleh sekutu yang mengandung perintah untuk mengosongkan
bagian utara Kota Bandung dari rakyat Indonesia dan paling lambat dilakukan pada tanggal 29
November 1945.
- Tentara sekutu membagi Bandung menjadi dua bagian yaitu bagian utara dan selatan.
- Adanya rencana untuk membangun ulang markas sekutu di Bandung.
B. Dampak Bandung Lautan Api :
- Sekutu tidak bisa memanfaatkan Bandung.
- Sekutu gagal menambah senjata baru.
- Banyak prajurit sekutu yang tewas.
C. Peristiwa Bandung lautan api terjadi di Bandung , provinsi Jawa Barat pada tanggal 23
Maret 1946.
D. Tokoh - tokoh Bandung Lautan api :
- Kolonel Abdul Haris Nasution (Komandan Divisi III ).
- Muhammad Toha dan Ramdan (anggota BRI).
- Atje Bastaman( memberikan istilah Bandung lautan api).
- Rukana (Komandan Polisi militer Bandung).
- Sutan Syahrir (memutuskan strategi bersama Kolonel Abdul Haris Nasution).
- Ismail Marzuki( pencipta lagu Halo-Halo Bandung

Anda mungkin juga menyukai