Anda di halaman 1dari 5

PENYEBAB

1. Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang


2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan
menginjak-injak lencana merah putih
3. Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh sekutu
dengan memasang pembatas yang bertuliskan “Fixed
Boundaries Medan Area (batas resmi Medan Area) di
sudut-sudut pinggiran kota Medan

TOKOH YANG TERLIBAT


1. Achmad Tahir

Lahir : Kisaran,Sumatera Utara,27-Juni 1924


Meninggal : Jakarta,17-Agustus-2002
Beliau seorang pejuang kemerdekaan dan tokoh militer
Indonesia.Dia pernah mengemban tugas sebagai Panglima
Divisi IV/TKR pada zaman revolusi kemerdekaan Indonesia
2. Teuku Muhammad Hasan

Teuku Muhammad Hasan adalah Gubernur Wilayah Sumatera


pertama setelah Indonesia merdeka,Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia pada tahun 1948 hingga tahun 1949
dalam Kabinet Darurat.
Lahir : 4 April 1906, Kabupaten pidie
Meninggal : 21 September 1997,Jakarta.

3.T.E.D Kelly

Beliau adalah pemimpin pasukan sekutu dan diikuti oleh NICA


yang dipersiapkan khusus untuk mengambil alih pemerintahan.

Kronologi
Pada tanggal 9 Oktober 1945,pasukan sekutu mendarat di
Medan dibawah pimpinan T.E.D Kelly.Pendaratan tentara sekutu
(Inggris) ini diikuti oleh NICA yang dipersiapkan untuk
mengambil alih pemerintahan.Kedatangan tentara sekutu dan
NICA ternyata memancing berbagai insiden yang terjadi di
Hotel yang terletak di Jalan Bali, Kota Medan,Sumatera Utara
pada tanggal 13 Oktober 1945.
Saat itu,seorang penghuni (Tentara Belanda bekas tawanan
Jepang) merampas dan menginjak-injak lencana merah putih
yang dipakai pemuda Indonesia.Hal ini mengundang kemarahan
pemuda Indonesia.Pada tanggal 13 Oktober 1945,barisan
pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu dan NICA dalam
upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung
pemerintahan dari tangan Jepang.
Inggris mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia agar
menyerahkan senjata kepada Sekutu.Ultimatum ini tidak pernah
dihiraukan.Pada tanggal 1 Desember 1945,Sekutu memasang
papan yang tertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area"
(batas resmi wilayah Medan).
Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan
serangan besar-besaran terhadap Kota Medan.
Serangan ini menimbulkan banyak korban di kedua belah
pihak.Pada bulan April 1946,Sekutu berhasil menduduki Kota
Medan.Untuk sementara waktu pusat perjuangan rakyat Medan
kemudian dipindahkan ke Pematangsiantar sementara itu
perlawanan para laskar pemuda dipindahkan keluar Kota
Medan.Perlawanan terhadap sekutu semakin sengit pada tanggal
10 Agustus 1946 di Tebing Tinggi.
Kemudian diadakanlah pertemuan di antara para komandan
pasukan yang berjuang di Medan Area dan memutuskan
dibentuk nya satu komando yang bernama Komando Resimen
Laskar Rakyat untuk memperkuat perlawanan di Kota
Medan.pada tanggal 19 Agustus 1946 di Kabanjahe telah
terbentuk Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dan berganti nama
menjadi Komando Resimen Laskar Rakyat cabang Tanah
Karo,dipimpin oleh Matang Sitepu sebagai ketua umum,dan
dibantu oleh Tama Ginting, Payung Bangun, Selamat Ginting,
Rakutta Sembiring, R.M.Pandia dari N.V Mas Persada Koran
karo-karo dan Keterangan Sebayang. Di dalam Barisan Laskar
Rakyat ini semua potensi pimpinan pemuda dengan berisan-
barisan perjuangannya dirangkul dan digabung ke dalam
Barisan Pemuda Indonesia termasuk bekas Gyugun atau Heiho
seperti:Djamin Ginting,Nelang Sembiring,Bom
Ginting.Sedangkan yang berasal dari Talapeta: Payung
Bangun,Gandil Bangun,Meriam Ginting,Tampe Malem
Sinulingga. Sedangkan yang berasal dari N.V. Mas Persada:
Koran Karo-karo.Yang berasal dari Pusera Medan: Selamat
Ginting, Rakutta Sembiring dan Tampak Sebayang.Demikian
pula dari potensi-potensi pemuda lain seperti: Tama
Ginting,Matang Sitepu.
Dalam proses sejarah selanjutnya,Komando Laskar Rakyat
kemudian berubah menjadi BKR (Badan Keamanan Rakyat)
yang merupakan tentara resmi pemerintah,di mana Djamin
Ginting ditetapkan sebagai Komandan Pasukan Teras bersama-
sama Nelang Sembiring dan Bom Ginting dan anggota lain
seperti: Selamat Ginting,Nahud Bangun,Rimrim
Ginting,Kapiten Purba,Tampak Sebayang dan lain-lain.
Pada umumnya,yang menjadi anggota BKR ini adalah para
bekas anggota Gyugun atau Heiho dan berisan-barisan bentukan
Jepang.Djamin Ginting merupakan bekas komandan pleton
Gyugun yang ditunjuk menjadi Komandan Batalyon BKR Tanah
Karo.Untuk melanjutkan perjuangan di Medan, maka pada bulan
Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat
Medan Area.Komando resimen ini terus mengadakan serangan
terhadap Sekutu di wilayah Medan.

Akhir Peristiwa

Pada tanggal 15 Februari 1947 tepat jam 12 malam. Komite


Teknik Gencatan Senjata akan melakukan perundingan untuk
mengakhiri pertempuran Medan Area. Baru pada tanggal 10
maret 1947 ditentukanlah batasan untuk melingkari kota Medan
dan Belawan untuk menentukan daerah yang dimiliki oleh Pihak
sekutu dan NICA dan daerah kependudukan TKR.
Batasan ini mencapai 8.5 km. Setelah terdapat kesepakatan,
pada tanggal:14 Maret 1947 dimulailah pemasangan patok
batasan tersebut. Namun masih sering terjadi pertikaian antara
pihak Indonesia dan pihak Belanda mengenai patokan batas
daerah. Empat bulan kemudian pertempuran ini dinyatakan
berakhir. Belanda pun melakukan serangan Agresi Militer
belanda I sesudah pertempuran ini berakhir.
Peristiwa
“Medan Area”

Kelompok 5
Nama Anggota:
1. Difka Ryan A (11)
2. Dita Hemaliya (12)
3. Laella Chomsah Le G (16)
4. Laili Shafa F (17)
5. Rachma Randyawati (22)
6. Ricky Andreano (26)
7. Rosyadul Muzzaqi (29)
Kelas: IX E

SMP NEGERI 1 PURWODADI


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai