Anda di halaman 1dari 14

PERTEMPURAN MEDAN AREA

Nama : Sihabuddin Ika Wisuda


Kelas : XI MIPA 3
No : 27
LATAR BELAKANG
Pertempuran Medan Area merupakan salah satu dari
rangkaian pertempuran di Indonesia yang terjadi setelah
Indonesia merdeka. Pada tanggal 9 November 1945,
Pasukan Sekutu memasuki Kota Medan dibawah
pimpinan Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA.
Mereka menyatakan kepada pemerintah RI akan
melaksanakan tugas kemanusiaan, yaitu mengevakuasi
tawanan dari beberapa kamp di luar Kota Medan. Dengan
dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan
kembali dan dipersenjatai.
PENYEBAB

Bekas tawanan yang menjadi Ulah seorang penghuni hotel


arogan dan sewenang- yang merampas dan menginjak-
wenangnya injak lencana merah putih.

Pemberian batas daerah Medan


secara sepihak oleh Sekutu
dengan memasang papan
pembatas yang bertuliskan
"Fixed Boundaries Medan Area
(Batas Resmi Medan Area)" di
sudut-sudut pinggiran Kota
Medan.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum
yang isinya :

1.Melarang seluruh rakyat Medan membawa senjata


2.Semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu

Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat Medan,


Pasukan Sekutu mengerahkan sejumlah kekuatannya untuk
menggempur kota Medan dan sekitarnya. Akan tetapi, serangan
Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh pejuang RI
dibawah koordinasi kolonel Ahmad Tahir.
PROSES TERJADINYA PERTEMPURAN MEDAN AREA

Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Inggris dan


Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan yang terkenal dengan nama
“Civil Affairs Agreement” yang menyatakan bahwa panglima tentara
pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama
pemerintah Belanda, yang diselenggarakan oleh NICA dibawah komando
Inggris. Dan kemudian kekuasaan tersebut kelak akan dikembalikan lagi
kepada pemerintah Belanda.
Pada tanggal 27 Agustus 1945 rakyat Medan baru mendengar berita
proklamasi yang dibawa oleh Mr. Teuku Moh. Hassan sebagai Gubernur
Sumatera. Menanggapi berita proklamasi itu, para pemuda dibawah
pimpinan Achmad Tahir membentuk barisan Pemuda Indonesia. Pada
tanggal 9 Oktober 1945 rencana dalam Civil Affairs Agreement benar-
benar dilaksanakan.
Tentara NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil
alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris, dan
pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan para tentara
Belanda yang ditawan oleh Jepang. Para tawanan dari
daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi
dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan.
Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi "Medan
Batalyon KNIL", dan bersikap congkak.
Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, membentuk
Barisan Pemuda Indonesia. Kemudian pada tanggal 10 Oktober
1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera
Timur. Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah
hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang anggota NICA menginjak-
injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang pemuda.
Pemuda-pemuda Indonesia marah. Hotel tersebut dikepung dan
diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik
Indonesia). Dan terjadilah sebuah pertempuran.
Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang
bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota Medan. Dengan cara
itu, Inggris dapat menetapkan secara sepihak batas-batas kekuasaan mereka. Hal ini
menimbulkan reaksi dari para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang
mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakanlah
pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area.
Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando
Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
Dalam waktu 3 minggu Komando Medan Area (KMA) mengadakan
konsolidasi, disusun rencana serangan baru terhadap Kota Medan. Hari "H"
ditentukan 15 Februari 1947 pukul 06.00 WIB. Untuk masing-masing sektor
telah ditentukan komandannya, yakni pertempuran di front Medan Barat
dipimpin oleh Mayor Hasan Achmad dari Resimen Istimewa Medan Area atau
RIMA. Pertempuran di front Medan Area Selatan dipimpin oleh Mayor
Martinus Lubis dan pertempuran di front Koridor Medan Belawan berasal dari
pasukan Yahya Hasan dan Letnan Muda Amir Yahya dari Kompi II Batalyion III
RIMA.
Sayang karena kesalahan komunikasi, serangan ini
tidak dapat dilakukan secara serentak. Tapi walaupun
demikian, serangan umum ini berhasil membuat
Belanda kalang kabut sepanjang malam. Menjelang
Subuh, pasukan kita (pasukan medan) mundur ke
Mariendal. Serangan umum 15 Februari 1947 ini
merupakan serangan besar terakhir yang dilancarkan
oleh pejuang- pejuang di Medan Area.
Kesimpulan

Pertempuran di Medan Area merupakan perlawanan yang paling sengit dan panjang di Sumatera Timur, yang
berlangsung hampir 2 tahun. Peristiwa Medan Area bermula dari kedatangan tentara Inggris (Sekutu) yang
membonceng NICA dengan tujuan meninjau tawanan perang Jepang, namun kemudian beralih untuk membebaskan
tawanan. Selanjutnya tentara sekutu juga membangun kekuatan untuk mengembalikan kekuasaannya yang pernah
dirampas oleh Jepang. Pihak Inggris yang seharusnya menjadi penertib malah lebih berpihak kepada Belanda.
Peristiwa ini merupakan motivasi rakyat dan Pemuda Pejuang yang tidak mau dijajah dengan disertai sikap ulet dan
pantang menyerah. Tapi walaupun demikian bagaimana pun kuatnya motivasi, tanpa dilandasi kerjasama dan
koordinasi yang baik, maka setiap kegiatan dapat mengalami kegagalan. Dan sejarah telah membuktikan pada
kita betapa pahitnya keadaan ini.
DAMPAK NEGATIF
• banyak korban berjatuhan dalam
perang ini
• kota medan hancur dan porak
poranda sebab dijadikan sebagai
tempat pertempuran

DAMPAK POSITIF
• meningkatkan rasa nasionalisme
dari para pemuda terutama para
pemuda di kota medan
• menginspirasi perjuangan di
daerah-daerah lain
• menumbuhkan rasa semangat
untuk hidup merdeka
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai