Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan ke 15 :

Review Akuntansi Forensik & Pengujian Kecurangan Lanjutan


1. Jelaskan tahapan dalam audit ivestigatif terhadap kasus yang terindikasi merugikan
keuangan/kekayaan Negara
2. Seorang auditor fraud dapat diminta sebagai pemberi keterangan ahli oleh pihak pengadilan atas
perkara pidana. Jelaskan sikap apa yang harus diperhatikan oleh auditor tersebut
3. Sebutkan beberapa teknik pemeriksaan (forensic audit) untuk menemukan adanya fraud. Jika anda
ditugaskan sebagai auditor forensic, teknik mana yang anda gunakan ? Berikan alasannya.
4. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap pelaksanaan audit
investigatif
5. Untuk memastikan keakuratan bukti akuntansi yang ada di suatu Perusahaan atau Badan Usaha,
auditor forensik sering meminta bukti tambahan dari pihak ketiga. Jelaskan mengapa demikian !
6. Salah satu cara untuk menguji/mengetahui adanya kecurangan (fraud) dalam suatu entitas auditor
forensik melakukan analisis perbandingan (komparatif) dengan tahun sebelumnya atau dengan
perusahaan sejenis. Jelaskan mengapa demikian !
7. Bagaimana cara yang harus ditempuh/dilakukan auditor forensik untuk memperoleh bukti dan
dokumen pada masa pandemi covid’19 (perolehan bukti secara langsung tidak mungkin dilakukan)
sehubungan dengan penugasan audit kecurangan (fraud) atas laporan keuangan entitas ? Jelaskan
pendapat anda !
8. Jelaskan hubungan/ keterkaitan antara pengendalian intern dengan fraud.
9. Dengan menerapkan pengendalian intern yang andal/ baik dalam suatu negara, apakah dapat
mencegah terjadinya fraud dan korupsi ? Jelaskan.
10. Sebutkan beberapa teknik pemeriksaan (forensic audit) untuk menemukan adanya fraud
11. Bagaimana sistem/ cara yang harus diciptakan agar suap ini tidak terjadi didalam suatu Perusahaan
atau suatu Negara ? Jelaskan solusinya
12. Kecurangan apa yang terjadi di PT.Pertamina (Kasus Petral) sehingga harus dilakukan audit forensic ?
a. Berapa kerugian/keuntungan PT.Pertamina akibat kecurangan tersebut ?
b. Bagaimana cara yang dilakukan PT. Pertamina melakukan kecurangan tersebut ?
c. Anda sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi diminta Menteri BUMN untuk memberikan saran
agar kecurangan tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang.

Jawaban:
1. tahapan dalam audit ivestigatif terhadap kasus yang terindikasi merugikan keuangan/kekayaan Negara
yaitu:
Tahap Pengenalan dan Perencanaan
Tahap Pelaksanaan penerapan TA yaitu pengumpulan bukti/Evidence, evaluasi bukti, dll
Menyusun temuan asersi dan komunikasi Hasil Audit
Pelaporan Hasil Audit
Tindak Lanjut
Penjelasan
a. Perencanaan mencakup penentuan staf, metoda, tempat, dan kebutuhan.
b. Bertujuan untuk menentukan apakah bukti awal terjadinya kecurangan menyesatkan dan apakah perlu
prosedur lebih lanjut untuk mengungkapkan „fraud‟.
c. Untuk menentukan tindakan hukum yang perlu diambil, jika ada. Segala kemungkinan keterangan harus
diperoleh dan digali.
d. Dalam perkara perdata, tingkatan evidence haruslah “jelas dan meyakinkan/clear and convincing”
e. Dalam perkara pidana, evidence harus membuktikan “melebihi keraguan yang beralasan
f. Terdapat alasan bahwa „fraud‟ telah terjadi.
g. Laporan Audit harus disusun dan disampaikan kepada manajemen.
h. Laporan mencakup penjelasan tentang fraud, siapa yang melakukannya, dan menyajikan bukti dokumen dan
kesaksian.
Menyiapkan Prediksi dan Menyusun Rencana Audit Investigatif, yang harus disiapkan antara lain:
 Identifikasi Bentuk Kecurangan dan Indikasi Kerugian;
 Menyusun Telaah Kasus dalam Bentuk Hypotesa Awal atas Kecurangan;
 Identifikasi Bukti dan Pihak-Pihak yang Terkait;
 Pengujian Bukti;
 Menyusun Program Audit Investigatif Teknik-Teknik Audit Investigatif antara lain:
 Pengujian Dokumen Menganalisis apakan dokumen, bukti atau informasi itu sesuai dengan laporan awal. Bisa
dicheck dan dikonfirmasi kepihak-pihak yang berkaitan dengan kasus.
 Pengujian Fisik Dicheck dan dihitung secara bersamaan apakah benar atau sesuai dengan jumlah catatan
awalnya.
 Observasi Observasi ini dilakukan karena audit investigasi ingin menyakinkan dan konfirmasi secara langsung
(survey langsung)
 Interview Interview dilakukan dengan wawancara, cara agar wawancara ini tidak membuang waktu terlebih
dahulu auditor dan team menentukan siapa saja pihak yang ingin diwawancarai, siapkan pertanyaan dan
membuat jadwal wawancara. Seluruh isi dari wawancara harus bisa dibuatkan berita acra pemeriksaaan (BAP),
setelah ini baru dapat dianalisis.
 Covert Operation: Surveillance and Entrapment Operasi terselubung atau operasi khusus karena ada jebakan
dan kurangnya pengawasan. Operasi ini dilaukan jika memiliki kesalahan yang fatal dan harus langsung ditangkap
dan diidentifikasi.
Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Audit Investigatif
1. Langkah Penanganan Temuan Berindikasi Tindak Pidana Korupsi. Apabila dari hasil audit investigasi terdapat
indikasi tindak penyimpangan yang mengandung unsur-unsur TPK, maka tim mengeksposekan materi yang
tertuang dalam Laporan Hasil Audit Investigatif. Ekspose dilakukan secara intern di lingkungan unit
pengawasan di hadapan para pejabat yang terkait, dengan menyertakan pejabat dari Biro Hukum.
Jika dalam pemaparan intern disepakati bahwa tidak ada indikasi Tindak Pidana Korupsi, Laporan Hasil
Audit segera diperbaiki dengan rekomendasi pengambilan langkah-langkah lain di luar TPK, sesuai dengan
mekanisme yang ada di unit pengawas intern. Laporan Hasil Audit Investigasi akan diterbitkan sebagai bahan
untuk menempuh upaya lain dalam rangka pengamanan kekayaan negara dan pelaksanaan sanksi
administrasi (melalui PP 30 Tahun 1980 dan/atau Penggantian Kerugian Negara).
Sebagai kelanjutan dari hasil pemaparan intern, apabila diyakini kasus tersebut telah memenuhi unsur-
unsur Tindak Pidana Korupsi, maka kepala unit pengawasan mengadakan pemaparan dengan mengundang
pihak lembaga penegak hukum. Pemaparan ini dimaksud untuk memantapkan temuan auditor dan akan
menghasilkan kesepakatan bahwa kasus tersebut memenuhi atau tidak unsur Tindak Pidana Korupsi.
Pelaksanaan pemaparan ini lebih dikenal sebagai pertemuan konsultansi, biasanya kesepakatan ini diatur
dalam butir kerjasama unit pengawasan intern dengan lembaga penegak hukum.
2. Ekpose Hasil Audit Investigatif
a. Tujuan Tujuan ekpose pada dasarnya adalah untuk mengomunikasikan materi temuan secara efektif dan
efisien. Ekpose oleh auditor dapat dilakukan baik dalam lingkup internal unit pengawasan maupun terhadap
instansi penerima hasil audit. Tujuan ekpose tersebut adalah :
1) Untuk menjelaskan tujuan, pelaksanaan dan hasil suatu audit investigatif;
2) Untuk memberikan klarifikasi kepada auditee mengenai isuisu
3) Memberikan penjelasan umum mengenai audit sebagai pengantar penyampaian hasil audit kepada auditee
maupun lembaga penegakan hukum.
b. Persiapan Ekspose Mengingat pentingnya ekpose, maka diperlukan persiapan yang baik. Berikut beberapa
langkah yang dapat dilakukan sebelum melakukan ekpose:
1) Menetapkan tujuan ekpose.
2) Menentukan jenis dan sifat isu yang akan disampaikan.
3) Menyusun isu-isu tersebut dalam urutan yang jelas, logis dan sistematis serta dilengkapi dengan kertas
kerja yang lengkap.
4) Buatlah ringkasan untuk setiap isu atau urutan langkah audit.
5) Identifikasikan sumber informasi untuk setiap isu yang akan disampaikan.
6) Pastikan bahwa peralatan, material dan hal-hal lain untuk keperluan ekpose ini telah dipersiapkan dengan
baik .
7) Tetapkan personil yang bertugas untuk mencatat dan berikan penjelasan mengani hal-hal apa saja yang
perlu untuk dicatat dalam ekpose tersebut.
8) Ekpose yang direncanakan dengan baik dapat membantu untuk mendapatkan suatu ekpose yang produktif.
c. Pelaksanaan
Titik berat pada langkah ini adalah menentukan bagaimana suatu kesimpulan audit atau hasil audit dapat
dikomunikasikan secara efektif, jelas dan logis. Hal ini tidak semata-mata tentang menyampaikannya dengan
benar, namun bagaimana memperoleh respon yang positif dari para pendengar. Selain itupastikan dalam
ekpose bahwa seluruh fakta telah diverifikasi dengan benar, valid dan lengkap serta terdapat keseimbangan
antara fakta yang ditemukan dan penjelasan pihak yang diperiksa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan ekpose:
1) Pastikan seluruh tim telah diperkenalkan
2) Memulai ekpose dengan menjelaskan maksud dan tujuannya.
3) Lakukan penelaahan mengenai hal-hal yang akan disampaikan
4) Jelaskan mengenai tujuan audit investigative
5) Jelaskan temuan/hasil audit secara sistematis dan logis dengan menguraikan:  Tujuan audit spesifik 
Metode yang dilakukan  Fakta yang ditemukan  Kriteria  Perbuatan melanggar hukum  Unsur-unsur TPK 
Pembuktian  Buat kesimpulan untuk setiap temuan/hasil audit.
d. Dokumentasi
Hal terakhir adalah membuat catatan hasil ekpose. Catatan sebaiknya memuat hal-hal penting yang muncul
selama pelaksanaan diskusi, pertanyaan, respon dan jawaban. Sangat mungkin akan ada langkah-langkah lain
yang perlu diambil oleh tim untuk lebih melengkapi hasil auditan, sehingga pencatatan menjadi bagian yang
penting dalam proses ini. Tidak terdapat format yang seragam dalam melakukan pencatatan, namun hal-hal
di atas sebaiknya tercakup dalam catatan yang dibuat.

2. sikap apa yang harus diperhatikan oleh Seorang auditor fraud yang diminta sebagai pemberi keterangan ahli
oleh pihak pengadilan atas perkara pidana adalah:

Kiat-kiat yang diperlukan pemberi keterangan ahli di depan sidang pengadilan adalah sebagai berikut:
 Berpakaian konservatif dan rapi
 Memperlihatkan perilaku yang siap dan percaya diri.
 Mengatakan kebenaran.
 Menjaga kontak mata dengan penanya sesering mungkin.
 Meminta pertanyaan yang panjang atau yang tidak tepat untuk diubah kalimatnya atau dipecah
menjadi kalimat-kalimat yang lebih pendek.
 Mengambil nafas sebelum menjawab setiap pertanyaan dengan cara berbicara yang tenang dan
tidak tergesa-gesa.
 Menjelaskan konsep yang rumit dalam istilah umum.
 Bersahabat dan ramah dengan kehadiran setiap pihak.
 Membetulkan setiap pernyataan yang salah, segera setelah terdeteksi.
 Berbicara dengan suara yang jelas dan keras.
 Menahan diri dalam menggunakan bahasa profesional.
 Menggunakan istilah yang sederhana untuk menerangkan temuan atau pendapat.
 Menjawab hanya atas pertanyaan yang ditanyakan, jangan keluar dari pokok persoalan atau
menyampaikan pernyataan lebih dari yang diminta oleh penanya.
 Jangan berhubungan secara lisan dengan pengacara.
 Jangan mencoba melucu atau bersikap riang.
 Melihat langsung kepada orang yang mengajukan pertanyaan.
 Menjaga sikap profesional, jangan tersenyum tanpa alasan kepada hakim, jaksa atau pengacara.
 Tenang dan tidak tergesa-gesa delam menjawab pertanyaan, dan berfikir sebelum berbicara.
 Menggunakan grafik, bagan dan tambahan visual lainnya jika hal ini membantu dalam mengklarifikasi
masalahnya.
 Sedapat mungkin jangan membaca dari catatan, anda akan terlihat seperti sedang mengulang
kesaksian. Hal ini terlihat buruk atau seolah-olah Ahli kurang menguasai permasalahan.
 Jika mempunyai dokumen untuk diajukan, aturlah sehingga anda dapat cepat mengambilnya jika
diminta.
 Jangan bicara dengan ragu-ragu atau gagap, peroleh kembali ketenangan diri anda ketika
pertanyaan yang sulit atau keras yang diajukan.
 Mintalah untuk mengulang pertanyaan atau penjelasan jika anda tidak benar-benar memahaminya.
 Jika anda tidak tahu, jawablah tidak tahu, jangan menebak-nebak.
 Dalam uji silang, jangan menjawab terlalu cepat. Konsultasikan dengan pihak anda apa tujuan dari
pertanyaan itu.
 Jika hakim atau juri ingin bertanya, jawablah pertanyaan itu dengan melihat ke arahnya.
 Jangan memandangi ruangan, lantai atau langit-langit
 Bersahabat dan ramah dengan siapa saja.
 Jangan berkata-kata dengan nada marah jika pengacara lawan menyerang anda.
 Jujurlah, jangan berbohong, jangan mengada-ada, jangan mengelak.

3. Secara umum ada sembilan teknik audit investigatif yang biasa digunakan untuk mengungkap adanya tindak
kecurangan atau Fraud, yaitu:
1) Penggunaan teknik-teknik pemeriksaan laporan keuangan.
2) Pemanfaatan teknik perpajakan.
3) Penelusuran jejak-jejak arus uang.
4) Penerapan teknik analisis hukum.
5) Pemanfaatan teknik audit investigatif dalam pengadaan barang.
6) Penggunaan Computer Forensic.
7) Penggunaan Teknik Interogasi.
8) PenggunaanUndercover Operations.
9) Pemanfaatan Whistleblower.

Anda mungkin juga menyukai