Anda di halaman 1dari 6

KONSEP PELAPORAN PEMERIKSAAN INVESTIGASI

Metode Penelitian Kualitatif


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Kecurangan
Pengampu : Aulia Dewi Gizta, S.E., M.Ak

PAPER

Oleh :
Muhammad Suhendra
18622023

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN
TANJUNG PINANG – KEPULAUAN RIAU
2020
1. Pelaporan Pemeriksaan Investigatif
BPK melaporkan indikasi unsur TPKKN yang ditemukan dalam pemeriksaan investigatif
kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang–undangan, paling lama satu
bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut, yaitu sejak surat pengantar laporan hasil
pemeriksaan investigatif kepada instansi yang berwenang ditandatangani oleh Ketua BPK. BPK
melaporkan hasil pemeriksaan yang mengandung indikasi unsur-unsur TPKKN ke instansi yang
berwenang.
Laporan pemeriksaan investigatif agar mempertimbangkan prinsip pelaporan, susunan
laporan, serta reviu dan tanda tangan. Laporan pemeriksaan investigatif yang diterbitkan harus
diadministrasikan sehingga dapat diketahui nomor dan tanggal laporan, jumlah eksemplar laporan,
distribusi laporan, nomor dan tanggal surat pengantar serta tindak lanjutnya.
2. Prinsip Pelaporan Pemeriksaan Investigatif
Pelaporan pemeriksaan investigatif harus mempertimbangkan prinsip-prinsip berikut :
a. Akurat
Seluruh materi laporan termasuk tanggal, data, informasi serta pihak terkait, harus
dikonfirmasikan sebelum penulisan laporan. Informasi yang dilaporkan adalah fakta yang benar
dan dapat diverifikasi. Informasi dan fakta yang relevan dari instansi yang diperiksa, harus dicatat
dalam KKP untuk mendukung laporan. Konfirmasi/penegasan merupakan salah satu ukuran untuk
memastikan bahwa seluruh fakta yang relevan telah dikumpulkan secara akurat sebelum
dituangkan dalam LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan).
b. Jelas
Laporan disusun dengan jelas, yaitu tidak banyak menyajikan rincian serta kalimat atau
bagian yang secara tidak jelas berhubungan dengan informasi yang ingin disampaikan. Istilah
teknis hanya digunakan dalam konteks kalimat dan agar dijelaskan seperlunya.
c. Tidak memihak
Laporan yang disusun tidak bias atau prasangka dari penyusun laporan, tetapi harus
berdasarkan fakta yang didukung oleh bukti yang cukup yang dituangkan dalam KKP.
Relevan.
Laporan pemeriksaan investigatif hanya mengungkap informasi yang relevan dengan
masalah atau kasus yang ditangani. Memasukan informasi yang tidak relevan dalam laporan
pemeriksaan hanya akan membingungkan pembaca laporan, membuat rumit laporan, dan
mengakibatkan pemeriksa dikritik atas metodologi kerjanya.
d. Tepat waktu
Laporan pemeriksaan segera disusun setelah pekerjaan lapangan selesai. Laporan yang
sudah ditandatangani segera disampaikan agar informasi yang disajikan dalam laporan dapat
sepenuhnya digunakan dan memenuhi tujuannya.
3. Susunan laporan hasil pemeriksaan investigatif
Susunan laporan hasil pemeriksaan investigatif adalah sebagai berikut:
Bagian I : Simpulan
Bagian II : Umum
- Dasar Penugasan Pemeriksaan
- Ruang Lingkup Pemeriksaan
- Data Obyek/Kegiatan yang Diperiksa
Bagian III : Uraian Hasil Pemeriksaan
- Dasar Hukum Obyek/Kegiatan yang Diperiksa
- Materi Temuan
- Jenis TPKKN
- Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
- Penyebab dan Akibat TPKKN
- Pihak penanggung jawab dan pihak yang terkait
- Bukti pemeriksaan yang diperoleh
Lampiran
Hal yang perlu dilampirkan dalam laporan hasil pemeriksaan investigatif, antara lain:
- Bagan arus proses kejadian.
- Bukti rincian, misalnya rekapitulasi kwitansi, rekapitulasi SPM, dan rekapitulasi penerima
bantuan .
- Daftar bukti pemeriksaan yang diperoleh.
4. Reviu dan Tanda Tangan Laporan
Untuk menjaga mutu hasil pemeriksaan, konsep laporan harus direviu secara berjenjang
oleh pengendali teknis pemeriksaan investigatif dan penanggung jawab pemeriksaan investigatif
sebelum ditandatangani dan disampaikan kepada pihak yang berwenang. Laporan direviu secara
berjenjang. Penandatanganan laporan dilakukan oleh penanggung jawab pemeriksaan. Setelah
laporan hasil pemeriksaan investigatif ditandatangani oleh Penanggung Jawab Pemeriksaan, hasil
pemeriksaan investigative disampaikan kepada Badan dengan nota dinas yang dilampiri dengan
matrik unsur TPKKN.
Hal–hal yang perlu diperhatikan :
- LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) investigatif harus menjawab tujuan pemeriksaan investigatif,
yaitu membuktikan ada/tidak adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur TPKKN.
- Jika satu bulan sejak dilakukannya pemaparan, instansi yang berwenang tidak memberikan
pendapat, Tim Pemeriksa tetap membuat LHP dan menyampaikannya kepada Penanggung jawab
pemeriksaan dengan nota dinas pengantar dari Pemimpin Tim. Selanjutnya Penanggung Jawab
Pemeriksaan menyampaikan LHP kepada Badan.
- Penyerahan LHP tidak berarti pemeriksa investigatif selesai menjalankan tugas terkait dengan
pemeriksaan, karena ada kemungkinan pemeriksa BPK diminta oleh instansi yang berwenang
untuk memberikan keterangan ahli.

Dalam melakukan audit investigasi, terdapat beberapa teknik yang dapat dipergunakan.
Tujuh di antaranya, ialah :
- Memeriksa Fisik
Pengamatan fisik dari alat bukti atau petunjuk fraud menolong investigator untuk
menemukan kemungkinan korupsi yang telah dilakukan.
- Meminta informasi dan konfirmasi
Meminta informasi dari auditee dalam audit investigatif harus disertai dengan informasi
dari sumber lain agar dapat meminimalkan peluang auditee untuk berbohong. Meminta konfirmasi
adalah meminta pihak lain (selain auditee) untuk menegaskan kebenaran atau ketidakbenaran suatu
informasi. Meminta konfirmasi dapat diterapkan untuk berbagai informasi, baik keuangan maupun
nonkeuangan. Harus diperhatikan apakah pihak ketiga yang dimintai konfirmasi punya
kepentingan dalam audit investigatif. Jika ada, konfirmasi harus diperkuat dengan konfirmasi
kepada pihak ketiga lainnya
- Memeriksa Dokumen
Tidak ada audit investigatif tanpa pemeriksaan dokumen. Definisi dokumen menjadi lebih
luas akibat kemajuan teknologi, meliputi informasi yang diolah, disimpan, dan dipindahkan secara
elektronis. Karena itu, teknik memeriksa dokumen mencakup komputer forensik.
- Review Analitikal
Dalam review analitikal, yang penting adalah: kuasai gambaran besarnya dulu (think
analytical first!). Review analitikal adalah suatu bentuk penalaran yang membawa auditor pada
gambaran mengenai wajar atau pantasnya suatu data individual disimpulkan dari gambaran yang
diperoleh secara global. Kesimpulan wajar atau tidak diperoleh dari perbandingan
terhadap benchmark. Kesenjangan antara apa yang dihadapi dengan benchmark: apakah ada
kesalahan (error), fraud, atau salah merumuskan patokan.
Kenali pola hubungan (relationship pattern) data keuangan yang satu dengan data
keuangan yang lain atau data non-keuangan yang satu dengan data non-keuangan yang lain.
- Menghitung Kembali (Reperform)
Reperform dalam audit investigatif harus disupervisi oleh auditor yang berpengalaman
karena perhitungan yang dihadapi dalam audit investigatif umumnya sangat kompleks, didasarkan
atas kontrak yang sangat rumit, dan kemungkinan terjadi perubahan dan renegosiasi berkali-kali.
- Net Worth Method
Membuktikan adanya penghasilan yang tidak sah dan melawan hukum. Pemerikasan dapat
dihubungkan dengan besarnya pajak yang dilaporkan dan dibayar setiap tahunnya. Laporan harta
kekayaan pejabat merupakan dasar dari penyelidikan. Pembalikan beban pembukitian kepada yang
bersangkutan.
- Follow The Money
Berarti mengikuti jejak yang ditinggalkan dari arus uang sampai arus uang tersebut
berakhir. Naluri penjahat selalu menutup rapat identitas pelaku, berupaya memberi kesan tidak
terlihat atau tidak di tempat saat kejadian berlangsung. Dana bisa mengalir secara bertahap dan
berjenjang, tapi akhirnya akan berhenti di satu atau beberapa tempat penghentian terakhir. Tempat
inilah yang memberikan petunjuk kuat mengenai pelaku fraud.
Sumber :
https://aeyogy.wordpress.com/2015/10/16/pemeriksaan-
investigatif/#:~:text=Pemeriksaan%20investigatif%20adalah%20upaya%20mencari,tersebut%20
dapat%20diterima%20di%20pengadila
http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/11/30/prosedur-dan-tahapan-audit-investigasi/

Anda mungkin juga menyukai