SIKLUS AKTIVITAS
Hubungan siklus aktivitas dengan audit sektor publik :
Audit terhadap institusi sektor publik menjadi terasa penting saat baru disadari
bahwa lembaga eksekutif sebagai pihak yang mengelola uang negara yang merupakan
uang rakyat, uang orang banyak, perlu untuk dipertanggungjawabkan
penggunanaanya dan perlu diperiksa kewajarannya. Audit terhadap sektor publik
menjadi fokus perhatian karena dinilai instansi pemerintah tidak terbuka terhadap
masyarakat mengenai kondisi keuangan sebenarnya dan instansi sektor publik rawan
akan penyalahgunaan dana sehingga dibutuhkan aturan yang ketat dan audit yang
independen terhadap pemeriksaan laporan keuangan instansi pemerintahan. Audit
terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan bentuk tanggung
jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk mempertanggungjawabkan
dana yang telah digunakan oleh instansi sehingga dapat diketahui pemanfaatan dana
tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan standar atau tidak. Audit operasional
merupakan penelahaan secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam
hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan
melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap
operasional-operasional tertentu.
2. STANDAR AKTIVITAS
Hubungan standar aktivitas dengan audit sektor publik :
mengatur semua aktivitas pekerjaan auditnya akuntan publik.
dalam pekerjaan akuntan publik ini akan melandasi seluruh pekerjaan akuntan
publik khususnya dalam bidang auditing.
Pengendali secara preventif terhadap kecurangan, ketidakjujuran dan
kelalaian.
Dapat mendorong akuntan publik menggunakan kemahiran jabatannya (due
professional care), menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh,
melakukan pengendalian mutu, dan bersikap professional.
3. SIKLUS AKUNTANSI
Hubungan siklus akuntansi dengan audit sektor publik :
Setiap institusi sektor publik wajib adanya akuntansi yang disebut sebagai Akuntansi
sektor publik. Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh
lembaga-lembaga publik sebagai salah satu alat pertanggung jawaban kepada publik.
Sekarang terdapat perhatian yang makin besar terhadap praktek akuntansi yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, baik akuntansi sektor pemerintahan maupun
lembaga publik non-pemerintah. Lembaga publik mendapat tuntutan dari masyarakat
untuk dikelola secara transparan dan bertanggung jawab. Organisasi sektor publik
menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya
sosial dan memanfaatkannya bagi publik, serta dampak negatif atas aktivitas yang
dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat diterima sebagai
ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik
sedang mengalami proses untuk menjadi disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan.
Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi
BUMN. Pada tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-
kebijakan berupa nasionalisasi perusahaan asing yang ditransformasi menjadi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional
dan terlalu banyaknya ‘politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan
perusahaan tersebut hanya dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat. Sehingga sejarah
kehadirannya tidak memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan.
Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada
saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari
BUMN. Dengan memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang harus
ditanggung oleh BUMN sebagai perusahaan publik adalah menonjolkan
keberadaannya sebagai agent of development daripada sebagai business entity.
Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di
Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari
pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Telekomunikasi
(1989).
4. STANDAR AKUNTANSI
Hubungan standar akuntansi dengan audit sektor publik :
Dana atau anggaran pengeluaran yang dikelola harus dipertanggungjawabkan
dengan menggunakan meodel pertanggungjawaban yang memiliki standar pencatatan
yang sama, yaitu standar akuntansi pemerintah. Sektor publik adalah manajemen
keuangan yang berasal dari publik sehingga menimbulkan konsekuensi untuk
dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan demikian, pengelolaannya
memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik. proses pencatatan
akuntansi harus memiliki standarisasi yang sama. Sistem akuntansi untuk badan-
badan pemerintahan harus mengikuti standar akuntansi pemerintah (SAP) seperti
dimaksud dalam undang-undang nomor 17 tahun 2003 pasal 32, undang-undang
nomor 1 tahun 2004 pasal 51 ayat 3, dan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005.
Di sisi lain, unit-unit pemerintah yang bergerak di bidang bisnis (BUMN dan BUMD)
harus mengikuti standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia). Sementara itu, organisasi publik non pemerintahan mengikuti
standar akuntansi keuangan.
5. SIKLUS AUDIT
Hubungan siklus audit dengan dengan audit sektor publik :
a) Perencanaan audit keuangan.
b) Penetapan peraturan audit keuangan.
c) Temu rencana audit tahunan.
d) Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan.
e) Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit.
f) Survei awal karakter industri / organisasi yang akan diaudit.
g) Pembuatan program audit.
h) Penerbitan surat tugas audit.
i) Pelaksanaan audit keuangan.
j) Pembuatan daftar temuan.
k) Pembicaraan awal tentang daftar temuan.
l) Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan.
m) Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit.
n) Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan.
o) Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan.
p) Penerbitan laporan hasil pemeriksaan.
6. STANDAR AUDIT
Hubungan standar audit dengan audit sektor publik :
Dalam melaksanakan suatu audit, diperlukan standar yang akan digunakan untuk
menilai mutu pekerjaan audit yang dilakukan. Standar tersebut memuat persyaratan
minimum yang harus dipenuhi oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya.
Di Indonesia standar audit pada sektor publik adalah Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja menurut SPKN
adalah sebagai berikut:
1. Standar Umum
a. Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang
memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaannya.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi
pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan
dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi yang dapat mempengaruhi
independensinya.
c. Dalam melaksanakan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara
cermat dan saksama.
d. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan
Standar Pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai
dan sistem pengendalian mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang
kompeten (pengendalian mutu eksternal).
2. Laporan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/(KBBI) adalah kata dengan tujuan
segala sesuatu yang dilaporkan bisa berupa Dalam berita, administrasi, penelitian,
statistik dll.
6. Pelaporan Keuangan, (Financial reporting) adalah semua cara yang digunakan oleh
perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan tersebut. Dalam
SFAC No.1, FASB (1980) menyebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak
terbatas pada isi dari laporan keuangan (financial statement).
Dengan kata lain, cakupan pelaporan keuangan (financial reporting) adalah lebih luas
dibandingkan laporan keuangan (financial statement).
FASB (1980) menyebutkan:
Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media
pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan
informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi-yaitu informasi tentang sumber-
sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain.
Tujuan Pelaporan Keuangan :
Tujuan dari pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No.1 dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Pelaporan keuangan publik mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga
media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung,
dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi-yaitu informasi tentang
sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain.
Tujuan dari pelaporan keuangan publik yang terdapat dalam SFAC No.1 dapat
dijabarkan sebagai berikut: