Anda di halaman 1dari 15

AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK

NINDY
NINDY ELISA
ELISA (1862201197)
(1862201197)
EFENDI
EFENDI YUSUF
YUSUF (1862201113)
(1862201113)

FAKULTAS
FAKULTAS EKONOMI
EKONOMI
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS LANCANG
LANCANG KUNING
KUNING
1. AUDITING
A. Definisi auditing
menurut Sukrisno Agoes “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan, beserta catatan-catatan pembukuan
dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

B. Pengertian Auditing
“Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting
Association” (Accounting Review, vol. 47) memberikan definisi auditing sebagai :
“suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai asersi – asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan
derajat kesesuaian antara asersi – asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya serta penyampaian hasil – hasilnya kepada pihak – pihak yang
berkepentingan”.

C. Elemen Penting Dari Definisi Auditing


Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Suatu proses sistematis, berupa langkah - langkah atau prosedur yang logis,
terstruktur, dan terorganisir.
b. Memperoleh dan menilai bukti secara objektif, berarti memeriksa dasar asersi serta
menilai hasil pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk
perorangan (atau entitas) yang membuat asersi tersebut.
c. Pernyataan tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi, adalah hasil proses
akuntansi.. Proses akuntansi menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan
dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari lima laporan keuangan pokok.
Laporan keuangan dapat pula berupa laporan biaya pusat pertanggung jawaban
tertentu dalam perusahaan
d. Menetapkan tingkat kesesuaian Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan
penilaian terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut, dimaksudkan untuk
menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
e. Kriteria yang telah ditetapkan, adalah standar – standar yang digunakan sebagai
dasar untuk menilai asersi atau pernyataan.
f. Penyampaian hasil, diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan.
g. Pihak – pihak yang berkepentingan

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh auditor dalam mendapatkan informasi
dari auditee, antara lain:
1. Mengamati Proses Kerja.
Auditor dapat memulai tugasnya dengan mengamati atau melakukan penilaian
secara langsung proses kerja dalam perspektif manajemen mutu. Melalui pengamatan
ini, auditor dapat mengumpulkan data/informasi dan mendeteksi gejala adanya
penyimpangan atau kesenjangan.
2. Meminta penjelasan
Auditor dapat menggali informasi dengan cara meminta penjelasan dari unit kerja
yang dikunjungi (auditee). Untuk mendapatkan informasi yang banyak, maka teknik
bertanya auditor sebaiknya menggunakan pertanyaan terbuka.
3. Meinta peragaan
Dalam kasus tertentu, auditor dapat meminta auditee memperagakan suatu
kegiatan. Ketika peragaan sedang dilakukan, auditor mengamati sambil membandingkan
dengan ketentuan atau persyaratan yang telah diatur dalam Buku Pedoman Simintas.
4. Menelaah dokumen simintas
Melalui proses telaah dokumen, auditor dapat mencatat berbagai informasi
signifikan untuk ditanyakan kepada audite
5. Memeriksa ulang
Dalam proses audit, auditor diperbolehkan mengumpulkan data/informasi dari unit-
unit lain yang berkaitan. Misalnya untuk mengaudit Fakultas dalam penyiapan dan
koreksi soal ujian, seorang auditor boleh memeriksa silang ke Pusat Pengujian.
6. Mencari bukti – bukti
Misalnya auditor menemukan suatu diskrepansi atau penyimpangan, maka auditor
perlu mencari bukti-bukti yang dapat mendukung untuk menguji kebenaran temuan
tersebut.
7. Melakukan survey
Apabila memungkinkan, seorang auditor boleh menggunakan seperangkat angket
survei untuk mengecek hal-hal tertentu, misalnya tingkat kepuasan pelanggan, efektifitas
komunikasi, masalah kepemimpinan, dan sebagainya.
D. Jenis – Jenis Audit
Menurut Rahayu dan Suhayati (2010 : 4)jenis audit terditi dari 3 macam, yaitu :
1.        Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah
disajikan wajar, sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.
2.        Audit Operasional
Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak dapat mengikuti semua
kegiatan operasi perusahaannya sehari-hari, sehingga mereka membutuhkan auditor
manajemen yang profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan
operasional perusahaan.
3.        Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah auditee (yang diperiksa) telah
mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan yang telah ditentukan pihak yang
otoritasnya lebih tinggi.

E.Pengertian Auditor dan Jenis-Jenis Auditor


Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan
audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.
Jenis – Jenis Auditor:
1. Auditor Independen (independent auditors) / Akuntan Publik adalah Auditor
independen bekerja berdasarkan imbalan. Para pengguna mengandalkan jasa
auditor independen serta menarik manfaat yang bernilai dengan adanya kenyataan
bahwa auditor tidak memihak klien yang sedang diaudit.
2. Auditor Internal (internal auditors)
Adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Auditor jenis ini melibatkan diri
dalam suatu kegiatan penilaian independen, yang dinamakan audit internal, dalam
lingkungan organisasi sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi. Tujuan audit internal
adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan pertanggung
jawaban yang efektif. Lingkup fungsi audit internal meliputi semua tahap dalam kegiatan
organisasi. Para auditor internal terutama melibatkan diri pada audit kepatuhan dan
operasional.

3. Auditor Pemerintah (government auditors)


Untuk melaksanakan fungsi audit bagi kepentingan Kongres, para auditor GAO
(General Accounting Office) bertugas pada lingkup kegiatan audit yang luas, termasuk
melakukan audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.
Para auditor IRS (Internal Revenue Service) melakukan audit atas Surat Pemberitahuan
Pajak Penghasilan para pembayar pajak untuk ketaatan pada perundangan pajak yang
berlaku.
Organisasai nasional untuk para akuntan di pemerintah A.S. adalah AGA
(Association of Governement Accountants). Sampai saat ini AGA belum mengembangkan
program sertifikasi untuk para akuntan pemerintah. Namun, beberapa auditor
pemerintah adalah pemegang sertifikat CPA dan atau CIA
2.1 Pengertian Profesi Akuntan Publik
Akuntan Publik merupakan profesi yang beraktivitas utama dalam pekerjaan audit
eksternal. Audit harus dilakukan secara profesional oleh orang yang independen dan
kompeten. Persyaratan auditor, pekerjaan sampai laporannya diatur oleh standar audit.
Standar audit tidak akan terlepas dari etika, apalagi profesi akuntan publik adalah
profesi yang memerlukan tingkat kepercayaan yang tinggi dari publik. Standar audit ini
berfungsi sebagai pijakan akuntan publik dalam merencanakan, melakukan aktivitas
dan melaporkan hasil pekerjaannya. akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri
keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.

2.2 Perizinan Akuntan Publik


Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 tahun
(dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan
publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI atau
perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan
profesi akuntan publi
2. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir
3. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit
1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam
diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang
disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
4. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
5. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
7. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih
8. Menjadi anggota IAPI.
9. Tidak berada dalam pengampuan.
10. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan
Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan
bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.

Ujian Sertifikasi Akuntan Publik


Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang
akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan
Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia"
(sebelum tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan
dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu
persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari
Kementerian Keuangan.
2.3 Jasa yang Diberikan Akuntan Publik
A. Jasa Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan seseorang yang
independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi
suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ada 4 (empat) jenis jasa atetasi yang
diberikan oleh kantor akuntan publik :
1. Audit, Contoh : Audit atas laporan keuangan untuk memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan.
2. Pemeriksaan (Examination), Contoh : pemeriksaan proyeksi bisnis atau laporan keuangan
prospektif, dan pemeriksaan kesesuaian pengendalian internal perusahaan dengan
kriteria yang ditetapkan pemerintah.
3. Penelaahan (Review): Dilakukan dengan wawancara dengan manajemen dan analisis
komparatif informasi keuangan suatu perusahaan.
4. Prosedur yang disepakati bersama (Agreed-Upon Procedures), Contoh : auditor dan klien
sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan keuangan
misalnya akun atau rekening kas dan surat berharga.
B. Jasa Nonatestasi, Jasa ini diberikan oleh Kantor Akuntan Publik meliputi ;
5. Jasa Akuntansi: melalui aktifitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal penyesuaian dan
penyusunan laporan keuangan klien serta perancangan sistem akuntansi klien
6. Jasa Perpajakan: Meliputi pengisian surat laporan pajak, perencanaan pajak dan juga
penasihat dalam masalah perpajakan dan melakukan pembelaan bila perusahaan yang
menerima jasa sedang mengalami permasalahan dengan Kantor Pajak.
7. Jasa Konsultasi Manajemen: Fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan
bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber
daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.
2.4 Standar Profesi Akuntan Publik
Sesuai Standar Profesional Akuntan Publik / SPAP (IAI, 2001) ada 6 (enam) tipe yaitu :
1. Standar Auditing: Merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar
ini terdiri 10 standar yang dirinci dalam bentuk PSA (Pernyataan Standar Auditing)
yaitu : Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) yang merupakan intrepretasi
resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan
oleh Dewan PSA.
2. Standar Atestasi: Memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik
yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas
laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe
perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review,
pemeriksaan dan prosedur yang disepakati).
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review: Memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi
bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Yang termasuk
didalam jasa akuntansi dan review adalah IPSAR (Interpretasi Pernyataan Standar
Akuntansi dan Review).
4. Standar Jasa Konsultasi: Memberikan panduan bagi praktisi yang memberikan jasa
konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Jasa ini hanya menyajikan
temuan, kesimpulan dan rekomendasi
5. Standar Pengendalian Mutu: Memberikan panduan bagi kantor akuntan publik
didalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya
dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh
Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia.
6. Aturan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.
2. 5 Kepribadian akuntan Publik
Disini diartikan sebagai kepribadian yang independen dan obyektif. Independen
diartikan sebagai sikap yang bebas dan tidak tergantung kepada pihak lain. Sedangkan
sikap yang obyektif diartikan sebagai sikap yang tidak memihak dalam
mempertimbangkan fakta dan terlepas dari kepentingan pribadi.
Indenpendensi akuntan publik mempunyai tiga aspek yaitu :
1. Independen dalam diri akuntan yang berupa kejujuran dalam melakukan pemeriksaan
fakta yang ditemukan. Sikap ini disebut independen in fact
2. Independen dalam penampilan atau independen in appearance. Independen ini
dipandang dari sudut pandang pihak lain yang mengetahui informasi yang
bersangkutan dengan diri akuntan.
3. Independen dipandang dari sudut keahlian.
Independen merupakan hal yang unik dalam profesi akuntan, karena akuntan dituntut
independen dari pengaruh klien sedangkan dilain sisi akuntan dituntut memenuhi
keinginan klien karena klienlah yang membayar honorarioum.
2.6 Kecakapan Professional Akuntan Publik
Hal – hal yang diatur pada bagian ini adalah :
a. Kewajiban akuntan publik untuk menjelaskan kepada staf dan ahli yang bekerja
padanya tentang keterikatannya dengan kode etik akuntan Indonesia.
b. Akuntan publik tidak boleh menerima pekerjaan kecuali ia atau kantornya mampu
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan kompetensi professional .
c. Melarang akuntan publik mengaitkan namanya dengan prediksi untuk mencegah
timbulnya kesan bahwa ia menjamin terwujudnya prediksi.
2.7 Tanggung Jawab Akuntan Publik
1. Tanggung Jawab Akuntan Publik Terhadap Kliennya. Disini mengatur tentang dua hal
yaitu :
a. Mengatur mengenai penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh akuntan selama
penugasan professional. Informasi yang diperoleh tidak boleh diungkapkan kepada
pihak ketiga kecuali Atas izin dari klien dan Dikehendaki oleh hukum atau Negara
b. Mengatur mengenai honorarium untuk jasa yang diserahkan. Akuntan tidak boleh
menerima honorarium berdasarkan atas manfaat yang akan diterima klien.
2. Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi, ini mengatur dua hal yaitu :
a. Akuntan public wajib menjaga hubungan baik dengan akuntan lain apabila klien
memutuskan menggunakan akuntan lain.
b. Jika orang atau badan yang sedang diperiksa suatu kantor akutnan meminta saran
atau pendapat dari akuntan public lain , akuntan public ini harus berkonsultasi dulu
dengan kantor akuntan yang sedang memeriksanya.
3. Tanggung jawab lain. Terdapat tiga perilaku lain yang dipandang tidak etis dalam
profesi akuntan publik Mengiklankan diri atau mengijinkan pihak lain mengiklankan
nama atau jasa yang dijualnya, Membayar imbalan untuk memperoleh pekerjaan,
Menawarkan jasa secara tertulis kepada calon klien

Pelanggaran kode etik yang diadukan secara tertulis akan ditindak oleh dewan
kehormatan yang dibentuk Ikatan Akuntan Indonesia. Dewan kehormatan akan
menjatuhkan sanksi kepada anggota IAI yang melanggar kode etik. Sanksi tersebut
dapat berupa peringatan tertulis, teguran tertulis, pemberhentian sementara atau
pemberhentian
2.8 Lima Elemen Pengendalian Kualitas Kantor Akuntan Publik

1. Independensi, Integritas, dan Objektivitas. Persyaratan : Semua personalia yang


terlibat dalam penugasan harus memelihara independensi baik secara nyata
maupun secara penampilan, melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya
dengan segenap integritas, serta memelihara objektivitas dalam melaksanakan
tanggung jawab professional mereka
2. Manajemen Sumber Daya Manusia. Persyaratan : Dalam perusahaan akuntan publik
kebijakan dan prosedur harus disusun supaya dapat memberikan tingkat keandalan
tertentu bahwa : Semua karyawan baru memiliki kualifikasi sehingga mampu
melaksanakan tugasnya secara kompeten. Pekerjaan dibebankan pada mereka yang
telah mendapatkan pelatihan teknis yang cukup serta memiliki kecakapan. Semua
karyawan harus berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan profesi
berkelanjutan serta aktifita pengembangan profesi sehingga membuat mereka
mampu melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Karywan
yang terpilih untuk dipromosikan adalah mereka yang memiliki kualifikasi yang
diperlukan supaya menjadi bertanggung jawab dalam penugasan berikutnya.
3. Penerimaan Serta Kelanggengan Klien. Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus
disusun agar dapat menentukan apakah akan menerima klien baru atau meneruskan
bekerjasama dengan klien yang telah ada. Kebijakan dan prosedur ini harus mamp
meminimalkan resiko yang berkaitan dengan klien yang memiliki tingkat integritas
manajemen yang rendah. Perusahaan akuntan public hanya boleh melaksanakan
penugasan yang dapat dilakukan dengan kompetensi professional.
4. Kinerja Atas Penugasan. Persyaratan : Kebijakan dan prosedur harus hadir terutama
ntuk memastikan bahwa penugasan yang dilaksanakan oleh auditor telah memenuh
standar kualitas perusahaan akuntan public.
5. Pemantauan. persyaratan : Harus terdapat kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa keempat elemen penendalian kualitas lainnya diterapkan secara
efektif.

Anda mungkin juga menyukai