Anda di halaman 1dari 4

1.

PENGAUDIT DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kreteria yang telah
ditetapkan. Dan dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
1.1 Tipe-Tipe Audit
a. Audit operasional (operational audit)
Audit ini meliputi penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan
operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efesiensi,
efektivitas, maupun kehematan ekonomis operasional. Audit ini sering disebut
juga audit menejemen atau audit kinerja.
b. Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti dengan tujuan untuk
menentukan apakah kegiatan financial maupun operasional tertentu dari suatu
entitas sesuai kondisi-kondisi, aturan-aturan dan regulasi yang telah ditentukan.
Kreteria yang telah ditentukan itu berasal dari berbagai sumber seperti
manajemen, kreditor, maupun lembaga pemerintah.
c. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Audit ini mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan
keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan kreteria yang ditetapkan,
yaitu PABU.
1.2 Klasifikasi auditing
a. Klasifikasi auditor berdasarkan pelaksana audit:
 Auditing eksternal
Suatu control social yang memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan
informasi pihak luar perusahaan yang diaudit.
 Auditing internal
Suatu control organisasi yang mengukur dengan mengevaluasi efektifitas
organisasi
 Auditing sektor publik
Suatu control atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada
masyarakat.
b. Klasifikasi auditor berdasarkan audit operasional :
 Audit operasional
Suatu audit yang direncang untuk menilai efisiensi dan efektifitas dari
prosedur-prosedur operasi manajemen. Pelaksanaannya dilakukan oleh auditor
internal.
 Audit keuangan dan kepatuhan
Audit yang menyerupai laporan keungan akan tetapi dapat dilakukan oleh
sektor public seperti lembaga pemerintah atau sektor audit eksternal.
 Audit efisiensi dan ekonomi
Audit yang menyerupai audit operasional akan tetapi dilakukan oleh sektor
public. Pelaksanaannya dilakukan oleh audit ekonomis
1.3 Tipe-tipe auditor
a. Auditor pemerintah
adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamannya adalah
melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi
dalam pemerintah.
b. Auditor internal
adalah karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuannya, untuk
membantu manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya secara efektif.
c. Auditor independen
adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan public yang
memberikan jasa auditing professional kepada klien. Auditor ini menjalankan
pekerjaanya dibawah naungan kantor akuntan public.
1.4 Profesi akuntan public
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan
komitmen pribadi yang mendalam. Ada 3 syarat minimal agar suatu pekerjaan
dikatakan profesi:
a. Diperlukan pendidikan professional tertentu, biasanya setingkat S1dan dapat pula
ditambah dengan pendidikan profesi.
b. Diperlukan suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada kode etik
profesi.
c. Diperlukan penelaahan dan atau ijin dari pengusaha (pemerintah)
Menurut aturan, izin untuk berpraktek sebagai akuntan public dapat diberikan
kepada mereka yang telah bersertifikat akuntan public (BAP). Untuk memperoleh
sertifikat tersebut, maka para akuntan harus mengikuti ujian sertifikasi akuntan public
(USAP) yang diselengarakan oleh IAI dau kali dalam setahun (mei dan november)
dengan materi ujian: (1) teori dan praktek akuntansi, (2) auditing dan jasa prosfesional
akuntan public, (3) akuntan manajemen dan manajemen keuangan, (4) sistem
informasi akuntansi, (5) perpajakan dan hukum komersial.
2. HUBUNGAN AUDIT DENGAN DISIPLIN ILMU YANG LAINNYA.
Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan
antaraakuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, secara umum
hubungan antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accountinga dalah
suatu proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan
Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini
/rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit terjadi
setelah tahapan akuntansi selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di perlukan
Laporan Keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi
bersifat konstruktif, diawali dengan mengumpulkan bukti pembukuan (bukti – bukti
transaksi), bukti pembukuan dicatat dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal
Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas).Setelah semua transaks
idicatat pada masing – masing kolom Special Journal, tiap – tiap jurnal dicatat dalam General
Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang memerlukan penyesuaian. Melalui
transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial Balance yang terdiri atas Aktiva dan
Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan Worksheet, kemudian
diperoleh Financial Statement (Laporan Keuangan) yang akan menjadi bahan bukti untuk
melakukan audit. Financial Statement yang dihasilkan dari proses akuntansi, akan mengalami
tahap audit. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan karena, (1) Ada potensi
konflikantara penyedia informasi dengan pengguna informasi, (2) Informasi
mempunyaikonsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business maker, (3) Keahlian
seringmenghendaki informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah
mempunyaihubungan langsung dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai
dengan Standar Auditing yang telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan
standar pelaporan
3. PERKEMBANGAN AUDIT
a. Penguditan Independen Sebelum Tahun 1900
Awal auditing terhadap organisasi bisnis bisa dihubungkan dengan peraturan
perundang – undangan di Inggris selama revolusi industry pada pertengahan tahun 1800 an.
Awalnya auditing harus dilakukan oleh satu atau lebih perwakilan pemegang saham yang
ditunjuk oleh pemegang saham lainnya, tapi bukan merupakan pejabat organisasi bisnis.
Dengan demikian profesi akuntansi bangkit untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar dan
undang – undang yang segera direvisi. Oleh karena itu orang yang bukan pemegang saham
dari organisasi bisnis bisa melakukan auditing. Hal tersebut tentunya mendorong berbagai
kantor audit bermunculan. Kelahiran fungsi pengauditan dan juga akuntansi sebagai sebuah
profesi, diperkenalkan di bagian Amerika Utara oleh Inggris pada pertengahan abad 19. Para
akuntan yang ada di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan keuangan dan juga audit
yang pada saat itu berlaku di Inggris. Berbagai organisasi bisnis public yang ada di Inggris
pada saat itu harus tunduk pada undang – undang yang disebut sebagai Companies Act.
Berdasarkan undang – undang tersebut seluruh organisasi bisnis publik harus dilakukan
pengauditan. Keharusan tersebut berasal dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut
dengan Securities and Exchange Commission atau SEC. Pada saat fungsi auditing mulai
menyebar ke Amerika Serikat, bentuk laporan seperti yang ada di Inggris juga mulai
diadopsi, namun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat dan yang di Inggris berbeda. Di
Amerika Serikat tidak ada peraturan undang – undang yang mengatur tentang auditing
laporan keuangan. Hal tersebut menyebabkan auditing pada abad ke 19 menjadi beragam,
terkadang hanya meliputi neraca saja, ada juga yang meliputi seluruh akun yang ada di
organisasi bisnis
b. Perkembangan di Abad Ke 20
Awal abad ke-20, praktek auditor sudah menggunakan laporan yang dipakai untuk
menyampaikan mengenai tugas dan temuan sebagai kriteria atau sering disebut sebagai
“laporan auditor independen”. Kriteria pengauditan yang dipakai antara Inggris dan juga
Amerika berbeda. Dengan demikian pada tahu 1917 Federal Reserve Board menerbitkan
Federal Reserve Buletin yang memuat mengenai cetak ulang suatu dokumen yang disusun
oleh American Institute of Accounting (berubah menjadi American Institute of Certified
Public Accountans atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan mengenai keharusan
akuntansi yang seragam. Pernyataan teknis tersebut adalah penyataan pertama yang
dikeluarkan oleh profesi akuntansi yang ada di Amerika Serikat dari sekian banyak
pernyataan yang dikeluarkan selama abad ke 20. Setelah adanya pernyataan tersebut laporan
hasil auditing tidak lagi menjadi suatu pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, namun
sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mempunyai standar
c. Perkembangan Pengauditan di Indonesia
Profesi akuntansi di Indonesia dapat dikatakan masih tergolong muda. Akuntansi
mulai dikenal di Indonesia setelah tahun 1950 an, yaitu pada saat banyak organisasi bisnis
yang didirikan di Indonesia dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui
pendidikan yang ada di perguruan tinggi. Perkembangan akuntansi yang ada di Indonesia ini
terjadi pada tahun 1973, yaitu, pada saat Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menetapkan
berbagai prinsip dan juga norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan juga
norma pemeriksaan tersebut hampir seluruhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan kriteria
audit yang berlaku di Amerika Serikat. Pada tahun 1995 lahir lah undang – undang tentang
perseroan terbatas yang mewajibkan perseroan terbatas untuk menyusun laporan keuangan
dan apabila perseroan terbatas adalah perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib
untuk di-audit oleh akuntan publik. Pada tahun tersebut juga lahir undang – undang tentang
pasar modal yang semakin meningkatkan peran dari akuntansi dan juga pengauditan.
Khususnya bagi perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal, yaitu perusahaan publik.
Pada tahun 1994 IAI menyusun ulang prinsip akuntansi dan standar
audit yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional
Akuntansi Publik (SPAP). Sejalan dengan hal tersebut IAI membentuk Dewan Standar
Akuntansi yang secara berkelanjutan menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Dalam internal IAI terjadi banyak perubahan, terakhir pada tahun 2007
Kompartemen Akuntan Publik memisahkan diri dari IAI dan membentuk Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi yang mandiri. SPAP hasil karya dari IAI
dilanjutkan oleh IAPI dan dengan beberapa modifikasi pemutakhiran yang dilakukan di bulan
Maret 2011. Sementara di tahun 2011 sudah dibuat undang – undang tentang akuntan publik.
SAK yang ada di berbagai negara secara bertahap mulai diselaraskan dengan International
Financial Reporting Standards (IFRS) yang diterbitkan oleh International Accounting
Standards Board (IASB). Fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad ke 21 ini masih
belum dipahami oleh banyak orang, karena fungsi auditing tidak dipahami dengan benar

Anda mungkin juga menyukai