Disusun oleh :
AKUNTANSI PERPAJAKAN
2019
Latar Belakang
Profesi auditing merupakan suatu pekerjaan yang dilandaskan pada pengetahuan yang
kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu dengan kemampuan dan latar
belakang pendidikan tertentu. Salah satu tugas auditing dalam menjalankan profesinya
yaitu untuk menyediakan sebuah informasi yang sangat berguna bagi publik untuk
suatu pengambilan keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki integritas
independen dan bebas dari semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan
teknis dan profesionalisme harus selalu dijaga dalam menempatkan aspek moralitas
ditempat yang tertinggi. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa, aset utama
yang harus dimiliki oleh Kantor Akuntan Publik (KPA) adalah tenaga kerja yang
profesional agar dapat bertanggung jawab penuh untuk meningkatkan kemampuan
atau kinerja dalam menjalankan profesinya sebagai auditing.
Hasil audit yang berkualitas juga dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan
yang dihasilkan sehingga mengurangi resiko dari informasi yang tidak kredibel pada
laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan, Khususnya investor. Oleh karena
itu semakin tinggi kualitas audit, maka semakin meningkatkan kepercayaan para
pemakai laporan keuangan.
Oleh karena itu, di zaman persaingan yang ketat seperti ini, perusahaan dan auditor
sama-sama dihadapkan pada posisi yang dilematis. Baik perusahaan maupun auditor
harus eksistensi dipeta persaingan dengan rekan seprofesi maupun dengan perusahaan
kompetitor. Perusahaan menginginkan Unqualified Opinion (Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian) sebagai hasil dari laporan audit, agar performanya terlihat bagus dimata
publik sehingga ia dapat menjelaskan bahwa perusahaan berada dalam keadaan
lancar. Disinilah auditing berada dalam kondisi yang dilematis, disatu sisi auditing
harus menyajikan opini atas laporan keuangan dengan sikap yang independen karena
berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditing harus
memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang telah membayar fee atas jasanya
puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan datang.
Posisinya yang unik seperti itulah yang menempatkan auditing berada pada situasi
yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya.
Pembahasan
I. Pengertian
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. (Sukrisno,2012)
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi, 2002)
II. Jenis-Jenis Audit
Menurut Arens :
1. Auditor Operasional
Yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan.
Mengevaluasi secara objektif apakah efektifitas dan efisiensi operasi sudah
memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih sulit daripada audit ketaatan dan
audit laporan keuangan. Disamping itu, audit operasional lebih menyerupai
konsultasi manajemen daripada yang biasanya dianggap auditing.
2. Auditor Ketaatan
Yaitu suatu pemeriksaan apakah pihak yang diaudit sudah mengikuti prosedur,
aturan, atau ketentuan terntentu yang telah ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen,
bukan kepada pihak luar dari perusahaan, karena manajemen adalah kelompok
utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan
peraturan yang digariskan.
3. Auditor Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Yaitu suatu pemeriksaan untuk menentukan laporan keuangan (informasi yang
diverifikasi) telah dinyatakan sesuai kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang
berlaku adalah standar akuntansi atau A.S. Untuk menentukan apakah laporan
keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan
keuangan iu mengandung kesalahan yang material atau salah saji lainnya.
Auditing :
Sifat analitis karena akuntan publik memulai pemeriksaan nya dari angka-
angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trial
balance), buku besar (general ledger), buku harian (special journals), bukti-
bukti pembukuan (documents), dan sub buku besar (sub-ledger).
Akuntansi :
Menurut Haryono :
Akuntansi :
Berdasarkan PABU
Tanggung jawab Manajemen
Pengauditan :
Audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup
Jika ada penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten, harus dilaporkan
Pengungkapan informatif
Akuntansi : Pengauditan :
Untuk menjadi seorang CPA ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
Profesi Auditing adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan evaluasi
tentang informasi yang didapat. Seseorang yang melakukan auditing disebut Auditor. Dimana
seorang auditor mempunyai tiga tugas utama, yaitu:
1. Auditing Operasional, mereview atas setiap bagian dari prosedur dan metode
operasi suatu organisasi dengan tujuan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
2. Audit Ketaatan, mereview atas catatan keuangan suatu organisasi apakah
sudah mengikuti prosedur, ketentuan, atau peraturan tertentu.
3. Audit Laporan Keuangan, suatu audit yang dilakukan untuk menentukan
apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah dinyatakan sesuai kriteria
tertentu.
Standar Umum, Audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup
1. Banyak terjadi kasus akuntan yang melanggar kode etik profesi akuntansi contohnya
memanipulasi laporan keuangan perusahaan yang diaudit. Misalnya memberikan hasil
audit laporan keuangan yang tidak sesuai dengan keadaan perusahaan tersebut.
Sanksi apa yang seharusnya diberikan untuk akuntan jika ada kasus disebuah
perusahaan yang seperti itu? Apakah akuntan tersebut masih bisa melakukan audit?
1. Arens, A. Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2015. Auditing & Jasa
Assurance. Jakarta: Erlangga
2. Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh
Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat
3. Jusup, Al. Haryono. 2001. Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN
4. https://ilmuakuntansi.co.id/jenis-jenis-audit/
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Auditor#Jenis_Auditor