Anda di halaman 1dari 18

PROFESI AUDITING

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Auditing

yang diajar oleh:

Muhammad Hasymi, S.E., Ak., M.Si.

Disusun oleh :

AKUNTANSI PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PERBANAS INSTITUTE BEKASI

2019

Latar Belakang
Profesi auditing merupakan suatu pekerjaan yang dilandaskan pada pengetahuan yang
kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu dengan kemampuan dan latar
belakang pendidikan tertentu. Salah satu tugas auditing dalam menjalankan profesinya
yaitu untuk menyediakan sebuah informasi yang sangat berguna bagi publik untuk
suatu pengambilan keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki integritas
independen dan bebas dari semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan
teknis dan profesionalisme harus selalu dijaga dalam menempatkan aspek moralitas
ditempat yang tertinggi. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa, aset utama
yang harus dimiliki oleh Kantor Akuntan Publik (KPA) adalah tenaga kerja yang
profesional agar dapat bertanggung jawab penuh untuk meningkatkan kemampuan
atau kinerja dalam menjalankan profesinya sebagai auditing.

Dari sudut pandang auditing, audit dianggap berkualitas apabila auditing


memperhatikan standar umum audit yang tercantum dalam Pernyataan Standar
Auditing meliputi mutu profesional (profesional qualities) auditing dan penyusunan
laporan auditing. Dalam pelaksanaan audit, seorang audit harus mempunyai
kemampuan teknikal yang terpresentasi dalam pengalaman maupun profesi dan
kualitas auditing dalam menjaga sikap mentalnya (independensi) supaya mampu
menghasilkan hasil audit yang berkualitas. (Hartadi, 2012).

Hasil audit yang berkualitas juga dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan
yang dihasilkan sehingga mengurangi resiko dari informasi yang tidak kredibel pada
laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan, Khususnya investor. Oleh karena
itu semakin tinggi kualitas audit, maka semakin meningkatkan kepercayaan para
pemakai laporan keuangan.

Oleh karena itu, di zaman persaingan yang ketat seperti ini, perusahaan dan auditor
sama-sama dihadapkan pada posisi yang dilematis. Baik perusahaan maupun auditor
harus eksistensi dipeta persaingan dengan rekan seprofesi maupun dengan perusahaan
kompetitor. Perusahaan menginginkan Unqualified Opinion (Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian) sebagai hasil dari laporan audit, agar performanya terlihat bagus dimata
publik sehingga ia dapat menjelaskan bahwa perusahaan berada dalam keadaan
lancar. Disinilah auditing berada dalam kondisi yang dilematis, disatu sisi auditing
harus menyajikan opini atas laporan keuangan dengan sikap yang independen karena
berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditing harus
memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang telah membayar fee atas jasanya
puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan datang.
Posisinya yang unik seperti itulah yang menempatkan auditing berada pada situasi
yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya.
Pembahasan

I. Pengertian

Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau


menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang
tinggi. Keahlian yang diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk
itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni
suatu profesi tertentu disebut professional, sedangkan professional sendiri mempunyai
makna yang mengacu kepada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan
sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan
profesinya.

Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk


menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteriayang
telah diterapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen. Sementara orang yang mempunyai kualifikasi tertentu dalam melakukan
auditing atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi
disebutAuditor. (Arens, 2015)

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut. (Sukrisno,2012)

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi, 2002)
II. Jenis-Jenis Audit

Menurut Arens :
1. Auditor Operasional
Yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan.
Mengevaluasi secara objektif apakah efektifitas dan efisiensi operasi sudah
memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih sulit daripada audit ketaatan dan
audit laporan keuangan. Disamping itu, audit operasional lebih menyerupai
konsultasi manajemen daripada yang biasanya dianggap auditing.
2. Auditor Ketaatan
Yaitu suatu pemeriksaan apakah pihak yang diaudit sudah mengikuti prosedur,
aturan, atau ketentuan terntentu yang telah ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen,
bukan kepada pihak luar dari perusahaan, karena manajemen adalah kelompok
utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan
peraturan yang digariskan.
3. Auditor Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Yaitu suatu pemeriksaan untuk menentukan laporan keuangan (informasi yang
diverifikasi) telah dinyatakan sesuai kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang
berlaku adalah standar akuntansi atau A.S. Untuk menentukan apakah laporan
keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan
keuangan iu mengandung kesalahan yang material atau salah saji lainnya.

Menurut Sukrisno Agus :


Ditinjau dari Luas Pemeriksaan, Jenis Audit ada 2, yaitu:
1. Pemeriksaan Umum (General Audit).
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP
independen denagn tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan SPAP atau ISA atau ETAP dan
memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik Profesi Akuntan
Publik serta Standar Pengendalian Mutu.

2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit) / Pemeriksaan dengan tujuan tertentu.


Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audit) yang dilakukan
oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaan auditor tidak perlu
memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.
Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang
diperiksa, karena prosedur yang dilakukan juga terbatas.

Ditinjau dari Jenis Pemeriksaan, Jenis Audit ada 3, yaitu :


 Audit Operasional (Management Audit)
 Audit Ketaatan (Compliance Audit)
 Audit Laporan Keuangan

Ditinjau dari Kebutuhan, Jenis Audit ada 2,yaitu:


 Eksternal Auditor
 Internal Auditor

III. Jenis-Jenis Auditor


Ada beberapa jenis auditor pada umumnya, yaitu akuntan publik atau auditor
independen, auditorinternal, auditor pemerintah dan auditor pajak.
1. Akuntan Publik atau Auditor Eksternal/Independen
Bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan yang tergolong cukup
besar, dan juga perusahaan yang tergolong kecil. Sebutan kantor akuntan
publik sering kali disebut auditor eksternal atau auditor independen.
2. Auditor Internal
Bertanggung jawab untuk melakukan pengauditan laporan keuangan bagi
manajemen dimana tempat auditor tersebut bekerja. Biasanya, auditor internal
melapor langsung kepada direktur utama, salah satu pejabat tinggi eksekutif
lainnya, atau komite audit dalam dewan komisaris. Di banyak negara bagian,
pengalaman melakukan audit internal digunakan untuk memenuhi syarat
menjadi akuntan publik, dan beberapa di antara auditor internal juga mengejar
gelar Certified Internal Auditor (CIA) sekaligus Certified Public Auditor
(CPA).
3. Auditor Pemerintah
Adalah auditor yang bekerja untuk Pemerintah. Tugasnya adalah melakukan
audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor
pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a) Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan


Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat
(1) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi “Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan
satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri”.
Ayat (2), “Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah,sesuai dengan kewenangannya”.

b) Auditor Internal Pemerintah atau yang sering dikenal Aparat


Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilakukan oleh
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektoral
Jenderal Departemen atau LPND, dan Badan Pengawasan Daerah.

4. Agen Penerimaan Negara atau Auditor Pajak

Adalah auditor yang melakukan pemeriksaan atas SPT (Surat Pemberitahuan)


pajak para wajib pajak. Direktoral Jenderal Pajak yang berada dibawah
Departemen Keuangan Republik Indonesia bertanggungjawab atas penerimaan
negara dari sector perpajakan dan penegak hukum dalam pelaksanaan
ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah Kantor
Pelayanan Perpajakan (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidik Pajak
(Karikpa). Karikpa adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu
untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.
IV. Perbedaan antara Audit dan Akuntansi

Menurut Sukrisno Agus :

Auditing :

 Sifat analitis karena akuntan publik memulai pemeriksaan nya dari angka-
angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trial
balance), buku besar (general ledger), buku harian (special journals), bukti-
bukti pembukuan (documents), dan sub buku besar (sub-ledger).

 Melakukan evaluasi laporan keuangan.

 Dilakukan oleh Akuntan Publik dengan berpedoman pada Standar Profesional


Akuntan Publik, Kode Etik Profesi Akuntan Publik, dan Standar Pengendalian
Mutu.

Akuntansi :

 Sifat konstruktif karena bagian akuntansi mulai mencatat transaksi yang


mempunyai nilai uang, bukti-bukti pembukuan (documents), sub buku besar
(sub-ledger), buku harian (special journals), buku besar (general ledger),
neraca saldo (trialbalance), lalu menyusun laporan keuangan.

 Melakukan pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan.

 Dilakukan oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi) dengan berpedoman


pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau SAK ETAP atau IFRS.

Menurut Haryono :

Akuntansi :

 Berdasarkan PABU
 Tanggung jawab Manajemen
Pengauditan :

 Berlandaskan standar auditing

 Tanggung jawab auditor


V. Manfaat Pengauditan, Menurut Haryono

 Akses ke pasar modal

 Biaya modal menjadi lebih rendah

 Mencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan

 Perbaikan dalam pengendalian dan operasional

VI. Standar Auditing, Menurut Haryono :

Standar Auditing – Standar Umum :

 Audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup

 Independensi mental harus dimiliki

 Auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan


seksama

Standar Auditing – Standar Pekerjaan Lapangan :

 Perencanaan sebaik-baiknya dan supervisi asisten (bila ada)

 Pemahaman yang memadai tentang struktur pengendalian intern untuk


perencanaan dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian.

 Bukti audit kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, wawancara,


pengamatan, konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Standar Auditing – Standar Pelaporan :


 Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan sesuai dengan
PABU

 Jika ada penerapan prinsip akuntansi yang tidak konsisten, harus dilaporkan

 Pengungkapan informatif

 Laporan audit harus memuat suatu pendapat atas LK secara keseluruhan.


VII. Hubungan Akuntansi dengan Pengauditan, Menurut Haryono :

Akuntansi : Pengauditan :

Menganalisis kejadian & transaksi Mendapatkan & mengevaluasi bukt


tentang LK

Mengukur & mencatat data transaksi Memeriksa bahwa LK telah disusun


sesuai dengan PABU
Mengelompokkan & meringkas data
Menyatakan pendapat dalam Laporan
Auditor
Menyusun LK sesuai dengan PABU

Menyerahkan laporan kepada klien


Mendistribusikan LK dan Lap Auditor kpd
stockholder
VIII. Persyaratan Untuk Menjadi CPA

Untuk menjadi seorang CPA ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

Persyaratan Pendidikan Persyaratan Ujian CPA yang Persyaratan Pengalaman


Seragam
Biasanya seorang sarjana Ujian berdasarkan komputer Bervariasi mulai dari yang
jurusan akuntansi nilai kredit telah diberikan pada berbagai tanpa pengalamn samoai
minimum. Sebagian besar pusat pengujian. Bagian- yang berpengalaman 2 ahun
negara bagian sekarang bagian yang diujikan adalah dalam auditing. Beberapa
mensyaratkan 150 jam kredit sebagia berikut: negara bagian mengharuskan
semester (225 kredit  Auditing dan Atestasi memiliki pengalaman kerja
kuartalan) untuk (AUD) – 4 jam di lembaga pemerintah atau
mendapatkan lisensi  Akuntansi dan industri, termasuk auditing

mengharuskan kredit yang Pelaporan Keuangan internal.

lebih sedikit sebelum (FAR) – 4 jam


 Peraturan (REG)
mengikuti ujian CPA tetapi – 5 jam
mensyaratkan 150 kredit  Lingkungan dan

semester sebelum menerima Konsep Bisnis (BEC)


- 5 jam
sertifikat CPA.
Beberapa negara bagian juga
mensyaratkan ujian etika
yang tersendiri.
Kesimpulan

Profesi Auditing adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan evaluasi
tentang informasi yang didapat. Seseorang yang melakukan auditing disebut Auditor. Dimana
seorang auditor mempunyai tiga tugas utama, yaitu:

1. Auditing Operasional, mereview atas setiap bagian dari prosedur dan metode
operasi suatu organisasi dengan tujuan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
2. Audit Ketaatan, mereview atas catatan keuangan suatu organisasi apakah
sudah mengikuti prosedur, ketentuan, atau peraturan tertentu.
3. Audit Laporan Keuangan, suatu audit yang dilakukan untuk menentukan
apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah dinyatakan sesuai kriteria
tertentu.

Ada 3 jenis auditor pada umumnya, yaitu:

1. Auditor Eskternal atau yang biasa dikenal Akuntan Publik, bertanggungjawab


dalam pengauditan laporan keuangan baik perusahaan besar maupun
perusahaan kecil.
2. Auditor Internal, bertanggungjawab melakukan pengauditan di perusahannya
bekerja untuk dewan komisaris dan manajemen perusahaan itu.
3. Auditor Pemerintah, adalah auditor yang bekerja untuk Pemerintah.
4. Auditor Pajak, auditor yang melakukan pemeriksaan atas SPT pajak para
wajib pajak.

Perbedaan antara akuntansi dan auditing menurut Sukrisno Agus, yaitu :

 Auditing : Sifat analitis karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari


angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo
(trial balance), buku besar (general ledger), buku harian (special journals),
bukti-bukti pembukuan (documents), dan sub buku besar (sub-ledger).

 Akuntansi : Sifat konstruktif karena bagian akuntansi mulai mencatat transaksi


yang mempunyai nilai uang, bukti-bukti pembukuan (documents), sub buku
besar (sub-ledger), buku harian (special journals), buku besar (general ledger),
neraca saldo (trialbalance), lalu menyusun laporan keuangan.
Manfaat Pengauditan, menurut Haryono adalah selain mudah untuk mengakses ke pasar
modal, biaya modal menjadi lebih rendah, mencegah terjadinya ketidakefisienan dan
kecurangan, dan perbaikan dalam pengendalian dan operasional.

Selain itu menurut Haryono, standar auditing dibagi menjadi, yaitu :

 Standar Umum, Audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup

 Standar Lapangan Pekerjaan, Pemahaman yang memadai tentang struktur


pengendalian intern untuk perencanaan dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian

 Standar Pelaporan, Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan


sesuai dengan PABU
Daftar Pertanyaan

1. Banyak terjadi kasus akuntan yang melanggar kode etik profesi akuntansi contohnya
memanipulasi laporan keuangan perusahaan yang diaudit. Misalnya memberikan hasil
audit laporan keuangan yang tidak sesuai dengan keadaan perusahaan tersebut.
Sanksi apa yang seharusnya diberikan untuk akuntan jika ada kasus disebuah
perusahaan yang seperti itu? Apakah akuntan tersebut masih bisa melakukan audit?

2. Apakah sebuah perusahaan boleh menggunakan 2 kantor akuntan publik untuk


mengaudit laporan keuangan tahun buku yang sama?
Daftar Pustaka

1. Arens, A. Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2015. Auditing & Jasa
Assurance. Jakarta: Erlangga
2. Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh
Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat
3. Jusup, Al. Haryono. 2001. Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN
4. https://ilmuakuntansi.co.id/jenis-jenis-audit/
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Auditor#Jenis_Auditor

Anda mungkin juga menyukai