K AR AK TERISTIK PPN
PPN memiliki 7 karakteristik, antara lain:
1. ConsuptionType VAT
Semua pembelian yang digunakan untuk produksi termasuk pembelian
barang modal dikurangkan dari penghitungan nilai tambah. DPP terbatas pada
pembelian untuk keperluan konsumsi sedangkan pembelian barang produksi
dan barang modal dikeluarkan. Karena pembelian barang modal dikeluarkan
dari DPP, maka tidak terjadi pengenaan pajak lebih dari 1x terhadap barang
modal. Hal ini memberi sifat netral PPN terhadap pola produksi.
3. GrossProductType VAT
Pembelian barang modal sama sekali tidak boleh dikurangkan dari DPP.
Hal ini mengakibatkan barang modal dikenakan pajak 2x, yaitu pada saat dibeli
dan melalui hasil produksi yang dijual kepada konsumen.
PRINSIP PEMUNGUTAN
Prinsip tempat tujuan (destinationprinciple)
PPN dipungut di tempat barang/jasa tersebut dikonsumsi
Prinsip tempat asal (originprinciple)
PPN dipungut di tempat asal barang/jasa yang akan dikonsumsi
PENGECUALIAN JKP
Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik:
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi
2. Dokter hewan
3. Ahli kesehatan (akupuntur, ahli gizi, fisioterapi)
4. Kebidanan dan dukun bayi
5. Paramedis dan perawat
6. RS, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium kesehatan,
sanatorium
Jasa di bidang pelayanan sosial:
1. Pelayanan panti asuhan / panti jompo
2. Pemadam kebakaran
3. Pemberian pertolongan pada kecelakaan
4. Lembaga rehabilitasi
5. Pemakaman termasuk krematorium
6. Bidang olahraga
PENYERAHAN BKP
Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian
Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan perjanjian
leasing
Penyerahan BKP kepada pedagang perantara/ melalui juru lelang
Pemakaian sendiri dan/ pemberian Cuma-Cuma atas BKP*)
Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada pembubaran perusahaan,
sepanjang
PPN atas perolehan aktiva tersebt menurut ketentuan dapat dikreditkan
Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan
BKP antar cabang
Penyerahan BKP secara konsinyasi
Catatan *)
1. Pemakaian sendiri adalah pemakaian untuk kepentiangan pengusaha
sendiri, pengurus/karyawan, baik barang produksi sendiri maupun bukan
produksi sendiri
2. Pemberian Cuma-Cuma adalah pemberian yang diberikan tanpa
pembayaran baik barang-barang produksi sendiri maupun bukan produksi
sendiri, misalnya: contoh barang untuk promosi
KEWAJIBAN PKP
Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP
Memungut PPN dan PPnBM yang terutang
Membuat faktur pajak atas setiap penyerahan kena pajak
Membuat nota retur dalam hal pengambilan PKP
Melakukan pencatatan/pembukuan mengenai kegiatan usahanya 6.
Menyetor PPN dan PPnBM yang terutang
Menyampaikan SPT Masa PPN
PENGECUALIAN KEWAJIBAN PKP
Pengusaha kecil
Pengusaha yang semata-mata menyerahkan barang dan/jasa yang tidak
dikenakan PPN
PENGUSAHA KECIL
Pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama 1 tahun buku melakukan
penyerahan BKP dan/JKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp
4.800.000.000.
Beberapa hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pengusaha
kecil:
Dilarang membuat faktur pajak
Tidak wajib memasukkan SPT Masa PPN
Diwajibkan membuat pembukuan/pencatatan
Wajib lapor untuk dikukuhkan sebagai PKP, bagi pengusaha kecil yang
memperoleh peredaran bruto di atas batas yang telah ditentukan
PEMUNGUT PPN
Bendaharawan pemerintah Bendaharawan/ pejabat yang melakukan
pembayaran yang dananya berasal dari APBN/ APBD
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Pertamina
Kontraktor Kontrak Bagi Hasil dan Kontrak karya di bidang migas
BUMN/BUMD
Bank Milik Negara, Bank Milik Daerah, Bank Indonesia
TARIF PPN
Tarif PPN sebesar 10%. Berlaku atas penyerahan BKP dan/ JKP adalah tarif
tunggal, sehingga mudah dalam pelaksanaannya dan tidak memerlukan
daftar penggolongan barang/jasa dengan tarif yang berbeda sebagaimana
berlaku pada PPnBM.
Tarif PPN atas ekspor BKP sebesar 0% PPN adalah pajak yang dikenakan
atas konsumsi BKP di dalam Daerah Pabean. BKP yang
diekspor/dikonsumsi di luar Daerah Pabean, dikenakan PPN 0%.
Pengenaan tarif 0% bukan berarti pembebasan dari pengenaan PPN.
Sehingga pajak masukan yang telah dibayar dari barang yang diekspor tetap
dapat dikreditkan
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai
impor, nilai ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan Menkeu sebagai dasar
untuk menghitung pajak yang terutang. PPN yang terutang ini merupakan
Pajak Keluaran ang dipungut oleh PKP. Bagi PKP Pembeli merupakan Pajak
Masukan.
Jika PPN telah menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas
penyerahan BKP atau JKP, maka PPN yang terutang adalah 10/110 dari
harga atau pembayaran atas penyerahan BKP atau JKP.
Dalam suatu transaksi dapat terjadi bahwa transaksi tersebut menjadi objek
PPN dan objek PPnBM karena BKP yang dijual tergolong mewah.
Besarnya DPP ditetapkan sebesar harga jual/ penggantian/nilai lain yang
ditemukan dalam pemeriksaan, sehingg besarnya pajak yang terutang
dihitung sebesar tarif dikalikan DPP
PAJAK MASUKAN YANG TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN
Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan bagi
pengeluaran untuk:
4 Karakteristik PPnBM
a) 10%
Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10-15 orang termasuk pengemudi
dengan motor bakar cetus api atau diesel dengan semua kapasitas isi silinder
c) 30%
adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi berupa:
Kendaraan bermotor sedan/station wagon dengan motor bakar cetus api
atau diesel dengan semua kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc
d) 40%
adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi berupa:
Kendaraan bermotor selain sedan/station wagon dengan motor bakar cetus
api, dengan sistem 1 gardar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder
lebih dari 2500 cc – 3000 cc
Kendaraan bermotor dengan motor bakar cetus api berupa sedan/station
wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 2 gardar (4x4)
dengan kapasitas silinder 1500 cc – 3000 cc
Kendaraan bermotor dg motor bakar nyala diesel, berpa sedan/station
wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 2 gandar penggerak
(4x4), dengan kapasitas isi silinder 1500 cc – 2500 cc
e) 50%
adalah semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf
f) 60%:
Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder 250 cc – 500
cc
Kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di
gunung
g) 75%
Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi, dengan motor cetus api, berupa sedan/station wagon dan selain
sedan/station wagon dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) atau dengan
sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000
cc
Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk
pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel), berupa
sedan/station wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 1 gandar
penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan
kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc
Kendaraan bermotor roda 2 dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc
Trailer, semi trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah
PT. Gragas merupakan PKP yang menjual elektronik di Palembang. Selama Agustus
2016, PT Gragas melakukan berbagai transaksi sebagai berikut:
Jawab:
PPN dan PPnBM setiap transaksi contoh PPN di atas adalah sebagai berikut.
Transaksi pertama:
Transaksi kedua:
Transaksi ketiga:
Transaksi tambahan:
PPN keluaranya:
PPN masukannya:
Rp50.000.000
Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran - pajak masukan
Jadi, total PPn yang perlu PT. Gragas setorkan atas transaksi yang dilakukan selama
Agustus 2016 tersebut adalah sebesar Rp271.800.000.
Contoh perhitungan PPnBM
Contoh 1 :
Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang produksi film, pada suatu saat
beliau membeli sebuah mobil sport mewah dengan harga Rp900.000.000. Berdasarkan
DPP, mobil tersebut terkena tarif PPnBM sebesar 40%. Lalu, berapakah nilai uang yang
harus dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa masuk mobilnya ke Indonesia?
Jawab :
PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x 40%))
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)
PPN = 10% x Rp540.000.000 =Rp54.000.0000
Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak Ahmad adalah:
Contoh 2 :
PT Irsyadin Jaya merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam barang
elektronik mewah seperti AC dan lemari pendingin. Barang yang diproduksi di sini termasuk
dalam kategori barang mewah dengan tarif PPnBM sebesar 20%.
Pada bulan Desember tahun 2017, PT Irsyadin Jaya menjual lemari pendingin ke Toko Ahmad
dengan sebanyak 30 unit dengan harga jual per barang sekitar Rp6.000.000. Lalu, berapakah
nilai PPN dan PPnBm yang harus dipungut dan dibayarkan PT Irsyadin Jaya ke pemerintah?
Jawab :
PPN = Tarif PPN x (harga barang – PPNBM)
PPN = 10% x ((30 x Rp6.000.000) – (harga barang total x 40%))
PPN = 10 % x (Rp180.000.000 – (Rp180.000.000 x 40%))
PPN = 10% x 108.000.000 = Rp10.800.000
Artinya, total pajak yang harus dibayar PT Irsyadin Jaya adalah Rp10.800.000.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/ppn-dan-ppnbm
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/ppn.pdf
https://www.online-pajak.com/perhitungan-ppnbm
https://www.online-pajak.com/contoh-ppn