Anda di halaman 1dari 4

PERHITUNGAN PPH PASAL 23

DISUSUN OLEH:

MARTIN TAN (1701000052)

ANGELINKHA LARASITA ENDI (1701000055)

KHANSA AQILA ( 1701000053)

FARHAN RAMZY (1701000056)

D3 AKUNTANSI PERPAJAKAN

PERBANAS INSTITUTE

2018
Pajak Penghasilan Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam Negri (orang pribadi dan badan dan Bentuk
Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan
selai yang telah dipotong PPH pasal 21.

Pasal 23 dibayar atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek Pajak dalam
negri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap, atau perwakilan perusahaan luar
negri lainnya.

Perhitungan PPH Pasal 23

Jenis Penghasilan Pengenaan Pajak Perhitungan Penerima


PT, koperasi, BUMN/BUMD
Bukan objek Pajak — dengan syarat tertentu
PPH Pasal 23 15% x jumlah bruto Wajib Pajak Dalam negeri
DIVIDEN PPH Pasal 26 20% x jumlah bruto Wajib Pajak Luar negeri
(final)
PPH Pasal 17 ayat (2) C 10% x jumlah bruto Wajib Pajak Dalam negeri
(final) orang pribadi
Perusahaan Reksa Dana atas
Bukan objek Pajak — bunga obligasi
PPH Pasal 23 15% x jumlah bruto Wajib Pajak Dalam negeri
PPh Pasal 26 20% x jumlah bruto Wajib Pajak Luar negeri
BUNGA
(final)
Wajib Pajak Dalam negeri
20% x jumlah bruto atas bunga deposito tabungan
PPH Pasal 4 ayat (2)
15% x jumlah bruto bunga obligasi pasar modal
PPH Pasal 23 2% x jumlah bruto Wajib Pajak Dalam negeri
PPH Pasal 26 20% x jumlah bruto Wajib Pajak Luar negeri
SEWA Wajib Pajak Dalam negeri
10% x jumlah bruto
PPH Pasal 4 ayat (2) atas sewa tanah dan/atau
(final)
bangunan

Contoh Penghitungan

Contoh 1

Pada 1 Juli 2016, PT Perdana membayarkan dividen tunai sebagai berikut .

Nama Pemegang Saham Jumlah Penyertaan Jumlah Dividen


PT Ananda 10% Rp 10.000.000
Bank Mandiri (BUMN) 20% Rp 26.000.000
PT Setia Jaya 30% Rp 30.000.000
CV Putra 19% Rp 19.000.000
Tuan Hakim 15% Rp 15.000.000

Berikut perhitungan PPH yang dipotong oleh PT Perdana atas pembayaran


dividen

Nama Pemegang Saham PPH yang Dipotong Keterangan


PPh Pasal 23 Penerima adalah PT, tetapi jumlah
PT Ananda penyertaannya kurang dari 25% dari total
15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000 saham yang beredar
Penerima adalah BUMN dan jumlah
Bank Mandiri (BUMN) BUKAN OBJEK PAJAK penyertaannya lebih dari 25 % dari total
saham beredar
Penerima adalah BUMN dan jumlah
PT Setia Jaya BUKAN OBJEK PAJAK penyertaannya lebih dari 25 % dari total
saham beredar
PPh Pasal 23
CV Putra —
15% x Rp 19.000.000 = Rp 2.850.000
PPh Pasal 17 ayat (2c)
Tun Hakim PPh Final
10% x Rp 15.000.000 = Rp 1.500.000

Contoh 2

PT Jaya Abadi menerima bunga atas pemberian pinjaman kepada PT Perdana senilai Rp
5.500.000.

PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT Perdana adalah :

 15% x Rp 5.500.000 = Rp 825.000.

Contoh 3

Pada bulan Juli 2016, Tuan Akbar menerima bunga atas simpanan deposito di Bank
Danamon senilai Rp 60.000.000.

 Penghasilan tersebut tidak dikenakan PPh Pasal 23, tetapi dikenakan PPh Pasal 4
ayat (2) final sebesar 20% x Rp 60.000.000 – Rp 12.000.000.

Contoh 4

Dalam rangka Dies Natalis ke-20, PT Swaragama menyelenggarakan kegiatan dengan


memberikan hadiah/penghargaan kepada para pesertanya sebesar Rp 100.000.000. Stay
Cool Group Band merupakan salah satu penerima hadiah tersebut dengan nilai Rp
10.000.000 sebelum dipotong pajak. Stay Cool Group Band belum memiliki NPWP .

 PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT Swaragama atas hadiah yang diterima oleh
Stay Cool Group Band adalah :

200% x 15% x Rp 10.000.000 = Rp 3.000.000

Anda mungkin juga menyukai