Anda di halaman 1dari 11

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 landasan teori

2.1.1 Pengertian Audit

Secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah suatu proses

sistematis yang dilakukan oleh individu-individu yang berkualitas dan independen dengan

mengumpulkan dan menilai bukti-bukti serta berusaha untuk menyatakan pendapat atas

kebenaran laporan keuangan. (Rachmah, 2016) (Rachmah, 2016) menyatakan Audit itu

adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut:

 Proses mengumpulkan dan mengevaluasi informasi terukur. Informasi yang akan

dievaluasi harus merupakan informasi yang terukur. Informasi yang berkualitas

dikelompokkan ke dalam kelompok yang terukur sehingga denga kriteria yang

jelas mudah untuk menilai apakah sangat baik, baik, cukup, tidak baik dan tidak

baik dengan kriteria yang jelas.

 perusahaan keuangan Menekankan bahwa entitas yang diaudit adalah entitas,

baik itu perusahaan, departemen atau yang lainnya. Dilakukan oleh sejumlah

orang yang memenuhi syarat dan independen yang juga dapat disebut sebagai

auditor.

 Tentukan kesesuaian data dengan kriteria tugas yang ditemukan. Spesifikasi

harus didasarkan pada ukuran yang jelas. Artinya, dengan kriteria apa bisa

dikatakan berbeda.

 Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang keselarasan antara

informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksamaan informasi yang diuji

dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas ketidaksamaan tersebut.


2.1.2 Jenis – jenis Audit

Menurut Sukrisno Agoes : 2004 ada tiga jenis Auditing yang umum dilaksanakan.

Ketiga jenis tersebut adalah :

 Operasional Audit ( Pemeriksaan Operasional/Manajemen) Operasional

atau management audit adalah Pemeriksaan semua atau sebagian dari

prosedur dan metode operasional organisasi untuk mengevaluasi efisiensi,

efektivitas, dan ekonomi dikenal sebagai audit operasional atau

manajemen. Jenis audit ini lebih seperti jasa konsultasi manajemen karena

rekomendasi yang dibuat sebagai hasil audit operasional adalah untuk

diimplementasikan oleh manajemen.

 Compliance Audit ( Audit Ketaatan ) Compliance Audit adalah

pemeriksaan untuk menentukan apakah staf organisasi telah mengikuti

aturan dan prosedur yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang. Audit

kepatuhan biasanya ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah

menetapkan kebijakan dan prosedur perusahaan untuk memastikan bahwa

temuan audit hanya tersedia untuk manajemen internal.

 Financial audit ( Audit atas Laporan Keuangan ) Audit merupakan

penilaian atas keakuratan laporan keuangan dan manajemen

menyajikannya secara keseluruhan dibandingkan dengan SAK yang

berlaku umum.Dalam pengertian ini, laporan keuangan pada umumnya

adalah data yang dipertukarkan dan diotentikasi kemudian berdasarkan

kriteria tertentu dapat disajikan. . Secara umum, kriteria tersebut adalah

SAA yang berlaku umum, sebagai prinsip akuntansi umum. Hasil audit
atas laporan keuangan adalah opini auditor yaitu opini wajar tanpa

pengecualian, opini wajar tanpa pengecualian, disclaimer dan opini

negatif.

Menurut Sukrisno Agoes (2012), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-jenis audit

dapat dibedakan atas :

 Audit Umum, pemeriksaan umum atas rekening tahunan

Wirtschaftsprüfungsgesellschaft (KAP), yang tujuannya adalah untuk

menyatakan pendapat atas kebenaran rekening tahunan secara

keseluruhan.

 Audit khusus adalah suatu bentuk audit yang terbatas pada amanat

perusahaan yang diaudit dan dilakukan oleh KAP yang memberikan

pendapat/pendapat atas laporan keuangan yang diaudit, misalnya

dengan mengaudit kas dan setara kas perusahaan.

Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit dibagi 4 jenis yaitu:

 Auditor Independent Auditor eksternal/independent bekerja untuk

kantor akuntan publik yang statusnya diluar ikatan perusahaan yang

mereka audit. Umumnya auditor eksternal menghasilkan laporan atas

audit keuangan.

 Auditor Intern Auditor magang dipekerjakan oleh bisnis yang mereka

audit. Sebagian besar waktu, laporan audit manajemen sangat

membantu manajemen perusahaan. Akibatnya, audit manajemen, yang

merupakan salah satu jenis audit kepatuhan, biasanya menjadi

tanggung jawab auditor internal. Menurut Hiro Tugiman (2006:11),

kepemimpinan suatu organisasi juga harus secara jelas mendefinisikan


wewenang dan tanggung jawab auditor internal. Auditor magang

harus dapat mengaudit catatan entitas bisnis, properti, operasi dan

aktivitas yang sedang berlangsung, dan karyawan dengan wewenang

ini.

 Auditor Pajak Tugas pemeriksa pajak adalah memeriksa apakah wajib

pajak yang diperiksa telah mematuhi peraturan perpajakan yang

berlaku

 Auditor Pemerintah Tugas auditor negara adalah menilai kebenaran

laporan keuangan tahunan yang disiapkan oleh lembaga negara.

Pemeriksaan negara dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

2.1.3 Artifical intelligence

Subbidang ilmu komputer yang dikenal sebagai "kecerdasan buatan" berkaitan

dengan pembuatan mesin (komputer) yang mampu melakukan tugas yang sebanding dengan

yang dilakukan oleh manusia dan melakukannya juga. Sistem berbasis kecerdasan buatan

dikenal sebagai sistem cerdas. Teori sistem pakar merupakan salah satu yang dipelajari dalam

kecerdasan buatan (Kusumadewi, 2003).

Kecerdasan buatan dapat diartikan sebagai kecerdasan buatan, yang mengacu pada proses

pembuatan atau pembuatan mesin, seperti komputer, cerdas atau cerdas berdasarkan perilaku

manusia. Kecerdasan buatan pada dasarnya bertujuan untuk membuat komputer menjalankan

instruksi yang dapat dilakukan oleh manusia. Salah satu bagian dari kecerdasan buatan adalah

sistem pakar (Turban, 1995,p422). (Setyawan, 2014)

Kecerdasan buatan (AI) adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk

membuat mesin cerdas, khususnya pembuatan program atau aplikasi komputer cerdas. AI
adalah langkah menuju pembuatan komputer, robot atau aplikasi atau program yang

berperilaku cerdas seperti manusia (McCarthy, 2007).

2.1.4 Tujuan dibuatnya AI

Menciptakan suatu sistem pakar, yakni suatu sistem yang dapat melakukan perilaku cerdas,

belajar, mendemonstrasikan, menjelaskan, dan menyarankan user.

b. Untuk mengimplementasikan kecerdasan daripada manusia ke dalam mesin, menciptakan

suatu sistem yang dapat mengerti, berpikir, belajar, dan berperilaku seperti manusia.

2 bagian utama yg dibutuhkan untuk aplikasi kecerdasan buatan:

1) basis pengetahuan (knowledge base): berisi fakta-fakta, teori, pemikiran & hubungan

antara satu dengan lainnya

2) motor inferensi (inference engine) : kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan

pengetahuan

2.1.5 Audit Forensik’

Seorang auditor forensik dapat berhasil jika memiliki kemampuan untuk

mengumpulkan fakta secara adil dan merata dari berbagai saksi dan mematuhi peraturan

perundang-undangan, serta melaporkan fakta secara akurat dan lengkap (Tuanakotta,

2017). Dalam mengumpulkan bukti, seorang auditor harus memiliki sikap yang matang

dan didukung oleh pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan. Auditor dengan

kompetensi, pelatihan teknis, pengetahuan, dan pengalaman yang sesuai dapat

memberikan penjelasan yang dapat diterima untuk kesalahan dalam akun keuangan yang
diaudit, yang menunjukkan bahwa makin banyak pengalaman dan pelatihan mereka,

makin tinggi kualitas auditnya (Shintya et al., 2016).

2.1.5.1 Akuntabilitas.

Mardiasmo (2009: 20) mengemukakan bahwa Akuntabilitas adalah kewajiban pihak

pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,

melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi

tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan

kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Fungsi akuntabilitas menurut

Bahtiar Arif, dkk (2002: 5) lebih luas daripada sekedar ketaatan kepada peraturan

perundangan yang berlaku, tetapi tetap memperhatikan penggunaan sumber daya secara

bijaksana, efisien, efektif, dan ekonomis. Tujuan utama dari akuntabilitas ditekankan

karena setiap pengelola atau manajemen dapat menyampaikan akuntabilitas keuangan

dengan menyampaikan seuatu laporan keuangan. Indikator yang digunakan untuk

mengukur akuntabilitas, yaitu:

Integritas.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan

objektivitas harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor

salah saji material yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak

lain (Sukrisno Agoes 2012: 45). Bebas dari konflik kepentingan. Standar mengharuskan

auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan

pekerjaannya untuk kepentingan umum. Ia tidak dibenarkan memihak kepada

kepentingan siapapun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki

ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk

mempertahankan kebebasan pendapatnya (Sukrisno Agoes 2012:33). Tidak mengandung


salah saji material dan fraud. Pengguna kemahiran profesional dengan cermat dan

seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan

keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau

kecurangan (Sukrisno Agoes 2012:36).

Kompetensi.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2013:2) Kompetensi artinya auditor harus

mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam

menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan

yang akandiambilnya.

Menurut Arens (2008:43), pernyataan standar umum pertama menyatakan bahwa audit

harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian teknis yang memadai

sebagai auditor. Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi

pada setiap profesi, karena adanya kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas

hasil kerja yang diberikan profesi. Bagi auditor sangatlah penting untuk meyakinkan klien

dan pemakai laporan keuangan akan kualitas hasil kerja auditor. Indikator yang digunakan

untuk mengukur kompetensi, yaitu: Memiliki pengetahuan dibidangnya Auditor

menggunakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh profesi

akuntan publik untuk melaksanakan dengan cermat dan seksama dengan maksud baik dan

integritas, pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif (Sukrisno Agoes

2012:36). Memiliki pengetahuan bisnis client. Agar dapat membuat perencanaan audit

dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis klien dengan sebaik- baiknya

(understanding client business), termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur

organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran distribusi, dan lain-lain.

Pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha biasanya diperoleh auditor melalui


pengalaman dengan satuan usaha atau industrinya serta dari pengajuan pertanyaan kepada

pegawai perusahaan (Agoes, 2012: 143). Disajikan tepat waktu. Agar informasi dalam

laporan pemeriksaan bermanfaat secara maksimal, maka laporan harus tepat waktu. Oleh

karena itu, auditor harus merencanakan penerbitan laporan secara semestinya, dan

melakukan pemeriksaan dengan dasar pemikiran tersebut. Bukti yang kompeten. Bukti

audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan

keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan yg diaudit (Sukrisno Agoes 2012:31).

Kualitas Audit.

Kualitas Audit adalah Probabilitas bahwa laporan keuangan tidak memuat penghalangan

ataupun kesalahan penyajian yang material (Belkaoui, 2011:85). Kualitas audit sebagai

kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan

dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor

(kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi

auditor (De Angelo dalam Kusharyanti, 2003:25). Indikator yang digunakan untuk

mengukur kualitas audit, yaitu: Ketepatan Opini. Akuntan publik dalam memberikan jasa

profesionalnya harus sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. Jika tidak

akuntan public bisa salah dalam memberikan opini karena memberikan opini Wajar Tanpa

Pengecualian padahal laporan keuangan mengandung salah saji material (audit failure).

Ini dapat menyebabkan penurunan terhadap kualitas audit (Agoes, 2012:52).

2.1.6 Kualitas Audit

Kualitas audit adalah kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji material dan

melaporkan kesalahan sesuai dengan auditing standard dan kode etik akuntan publik yang
relevan. Audit quality menurut De Angelo dalam Agustini & Siregar (2020), adalah

kemungkinan auditor akan mendeteksi dan mengidentifikasi penyimpangan sistem

akuntansi dalam organisasi klien. Kualitas audit penting karena mempengaruhi financial

statements yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan keakuratan dalam

pemeriksaan laporan keuangan, dan dianggap bahwa kualitas audit yang kuat

menghasilkan laporan keuangan berkualitas tinggi sebagai dasar pengambilan kebijakan

dan keputusan (Dewi & Merkusiwati, 2017). Hasil audit yang berkualitas adalah jaminan

bahwa financial statements yang diaudit oleh auditor bebas dari kesalahan dan

kecurangan. Salah satu tekanan yang dapat memengaruhi kualitas audit yaitu keterbatasan

waktu yang dimiliki seorang auditor dalam mengaudit, keterbatasan waktu menjadi

tantangan tersendiri untuk mengahsilkan laporan audit yang berkualitas (Primadi, 2018)

2.1.7 Penelitian Terdahulu

Judul Tahun Penulis

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN 2015 Eka Purwanda dan

KOMPETENSI TERHADAP Emmatrya Azmi

KUALITAS AUDIT Harahap

Studi Literatur: Artificial Intelligence 2023 Veren Putri Shamaya1 ,

Dalam Audit Sabrina Nova Ashara2 ,

Achmad Sofyan3 ,

Salsabila Aprilia4 ,

Arswarani Leonica5

Pengaruh penggunaan big data 2023 AP Budiman


analytics, Artificial Intelligence, dan
independensi auditor terhadap kualitas
audit

Pengaruh independensi, 2022 WW Leonli


profesionalisme, dan
skeptisisme
profesional terhadap
kualitas audit dengan
moderasi
artificial intelligence

Pengaruh 2023 A Angelliani, B Sari


Kemampuan Auditor
Forensik,
Pengalaman Auditor,
dan Tekanan
Waktu Audit
Terhadap Kualitas
Audit

2.2 Urgensi Penelitian

Penelitian tentang pengaruh teknologi Artificial Intelligence (AI) dan kualitas audit

forensik terhadap kualitas audit suatu perusahaan sangatlah relevan dan memiliki urgensi

yang tinggi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa penelitian ini penting:

Perkembangan Teknologi AI: Perkembangan teknologi AI secara pesat telah memberikan

dampak signifikan pada berbagai industri, termasuk bidang audit. Penelitian ini dapat

memberikan wawasan tentang sejauh mana penggunaan teknologi AI dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas audit dalam mendeteksi potensi kecurangan atau masalah lainnya.

Tantangan Keamanan Informasi: Dengan semakin kompleksnya lingkungan bisnis dan

meningkatnya ancaman keamanan informasi, kualitas audit forensik menjadi krusial.

Penelitian ini dapat membantu memahami sejauh mana teknologi AI dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan audit forensik dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan.

Peningkatan Kualitas Audit: Kualitas audit merupakan faktor kunci dalam memastikan

integritas laporan keuangan suatu perusahaan. Dengan memahami bagaimana teknologi AI


dan kualitas audit forensik berkontribusi terhadap kualitas audit secara keseluruhan,

penelitian ini dapat memberikan pandangan yang berharga bagi praktisi audit dan regulator.

Efisiensi Operasional: Implementasi teknologi AI dalam proses audit dapat meningkatkan

efisiensi operasional dan memungkinkan auditor untuk fokus pada aspek-aspek yang lebih

kompleks dan memerlukan keahlian manusia. Penelitian ini dapat memberikan pandangan

tentang bagaimana peningkatan efisiensi ini dapat berdampak pada kualitas audit secara

keseluruhan.

Kepatuhan Regulasi: Sejalan dengan perkembangan teknologi dan kompleksitas bisnis,

regulasi audit juga semakin berkembang. Penelitian ini dapat membantu memahami sejauh

mana implementasi teknologi AI dan peningkatan kualitas audit forensik dapat membantu

perusahaan mematuhi regulasi audit yang semakin ketat.

Manfaat bagi Stakeholder: Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, termasuk manajemen perusahaan, investor, regulator, dan auditor. Meningkatnya

kualitas audit dapat memberikan keyakinan kepada stakeholder bahwa laporan keuangan

mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dengan akurat.

Dengan menggabungkan aspek-aspek tersebut dalam penelitian, Anda dapat memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang bagaimana teknologi AI dan

kualitas audit forensik dapat berdampak pada kualitas audit suatu perusahaan.

2.3 Kerangka Berpikir

Artificial Intelligence Audit forensik

Anda mungkin juga menyukai