Sekitar awal abad kelima belas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Akan
tetapi, perkembangan pesat pengauditan justru tejadi baru pada abad ini.
Inggris menjadi cikal bakal pengauditan di Amerika Utara. Para akuntan di Amerika
Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit yang berlaku di Inggris. Pada waktu itu
perusahaan publik di Inggris tunduk pada UU yang disebut Companies Act, dimana semua
perusahaan harus di audit. Di Amerika Serikat, keharusan audit kemudian datang dari badan
yang mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta
dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat audior atas laporan kuangan.
Pada abad kesembilan belas audit menjadi beraneka ragam karena tidak adanya
peraturan yang mengharuskan audit atas laporan yang diberikan kepada para pemegang
saham. Laporan hasil audit biasanya dialamatkan pada pihak interen perusahaan, bukan
kepada pemegang saham. Para manajer hanya ingin mendapat jaminan dari auditor bahwa
kecurangan dan kekliruan dalam pencaratan tidak terjadi.
Pada abad kedua puluh, jumlah pemegang saham semakin bertambah dan mulai
menerima laporan auditor. Terjadi kesalahpahaman pada para pemegang saham baru,
pimpinan perusahaan, dan bankir yang beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan
keakuratan laporan keuangan.
Pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Bulletin yang
memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant
(selanjutnya menjadi AICPA pada 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi
yang seragam.
1. Jasa Atestasi, adalah jenis jasa asurans yang dilakukan kantor akuntan publik dengan
menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan
pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Terdapat tiga jenis jasa atestasi, yaitu
audit atas lapoiran keuangan historis, review atas laporan keuangan historis, dan jasa
atestasi lainnya.
a) Audit atas Laporan Keuangan Historis
Auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
b) Review atas Laporan Keuangan Historis
Merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan. Contoh: akuntan publik
kadang diminta oleh bank untuk memberikan asurans tertulis bahwa debitur telah
melaksanakan ketentuan tertentu sebagaimana tercantum dalam akad kredit.
Jasa ini mirip atestasi, namun akuntan publik tidak diminta untuk menerbitkan laporan
tertulis dan asurans tidak mengenai keandalan pernyataan tertulis yang dibuat pihak lain
dalam kaitannya dengan suatu kriteria tertentu.
Contoh jenis jasa bukan asurans ang sering diberikan kantor-kantor akuntan publik
adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.
Antara jasa konsultasi manajemen dan jasa asurans sering tumpang tindih. Tujuan utama
penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi pada manajemen,
sedangkan tujuan utama penugasan jasa asurans adalah untuk memperbaiki kualitas
informasi. Biasanya penugasan konsultasi akan tumpang tindih dengan jasa asurans apabila
perbaikan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan menjadi tujuan utama.
2. Jenis-Jenis Audit
Audit dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: audit laporan keuangan, audit
kepatuhan, dan audit operasional.
a) Audit Laporan Keuangan
Audit ini dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kriteria yang digunakan
pada umumnya adalah kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, meskipun lazim juga
melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar tunai (cash basis)
atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang diaudit.
b) Audit Kepatuhan
Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah pihak yang di audit telah mengikuti
prosedur atau aturan tertentu yang ditetakan oleh pihak yang berwenang. Hasil audit
kepatuhan dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu yang lebih tinggu yang ada dalam
organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak di luar perusahaan/
c) Audit Operasional
Audit ini merupakan pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda
yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Hasil akhir dari audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk
perbaikan operasi. Dalam audit operasional, pengkajian tidak hanya terbatas pada akuntansi,
tapi bisa meliputi juga struktur organisasi, operasi komputer, metoda produksi, pemasaran,
dan bidang lainnya asalkan auditor menguasai bidang yang diaudit.
Jenis-Jenis Auditor
Auditor dapat dibedahkan menjadi tiga jenis, yaitu: auditor pemerintah, auditor
internal, dan auditor independen (akuntan publik). Berikut masing-masing penjelasannya.
Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan
Negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dari pasal 23 ayat 5 undang-
undang dasar 1945 yang berbunyi sebagai berikut :
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara diadakan suatu
Badan Pemeriksa Keuangan yang pengaturannya ditetapkan dengan undang-
undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
Badan pemeriksa keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah
sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen, namun demikian badan ini
bukanlah badan yang berdiri di atas pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat control atas pelaksanakan
keuangan Negara.
Selain BPK, di Indonesia kita juga mengenal adanya Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan internal auditor pemerintah yang independen
terhadap jajaran organisasi pemerintahan. Upaya yang diperankan internal auditor pemerintah
merupakan dorongan bagi diterapkannya good governance pada setiap jenjang pemerintahan
serta pengelola kekayaan Negara yang dipisahkan. Sesuai dengan latar belakang dan
kompetensi mereka di bidang akuntansi dan auditing, para auditor BPKP memberikan
layanan audit, antara lain:
Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas(perusahan) dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Tugas audit yang dilakukannya
terutama ditujukan untuk membantu manajemen entitas tempat dimana ia bekerja.
Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan adalah
melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan entitas (perusahaan
dan organisasi lainnya). Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka (perusahaan
yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal), perusahaan-perusahaan
besar, dan juga pada perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak
bertujuan mencari laba.
Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang
Akuntan Publik. Menurut undang-undang tersebut, akuntan publik dalam memberikan
jasanya wajib mempunyai kantor akuntan publik (KAP) paling lambat 6 bulan sejak izin
akuntan public diberikan. Akuntan publik yang tidak mempunyai KAP dalam waktu lebih
dari 6 bulan akan dicabut izin akuntan publiknya. Kantor Akuntan Publik pada umumnya
melakukan audit dan memberi jasa professional lain yang berkaitan untuk perusahaan-
perusahaan dan organisasi yang tak bertujuan mencari laba.
Pada awalnya, di Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang didirikan pada tanggal 23 Desember 1957. Organisasi
ini beranggotakan mereka yang bergelar akuntan dan memiliki nomor register akuntan sesuai
dengan Undang-undang no.34 tahun 1954.
Sebagian besar akuntan di Indonesia bekerja sebagai akuntan interen perusahaan dan
hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai akuntan publik. Untuk menampung kegiatan para
anggota yang berbeda tersebut, pada tahun 1994 IAI membentuk empat kompartemen sesuai
dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu: Komportemen Akuntan Publik,
kompartemen akuntan manajemen, kompartemen akuntan pendidik dan kompartemen
akuntan sektor publik.
Kompartemen akuntan publik bertugas menyusun standar audit yang harus digunakan
oleh para anggotanya dalam melaksanakan jasa atestasi maupun jasa nonatestasi. Untuk
melaksanakan tugas tersebut kompartemen ini membentuk Dewan Standar Audit. Selain itu
kompartemen akuntan publik juga membentuk Dewan Standar Audit. Selain itu
kompartemen akuntan publik juga membentuk Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik
(BPPAP) yaitu suatu badan peradilan yang bertugas mengadili kasus-kasus pengaduan yang
melibatkan para anggotanya. Setelah hamper 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan
Indonesia, pada tanggal 24 mei 2007 berdirilah Institut Akuntansi Publik Indonesia (IAPI).
IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian
sertifikasi akuntan publik, menyusun dan menerbitkan standar professional dan etika akuntan
publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan
publik di Indonesia.
Memasuki tahun 80-an, sebagai realisasi dari pasal 2 ayat b U.U No.34 tahun 1954,
diselenggarakan Ujian Negara Akuntansi. Sejak terbentuknya Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), para akuntan publik secara otomatis menjadi anggota IAPI, walaupun
mereka juga bisa tetap menjadi anggota IAI.
Untuk memastikan kegiatan IFAC dan badan pengaturan independen standar yang
didukung oleh IFAC responsif terhadap kepentingan publik, sebuah Public Interest Oversight
Board (PIOB) didirikan pada Februari 2005.
Misi IFAC: ialah melayani kepentingan umum dengan memberi sumbangan untuk
pengembangan, pengadopsian, dan penerapan standar serta pedoman internasional berkualitas
tinggi; memberi sumbagan bagi pemgembangan organisasi profesi akuntansi dan kantor
akuntan yang kuat; dan bagi praktik berkualitas tinggi akuntan professional; mendorong
nilai-nilai profesi akuntan seluruh dunia; menyuarakan persoalan-persoalan kepentingan
umum di mana kepakaran profesi akuntan sangat relevan.
Pada tanggal 1 Agustus 1994 lahirlah Standart Profesional Akuntan Publik (SAP)
yang pertama, SPAP tersebut terdiri dari :
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Masing – masing standart tersebut dirinci dalam bentuk pernyataan standar yang
disebut Pernyataan Standar Auditing (PSA), Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), dan
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). Pernyataan standar yang diterbitkan
terdiri dari PSA No.1 sampai No.60, PSAT No.1 sampai No.5, dan PSAR No.1. Standar
auditing tersebut, sebagian besar mengadopsi standar auditing yang berlaku di Amerika
Serikat sebagaimana ditetapkan oleh The Auditing Standard Board (ASB), sebuah badan
penyusun standar yang berada di bawah The AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants).
Sejalan dan datangnya era globalisasi, dan sejalan pula dengan komitmen sebagai
anggota IFAC, setelah melalui proses yang panjang IAPI berketetapan untuk
mengimplementasikan International Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh
International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) sebagai standar audit yang
baru . Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2013 Indonesia secara resmi mengadopsi ISA
dengan judul “Standar Profesional Akuntan Publik”.
HIMPUNAN PERNYATAAN (PRONOUNCEMENTS) INTERNATIONAL
AUDITING AND ASSURANCE STANDARDS BOARD (IAASB)
1. International Standards On Auditing (ISAs) yang diterapkan dalam audit atas informasi
keuangan historis.
5. International Standards On Qualitu Control (ISQCs) yang diterapkan untuk semua jasa
dalam lingkup Standard penugasan IAASB
ISQC berhubungan dengan bertanggung jawab KAP untuk sistem pengendalian mutu
untuk audit dan review atas laporan keuangan, dan penugasan asuransi serta jasa lain
yang bersangkutan. ISQC harus dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etik
relevan.
Pernyataan IAASB lain menetapkan standar dan pedoman lain mengenai
tanggungjawab personel KAP tentang prosedur pengendalian mutu untuk tipe
penugasan spesifik. Contoh ISA 220 menyangkut prosedur pengendalian mutu untuk
audit atas laporan keuangan
Sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang untuk mencapai
tujuan serta prosedur yang diperlukan untuk mengimplementasikan dan memantau
kesesuaian dengan kebijakan tersebut.
OTORITAS ISQC
ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan profesional dalam kaitannya dengan audit
dan review laporan keuangan, dan penugasan asuransi dan jasa lain yang
berhubungan. Sifat dan luas kebijakan oleh seorang KAP agar sesuai dengan ISQC
akan tergantung pada berbagai faktor, seperti besarnya dan karakteristik operasi KAP,
dan apakah KAP tersebut merupakan bagian dari jaringan kantor akuntan.
TUJUAN
Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu adalah
memberikan asuransi yang layak bahwa :
a) KAP dan personalianya mematui sitem standar profesional serta ketentuan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku
b) Laporan yang duterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai dengan
situasi yang dihadapi
KETENTUAN
ISQC memuat 47 ketentuan (ISQC 1.13 – ISQC 1.59) yang terbagi dalam beberapa kategori :
Penerapan dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan
Elemen sitem pengendalian mutu
Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
Ketentuan etika yang relevan
Penerimaan klien dan keberlanjutan hubungan dengan klien serta penugasan khusus
Sumberdaya manusia
Pelaksanaan penugasan
Dokumentasi sistem pengendalian mutu
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mendapatkan
keyakinan memadai bahwa KAP, para personelnya, dan bila perlu subyek lain berkenaan
dengan ketentuan independen, menjaga independensi apabila diwajibkan oleh ketentuan
etika yang relevan (ISQC 1.21)
Contoh Prosedur
Setiap partner dan karyawan harus menjawab “daftar pertanyaan tentang
independensi” setiap tahun, yang bersangkutan dengan kepemilikan saham dan
keanggotaan dalam dewan komisaris
3. Penerimaan klien dan keberlanjutan hubungan dengan klien serta penugasan khusus
Ringkasan Ketentuan
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur Penerimaan klien dan
keberlanjutan hubungan dengan klien serta penugasan tertentu yang dirancang agar
KAP mendapatkan keyakinan memadai bahwa klien akan diterima atau hubungan
atau penugasn akan dilanjutkan apabila :
a) Kompeten untuk melakukan penugasan dan memiliki kapabilitas, termasuk
tersedianya waktu dan sumberdaya untuk melaksanakan penugasan tersebut.
b) Dapat mematuhi ketentuan etika yang relevan
c) Telah mempertimbangkan integritas klien , dan tidak memiliki informasi yang dapat
mengarah pada kesimpulan bahwa integritas klien rendah.
(ISQC 1.26)
Contoh Prosedur
Untuk klien baru, harus dibuat formulir evaluasi tentang klien, yang berisi hal-
hal seperti misalnya komentar auditor pendahulu dan evalusi tentang manjemen
sebelum klien tersebut diterima
4. Sumberdaya manusia
Ringkasan Ketentuan
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
mendapatkan keyakinan memadai bahwa KAP memiliki personel yang cukup
dengan berkompetensi, kapabilitas, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip etika
yang diperlukan untuk :
a) Melaksanakan penugasan sesuai dengan standar profesional dan ketentuan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, dan
b) Menjadikan KAP dan partner yang ditunjuk dalam penugasan untuk menerbitkan
laporan yang sesuai dengan situasi yang dihadapi
(ISQC 1.29)
Contoh Prosedur
Setiap profesional harus dievaluasi untuk setiap penugasan dengan
menggunakan laporan evaluasi penugasan individual yang disiapkan oleh KAP.
5. Pelaksanaan penugasan
Ringkasan Ketentuan
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
mendapatkan keyakinan memadai bahwa penugasan dilaksanakan sesuai dengan
standar profesional dan ketentuan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku,
dan bahwa KAP atau partner yang bertugas menerbitkan laporan yang sesuai dengan
situasi yang dihadapi. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mencakup :
a) Hal-hal yang relevan untuk mendorong konsistensi dan pelaksanaan penugasan
berkualitas
b) Tangggungjawab supervisi, dan
c) Tanggungjawab review
(ISQC 1.32)
Contoh Prosedur
Direktur akuntansi dan auditing KAP siap untuk memberikan konsultasi dan
memberi persetujuan atas semua penugasan sebelum dinyatakan selesai.
6. Pemantauan
Ringkasan Ketentuan
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang diperlukanuntuk
dokumentasi yang tepat sebagai bukti beroperasinya setiap elemen sistem
pengendalian mutu. (ISQC 1.57)
Contoh Prosedur
Partner pengendalian mutu harus menguji prosedur pengendalian mutu
sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memastikan bahwa KAP melaksanakan
pengendalian mutu