Anda di halaman 1dari 34

PENGAUDITAN

DAN
JASA ASURANS
Penguditan ini dilakukan sejak abad ke-15. Tahun kelahiran pengauditan laporan
keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa
sekitar awal abad ke-15 jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Namun,
perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.

PENGAUDITAN INDEPENDEN SEBELUM TAHUN 1900


Akuntansi sebagai professi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh
kedua abad ke-19. Perusahaan-perusahaan public di Inggris saat itu tunduk pada undang-
undang yang disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut, semua
perusahaan public harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak
wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal
yang disebut Securities and Exchange Commision (SEC), serta dari pengakuan umum
mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
PERKEMBANGAN DI ABAD KE-20

Memasuki abad ke-20, revolusi industry telah berusia 50 tahun dan selama masa itu
jumlah perusahaan industry telah berkembang dengan pesat.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah Perang Dunia I.
sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus
berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal
Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh America
Institute of Accountant (yang selanjutnya diubah menjadi American Institute of
Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957), yang berisi himbauan
tentang perlunya akuntansi yang seragam, namun tulisannya tersebut lebih banyak
merugikan tentang bagaimana mengaudit neraca.
Pada awalnya, para akuntan public menyusun laporan tanpa mengikuti
pedoman resmi. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih auditor tidak banyak,
dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor
tinggal memilih jenis laporan yang telah dirancang untuk menyatakan pendapat
tersebut.ti
PERKEMBANGAN PENGAUDITAN DI INDONESIA

Profesi di Indonesia masih tergolong muda. Perusahaan milik Belanda yang beroperasi
di Indonesia pada waktu itu mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya.
Akuntansi baru dikenal di Indonesia setelah 50-an yaitu ketika mulai banyak perusahaan
didirikan dan akuntansi system Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di
perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Penetapan prinsip akuntansi dan norma terjadi pada
tahun 1973, yaitu ketika Ikatan akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir sepenuhnya
mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat.
Tahun 1994, IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar audit yang disebut
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pada
tahun 2007 Kompartemen Akuntan Publik memisahkan diri dari IAI dan membentuk Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi mandiri. SPAP hasil karya IAI dilanjutkan
oleh IAPI dengan sedikit modifikasi dan pemutahiran yang terakhir dilakukan pada bulan
Maret 2011.

Standar akuntansi keuangan di berbagai negara setahap demi setahap diselaraskan dengan
International Financial Reporting Standards (IFRS) yang diterbitkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB). Indonesia merencanakan memberlakukan IFRS bagi
perusahaan publik mulai tahun 2012.
B. Jasa Asurans dan Pengauditan

Jasa Asurans (assurance service) adalah jasa profesional independen untuk


memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan.

JASA ATESTASI

Jasa atestasi adalah jenis jasa asurans yang dilakukan kantor akuntan public dengan
menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan
pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Jasa atestasi terbagi menjadi tiga, yaitu:
audit atas laporan keuangan historis review atas laporan keuangan historis, dan jasa
atestasi lainnya.
 Audit atas Laporan Keuangan Historis

Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan auditor.
Audit merupakan bentuk pemberian jasa ausrans yang paling banyak dilakukan oleh kantor-kantor
akuntan public dibandingkan dengan jasa asurans lainnya. Laporan auditor dapat dijumpai pada
setiap laporan keuangan tahunan perusahaan. Kebanyakan laporan keuangan perusahaan auditan
dapat diakses melalui internet dari Securities and Exchange Commission’s (SEC’s) EDGAR database.

 Review atas Laporan Keuangan Historis


Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi yang diberikan kantor-
kantor akuntan public. Audit sebagaimana diterangkan di atas menghasilkan asurans yang tinggi,
sedangkan review hanya menghasilkan yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk
mendapatkan asurans demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit. Review dipandang sudah cukup
memadai dan dapat dilakukan oleh akuntan public.ti
 Jasa Atestasi Lainnya
Kebanyakan jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan,
karena pemakai laporan membutuhkan asurans independen. Informasi tentang
pengendalian interen berkaitan erat dengan laporan keuangan, tetapi pengendalian interen
yang efektif akan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan
keuangan yang akan dating. Kantor akuntan public juga dapat melakukan atestasi atas
laporan keuangan prospektif kliennya yang sering diperlukan sebagai syarat untuk
memperoleh pinjaman.
JASA ASURANS LAINNYA

Kebanyakan jasa asurans yang diberikan kantor-kantor akuntan public tidak merupakan jasa
atestasi. Jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan public harus independen dan harus
memberikan jaminan atas informasi yang akan dipakai para pengambil keputusan. Perbedaannya
ialah bahea akuntan public tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan asurans tidak
mengenai keandalan pernyataan tertulis yang dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu
kriteria tertentu.

JASA BUKAN ASURANS

Jasa bukan asurans terbagi menjadi tiga jenis diantaranya yaitu jasa akuntansi dan pembukuan, jasa
perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen. Tujuan utama penugasan konsultasi manajemen adalah
memberikan rekomendasi kepada manajemen, sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasa
asurans adalah untuk memperbaiki kualitas informasi.
C. Definisi dan Jenis-jenis Pengauditan

DEFINISI PENGAUDITAN
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif
untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Proses Sistematis mengandung arti bahwa pengauditan didasarkan pada (paling tidak sebagian
diantaranya) disiplin dan filosifi metoda ilmiah. Kebanyakan auditor tidak sepenuhnya melaksanakan
metoda ilmiah, karena metoda penyelidikan secara ilmiah sangatlah terstruktur yang seringkali tidak
diperlukan dalam audit.
Memperoleh dan Mengevaluasi Bukti Secara Objektif. Kegiatan dengan cara ini merupakan hal
yang paling utama dalam pengauditan. Jenis bukti yang diperoleh dan kriteria yang digunakan untuk
mengevaluasi bukti bias berbeda-beda antara audit yang satu dengan audit yang lainnya, tetapi semua
audit berpusat pada proses memperoleh dan mengevaluasi bukti. Bukti yang diperoleh juga harus
diinterpretasikan dan dievaluasi agar auditor dapat membuat pertimbangan akuntansi (accounting
judgements) yang biasanya diperlukan sebelum sampai pada kesimpulan bahwa asersi-asersi telah
sesuai dengan kriteria yang objektif.
Keobyektifan bukti adalah salah satu dari berbagai factor yang berhubungan dengan kegunaan
bukti dalam mencapai tujuan pengumpulan bukti yang bersangkutan. Keobyektifan dalam proses
berkaitan dengan kemampuan auditor untuk melaksanakan sifat tidak memihak didalam memilih dan
mengevaluasi bukti. Sifat memihak adalah sebagian penting dari konsep independensi auditor.
Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi. Asersi atau pernyataan yang dibuat

manajemen perusahaan yang melekat pada seperangkat laporan keuangan adalah subyek dari audit atas

laporan tersebut. Oleh karena itu apabila seorang auditor akan mengaudit suatu laporan keuangan, maka ia

harus memahami asersi-asersi yang melekat pada setiap hal atau pos yang dilaporkan dalam laporan

keuangan. Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa asersi-asersi tersebut dibuat oleh penyusun laporan

keuangan yaitu manajemen perusahaan, untuk selanjutnya dikomunikasikan kepada pemakai laporan

keuangan; jadi bukan merupakan asersi dari auditor.


Tingkat kepatuhan antara asersi dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
Tujuan utama pengauditan yaitu untuk merumuskan suatu pendapat auditor mengenai
asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang telah
diaudit. Pendapat atau opini auditor akan menunjukkan seberapa jauh asersi-asersi
tersebut sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.

Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam


hal audit laporan keuangan, pengkomunikasikan disebut laporan auditor yang berisi
kesimpulan yang dicapai auditor mengenai sesuai tidaknya laporan keuangan dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
JENIS-JENIS AUDIT
1. Audit laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa-
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Pada
umumnya kriteria yang digunakan adalah kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, meskipun lazim juga melakukan audit atas laporan keuangan yang
disusun berdasarkan dasar tunai (cash basis) atau dasar akuntansi lain yang
cocok untuk organisasi yang diaudit. Laporan keuangna meliputi laporan
posisi keuangan (neraca), laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas, termasuk ringkasan kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lain.
2. Audit Kepatuhan
 Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Audit kepatuhan atas instansi pemerintah lebih beranekaragam karena
banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang harus dilaksanakan
oleh instansi-instansi pemerintah.
Hasil audit kepatuhan biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu
yang lebih tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada
pihak-pihak di luar perusahaan.
3. Audit Operasional
 Audit ooerasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur
dan metoda yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi
efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya
berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi.
Dalam audit operasional, pengkajian tidak hanya terbatas pada akuntansi, tapi
bisa meliputi juga struktur organisasi, operasi computer, metoda peroduksi,
pemasaran, dan bidang-bidang yang lain asalkan auditor menguasai bidang
yang diaudit.
JENIS –JENIS AUDITOR
1. Auditor Pemerintah
Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara pada instansi-instansi
pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan Pemeriksa Keuangan
merupakan badan yang tidak tunduk kepada Pemerintah sehingga diharapkam dapat melakukan audit secara
independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri di atas Pemerintah. Hasil audit yang dilakukan
BPK disampaikan kepada DPR sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara.
Selain BPK, di Indonesia kita juga mengenal adanya Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang
merupakan internal auditor pemerintah yang independen terhadap jajaran organisasi pemerintahan. Selain itu,
internal auditor pemerintah merupakan kekuatan pendorong dalam upaya efektivitas, efisiensi, dan kehematan
penyelenggaraan pelayanan publik dan pembangunan nasional. Para auditor BPKP memberikan layanan audit, antara
lain:
1. Audit khusus (audit investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi praktik tindak pidana korupsi dan
penyimpangan lain.
2. Audit terhadap laporan keuangan dan kinerja BUMN/BUMD/Badan Usaha lainnya.
3. Audit terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
4. Audit terhadap peningkatan penerimaan negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
5. Audit terhadap kegiatan yang dananya bersumber dari APBN.
6. Audit dalam rangka memenuhi permintaan stakeholder tertentu.
2. Auditor Internal
Auditor Internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas (perusahaan)
dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Tugas audit
yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen entitas
tempat dimana ia bekerja, sama halnya GAO melakukan tugasnya untuk
Congress.
Tanggungjawab auditor internal pada berbagai perusahaan sangat
beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.
Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan public
adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan entitas
(perusahaan dan organisasi lainnya). Menurut undang-undang, akuntan public adalah
akuntan yang telah memperoleh izin dari mentri keuangan untuk memberikan jasa
akuntan public di Indonesia.
Bidang jasa akuntan public meliputi:
Jasa atestasi, yang meliputi:
 Jasa audit umum atas laporan keuangan;
 Jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif;
 Jasa pemeriksaan atas laporan informasi keuangan proforma
 Jasa review atas laporan keuangan; dan
 Jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam Standar Profesional Akuntansi
Publik (SPAP)
Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen,
kompilasi, perpajakan, dan konsultan sesuai dengan kompetensi Akuntan Publik dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk memperoleh Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikat Akuntan Publik (USAP), para calon
akuntan publik wajib mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), ujian ini diselenggarakan dua kali dalam setahun dan berlangsung selama dua hari
penuh yang meliputi empat mata ujian, yaitu:
 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
 Auditing & Asurans
 Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan, dan Sistem Informasi
 Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial, dan Perpajakan
Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha
berdasarkan Undang-undang Akuntan Publik. Menurut undang-undang
tersebut, akntan publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai kantor
akuntan publik (KAP) paling lambat 6 bulan sejak izin akuntan publik
diberikan. Akuntan yang tidak mempunyai KAP dalam waktu lebih dari 6
bulan akan dicabut izin akuntan publiknya.
Bentuk usaha KAP sebagaimana diatur pada Pasal 12 Undang-undang Akuntan Publik adalah:
1) Perseorangan
2) Persekutuan perdata
3) Firma, atau
4) Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik, yang diatur dalam
undang-undang.
Berdasarkan Pasal 16 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008. Kantor Akuntan
Publik yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang
Akuntan Publik yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin.
Dalam hal KAP berbentuk badan usaha persekutuan mempunyai rekan non Akuntan Publik,
persekutuan dapat didirikan dan dijalankan apabila kurang 75% dari seluruh sekutu adalah Akuntan
Publik.
Persyaratan Kantor Akuntan Publik Di Indonesia
Izin membuka Kantor Akuntan Publik diberikan oleh Menteri Keuangan. Pasal 18 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengatur perizinan untuk membuka Kantor Akuntan Publik sebagai
berikut:
1) Pemimpin KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris Jendral u.p. kepala pusat dangan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki ijin akuntan publik;
b. Menjadi anggota IAPI;
c. Mempunyai paling sedikit 3 (tiga) orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal paling rendah
berijaza setara dengan Diploma III dan palin sedikit 1 (satu) orang memiliki register negara untuk
akuntan;
d. Memiliki NPWP;
e. Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang memenuhi Standar Profesional Akntan
Publik (SPAP) dan paling kurang mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu;
f. Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP;
g. Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang menunjukkan kantor terisolasi
dari kegiatan lain; dan
h. Membuat Surat Permohonan, melengkapi dan membuat surat permohonan bermaterai cukup yang
menyatakan bahwa persyaratan tersebut benar.
1) Pemimpin Rekan KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris Jendral u.p. kepala pusat
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memenuhi persyaratan sama halnya KAP perseorangan;
b. Memiliki NPWP KAP;
c. Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris diantaranya:
a) Pihak-pihak yang melakukan persekutuan;
b) Alamat para sekutu;
c) Bentuk badan usaha sesuai Pasal 16 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008;
d) Nama dan domisili KAP;
e) Hak dan kewajiban para sekutu;
f) Sekutu berhak mengadakan perikatan, untuk dan atas nama KAP; dan
g) Penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan.
d. Memiliki surat izin Akuntan Publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang Akuntan Publik;
e. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang
Akuntan Publik;
f. Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu Rekan
menjadi Pemimpin Rekan; dan
g. Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.
Pada awalnya, di Indonesaia hanya terdapat terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) yang didirikan pada tanggal 23 Desember 1957.
Pada tahun 1994 untuk menampung kegiatan para anggota yang berbeda maka IAI membentuk empat
kompartemen sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu: Kompartemen Akuntan Publik,
Kompartemen Akuntan Manajemen, Kompartemen Akuntan Pendidik, dan Kompartemen Akuntan Sektor
Publik. Tujuan utama dibentuknya kompartemen adalah untuk membina para anggotanya agar dapat
melaksanakan fungsi dan perannya sebagai akuntan public yang professional dan selalu memutahirkan
pengetahuannya terutama di bidang akuntansi dan pengauditan. Kompartemen Akuntan Publik bertugas
menyusun standar audit yang harus digunakan oleh para anggotanya dalam melaksanakan jasa atestasi
mauoun jasa nonatestasi, selain itu juga membentuk Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik (BPPAP) yaitu
suatu badan peradilan yang bertugas mengadili kasus-kasus pengaduan yang melibatkan para anggotanya.
Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota asosiasi yang pertama oleh IAI.
Pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan
ujian sertifikasi akuntan publik, menyusun dan menerbitkan standar profesional dan etika akuntan publik,
serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan public di Indonesia.
Undang-undang Nomor 34 tahun 1954, pengaturan pemakaian gelar ini dimaksudkan agar gelar akuntan
tidak digunakan oleh sembarang orang yang tidak memiliki pengetahuan yang memenuhi syarat untuk
menjalankan pekerjaan yang biasa dilakukan akuntan, selain itu tiap-tiap akuntan berijazah wajib
mendaftarkan namanya untuk dimuat dalam suatu register negara yang diadakan oleh Kementerian
Keuangan.
Memasuki tahun 80-an, sebagai realisasi dari pasal 2 ayat b U.U. Nomor 34 Tahun 1954,
diselenggarakan Ujian Negara Akuntansi (UNA) oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang
lulusannya diakui memenuhi syarat untuk menyandang gelar akuntan. Dalam peraturan baru tersebut
ditetapkan bahwa seseorang berhak menggunakan “sebutan akuntan” (bukan gelar, melainkan sebutan
profesi) setelah yang bersangkutan lulus dari suatu suatu Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang telah mendapatkan persetujuan dari Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Dept.P dan K. pendidikan ini dapat diikuti oleh mereka yang telah lulus S1 Jurusan
Akuntansi
Persyaratan utama untuk menjadi akuntan public sebagaimana telah disebutkan di atas adalah
memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang sah diterbitkan oleh IAPI.
Dalam keanggotaan IAPI, tidak terdapat ketentuan bahwa anggotanya memiliki nomor register akuntan.
Demikian dalam Undang-undang Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011, akuntan public tidak disyaratkan
untuk memiliki nomor register akuntan.
Saat ini IAPI merupakan anggota Internasional Federation of Accountants (IFAC). Sebagai
anggota IFAC, IAPI memiliki komitmen untuk melaksanakan semua standar internasional yang
ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi akuntan di Indonesia. Komitmen ini telah
mulai direalisasi, antara lain pada tahun 2008 Dewan Standar Profesi IAPI menerbitkan Kode Etik
Profesi Akuntan Publik yang merupakan terjemahaan dengan modifikasi dari Code of Ethics for
Professional Accountants yang ditetapkan International Ethics Standard Board for Accountants
(IESBA) untuk menggantikan kode etik yang berlaku selama ini. IFRS mulai diperlakukan untuk
perusahaan-perusahaan public di Indonesia mulai tahun 2012.
IFAC didirikan pada tanggal 7 Okrober 1977 di Munich, Jerman, pada saat berlangsungnya
World Congress of Accountants (Kongres Akuntan Sedunia) yang ke XI.
Misi IFAC
Melayani kepentingan umum dengan: memberi sumbangan untuk pengembangan, pengadopsian,
dan penerapan standar serta pedoman internasional berkualitas tinggi; memberi sumbangan bagi
pengembang organisasi profesi akntansi dan kantor akuntan yang kuat; dan bagi praktik
berkualitas tinggi oleh akuntan profesional; mendorong nilai-nilai profesi akuntan seluruh dunia;
menyuarakan persoalan-persoalan kepentingan umum dimana kepakaran profesi akuntan sangan
relevan.

Visi IFAC
Menjadikan profesi akuntansi global diakui kepemimpinannya dalam pengembangan organisasi,
pasar uang dan modal, dan perekonomian yang kuat dan berkesinambungan.
 The International Auditing and Assurance Standard Board (IAASB);
 The International Accounting Education Standards Board (IAESB);
 The Intenatiional Ethics Standards Board for Accountants (IESBA);dan
 The International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB).
Semua badan pen mbuat standar yang independen tersebut mempunyai
Consultative Advisory Groups yang bertugas memberikan sudut pandang
kepentingan umum, dan terdiri dari masyarakat luas. Secara kolektif
keempat badan tesebut dikenal sebagai Public Interest Activity Committees
yang diawasi oleh Public Interest Oversight Board.
Standar profesioanal yang berlaku di Indonesia telah berkali-kali mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan
dunia pengauditan
dan organisasi profesi akuntan di Indonesia. Pada tahap awal perkembangannya (sekitar tahun 1973), standar ini disusun
oleh suatu
komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan. Dan lebih
berfokus pada
jasa audit atas laporan keuangan historis.

Hal tersebut ditanggapi oleh Ikatan Akuntan Indonesia dengan mengambil 2 keputusan
penting, yaitu :
1. mengubah nama komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Publik
2. mengubah norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Standar Profesional Akuntan Publik

Pada tanggal 1 Agustus 1994 lahirlah Standar Profesional Akuntan Publik(SPAP) yang pertama. SPAP tersebut terdiri dari
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Masing-masing standar di atas dirinci dalambentuk pernyataan standar yang disebut Pernyataan
Standar Auditing(PSA), Pernyataan Standar Atestasi(PSAT), dan Pernyataan Standar Jasa Akuntan
dan review (PSAR).setelah melalui proses yang panjang IAPI berketetapan untuk
mengimplemestasikan International Standar on Auditing(ISA) yang diterbitkan oleh International
Auditing and Assurance Standars Board(IAASB) sebagai audit yang baru.

Sehubungan dengan perkembangan terakhir sebagaimana diuraikan diatas, buku ini akan mengacu
pada ISA yang diterjemahkan resminya termuat dalam Standar Profesional Akuntan Publik(SPAP)
yang diterbitkan oleh institut Akuntan Publik Indonesia(IAPI). Isi standar audit versi ISA di bahas
pada Bab 2.
IAASB menerbitkan sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan audit,review,jasa asurans lain, dan penugasan jasa
lainnya yang dilakukan sesuai dengan Standar International . penugasan yang dilakukan sesuai dengan undang-undang
atau peraturan lokal tidak akan secara otomatis sesuai dengan undang-undang suatu penugasan peraturan lokal tidak akan
secara otomatis sesuai dengan standar IAASB, kecuali apabila akuntan profesional telah sesuai sepenuhnya dengan
semua standar yang relevan dengan penugasan .

Himpunan pernyataan yang diterbitkan oleh IAASB terdiri dari:


1. International Standars On Auditing yang diterapkan dalam audit atas informasi keuangan historis
2. International Standars on review Engagements yang diterapkan dalam review atas informasi keuangan historis.
3. International Standars On AssuranceEngagements yang diterapkan dalam penugasan asurans selain dari audit atau
review atas informasi keuangan historis
4. International Staandars On Related Services yang diterapkan dalam penugasan kompilasi. Penugasan yang menerapkan
prosedur yang disepakati.
5. International Standars On Quaily Control yang diterapkan untuk jasa dalam lingkup Standars Penugasan
Sebagai upaya untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik, organisasi profesi mewajibkan
setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu. Sebagai pedoman .IAASB telah
menerbitkan International Standard on Quality Control No. 1 yang mulai berlaku tanggal 1 januari 2009
secara garis besar struktur ISQC adalah sebagai berikut.
1. pendahuluan yang terdiri dari lingkup, otoritas,dan tanggal efektif
2. Tujuan
3. Definisi
4. Ketentuan
5. penerapan dan penjelasan lain
Di bawah ini adalah kutipan beberapa buitr yang penulis anggap paling penting yaitu :
lingkup ISQC
1. ISQC berhungan dengan tanggung jawab KAP untuk sistem pengendalian mutu untuk audit dan review atas lappran keuangan
2. Pernyataan IAASB lain menetapkan standar dan pedoman lain mengenai tanggung jawab personel Kap tentang prosedur
pengendalian mutu untuk tipe penugasan spesifik
3. Sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang untuk mencapai tujuanserta prosedur yang diperlukan untuk
mengimplementasikan dan memantau kesesuaian dengan kebijakan tersebut

OTORITAS ISQC
ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan profesional dalam kaitannya dengan audit dan review laporan keuangan. Sifat dan luas
kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh seorang individu KAP agar sesuai dengan ISQC akan tergantung pada berbagai
faktor.dan apakah KAP tersebut merupakan bagian dari jaringan kantor akuntan

TUJUAN
Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu adalah untuk memberikan ausrans yang layak bahwa:
1. KAP dan personalianya mematuhi standar profesional serta ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku
2. Laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai dengan situasi yang di hadapi.
KETENTUAN
ISQC memuat 47 ketentuan yang terbagi dalam beberapa faktor sebagai berikut :
1. Penerapan dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan\
2. Elemen sistem pengenndalian mutu
3. Tanggung jawab kepempimpinan untuk mutu dalam KAP
4. Ketentuan etika yang relevan
5. Penerimaan klien dan berkelanjuta hubungan dengan klien serta penugasan khusu
6. Sumberdaya manusia
7. Pelaksaan penugasan
8. Dokumentasi sistem pengendalian mutu

ELEMEN SISTEM PENGENDALIAN MUTU


KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu yang mencakup kebijakan dan prosedur yang mengatur
setiap elemen di bawah ini:
1. tanggung jawab kepempimpinan untuk mutu dalam KAP
2. ketentuan mutu yang relevan
3. penerimaan dan kebelanjutan hubungan dengan klien serta penugasan tertentu
4. sumberdaya manusia
5. pelaksanaan penugasan
6. pemantuan.

Anda mungkin juga menyukai