Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Informasi Laba dengan Return Saham

(Fenomena Pengambilan Keputusan dan Perilaku Pasar Agregat)

Dalam kondisi perekonomian dewasa ini yang penuh dengan perubahan, perusahaan
dituntut untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan.
Kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja manajemen dapat menjadi salah satu tolok
ukur keberhasilan perusahaan. Setiap perusahaan yang bersaing di pasar dituntut agar mampu
menghasilkan informasi yang dapat memuaskan investor dan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan informasi keuangan. Pengguna dapat memperoleh informasi mengenai keadaan dan
keberlangsungan perusahaan dengan membaca laporan keuangan yang diterbitkan.

Laporan keuangan merupakan suatu cerminan dari suatu kondisi perusahaan, oleh karena
itu di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan
kepadanya. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga-lembaganya dan masyarakat.

Setiap informasi yang dikeluarkam perusahaan tentunya akan mendapat berbagai macam
respon dari pasar baik respom positif maupun respon negative. Perubahan harga saham ini akan
selalu dipengaruhi oleh informasi yang didalamnya terdapat kandungan informasi, baik yang
bersifat elsternal seperti kondisi perekonomian, situasi politik dan social dalam negeri atau
informasi internal seperti informasi laba, arus kas dan informasi akuntansi lainnya
(Saputra,2013).

Informasi yang dibutuhkan oleh investor tercermin dari laporan keuangan perusahaan
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas serta catatan atas
laporan keuangan. Perhatian utama investor dan kreditor sebagai parameter kinerja perusahaan
adalah laba. Laba akuntansi didefinisikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk
penurunan kewajiban atau penambahan aktiva yang menyebabkan ekuitas meningkat selama
periode akuntansi bukan berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba akuntansi digunakan

1
untuk meramalkan kemampuan laba dan memprediksi risiko dalam investasi dan kredit selain
untuk menilai kinerja (Yocelyn dan Christiawan, 2012).

Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk
menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu. Informasi ini dapat membantu
mengestimasi kemampuan mendapatkan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan
menaksir risiko dalam investasi.

Penelitian yang dilakukan Endi Sarwoko (2005), tentang pengaruh pengumuman laba
akuntansi mempunyai kandungan informasi terhadap reaksi pasar, pada perusahaan LQ 45 di
Bursa Efek Jakarta, studi ini menggunakan periode pengamatan lima hari sebelum dan sesudah
publikasi laba akuntansi. Penelitian ini menghasilkan bahwa pengumuman laba akuntansi
memiliki kandungan informasi berpengaruh secara signifikan terhadap reaksi pasar yang
dicerminkan dari abnormal return dan volume perdagangan saham. Ini menunjukkan informasi
laba akuntansi digunakan sebagai salah satu informasi penting sebagai landasan bagi pelaku
pasar untuk melakukan investasi.

Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa pengumuman laba memiliki muatan


informasi sehingga membuat perubahan kepercayaan investor yang diwujudkan dalam bentuk
reaksi berupa perubahan harga saham. Pengumuman laba ini tidak hanya mempengaruhi harga
saham perusahaan yang mengumumkan laba saja tetapi juga perusahaan lain yang belum atau
tidak mengumumkan (Foster, 1981, Banister 1994). Hal ini disebabkan karena industri yang
sama memiliki karakteristik yang relatif sama sehingga prospek laba yang akan datang dan
pergerakan harga saham juga akan relatif sama (Livingston, 1997).

Laba Akuntansi

Laba Akuntansi adalah hasil pengurangan pendapatan operasi dengan harga pokok
penjualan, beban-beban dan rugi lain-lain (Iswadi dan Yunia, 2006). Laba dapat digunakan
sebagai pengukuran atas efisiensi manajemen serta sebagai pengukur keberhasilan dan sebagai
pedoman pengambil keputusan manajemen di masa yang akan datang. Secara umum laba juga
telah diterima sebagai ukuran pengembalian investasi. Semakin besar laba yang diperoleh,
semakin baik suatu bisnis penanaman modal (Oktavianti, 2013). Belkaoui, dikutip dalam

2
Yocelyn & Christiawan (2014) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional
didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari
transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Metode historical cost (biaya
historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang masing-
masing diukur dengan biaya historis sehingga hasil akan sama dengan laba yang dihitung sebagai
selisih pendapatan dan biaya.Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan laba rugi dan
bermanfaat bagi para pengambil keputusan termasuk investor adalah laba bersih setelah pajak
atau net income after tax (Utomo, 2011). Laba akuntansi dapat juga dijadikan sebagai tolak ukur
yang baik dalam menilai kinerja dari suatu perusahaan, selain itu laba akuntansi juga dapat
memprediksi besarnya arus kas dimasa mendatang. Laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak
dan laba setelah pajak merupakan beberapa komponen penting dalam laba akuntansi, sehingga
investor dapat melihat berapa besarnya nilai laba akuntansi melalui perhitungan laba sebelum
pajak.

Kualitas laba yang dihasilkan perusahaan mempengaruhi reaksi yang diberikan (Easton,
1989). Kualitas laba yang tinggi menunjukkan bahwa investor tertarik pada informasi laba
(Molaei et al., 2012). Ketika keuntungan perusahaan meningkat, maka laba perusahaan dikatakan
berkualitas (Hejazi et al., 2005). Pada hipotesis pasar yang efisien (Fama 1970, 1976 dan 1991
dalam Cheng dan Nasir, 2010) menyatakan harga saham akan menyesuaikan dengan cepat
berdasarkan perubahan informasi. Jadi, ERC didefinisikan sebagai perkiraan perubahan harga
saham yang terjadi akibat pengumuman laba perusahaan yang masuk ke informasi pasar
(Dhaliwal, 1991). ERC adalah salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas laba.
Kualitas laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: risiko sistematik
atau beta, ukuran perusahaan, persistensi laba, pertumbuhan laba, struktur modal, kualitas
auditor, likuiditas, kualitas akrual. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas laba,
yakni: risiko sistematik atau beta, ukuran perusahaan, persistensi laba, pertumbuhan laba,
struktur modal, kualitas auditor, likuiditas, dan kualitas akrual.

Pertumbuhan laba dapat diketahui dengan mengukur market to book ratio (Collins dan
Kothari, 1989). Pertumbuhan laba suatu perusahaan biasanya diakibatkan oleh adanya laba
kejutan yang diperoleh pada periode sekarang. Investor dapat merespon informasi laba kejutan
tersebut sebagai suatu indikasi adanya intervensi dari pihak manajemen perusahaan terhadap

3
laporan keuangan sehingga laba mengalami peningkatan. Oleh karena itu, laba yang dihasilkan
perusahaan tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya.

Ukuran perusahaan berhubungan dengan kualitas laba sebab semakin besar ukuran suatu
perusahaan maka kelangsungan usaha perusahaan tersebut akan semakin tinggi dalam
meningkatkan kinerja keuangan sehingga perusahaan tidak perlu melakukan praktek manipulasi
laba.

Return Saham

Return Saham Eduardus Tandelilin (2010:102) mendefinisikan return saham adalah


pendapatan atau imbalan yang berasal dari dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham pada
perusahaan yang diberikan kepada investor. Salah satu faktor yang memotivasi para investor
dalam berinvestasi adalah tingkat return yang akan didapatkannya ketika menanamkan modalnya
pada emiten tanpa melupakan resiko yang harus dihadapinya. Semakin tinggi perubahan harga
saham maka semakin tinggi return yang dihasilkan.

Return saham adalah besarnya persentase nilai pendapatan yang diperoleh melalui adanya
suatu kegiatan investasi. Pendapatan dalam investasi saham ini meliputi keuntungan jual beli
saham, dimana apabila untung dinamakan capital gain namun jika rugi dinamakan capital loss.
Return dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi ( return yang terjadi atau dapat juga disebut
return sesungguhnya) dan return ekspektasi (return yang diharap kan oleh investor). Return
saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya (Ang, 1997). Bisa saja return saham dilakukan karena telah habis masa kontrak
kerja sama dan tidak dilakukan perpanjangan atau masalah lainnya, seperti terjadinya likuidasi
pada perusahaan. Dalam dunia pasar saham, seorang investor yang melakukan investasi dengan
membeli saham tetu telah yakin betul dengan segala risiko dan segala ketidakpastian yang akan
didapatkan di masa mendatang. Sebab, permainan bursa saham sedikit banyak memang
mengandalkan keberuntungan, meskipun ada cara cara teknis yang dapat digunakan oleh investor
untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Return saham sendiri dibagi menjadi dua jenis. Hal tersebut seperti yang telah
diungkapkan oleh salah seorang ekonom yang bernama Jogiyanto lewat salah satu bukunya

4
tentang pengertian return saham yang diterbitkan pada tahun 1998. Jenis return yang pertama
adalah return ekspektasi, dan jenis return yang kedua adalah return realisasi.

Return ekspektasi atau dalam bahasa ekonominya disebut sebagai expected return
merupakan return yang sangat diharapkan untuk masa yang akan datang, namun sifatnya masih
belum pasti. Sedangkan return realisasi atau realized return adalah pengembalian yang telah
terjadi dan dihitung berdasarkan data sejarah. Return ini sangat penting untuk mengukur kinerja
perusahaan serta sebagai dasar penentuan return dan juga risiko di masa yang akan datang.

Hasil dari return saham bisa berupa keuntungan atau kerugian. Sebab, seperti yang telah
dijelaskan, bahwa dalam bisnis investasi saham ini seorang investor selalu dihadaptkan pada
risiko risiko yang tidak terduga. Bisa saja di awal saat ia membeli saham dari broker, kondisi
perusahaan yang mencetak lembar saham tersebut memang sedang berada di atas, dan
kemungkinan untuk jatuh sangat minim.

Hubungan Informasi Laba dengan Return Saham

Informasi posisi keuangan dan kinerja dimasa lalu seringkalidigunakan sebagai dasar
untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masadepan dan hal-hal lain yang langsung
menarik perhatian pemakai seperti pembayaran deviden dan upah, pergerakan harga saham
sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo
(IAI:2002). Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakanfokus kinerja
perusahaan yang penting dibanding dengan pengukuran kinerjayang mendasarkan pada
gambaran meningkat atau menurunnya modal bersih.Karena dengan fokus kinerja maka dapat
dinilai keberhasilan atau kegagalan bisnis untuk mencapai tujuan operasi yang profitable.
Laba terdiri dari beberapa macam antara lain laba usaha dan laba bersih. Laba usaha yaitu jumlah
laba kotor dikurangi beban usaha. Sedangkan laba bersih yaitu labasetelah pajak penghasilan.

Investor dalam berinvestasi mengharapkan keuntungan di masa mendatang, harapan


tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang
dilakukan. Memaksimalkan return merupakan tujuan investor dalam investasi. Penanaman
investasi ini terkait pula dengan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh investor.

5
Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan oleh pihak luar (outsiders)
yaitu untuk membuat keputusan investasi dalam menempatkan sumber daya yang akan
diinvestasikan dan juga upaya untuk memutuskan pemberian kredit oleh kreditor. Untuk
kepentingan tersebut laporan keuangan dirancang guna mengetahui kemampuan atas solvency
dan profitability perusahaan (Parawiyati, Ambar dan Edi, 2000).

Informasi laba merupakan komponen dari laporan keuangan perusahaan, menurut


Statement of Financial Accounting Concept no. 1 (1992) memiliki manfaat untuk menilai kinerja
manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka
panjang, memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi atau kredit. Laba memiliki
potensi informasi yang sangat penting bagi pihak intern maupun ektern perusahaan. Informasi
keuangan yang termasuk di dalamnya yaitu laba, piutang, persediaan, baiya administrasi dan
penjualan serta rasio laba kotor terhadap penjualan dan arus kas untuk memprediksi keuntungan
investasi bagi investor.

Laba bersih mempunyai kandungan informasi yang relevan bagi investor. Untuk
memenuhi kebutuhan informasi para investor, maka manajemen perusahaan yang mendaftarkan
sahamnya dipasar modal berkewajiban untuk menerbitkan laporan keuangan minimal setiap
setahun sekali dengan tujuan dapat menginforamsikan tentang posisi keaungan, kinerja dan
laporan arus kas yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pemakainya khususnya pemegang
saham. Informasi keuangan tersebut akan digunakan sebagai salah satu determinan didalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomi yang rasional ataupun pengefisienan alokasi sumber
dayainvestasi yang akan mereka lakukan. Keputusan-keputusan inilah yang akanmembentuk
harga sebuah saham (Brown, 2000).

Ball dan Brown dalam Parawiyati, Ambar dan Edi(2000) yang mengemukakan bahwa
laba memiliki potensi informasi yang sangat penting bagi pihak ekstern atau intern yang
menyatakan bahwa disamping ada hubungan antara laba dan abnormal rate of return, laba juga
memberikan potensi informasi. Adapun analisisnya adalah pengumuman laba memiliki isi
informasi apabila perubahan unexpected earning positif memiliki abnormal rate of return rata-
rata positif dan juga tidak memiliki isi informasiyaitu negatif, maka memiliki abnormal rate of
return rata-rata negative.

6
Menurut Veno (2000) laporan keuangan dapat dijadikan sebagai salah satu pengambil
keputusan yang andal dan bermanfaat maka sebuah laporan keuangan harus memiliki kandungan
informasi yang bernilai bagi investor. Informasi tersebut harus memungkinkan mereka untuk
melakukan proses penilaian (Valuation) saham yang mencerminkan hubungan antara risiko dan
hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing-masing investor.

7
DAFTAR RUJUKAN

Susan, Marcellia. 2009. Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas serta Pengaruhnya pada Harga
Saham. FE Universitas Kristen Maranatha. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 13, No 2

Wulandari, A.A. Istri Raissa, I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri. 2014. Pengaruh Informasi
Laba Akuntansi dan Informasi CSR pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.

Lestari, Hana. 2007. Pengaruh Informasi Laba Usaha Dan Laba Bersih Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.

Sarwoko, Endi. 2005. Pengaruh Informasi Lab Akuntansi (Earning) Terhadap Abnormal Return
dan Volume Perdagangan Saham (Studi pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta).

Anda mungkin juga menyukai