Oleh :
1
Daftar Isi
Cover …………………………………………………………………………………….i
2
1. Sejarah Perkembangan Funsi Audit
Tidak adanya keharusan untuk melakukan audit menyebabkan audit masih sangat
beragam. Kadang hanya meliputi neraca, kadang dilakukan secara menyeluruh.
Auditpun dilakukan hanya untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam pencatatan.
Barulah pada abad ke dua puluh, para investor mulai menggunakan pendapat auditor,
walaupun hanya sebagai jaminan keakuratan laporan keuangan.
Pada tahun 1917, Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin
yang memuat cetak ulang dokumen yang disusun American Institute of Accountant
(yang berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountant/AICPA)
yang berisi himbauan perlunya akuntansi yang seragam, namun dominan isinya
adalah cara audit neraca.
Sementara di Indonesia sendiri, profesi akuntansi baru mulai dikenal setelah tahun
lima puluhan, ketika semakin banyak perusahaan yang didirikan dan akuntansi sistem
Amerika mulai dikenal terutama melalui perguruan tinggi. Tonggak penting
perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, ketika Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma
Pemeriksaan Akuntan (NPA).
Pada tahun 1994, IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan standar
audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu, Dewan Standar Akuntansi yang dibentuk
1
IAI terus menerbitkan SPAP. Akhirnya pada tahun 2007 Kompartmen Akuntan Publik
memisahkan diri dari IAI.
Jasa Atestasi adalah jenis jasa asurans yang dilakukan kantor akuntan publik
dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang
keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada tiga bentuk jasa
aestasi, yaitu audit atas laporan keuangan historis, review laporan keuangan historis,
dan jasa aestasi lainnya.
Audit atas Laporan Keuangan Historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi
yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis
yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Review atas Laporan Keuangan Historis adalah jenis lain dari jasa atestasi yang
diberikan kantor-kantor akuntan publik. Banyak perusahaan non-publik yang
menginginkan ansurans atas laporan keuangan dengan biaya yang lebih murah. Hal
ini membuat review menjadi pilihan karena review hanya menghasilkan asurans yang
moderat, dan membutuhkan bukti yang lebih sedikit.
Jasa Atesti lainnya, dimana kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai
macam jasa atestasi. Kebanyakan dari jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari
audit atas laporan keuangan, karena pemakai laporan membutuhkan asurans
independent.
Kebanyakan jasa asurans lain yang diberikan kantor akuntan publik tidak
merupakan jasa atestasi. Jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi namun akuntan
publik tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan asurans tidak mengenai
2
keandalan pernyataan tertulis yang dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu
kriteria tertentu.
Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang pada
umumnya tidak merupakan jasa asurans. Tiga contoh jenis jasa bukan asurans yang
sering diberikan kantor-kantor akuntan publik adalah jasa akuntansi dan pembekuan,
jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.
3
Auditor Pemerintah, adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK merupakan badan yang tidak tunduk
kepada pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen.
Selain BPK, Indonesia juga memiliki Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) yang merupakan internal auditor pemerintah.
Auditor Internal, adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Agar dapat melaksanakan
tugasnya dengan efektif, auditor internal harus independen terhadap fungsi lini dalam
organisasi, namun tidak bisa independen terhadap perusahaan karena ia adalah
pegawai dari perusahaan yang diaudit.
Kantor akuntan publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-
undang Akuntan Publik. Menurut undang-undang tersebut, akuntan publik dalam
memberikan jasanya wajib mempunyai KAP paling lambat 6 bulan sejak izin
diberikan. Persyaratan untuk mendapat izin membuka Kantor Akuntan Publik diatur
dalam Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan No 17/PMK.01/2008. Bentuk usaha
KAP sebagaimana diatur dalam Pasal 12 Undang-undang Akuntan Publik adalah :
- Perseorangan
- Persekutuan Perdata
- Firma, atau
- Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik, yang
diatur dalam undang-undang.
5. Organisasi Profesi Akuntan Di Indonesia
4
Pada awalnya,di Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang didirikan pada 23 Desember 1957.Organisasi
ini beranggotakan mereka yang bergelar akuntan dan memiliki nomor register akuntan
sesuai dengan Undang-Undang No.34 tahun 1957.Sebagai salah satu kompartemen
dari IAI,Kompartemen Akuntan Publik beranggotakan para akuntan yang berpraktik
sebagai akuntan publik dan telah memiliki ijin praktik dari Departemen Keuangan.
IFAC didirikan tanggal 7 Oktober 1977 di Munich, Jerman, pada saat berlangsungnya
World Congress of Accountants yang ke XI. IFAC meruapakan organisasi profesi akuntan
dunia yang mempresentasikan lebih 2,5 juta akuntan yang bernaung dalam 167 asosiasi
profesi akuntan yang telah tersebar di 127 negara.
Misi IFAC
“Melayani kepentingan umum dengan memberi sumbangan untuk pengembangan, pengadopsian, dan
penerapan standar serta pedoman internasional berkualitas tinggi.”
Visi IFAC
5
Badan-badan pembuat dasar IFAC, terdiri dari The International Auditing and
Assurance Standart Board (IAASB), The International Accounting Education Standards
Board (IAESB), The International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA), dan The
International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB).
6
1. Internasional Standards on Auditing (ISAs) yang diharapkan dalam audit informasi
keuangan historis.
2. Internasional Standards on Review Engagements (ISREs) yang diterapkan dalam
review atas informasi keuangan historis.
3. Internasional Standards on Related Services (ISRSs) yang diterapkan dalam
penugasan kompilasi, penugasan yang menerapkan prosedur yang disepakati (agreed
upon procedures) atas informasi dan penugasan lain yang berkaitan yang ditetapkan
IAASB.
4. Internasional Standards on Quality Control (ISQCs) yang diterapkan untuk semua jasa
dalam lingkup Standar Penugasan IAASB.
Sebagai upaya untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP),
organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pegendalian
mutu. Sebagai pedoman, IAASB telah menerbitkan Internasional Standart on Qualty
Control (ISQC) No. 1 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2009.
Otoritas ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan professional dalam kaitannya
dengan audit dan review laporan keuangan, dan penugasan asuransi dan jasa lain yang
berhubungan.
Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem pengauditan mutu adalah
untuk memberikan asuransi yang layak bahwa (1) KAP dan personalianya mamatuhi
standar professional serta ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku
(2) Laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai dengan situasi
yang dihadapi
7
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2014. “AUDITING(Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II”. Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Yogyakarta