Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGAUDITAN 1

“PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS”

KELOMPOK 4 :
 INTAN JUNIA PRATIWI GULTOM (9)
 SERLINA (10)
 RACHEL KORINTA PUTRI (11)

1
A. SEJARAH PERKEMBANGAN FUNGSI
PENGAUDITAN

Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke XV. Diketahui bahwa pada sekitar awal
abad ke XV jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun pengauditan telah lahir
sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.

Penguditan Independen Sebelum Tahun 1900

Kelahiran fungsi pengauditan di mulai oleh negara Inggris. Kemudian Inggris


memperkenalkannya di benua Amerika pada abad pertengahan XV. Para Auditor di Amerika
Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit persis seperti yang berlaku di
Inggris.Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-
undang yang disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan
publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan
model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak
sama dengan yang berlaku di Inggris. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang
mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari
pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.

Perkembangan Di Abad XX

Perkembangan di abad XX sangatlah pesat karena revolusi Industri di Ingrgis telah


memasuki usia yang ke 50 tahun. Perusahaan di Inggris mulai merasakan maanfaat dari jasa
Audit itu sendiri. Namun dikalangan pemegang saham terjadi kesalah pahaman dengan apa
fungsi Audit itu. Profesi Auditor di Amerika berkembang pesat setelah berakhirnya Perang
Dunia I. Sementara itu kesalah pahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus
berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve
Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of
Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American Institute of Certified Public
Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya Auditorsi
yanng seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang
bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang
dikeluarkan oleh profesi Auditorsi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang
dikeluarkan selama abad ke-20.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia

Profesi Auditorsi di Indonesia masih tergolong baru. Pada masa penjajahan Belanda,
jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga Auditorsi dengan sendirinya
hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia
pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi
seperti itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Auditorsi baru mulai dikenal di Indonesia
setelah tahun 1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan Auditorsi
sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.

2
Perkembangan Auditorsi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan
Auditor Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Auditorsi Indonesia (PAI) dan Norma
Pemeriksaan Auditor (NPA). Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan
sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi
perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995
lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas
menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan
keuangannya wajib diaudit oleh Auditor publik. Pada tahun yang sama Undang – Undang
Pasar modal pun lahir juga.

Seiring perkembangan perusahaan di Indonesia, IAI telah banyak melakukan


penyempurnaan peraturan yang berlaku di Indonesia. Yang mana Indonesia saat itu berkibalat
pada peraturan yang dibuat oleh Amerika Serikat. Pada tahun 1994 IAI melakukan
penyusunan ulang prinsip Auditorsi dan standar audit yang disebut Standar Auditorsi
Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Auditor Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan
Standar Auditorsi yang dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar
Auditorsi Keuangan (PSAK.

Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang
terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Maka dari itu

Pemerintah mulai memperkenalakan Auditorsi mulai dari SMA dan pengenalan Audit
dilakukan di Perguruan Tinggi.

3
B. JASA ASURANS DAN PENGAUDITAN

JASA ASURANS (ASSURANCE SERVICE)

Jasa asurans adalah jasa professional independen untuk memperbaiki kualitas


informasi bagi para pengambil keputusan. Para pengambil keputusan membutuhkan jasa
asurans guna membantu memperbaiki keandalan dan relevansi informasi yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Jasa asurans memiliki nilai karena pemberi
jaminan bersifat independen dan tidak bias dengan informasi yang diperiksanya. Jasa
asurans dapat diberikan oleh Kantor-kantor Akuntan Publik (KAP) atau professional-
profesional lainnya. Audit merupakan bentuk pemberian jasa asurans yang paling banyak
dilakukan oleh kantor-kantor akuntan publik dibandingkan dengan jasa asurans lainnya.

A. JASA ATESTASI
Jasa atestasi adalah salah satu jenis jasa asurans yang dilakukan kantor akuntan public
dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang
keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada 3 bentuk jasa atestasi,
yaitu :

 Audit atas Laporan Keuangan Historis :


Salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan auditor dalam pemberian jasa
ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
 Review atas Laporan Keuangan Historis :
Jenis lain dari jasa atestasi yang diberikan kantor-kantor akuntan publik.
Review hanya menghasilkan asurans yang moderat atas laporan keuangan, dan
untuk mendapatkan asurans yang demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit.
Review untuk keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai dan dapat
dilakukan oleh akuntan publik dengan biaya review yang lebih murah.
 Jasa Atestasi Lainnya :
Kebanyakan dari jasa atestasi lain tersebut merupakan perluasan dari audit atas
laporan keuangan, karena pemakain laporan keuangan membutuhkan asurans
independen.

B. JASA ASURANS LAINNYA


Kebanyakan jasa asurans lain yang diberikan kantor-kantor akuntan publik tidak
merupakan jasa atestasi. Perbedaannya ialah bahwa akuntan publik tidak diminta untuk
menerbitkan laporan tertulis dan asurans tidak mengenai keandalan pernyataan tertulis
yang di buat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu kriteria tertentu. Karakteristik
umum jasa asurans, termasuk audit dan jasa atestasi lainnya, dititikberatkan pada
perbaikan kualitas informasi yang digunakan para pengambil keputusan.

4
C. JASA BUKAN ASURANS
Tiga contoh jenis jasa bukan asuransi yang sering diberikan kantor-kantor akuntan
publik adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi
manajemen. Tujuan utama penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan
rekomendasi kepada manajemen, sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasa asurans
adalah untuk meperbaiki kualitas informasi. Biasanya penugasan konsultasi akan
tumpang-tindih dengan jasa asurans apabila perbaikan kualitas informasi untuk para
pengambil keputusan menjadi tujuan utama.

5
C. DEFINISI DAN JENIS-JENIS
PENGAUDITAN
DEFINISI PENGAUDITAN
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

Berikut merupakan pembahasan tentang masing-masing pengertian dari anak kalimat


diatas:

 Proses sistematis : Bahwa perencanaan audit dan perumusan strategi audit


merupakan bagian penting dari proses audit, harus berhubungan dengan pemilihan
dan penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu, yang mana tujuan dan bukti untuk
mencapai tujuan audit tersebut saling berkaitan. Keterkaitan tersebut menuntut
auditor untuk membuat banyak keputusan didalam perencanaan dan pelaksanaan
audit.
 Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif : Bahwa proses
mendapatkan dan mengevaluasi bukti harus dilaksanakan secara obyektif.
Keobyektifan ini berkaitan dengan kemampuan auditor untuk melaksanakan sifat
tidak memihak didalam memilih dan mengevaluasi bukti yang merupakan bagian
penting dari konsep independensi auditor.
 Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi : Merupakan subyek
dari audit atas laporan keuangan. Mengingat bahwa subyek pengauditan adalah
informasi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi, maka asersi-
asersi haruslah bisa dinyatakan secara kuantitatif (quantifiable) dan harus dapat
diaudit (auditable).
 Tingkat Kepatuhan antara Asersi dengan Kriteria yang Telah Ditetapkan :
Segala sesuatu yang dilakukan selama audit dilaksanakan memiliki satu tujuan
utama, yaitu untuk merumuskan suatu pendapat auditor mengenai asersi-asersi
tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang telah diaudit.
Dalam audit laporan keuangan, kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat
kepatuhan adalah kerangka pelaporan kepatuhan yang berlaku.
 Mengomunikasikan Hasilnya Kepada Pihak-pihak yang Berkepentingan :
Hasil akhir audit adalah suatu laporan yang berisi informasi bagi para pembacanya
mengenai tingkat kepatuhan antara asersi yang dibuat oleh klien dengan kriteria
tertentu yang telah disepakati sebagai dasar evaluasi. Dalam hal audit laporan
keuangan, pengomunikasian disebut laporan auditor yang berisi kesimpulan yang
dicapai auditor mengenai sesuai tidaknya laporan keuangan dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.

6
JENIS-JENIS AUDIT

 Audit Laporan Keuangan :

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan


sebagai keseluruhan – yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa – dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Laporan keuangan yang
diperiksa biasanya meliputi laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba-rugi
komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, termasuk ringkasan
kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lain.

 Audit Kepatuhan :

Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

 Audit Operasional :

Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan
metoda yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa rekomendasi
kepada manajemen untuk perbaikan operasi.

7
D. AUDITOR DAN KANTOR AKUNTAN
PUBLIK (KAP)
JENIS-JENIS AUDITOR
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

 Auditor Pemerintah

Auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara pada instansi-instansi
pemerintah dan dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan
perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 UUD NRI 1945.

 Auditor Internal

Auditor yang bekerja pada suatu entitas (perusahaan) dan oleh karenanya berstatus
sebagai pegawai pada entitas tersebut. Tugasnya adalah untuk membantu manajemen
entitas tempat dimana ia bekerjasama seperti halnya GAO melakukan tugasnya untuk
Congress.

 Auditor Independen (Akuntan Publik)

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2011 Tentang akuntan publik, akuntan publik adalah
akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa
akuntan public di Indonesia

KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari
Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.

STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Tiga factor utama yang mempengaruhi struktur organisasional semua KAP antara lain:

o Kebutuhan akan Independensi dari klien Independensi memungkinkan auditor tetap


tidak bisa dalam menarik kesimpulan tentang laporan keuangan.
o Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi Kompetensi memungkinkan auditor
melaksanakan audit dan melakukan jasa- jasa lain secara efisien serta efektif.
o Meningkatnya risiko tuntutan hukum yang dihadapi auditor Dalam satu dasawarsa,
KAP mengalami peningkatan biaya yang berkaitan dengan tuntutan hukum. Beberapa
struktur organisasional dapat memberikan tingkat perlindungan tertentu bagi setiap
anggota KAP.

8
Prasyarat KAP di Indonesia

Izin membuka KAP diberikan oleh Menteri Keuangan. Pasal 18 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengatur perizinan untuk membuka Kantor Akuntan
Publik.

9
E. ORGANISASI PROFESI AKUNTAN DI
INDONESIA
Pada awalnya, di Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan
Akuntan Indonesia yang didirikan pada tanggal 23 Desember 1957. Setelah hampir 50 tahun
sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang independen dan
mandiri dengan berbadan hokum yang diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa
IAI-Kompartemen Akuntan Publik.

Untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh IFAC sebagaimana tercantum dalam
Statement of Member Obligation (SMO). Pada tanggal 4 Juni 2007 secara resmi IAPI
diterima sebagai anggota asosiasi yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Februari 2008,
Pemerintah Republik Indonesia melalui peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang
melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, menyusun dan menerbitkan standar
profesional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan progam pendidikan
berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.

AKUNTAN BEREGISTER NEGARA

Untuk melindungi kepentingan publik, pemakaian gelar “akuntan” di Indonesia diatur


dalam UU No.34 Tahun 1954. Pengaturan pemakaian gelar ini dimaksudkan agar gelar
akuntan tidak digunakan oleh sembarang orang yang tidak memiliki pengetahuan yang
memnuhi syarat untuk menjalankan pekerjaan yang biasa dilakukan akuntan. Tiap-tiap
akuntan berijazah wajib mendaftarkan namanya untuk dimuat dalam register Negara yang
diadakan oleh Kementerian keuangan.

Memasuki tahun 80an sebagai realisasi pasal 2 ayat b UU No.34 Tahun 1954
diselenggarakan Ujian Negara Akuntansi (UNA) oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan yang lulusannya diakui memenuhi syarat untuk menyandang gelar akuntan.
Hingga tahun 2007 para akuntan Indonesia (baik akuntan publik maupun non akuntan
publik), berhimpun dalam wadah tunggal organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
sejak terbentuknya Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), para akuntan publik secara
otomatis menjadi anggota IAPI. Persyaratan utama menjadi akuntan publk adalah memiliki
Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang sah diterbitkan IAPI.

Lahirnya peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.25/PMK.01/2014 tentang


Akuntan Beregister Negara. Anggota IAI selanjutnya oleh IAI disebut akuntan professional
untuk membedakannya dari akuntan publik yang berhimpun di bawah IAPI. Selain bekerja
sebagai akuntan profesional dalam suatu organisasi, akuntan anggota IAI juga dapat
melakukan pekerjaan bebas dengan membuka Kantor Jasa Akuntansi (KJA) untuk memberi
jasa akuntansi seperti jasa pembukuan, jasa kompilasi laporan keuangan, konsultasi
manajemen,dll. Namun demikian pasal 9 ayat 3 peraturan menteri keuangan di atas
ditegaskan bahwa Kantor Jasa Akuntansi dilarang memberikan jasa asurans sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 UU No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

10
F. MENGENAL ORGANISASI IFAC
Federasi Akuntan Internasional (IFAC) adalah organisasi global bagi profesi akuntansi.
IFAC memiliki 167 anggota dan asosiasi di 127 negara dan yurisdiksi, yang mewakili lebih
dari 2,5 juta akuntan dipekerjakan dalam praktek umum, industri dan perdagangan,
pemerintah, dan akademisi. Organisasi, melalui Dewan penetapan standar yang independen,
menetapkan standar internasional tentang etika, audit dan jaminan, pendidikan akuntansi, dan
akuntansi sektor publik. IFAC didirikan tanggal 7 Oktober 1977 di Munich, Jerman.

MISI IFAC

Melayani kepentingan publik dengan: memberikan kontribusi bagi pengembangan standar


kualitas tinggi dan bimbingan; memfasilitasi adopsi dan pelaksanaan standar kualitas tinggi
dan bimbingan, memberikan kontribusi bagi pengembangan organisasi akuntansi profesional
yang kuat dan perusahaan akuntansi dan tinggi kualitas praktek oleh akuntan profesional, dan
mempromosikan nilai akuntan profesional di seluruh dunia, dan berbicara tentang isu-isu
kepentingan publik.
VISI IFAC
Bahwa profesi akuntansi global yang diakui sebagai pemimpin dihargai dalam
pengembangan organisasi yang kuat dan berkelanjutan, pasar keuangan, dan ekonomi.

BADAN-BADAN PEMBUAT STANDAR IFAC

 The International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB)


 The International Accounting Education Standards Board (IAESB)
 The International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA)
 The International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB)

11
G. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN
PUBLIK (SPAP)
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang pertama lahir pada tanggal 1 Agustus 1994
yang terdiri dari :

1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus

HIMPUNAN PERNYATAAN (PRONOUNCEMENT) INTERNATIONAL


AUDITING AND ASSURANCE STANDARDS BOARD (IAASB)

1. International Standards on Auditing (ISAs) yang diterapkan dalam audit atas


informasi keuangan historis.
2. International Standards on Review Engagements (ISREs) yang diterapkan dalam
review atas informasi keuangan historis.
3. International Standards on Assurance Engagement (ISAEs) yang diterapkan dalam
penugasan asurans selain dari audit atau review atas informasi keuangan historis.
4. International Standards on related services (ISRSs) yang diterapkan dalam
penugasan kompilasi, penugasan yang menerapkan prosedur yang disepakati atas
informasi dan penugasan lain yang berkaitan yang ditetapkan IAASB.
5. International Standards on quality control (ISQCs) yang diterapkan untuk semua jasa
dalam lingkup standar penugasan IAASB.

H. STANDAR PENGENDALIAN MUTU


Sebagai upaya untuk menjaga mutu pekerjaan KAP, organisasi profesi mewajibkan
setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu. IAASB menerbitkan
International Standards on Quality Control No.1 sebagai pedoman. Secara garis besar
struktur ISQC adalah sebagai berikut :

o LINGKUP ISQC
o OTORITAS ISQC
o TUJUAN
o KETENTUAN

12
Elemen Sistem Pengendalian Mutu

KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sitem pengendalian mutu


yang mencakup kebijakan dan prosedur yang mengatur setiap elemen dibawah
ini :

1. Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP.


2. Ketentuan etika yang relevan .
3. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien serta penugasan
tertentu.
4. Sumberdaya manusia.
5. Pelaksanaan penugasaan.
6. Pemantauan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://dailylakss.wordpress.com/2014/10/26/latar-belakang-audit/
https://aristasefree.wordpress.com/tag/ifac-international-federation-of-
accountants/
https://www.coursehero.com/file/p4653fe/3-Struktur-Kantor-Akuntan-
Publik-Tiga-factor-utama-yang-mempengaruhi-struktur/
https://www.scribd.com/document/365161752/Visi-Dan-Misi-Ifac

Jusup, A. H. (2014). AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi.

14

Anda mungkin juga menyukai