Anda di halaman 1dari 8

RMK 6 – “PERLAKUAN AKUNTANSI PENJUALAN KONSINYASI”

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

Dosen Pengampu : Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

Oleh:
Kelompok 3

Komang Ardhelia Ristianti (1907531050) (04)

Ni Putu Dewi Utami Maheswari (1907531054) (06)

Putu Aldi Tusan Pratama (1907531068) (07)

Dewa Ngakan Putu Hary Gunawan (1907531076) (09)

Ni Putu Yunita Chandra (1907531198) (16)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
Konsinyasi merupakan penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak
lain yang bertindak sebagai agen penjual, secara hukum dapat dinyatakan bahwa hak atas
barang-barang ini tetap berada di tangan pemilik sampai barang–barang ini dijual oleh pihak
agen penjual. Pihak yang memiliki barang disebut konsinyi (konsignee), faktor (factor), atau
pedagang komisi (Commission merchant ).

6.1 SIFAT KONSINYASI

Penyerahan barang ini disebut sebagai penitipan, di mana pihak konsinyi memegang
barang ini untuk dijual seperti yang dirincikan dalam persetujuan yang dibuat antara kosinyor
dan konsinyi. Konsinyor menetapkan konsinyi sebagai yang bertanggungjawab atas barang-
barang yang diserahkan kepadanya sampai barang-barang ini terjual kepada pihak ketiga. Atas
penjualan barang-barang ini, pihak konsinyor menetapkan penyerahan hak atas barang-barang
ini dan juga hasil penjualannya. Sebaliknya pihak konsinyi tidak dapat menganggap barang-
barang itu sebagai miliknya; ia pun tidak mempunyai kewajiban kepada pihak konsinyor selain
daripada pertanggungjawabannya atas barang-barang yang diserahkan kepadanya. Hubungan
antara pihak konsinyor dan pihak pemilik agen penjual, dan undang-undang keagenan
mengatur penetapan hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Konsinyasi mengandung beberapa keuntungan untuk jenis produk seperti alat-alat rumah
tangga, buku, majalah, surat kabar, dan barang-barang baru. Konsinyor lebih menyukai bentuk
konsinyasi penyerahan barang-barangnya kepada agen penjual karena alasan-alasan sebagai
berikut;

1. Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan produsen atau


distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas, terutama jika (a) jika
barangitu merupakan barang yang barudiintrodusir dan permintaan akan produk ini
tidak diketahui atau tidak pasti; (b) penjualan di waktu lalu terbukti tidak
menguntungkan bagi agen penjualan; (c) barang itu mahal; dan (d) fluktuasi harga atau
produk ini tidak tahan lama sehingga agen penjual setuju membeli barang hanya jika
resiko kerugian yang ditanggung oleh pihak lain. Agen penjual setuju, yang tidak
memikul kewajiban dan tidak pula mengganggu resiko, pada umumnya bersedia
menerima barang atas dasar konsinyasi meskipun mungkin ia tidak bersedia
membelinya.

2. Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjualan, terutama untuk penjualan gandum,


ternak, dan hasil bumi.
3. Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang
masih menjadi pemilik barang ini. Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin
dilakukan apabila barang ini dijual kepada agen penjual.

6.2 OPERASI KONSINYASI

Penyusunan kontrak (ataupun perjanjian tertulis) yang menunjukan sifat hubungan


antara pihak yang menyerahkan serta pihak yang menerima barang merupakan hal yang wajib
dalam penyerahan barang atas dasar konsinyasi. Hal - hal lain yang mencakup : ketentuan
kredit yang wajib diberikan oleh pihak konsinyi kepada para pelanggan; beban yang
dikeluarkan oleh pihak konsinyi wajib diganti oleh pihak konsinyor; komisi atau laba yang
wajib diberikan kepada pihak konsinyi; pemeliharaan serta penanganan persediaan barang
konsinyi serta hasil penjualan beberapa barang konsinyasi; pengiriman uang serta penyelesaian
keuangan oleh pihak konsinyi; serta laporan yang wajib dikirimkan oleh pihak konsinyi.

Hak pihak konsinyi :

1) Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran yang dibutuhkan


berkaitan dengan barang konsinyasi serta berhak memperoleh imbalan atas penjualan
barang konsinyasi.
2) Pihak konsinyi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang d ijual, dan
sementara itu pihak konsinyor terikat dengan syarat pemberian garansi seperti itu.

Kewajiban pihak konsinyi :

1) Pihak konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan, atau
jika tidak ada ketentuan mengenai harga, ia harus menjualnya dengan harga yang
memuaskan kepentingan pihak pemilik.
2) Pihak konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangan lainnya.
3) Pihak konsinyi harus melindungi barang-barang pihak pemilik dengan cara yang baik dan
sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi.
4) Pihak konyisi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang
konsinyansi.

6.3 AKUNTANSI UNTUK KONSINYASI


Prosedur akuntansi yang diikuti oleh pihak konsinyi dan pihak konsinyor tergantung pada
dua pilihan, yaitu apakah transaksi konsinyasi harus diikhtisarkan terpisah dalam laba atas
masing- masing konsinyasi harus dihitung terpisah dari laba atas penjualan biasa atau transaksi
konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain pihak konsinyi, tanpa pemisahan antara laba
atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa.
1. Akuntansi untuk Konsinyasi yang Sudah Selesai
• Catatan Pihak Konsinyi – Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri (Dipisah)
a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi
Pihak konsinyi mencatat barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam
buku harian atau dalam buku tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini. Kadang-
kadang barang yang diterima itu dicatat dalam ayat jurnal memorandum, yaitu:
Barang konsinyasi Rp xxx
Penerimaan barang konsinyasi Rp xxx

b. Beban pihak konsinyor ditetapkan pada konsinyasi


Pihak konsinyi tidak dipengaruhi oleh transasipihak konsinyor.
c. Beban pihak konsinyi ditetapkan pada konsinyasi
Beban- beban yang ditanggung oleh konsinyi yang nanti akan dimintakan penggantian
kepada konsinyor.
Konsinyasi – masuk Rp xxx
Beban konsinyasi (kas/ utang) Rp xxx

d. Penjualan oleh pihak konsinyi


Kas Rp xxx
Konsinyasi - masuk Rp xxx

e. Komisi atau laba yang harus diterima konsinyi


Konsinyasi – masuk Rp xxx
Pendapatan konsinyasi Rp xxx

f. Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh konsinyi


Konsinyi – masuk Rp xxx
Kas Rp xxx

• Catatan Pihak Konsinyi – Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri (Digabung)


a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi
Pihak konsinyi mencatat barang atas konsinyasi dengan ayat jurnal memorandum.
b. Beban pihak konsinyor ditetapkan pada konsinyasi
Pihak konsinyi tidak dipengaruhi oleh transasipihak konsinyor.
c. Beban pihak konsinyi ditetapkan pada konsinyasi
Beban- beban yang ditanggung oleh konsinyi yang nanti akan dimintakan penggantian
kepada konsinyor.
(nama perusahaan) Rp xxx
Beban konsinyasi (kas/ utang) Rp xxx

d. Penjualan oleh pihak konsinyi


Dicatat seperti penjualan biasa ditambahn dengen pencatatan harga pokok penjualan.
o Penjualan konsinyasi
Kas Rp xxx
Penjualan Rp xxx
o Harga pokok penjualan
Pembelian Rp xxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxx

e. Komisi atau laba yang harus diterima konsinyi


Tidak dijurnal oleh konsinyi, karena pendapatan komisi akan nampak sebagai selisih
antara penjualan dan pembelian (HPP).
f. Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh konsinyi
(nama perusahaan) Rp xxx
Kas Rp xxx

• Catatan Pihak Konsinyor – Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri (Dipisah)


a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi
Konsinyasi – keluar Rp xxx
Barang konsinyasi Rp xxx

b. Beban pihak konsinyor ditetapkan pada konsinyasi


Konsinyasi – keluar Rp xxx
Kas/ utang Rp xxx

c. Beban pihak konsinyi ditetapkan pada konsinyasi, penjualan oleh pihak konsinyi, dan
komisi atau laba yang harus diterima konsinyi
Transaksi pihak konsinyi ini tidak dicatat oleh konsinyor sampai pihak konsinyor
menerima laporan dari pihak konsinyi.
d. Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh konsinyi
Dicatat dengen dua ayat jurnal, yaitu:
o Jurnal 1
Kas Rp xxx
Konsinyasi – keluar Rp xxx
Konsinyasi – keluar Rp xxx
o Jurnal 2
Konsinyasi – keluar Rp xxx
Pendapatan konsinyasi Rp xxx

• Catatan Pihak Konsinyor – Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri (Digabung)


a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi
Pada bagian ini pihak konsinyor mencatat dengan memorandum. Namun, jika
menggunakan pencatatan perpetual, jurnalnya:
Barang konsinyasi – (nama perusahaan) Rp xxx
Penyerahan barang konsinyasi Rp xxx

b. Beban pihak konsinyor ditetapkan pada konsinyasi


Kegunaan biasanya dibebani dengan beban konsinyasi, tanpa pemisahaan antara beban
konsinyasi dan beban yang berkaitan dengan penjualan biasa.
c. Beban pihak konsinyi ditetapkan pada konsinyasi, penjualan oleh pihak konsinyi, dan
komisi atau laba yang harus diterima konsinyi
Transaksi pihak konsinyi ini tidak dicatat oleh konsinyor sampai pihak konsinyor
menerima laporan dari pihak konsinyi.
d. Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh konsinyi
Pencatatannya dilakukan sebagai berikut:
Kas Rp xxx
Beban konsinyasi Rp xxx
Penjualan Rp xxx
o Jika menggunakan pencatatan perpetual, maka dibuat jurnal untuk menentukan HPP
periode terkait:
Harga pokok penjualan Rp xxx
Barang konsinyasi – (nama perusahaan) Rp xxx

2. Akuntansi untuk konsinyasi yang tidak diselesaikan dengan tuntas


Catatan pihak konsinyi- jika laba konsinyansi ditetapkan tersendiri pihak konsinyi
harusmenetapkan laba atas penjualan konsinyansi sebelum laporan keuangan disusun pada tiap
akhir periode, dengan mendebet perkiraan konsinyansi- masuk dan mengkredit perkiraan
pendapatan untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyansi sampai dengan tanggal itu, saldo
kredit dalam perkiraan konsinyansi-masuk dan setelah ayat jurnal ini menentukan, bahwa hasil
dari penjualan konsinyansi melebihi beban bagi pihak konsinyor akan menimbulkan
kewajiban bagi pihak konsinyor, saldo kredit dilaporkan dalam neraca sebagain kewajiban
lancer.
Catatan pihak konsinyi- jikia laba konsinyansi tidak ditetapkan tersendiri, tidak
dibutuhkan penyusunan ayat jurnal pada akhirperiode jika ayat-ayat jurnal telah dibuat pada
waktu barang konsinyansi dijual, yang menetapkan “pembelian atau harga pokok penjualan
dan kewajiban kepada pihak konsinyor.”
Catatan pihak konsinyor-jika laba konsinyansi ditetapkan tersendiri. Pihak konsinyor
membutuhkan laporan konsinyansi (akun sales) pada akhir periode fiscal nya tersendiri, agar
ia dapat mencatat laba atau rugi atas penjualan barang konsinyansi sampai dengan tanggal itu.
Catatan pihak konsinyor-jika laba konsinyansi tidak ditetapkan tersendiri. Apabila laba
konsinyansi tidak ditetapkan tersendiri oleh pihak konsinyor, maka beban yang dikeluarkan
oleh pihak konsinyi dan yang dibebankan pada hasil penjualan konsinyansi akan ditetapkan
dalam buku pihak konsinyor dengan mnedebet perkiraan beban yang bersangkutan.

Prosedur Akuntansi Alternatif


Prosedur standar yang digunakan dalam kaitannya dengan konsinyansi metode akuntansi
lainnya dapat kita gunakan sepanjang perkiraan melaporkan dengan tepat kaitan p ribadi dan
hokum yang bersangkutan. Variasi dari prosedurstandar seringkali diintrodusir untuk
memenuhi persyaratan tentang memberikan informasi khusus yang berkaitan dengan kegiatan
konsinyansi bagi tujuan pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA

Allan R Drebin , advanced accounting Edisi 5


Richard E. Baker dkk., Akuntansi keuangan lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 1
Penerbit Salemba Empat : Jakarta
Richard E. Baker dkk., Akuntansi keuangan lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 2
PenerbitSalemba Empat :Jakarta
Arazakibsr. 2020. Akuntansi Konsinyasi. https://canducation.com/akuntansi-konsinyasi/
(diakses pada 15 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai